Anda di halaman 1dari 20

A.

Judul Praktikum

“Pemeriksaan Hb Menggunakan Metode Cyanmethemoglobin”

B. Hari dan Tanggal

Selasa, 04 Maret 2019

C. Prinsip

Hemoglobin diubah menjadi cyanmethemoglobin dalam larutan

berisi kalium ferifi sianida dan kalium sianida. Absorbansi larutan

diukur pada panjang gelombang nm atau filter hijau.

D. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk memeriksa

kadar Hemoglobin dalam darah

E. Landasan Teori

Darah adalah suatu jaringan ikat khusus dengan materi ektrasel

cair yang disebut plasma. Sekitar lima liter didorong oleh kontraksi

ritmis jantung pada gerakan rata-rata orang dewasa dalam satu arah di

dalam system sirkulasi tertutup. Unsur berbentuk yang beredar dalam

plasma adalah erittrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih),

dan trombosit.

Terdapat dua kelas sel yang tersebar di seluruh plasma darah,

yaitu sel darah merah yang mengangkut oksigen, dan sel darah putih

yang berfungsi dalam pertahanan tubuh. Meskipun sel darah merah

berukuran sangat kecil, sel itu mengandung sekitar 250 juta molekul

hemoglobin, sejenis protein pengikat dan pembawa oksigen yang

19
mengandung besi. Baru-baru ini para penelitian telah menemukan

bahwa hemoglobin juga berikatan dengan molekul gas nitrat oksida

(NO) selain dengan O2. Ketika sel darah merah lewat melalui

hamparan kapiler paru-paru, insang, atau organ respirasi lainnya,

oksigen akan berdifusi ke dalam eritrosit dan hemoglobin akan

berikatan dengan O2 dan NO. hemoglobin akan membongkar

muatannya dalam kapiler sirkuit sistemik. Di sana O2 akan berdifusi ke

dalam sel-sel tubuh. NO akan merelaksasikan dinding kapiler,

sehingga dapat mengembang.hal tersebut mungkin berperan dalam

membantu mengirimkan O2 ke sel.

Hemoglobin merupakan suatu senyawa kompleks globlin yang

dibentuk 4 sub unit, masing-masing mengandung suatu gugusan hem

yang dikonjugasi ke suatu polipeptida. Hem adalah turunan porofirin

yang mengandung zat besi (Fe). Hemoglobin menjadi satu dengan

oksigen udara yang terdapat di dalam paru-paru hingga terbentuk yaitu

oksihemoglobin, yang nantinya melepaskan oksigen menuju sel-sel

jaringan tubuh. Proses oksihemoglobin memerlukan besi dalam bentuk

ferro di dalam molekul hemoglobin. Oksigen yang terikat jumlahnya

sama dengan jumlah atom besi. Tiap gram hemoglobin akan

mengangkut sekitar 1,34 ml oksigen. (Frandson, 1993). Maka dari itu

besi penting dalam pembentukan hemoglobin, mioglobin, dan

substansi lainnya seperti sitokrom, sitokrom oksidase, peroksidase,

dan katalase.

20
Menurut Guyton (1997), sintesis hemoglobin diawali dari dalam

proeritoblast kemudian dilanjutkan dalam fase retikulosit dalam

sumsum tulang. Tahap dasar kimiawi pembentukan hemoglobin yaitu

suksini KoA yang dibentuk dalam siklus Krebs berikatan dengan glisin

untuk membentuk senyawa pirol yang menyatu membentuk senyawa

protoporfirin. Kemudian senyawa tersebut berikatan dengan besi

menggunakan bantuan enzim ferokelatase membentuk molekul heme.

Setiap molekul heme bergabung dengan rantai polipeptida panjang

(globin) membentuk suatu subunit hemoglobin. Menurut Campbell

(1995) menyatakan bahwa padaberbagai jenis unggas yang normal,

hemoglobin menempati sepertiga dari volume sel darah merah.

Penyakit dan kondisi yang menyebabkan tubuh menghasilkan

sel darah merah yang lebih sedikit dari biasanya meliputi:

1. Anemia aplastik

2. Kanker

3. Obat-obatan tertentu, seperti obat anti retroviral untuk mengobati

infeksi HIV dan kemoterapi untuk kanker dan kondisi lainnya

4. Sirosis

5. Limfoma Hodgkin (penyakit Hodgkin)

6. Hipotiroidisme (gangguan tiroid)

7. Anemia defisiensi besi

8. Penyakit ginjal

9. Keracunan timbal

21
10. Leukemia

11. Multiple myeloma

12. Sindrom myelodysplastic

13. Anemia defisiensi vitamin

Penyakit dan kondisi yang menyebabkan tubuh Anda

menghancurkan sel-sel darah merah lebih cepat dari yang dapat

dihasilkan :

1. Pembesaran limpa

2. Porfiria

3. Anemia sel sabit

4. Thalassemia

5. Vaskulitis

Kadar hemoglobin rendah juga dapat disebabkan oleh

kehilangan darah, yang dapat terjadi karena:

1. Perdarahan dari luka

2. Perdarahan pada pencernaan atau saluran kemih

3. Sering donor darah

4. Periode menstruasi yang berat

5. Mimisan

Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin

yaitu sebagai berikut:

1. Kecukupan Besi dalam Tubuh

22
Besi dibutuhkan untuk produksi hemoglobin, sehingga anemia

defisiensi besi akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang

lebih kecil dan kandungan hemoglobin yang rendah. Besi juga

merupakan mikronutrien esensial dalam memproduksi hemoglobin

yang berfungsi mengangkutoksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh,

untuk dieksresikan ke dalam udara pernapasan, sitokrom, dan

komponen lain pada sistem enzim pernapasan seperti sitokrom

oksidase, katalase, dan peroksidase. Besi berperan dalam sintesis

hemoglobin dalam sel darah merah dan mioglobin dalam sel otot.

2. Metabolisme Besi dalam Tubuh

Besi yang terdapat di dalam tubuh orang dewasa sehat

berjumlah lebih dari 4 gram. Besi tersebut berada di dalam sel-sel

darah merah atau hemoglobin (lebih dari 2,5 g), myoglobin 150 mg),

phorphyrin cytochrome, hati, limpa sumsum tulang (> 200-1500 mg).

Ada dua bagian besi dalam tubuh, yaitu bagian fungsional yang

dipakai untuk keperluan metabolik dan bagian yang merupakan

cadangan. Metabolisme besi dalam tubuh terdiri dari proses absorpsi,

pengangkutan, pemanfaatan, penyimpanan dan pengeluaran.

Kadar haemoglobin dalam darah maupun kerja atau fungsi

haemoglobin yang optimal dalam tubuh dipengaruhi oleh beberapa hal

meliputi :

1. Makanan atau gizi

23
Zat-zat gizi atau komponen gizi yang terdapat dalam makanan

yang dimakan digunakan untuk menyusun terbentuknya haemoglobin

yaitu Fe (zat besi) protein.

2. Fungsi Jantung dan paru

Jantung berfungsi memompa darah keseluruh tubuh. Dalam

darah terdapat haemoglobin yang membawa oksigen keseluruh tubuh

sebagai pembentukan energi. Sedangkan paru berfungsi untuk

menghisap oksigen dari udara luar yang kemudian disuplai ke aliran

darah dengan adanya ikatan antara haemoglobin dan paru

mempengaruhi kerja jantung yang optimal.

3. Fungsi Organ-organ Tubuh Lain

Misalnya fungsi hepar dan ginjal yang membantu dalam proses

pembentukan eritrosit dan haemoglobin.

4. Merokok

Menurut Giam,C.K dan The K.C(1993:47) merokok mengurangi

kelembaban haemoglobin membawa oksigen dari darah. Juga

pengaliran darah ke organ-organ vital dan jaringan-jaringan(seperti

jantung, otak dan otot)akan berkurang. Secara timbulnya stress

terhadap organ-organ vital,seperti jantung.

5. Penyakit Yang Menyertai

24
Penyakit yang di derita membutuhkan lebih banyak zat gizi dan

oksigen untuk pembentukan energi guna penyembuhan penyakit yang

di derita.

Hemoglobin di dalam darah membawa oksigen dari paru-paru

ke seluruh jaringan tubuh dan membawa kembali karbondioksida dari

seluruh sel ke paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh. Mioglobin

berperan sebagai reservoir oksigen, menerima, menyimpan dan

melepas oksigen di dalam sel-sel otot. Sebanyak kurang lebih 80%

besi tubuh berada di dalam hemoglobin.

Penentuan anemia dilakukan dengan pemeriksaan kadar

hemoglobin darah. Cara yang digunakan untuk pemeriksaan kadar

hemoglobin darah antara lain dengan menggunakan metode :

a. MetodeSahli

Prinsipdasar : Darah oleh larutah HCl 0,1 N diubah menjadi

asam hematin dan berwarna coklat. Perubahan warna yang terjadi

dibaca dengan standar hemoglobin. Alat dan bahan yang digunakan

:darah, standar hemoglobin, tabung hemoglobin, anti coagulant, H Cl

0,1 N.

LarutanHCl 0,01 N diteteskanpadatabungSahlisampaitandatera

0,1 ataugarisbawah, kemudian sampel darah dihisap menggunakan

pipet hingga mencapai tanda teratas. Sampel darah segera

dimasukkan kedalam tabung dan ditunggu selama 3 menit atau hingga

berubah warna menjadi coklat kehitaman akibat reaks iantara HCl

25
dengan haemoglobin membentuk asam hematin. Larutan ditambah

dengan aquades, diteteskan sedikit sambil terus diaduk. Larutan

aquades ditambahkan hingga warna larutan sama dengan warna

standard hemoglobinometer. Nilaihaemoglobin di kolom “gram%” yang

tertera pada tabung haemoglobin, yang berarti banyaknya haemoglobin

dalam gram 100 ml darah.

b. Metode Cyanmethemoglobin

Prinspdasar : Hemoglobin darah diubah menjadi hemoglobin

sianida dalam larutan kaliumferrisianida dan kaliumsianida. Absorbsi

larutan 8 diukur dengan panjang gelombang 540 mikrometer dengan

satuan gram/dl .Alat dan bahan yang digunakan adalah alat tabung

reaksi, pipet Hb 20 mikrom, fotometer, ReagenCyanmed.

Menurut Depkes RI adapun fungsi dari hemoglobin darah antara

lain sebagai berikut:

1. Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam

jaringan-jaringan tubuh.

2. Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh

jaringan-jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar.

3. Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai

hasil metabolisme ke paru-paru untuk di buang, untuk mengetahui

apakah seseorang itu kekurangan darah atau tidak, dapat diketahui

dengan pengukuran kadar hemoglobin. Penurunan kadar

26
hemoglobin dari normal berarti kekurangan darah yang disebut

anemia.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Cyanmeth dengan Metode Sahli

1. Kelebihan Metode Cyanmeth

a. Pemeriksaan akurat.

b. Reagent dan alat untuk mengukur kadar hemoglobin dapat dikontrol

dengan larutan standart yang stabil.

2. Kekurangan Metode Cyanmeth

a. Alat untuk mengukur absorbansi (spektrofotometer atau

photometer) mahal dan membutuhkan listrik.

b. Larutan drabkin yang berisi sianida bersifat racun.

3. Kelebihan Metode Sahli

a. Alat (Hemoglobinometer) praktis dan tidak membutuhkan listrik.

b. Harga alat (Hemoglobinometer) murah.

4. Kekurangan Metode Sahli

a. Pembacaan secara visual kurang teliti.

b. Alat (Hemoglobinometer) tidak dapat distandarkan.

F. Prosedur Kerja

1.1. Pra Analitik

b. Persiapan pasien : Tidak ada persiapan khusus

c. Pesiapan sampel : Sampel Darah EDTA

d. Metode pemeriksaan : Metode Cyanmethemoglobin

e. Alat dan Bahan

27
Alat yang digunakan :

1. Torniquet

2. Tabung vacum

3. Spektrofotometer

4. Pipet ukur

5. Mikropipet dan tip

Bahan yang digunakan :

1. Sampel darah EDTA

2. Tabung EDTA

3. Kapas kering

4. Kapas alkohol

5. Dispo 5 ml

6. Larutan drabkin

1.2. Analitik

a. Cara Kerja Cyanmethemoglobin :

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Dilakukan pengambilan darah vena

3. Dimasukkan 2,5 ml larutan drabkin kedalam tabung vacum

4. Ditambahkan 10 µl darah menggunakan mikropipet

5. Dihapus kelebihan darah yang menggunakan tissue

6. Dimasukkan darah kedalam tabung vacum yang berisi larutan

drabkin

28
7. Dicampur larutan dengan cara menggoyang-goyangkan tabung

secara perlahan-lahan hingga larutan homogen dan biarkan selama

5 menit

8. Dibaca dengan menggunakan spektrofotometer pada gelombang

546 nm, dengan larutan drabkin sebagai blanko

9. Kadar Hb ditentukan dengan perbandingan absorban sampel

dengan absorban standar

1.3. Pasca Analitik

Metode Cyamnethemoglobin

Hasil praktikum

a. Nilai rujukan : 12-16 g/dl

b. Hasil pemeriksaan :

- Nama pasien : Nn. A

- Umur : 19 th

- Jenis kelamin : Perempuan

- Kadar Hb : 21,6 g/dl

Kadar Hb di dapatkan dengan perhitungan :

Absorban sampel x Kadar Hb standart


=
absorban standar

0,008 x 18,9
= 0,007

= 21,6 g/dl

29
Nilai normal Hb :

 Bayi baru lahir : 17 – 22 g/dl

 Umur 1 minggu : 15 – 20 g/dl

 Umur 1 bulan : 11 – 15 g/dl

 Anak-anak : 11 – 13 g/dl

 Lelaki dewasa : 14 – 18 g/dl

 Perempuan dewasa : 12 – 14 g/dl

 Lelaki tua : 12,4 – 14,9 g/dl

 Perempuan tua : 11,7 – 13,8 g/d

G. Pembahasan

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan yaitu pemeriksaan

kadar Hb menggunakan metode cyanmethemoglobin, kadar Hb yang

didapatkan pada Nn. A adalah 21,6 g/dl. Hal ini berarti kadar Hb yang

dimiliki Nn.A melebihi batas normal. Karena batas normal kadar Hb

wanita adalah 12-14 g/dl. Dari hasil metode Cyanmethemoglobin juga

terdapat kesalahan sehingga kadar Hb yang di dapatkan melebihi

batas normal. Kadar Hb yang melebihi batas normal ini dipengaruhi

oleh larutan drabkin yang digunakan sudah kadaluarsa atau sudah

batas expiredate. Sumber kesalahan pada pemeriksaan hemoglobin

dengan menggunakan metode chyanmethemoglobin :

a) Statis vena pada pengambilan darah menyebabkan kadar

hemoglobin lebih tinggi dari seharusnya, sebaliknya penggunaan

30
darah kapiler menyebabka kontaminasi cairan jaringan yang

menyebabkan kadar hemoglobin lebih rendah dari seharusnya.

b) Terjadinya bekuan darah

c) Tidak mengocok darah sewaktu mengambil darah untuk

pemeriksaan

d) Menggunakan larutan standart/reagen yang tidak baik maupun

kadaluarsa

e) Menggunakan pipet 20 ul atau 5,0ml yang tidak akurat untuk itu

perlu dilakukan kalibrasi pipet.

f) Cara pemipetan yang tidak tepat baik sewaktu mengambil darah

g) Fotometer yang kurang baik, misalnya pengaturan panjang

gelombang yang tidak tepat, untuk itu perlu dilakukan kalibrasi

panjang gelombang. Perubahan pada spektrofotometer

mengharuskan kita untuk membuat kurva standar baru.

h) Perubahan tegangan listrik akan mempengaruhi pembacaan

serapan.Darah yang lipemik akan menyebabkan hasil yang lebih

tinggi dari seharusnya.

i) Masa inkubasi yang berkurang menyebabkan eritrosit belum lisis

hingga tidak bereaksi sempurana dengan kalium sianida

menyebabkan kadar hemoglobin tinggi dari pada seharusnya.

Hemoglobin terdiri atas zat besi yang merupakan pembawa

oksigen. Jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin tidak selalu

meningkat atau menurun bersamaan, sebagai contoh : penurunan

31
jumlah sel darah merah disertai kadar hemoglobin yang sedikit

meningkat atau normal terjadi pada kasus anemia pernisiosa serta

kadar sel darah merah yang sedikit meningkat atau normal disertai

dengan kadar hemoglobin yang menurun terjadi pada anemia difisiensi

zat besi (mikrositik).

Pemeriksaan kadar hemoglobin sangat penting dilakukan dalam

menegakan diagnosa dari suatu penyakit, sebab jumlah kadar

hemoglobin dalam setiap sel darah akan menentukan kemampuan

darah untuk mengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh tubuh.

Pemeriksaan hemoglobin terdiri atas beberapa metode yaitu,

Metode Sahli, Metode Kuprisulfat, Metode Tallsquit, dan Metode

Cyanmethemoglobin. Dari keempat macam metode di atas yang paling

populer atau banyak digunakan adalah metode cyanmethemoglobin,

karena praktis atau mudah dikerjakan serta ketelitiannya lebih baik dai

pada tiga metode diatas.

Dengan mengabaikan masa inkubasi dikawatirkan bisa

mendapatkan hasil yang tidak sesuai dikarenakan proses pemeriksaan

terlalu singkat mengakibatkan eritrositnya belum dilisiskan maka hasil

yang dikeluarkan oleh alat tersebut sangat tinggi. Sesuai prosedur

kerja Hb, setelah sampel dicampur dengan reagen drabskin, kemudian

diinkubasi selama 5 menit dan baca pada fotometer 5010, hal ini

diselenggarakan agar eritrosit dalam darah lisis terlebih dahulu

32
kemudian akan bereaksi dengan kalium cianida membentuk

cyanmethemoglobin, namun sering kita jumpai di laboratorium petugas

sering mengabaikan masa inkubasi, misalnya dalam pemeriksaan Hb

yang seharusnya masa inkubasi 5 menit terkadang tampa diinkubasi

sampel pemeriksaan Hb langsung dibaca hingga mengeluarkan hasil

yang tidak akurat.

H. Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan yaitu pemeriksaan

kadar Hb dengan menggunakan Metode Cyanmethemoglobin, dapat

disimpulkan bahwa pada metode Cyanmethemoglobin dilakukan

secara semi automatic dimana darah ditambahkan sebanyak 20 µl

pada larutan drabkin 5 ml dalam tabung vacum, inkubasi 5 menit dan

lakukan pembacaan pada Spektrofotommeter. Hasilnya di dapatkan

kadar Hb 21,6 g/dl. Hal ini berarti kadar Hb Nn.A kurang dari batas

normal Hb pada wanita. Hasil yang didapatkan untuk metode ini

kurang akurat karena terdapat kesalahan pada reagen yang digunakan

sudah kadaluarsa atau sudah expiredate.

33
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik, Rineka Cipta, Jakarta.

Bakta, Imade 2012, Hematologi Klinik Ringkas, EGC, Jakarta.

Chairlain & Estu Lestari 2011, Pedoman Teknik Dasar Untuk Laboratorium

Kesehatan, EGC, Jakarta.

Dacie sir john V & S, M Lewis 1996, Practical Haematology, Churchill

Livingstone, London.

Gandasoebrata, R 2010, Penuntun Laboratorium Klinik, cetakan ke-16,

Dian rakyat, Jakarta.

Mehta, Atul & Victor Hoffbrand 2008, At a Glance Hematologi, Erlangga,

Jakarta.

34
DOKUMENTASI

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3

Persiapan alat dan Lakukan pengambilan Masukkan darah

bahan darah vena kedalam tabung EDTA

Gambar 6
Gambar 4
Gambar 5 Masukkan 2,5 ml
Homogenkan tabung
Hasil darah yang telah larutan drabkin
dengan membentuk
dihomogenkan kedalam tabung
angka 8
vacuum yang bersih

35
Gambar 7 Gambar 8 Gambar 9

Ambil 10 µl darah Masukkan kedalam Dicampur larutan

dalam tabung EDTA tabung vacum yang tersebut dengan cara

berisi larutan drabkin menggoyang-

goyangkan tabung

secara perlahan-lahan

hingga larutan

homogen dan biarkan

selama 5 menit

Pembacaan pada Spektrofotometer

Gambar 10 Gambar 11 Gambar 12

36
Nyalakan Terlebih dahulu Selanjutnya tempatkan

spektrofotometer lalu tempatkan aquadest blanko (larutan

pilih parameter pada selang lalu tekan drabkin) pada selang

pemeriksaan yang tombol dan biarkan lalu tekan tombol dan

akan digunakan larutan dihisap dengan biarkan larutan dengan

dengan jenis sendirinya hinggal dihisap dengan

pemeriksaan Hb lampu merah menyala sendirinya hingga

Cyanmet lampu merah menyala

Gambar 13 Gambar 14 Gambar 15

Nilai absorban akan Selanjutkan masukkan Temapatkan

keluar pada layar biodata pasien sampelpada selang

spektro dengan nilai lalu tekan tombol dan

absorban 0,008 biarkan larutan sampel

dihisap dengan

sendirinya hingga

lampu merah menyala

37
Gambar 16

Hasil akan keluar dengan sendirinya dan kemudian dihitung nilai

absorbansi sampelnya yang akan menjadi kadar Hb dari pasien

38

Anda mungkin juga menyukai