Anda di halaman 1dari 8

TUGAS AKHIR REKAPAN MATERI

SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DAN TELEMEDICINE

Dosen Pembimbing : M Hafizsyah, S.Kom

Program Studi

Keperawatan 7B

Diajukan oleh

CHE-CHE KIRANI
(1610105047)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES ALIFAH PADANG

2020
A. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
Sistem informasi rumah sakit merupakan suatu proses pengumpulan data, pengolahan
data dan penyajian informasi rumah sakit se Indonesia yang mancakup semua rumah sakit
umum khusus, baik yang dikelola secara public maupun privat yang dibutuhkan untuk kegiatn
rumah sakit se bagaimana di atur dalam UU RI No. 44 Th 2009.
Sedangan sistem informasi manajemen rumah sakit adalah sebuah sistem computer yang
mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis layanan kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi,
pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara cepat, tepat, dan akurat.
Saat ini sistem informasi manajemen (sim) berbasis computer rumah sakit (simrs) merupakan
sarana pendukung yang sangat penting, bahkan bisa dikatakan mutlak untuk mendukung
pengolahan operasional rumah sakit.
Kebutuhan akan data dan informasi saat ini berkembang sangat pesat, dilihat dari segi
kuantitas maupun kualitasnya. Berlakunya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (KIP) maka ketersediaan data dan informasi mutlak dibutuhkan
terutama oleh badan layanan umum seperti rumah sakit. Data dan Informasi tersebut setiap
tahunnya mengalami perubahan seiring dengan perkembangan zaman, sehingga revisi dalam
Sistem Informasi Rumah Sakit yang sudah ada saat ini mutlak dibutuhkan.
Setiap Rumah Sakit wajib melaksanakan pencatatan dan pelaporan tentang semua
kegiatan penyelenggaraan Rumah Sakit dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit (SIMRS). Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit sebagai sebuah sistem informasi
terintegrasi yang disiapkan untuk menangani keseluruhan proses manajemen Rumah Sakit, mulai
dari pelayanan sistem dan tindakan untuk pasien, medical record, apotek, gudang farmasi,
penagihan, database personalia, penggajian karyawan, proses akuntansi sampai dengan
pengendalian oleh manajemen.
Pengembangan sistem informasi yang sesuai memerlukan perpaduan antara berbagai
pengetahuan tentang sistem komputer dan sistem informasi. Selain itu juga dibutuhkan
pengetahuan tentang bagaimana merancang dan menerapkan sebuah sistem informasi, serta
bagaimana memperoleh sistem komputer yang diperlukan. Oleh karena itu pemahaman tentang
teknologi komputer merupakan suatu keharusan dalam memahami sistem informasi.
Sistem informasi manajemen sangat penting bagi perkembangan Rumah Sakit. Hasil
akhir upaya Rumah Sakit dapat diukur dari beberapa kinerja, baik pelayanan medis atau
administratif seperti keuangan dan sistem informasi manajemen Rumah Sakit yang dapat
memberikan gambaran keberhasilan atau kegagalan, termasuk pula aspek mutu seperti kepuasan
dan keamanan pasien. Perubahan masyarakat yang pesat, ditambah perubahan teknologi
peralatan kedokteran yang cepat pula, maka program atau keinginan harus senantiasa mengikuti
dan disesuaikan. Dalam rangka evaluasi program inilah informasi akan sangat berperan bagi
manajemen dan pengambilan keputusan untuk penyesuaian diri.
Kinerja dari petugas Sistem Informasi Manajemen mempengaruhi keberhasilan
pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen di suatu rumah sakit. Mempersiapkan sumber daya
manusia yang handal, punya integritas tinggi dan kompeten diperlukan dalam pelaksanaan
Sistem Informasi Manajemen rumah sakit. Kinerja petugas yang baik dibutuhkan karena
penggunaan dan perawatan bahan dan alat pendukung seperti software, hardware, dan jaringan
harus selalu dijaga dalam waktu 24 jam .
Evaluasi terhadap penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) harus
dilakukan karena evaluasi akan menilai atau mengukur manfaat yang didapatkan dari penerapan
SIMRS dan untuk menemukan masalah-masalah potensial yang sedang dihadapi oleh pengguna
dan Rumah Sakit. Hasil evaluasi dapat digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki atau
menyempurnakan SIMRS serta mengembangkan potensi yang masih ada, sehingga SIMRS
menjadi lebih baik, sempurna serta dapat mendukung tujuan, visi dan misi Rumah Sakit.
SIMRS yang ideal tentu harus dapat mengurangi beban kerja masing-masing unit
pelayanan. Secara global diharapkan kemampuan sistem dapat digambarkan seperti :
a. Dapat mengurangi beban kerja berbagai unit, terutama unit rekam medis dalam
menangani’ berkas rekam medis. Unit rekam medis merupakan unit yang paling sibuk
dengan banyaknya berkas medis pasien. Kegiatan yang dilakukan mulai dari proses
coding, indexing, assembling, filing dll, semua dikelola di unit ini. Dengan adanya
SIMRS maka bagian inilah yang pertama untuk di migrasikan menjadi rekam medis
elektronik (RME). Sehingga semua proses diatas dilakukan secara otomatis dengan
komputer.
b. Dapat mengurangi pemakaian kertas (paperless). Dengan adanya sistem ini, maka sudah
seharusnya pemakaian kertas dapat dikurangi dan bila perlu dihilangkan. Sistem ini harus
mampu memangkas pemakaian kertas seperti:
 Lembar-lembar rekam medis yang tidak berhubugan dengan masalah autentikasi
atau aspek hukum.
 Laporan masing-masing unit pelayanan (semua laporan sudah terekap oleh
sistem).
 Rekap Laporan yang dikirim ke dinas kesehatan.
c. Dapat mendukung pengambilan keputusan bagi para direktur dan manajer rumah sakit
karena sistem mampu menyediakan informasi yang cepat, akurat serta akuntabel. Untuk
keperluan ini sistem harus mampu menyediakan laporan yang bersifat executive summary
bagi mereka.
Bilamana pihak pengelola rumah sakit ingin agar SIMRS yang dibangun dapat berhasil
diaplikasikan dengan baik di rumah sakit, Faktor keberhasilan Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit yaitu
a. Development Master Plan, cetak biru pembangunan harus dirancang dengan baik mulai
dari survei awal hingga berakhirnya implementasi, yang perlu diperhatikan adalah
terlibatnya faktor pengalaman dalam membangun pekerjaan yang sama, serta peran serta
semua bagian dalam organisasi dalam mensukseskan Sistem Informasi Manajemen yang
akan dibangun, master plan ini yang akan menjadi acuan pembuatan sebuah sistem untuk
jangka waktu tidak terbatas.
b. Integrated, dengan integrasi antar semua bagian organisasi menjadi satu kesatuan, akan
membuat sistem berjalan dengan efisien dan efektif sehingga kendala-kendala seperti
redudansi, re-entry dan ketidakkonsistenan data dapat dihindarkan, dengan harapan
pengguna sistem memperoleh manfaat yang dapat dirasakan secara langsung, perubahan
pola kerja dari manual ke komputer akan menimbulkan efek baik dan buruk bagi seorang
tenaga medis.
c. Development Team, tim yang membangun Sistem Informasi Manajemen harus ahli dan
berpengalaman di bidangnya, beberapa bidang ilmu yang harus ada dalam membangun
sebuah Sistem Informasi Manajemen yang baik adalah: Manajemen Informasi, Teknik
Informatika, Teknik Komputer. Tim ini perlu juga melibatkan para dokter, perawat, staf
administrasi, manajer, dan jika ada tentu saja orang-orang yang mengerti tentang sistem
informasi manajeman khususnya rumah sakit.
d. Teknologi Informasi, ketepatan dalam memilih Teknologi Informasi sangat penting dalam
pembangunan, komponen-komponen Teknologi Informasi secara umum adalah Piranti
Keras (Hardware), Piranti Lunak (Software) dan Jaringan((Network). Faktorfaktor yang
perlu diperhatikan dalam memilih teknologi adalah :
 Price, harga sesuai dengan Teknologi Informasi yang didapat
 Performance, diukur dari kemampuan, kapasitas dan kecepatan Teknologi
Informasi menangani proses maupun penampungan data Flexibility, kemampuan
Teknologi Informasi saling beradaptasi dan kemudahan pengembangan di masa
yang akan datang
 Survivability, berapa lama Teknologi Informasi mendapatkan dukungan dari
vendor maupun pasar, perlu dipertimbangkan untuk tidak membangun sistem
yang hanya bergantung pada satu vendor tertentu saja.
e. Perubahan budaya kerja dari manual ke otomasi. Perubahan budaya ini tidak mudah
dilakukan, bahkan tidak jarang justru mengganggu proses migrasi dari manual ke otomasi
berbasis komputer. Meninggalkan kebiasaan kerja yang sudah mendarah daging (“zona
nyaman” bekerja) dan sedia belajar untuk meyesuaikan diri dengan sistem yang baru,
bukanlah hal yang mudah. Kadang-kadang diperlukan keberanian, ketegasan dan
kesepakatan bersama antara pimpinan dan karyawan.
B. TELEMEDICINE
1 Konsep Dasar Telemrdicine
Telehealth dan telemedicine merupakan suatu bentuk teknologi informasi dalam bidang
kesehatan dan keperawatan yang sudah dikembangkan sejak lama oleh para ahli. Seiring dengan
berkembangnya teknologi dan maraknya jaringan internet, maka telehealth dan telemedicine
mengalami pergeseran ke arah kemajuan menjadi e-Health, yaitu semua bentuk layanan
kesehatan elektronik yang dikirimkan melalui Internet, meliputi bidang informasi, pendidikan,
dan ’produk’ komersial hingga pelayanan langsung yang ditawarkan oleh para profesional,
nonprofesional, pelaku bisnis, atau konsumen itu sendiri. Penelitian memperlihatkan bahwa
penggunaan e-Health banyak membawa dampak positif terhadap dunia keperawatan. Pelayanan
keperawatan tidak lagi dibatasi oleh jarak tempuh, letak geografis maupun sarana transfortasi,
tetapi masalah dapat segera dipecahkan secara langsung. Diperlukan adanya sosialisasi dan
perluasan informasi baik kepada masyarakat maupun sumber daya kesehatan itu sendiri sebelum
teknologi diterapkan. Oleh karena segala bentuk kemajuan teknologi akan membawa dampak
positif juga ada dampak negatifnya, maka diharapkan semua pihak dapat lebih bijaksana dalam
menyikapi perkembangan teknologi yang terjadi.
Telemedicine adalah layanan profesional kesehatan dan keperawatan yang menyediakan
pelayanan, informasi klinis dan edukasi jarak jauh melalui teknologi telekomunikasi jauh
sebelum ada internet (Maheu, Whitten and Allen, 2001). Beberapa ahli telah mencatat bahwa
telemedicine telah muncul kurang lebih 30 tahun yang lalu. Telehealth atau telemedicine yang
pertama muncul adalah terapi kelompok, interaksi keperawatan, edukasi dan trainning, telemetry,
televisits community health workers, medical image transmission, homecare dan penerapan
lainnya. Telehealth memiliki terminologi yang lebih luas dibanding dengan telemedicine yang
hanya dibatasi oleh interaksi pasien dan dokter atau perawat saja melalui komunikasi jarak jauh.
Dimensi lain memperlihatkan perbedaan cakupan antara telemedicine dan telehealth berikut ini :
“ telehealth diartikan sebagai integrasi sistem komunikasi untuk tujuan promotif dan preventif
sedangkan telemedicine mengintegrasikan sistem komunikasi dengan tujuan kuratif.” (WHO,
1997 dalam Maheu et al, 2001).
Terminologi e-Health seringkali merujuk pada keberadaan internet sebagai saluran yang
dapat mengakses layanan, produk dan kemampuan. Beberapa kegiatan klinis secara tradisional
dikarakteristikkan sebagai telemedicine dan telehealth (misal konsultasi interaktif, monitoring
dan home health jarak jauh) telah disatukan dalam layanan yang berbasis internet. Beberapa ahli
mengakui bahwa telemedicine dan telehealth adalah pilot project terhadap eksistensi
telekomunikasi jarak jauh di bidang kesehatan. Setelah internet berkembang dan menjadi
komersial transfer pengetahuan melalui internet menjadi lebih cepat.
Tidak mudah bagi para ahli dalam mengembangkan e-health sebagai pengganti
telemedicine dan telehealth ini, perhitungan tentang efisiensi, kepuasan dan efektifitas biaya
telah berulang kali dilakukan sebelum diterapkan melalui sistem internet. Transisi dari
telemedicine dan telehealth juga banyak mendapatkan kontra, banyak yang menginginkan e-
health sebagai pelengkap dibanding sebagai pengganti telemedicine atau telehealth yang sudah
dikembangkan terlebih dahulu.
Dengan perpindahan dari telemedicine atau telehealth ke e-health, pemberi layanan
kesehatan tidak saja bisa diakses, juga bisa dikunjungi, mengunjungi atau dikritisi, bahkan
informasi dapat dengan mudah dibuang dan diganti dengan informasi yang lebih baru.
2 Perkembangan Aplikasi Telemedicine Di Dunia Dan Indonesia
Negara pengguna Telemedicine terbanyak adalah India dan Saat ini telemedicine sudah
menjadi bagian penting dalam sebuah pengobatan. Telemedicine telah mampu membawa tangan-
tangan dokter keluar dari ruang praktek mereka dan menyentuh orang-orang sakit yang tinggal
jauh di pelosok. Berikut contoh perkembangan aplikasi telemedicine di dunia dan Indonesia :

 Easy call me
 Smart- home, smart patient
 Robotic telemedicine
 Pakistan telemedicine project
 Sistem Pakar
 Aplikasi telemedicine dari Telkom (Indonesia)

3 Manfaat Telemedicine
Telemedicine paling bermanfaat untuk masyarakat yang tinggal di daerah terpencil ataupun
daerak yang jauh. Saat ini telemedicine diterapkan secara virtual untuk semua bidang medis.
Spesialis yang menggunakan telemedicine sering menggunakan prefix tele.
Contohnya telemedicine yang diterapkan oleh radiologist disebut teleradiology.
Telemedicine sangat bermanfaat sebagai alat komunikasi antara praktisi umum dan
spesialis yang berada di lokasi yang jauh. Pemantauan pasien di rumah, dengan menggunakan
perangkat-perangkat yang dikenal umum seperti tekanan darah dan mengirimkan informasi
tersebut ke caregiver (orang yang bertanggung jawab atas kesehatan pasien, yaitu keluarga
pasien) di tempat yang jauh. Solusi pemantauan jarak jauh difokuskan pada penyakit kronis
dengan morbiditas tinggi.

Anda mungkin juga menyukai