Anda di halaman 1dari 11

ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 4 , No.

Analisis Property Damage di Area Tambang Pt. Pamapersada


Nusantara Site Air Laya Provinsi Sumatera Selatan
Rycomatsu1*, Rijal Abdullah1**

Mining Engineering Department


Faculty Of Engineering Universitas Negeri Padang

*
rycomatsu@gmail.com
**
rijalabdullah@yahoo.co.id

Abstract. PT Pama Persada Nusantara is a company engaged in mining, in the process of coal
mining, the company realizes that the frequency of risk of possible work accidents is very
high. Events that occur unexpectedly in the process of mining activities, lack of employee
awareness of PPE (Personal Protective Equipment) and the importance of signs in the mining area
is one of the evaluation materials in occupational safety and health in minimizing mining accidents
related to employees. For this reason, it is necessary to conduct research and studies on
occupational safety and health to create safe conditions, avoid unsafe actions and supervision of
every activity. Thus, the risk to each element involved in mining activities can be minimized
especially in the Operations area . Based on the description above that is the basis for the author
to conduct further research in the study with the title " Factor Analysis To Know the Causes of
Accident Property Damage in the Operations Area of PT Pama Persada Nusantara Site Air Laya
South Sumatra Province".

Keywords: Occupational Safety and Health, Personal Protective Equipment, Property Damage, Mining,
Accidents

1. Pendahuluan keselamatan umum, atau menimbulkan pencemaran


dan/atau kerusakan lingkungan.
Suatu organisasi baik perusahaan maupun instansi PT Pama Persada Nusantaraadalah perusahaan
dalammelakukan aktivitasnya sudah tentu memerlukan yang bergerak dibidang pertambangan, dalam proses
sumber daya manusia yang mendukung usaha penambangan batubara, perusahaan menyadari bahwa
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. frekuensi resiko kemungkinan terjadi kecelakaan kerja
Bagaimanapun lengkap dan canggihnya sumber daya sangat tinggi. Kejadian–kejadian yang terjadi diluar
non-manusia yang dimiliki oleh suatu perusahaan, dugaan dalam proses kegiatan penambangan, kurangnya
tidaklah menjadi jaminan bagi perusahaan tersebut kesadaran karyawan terhadap APD (Alat Pelindung
untuk dapat meningkatkan produktivitas kerja. Jaminan Diri) dan pentingnya rambu–rambu di areal
untuk dapat meningkatkan produksi dan produktivitas, penambangan merupakan salah satu bahan evaluasi
lebih banyak ditentukan oleh sumber daya manusia yang dalam keselamatan dan kesehatan kerja dalam
mengelola, mengendalikan dan mendayagunakan meminimalkan kecelakaan tambang yang berkaitan
sumber daya non-manusia yang dimiliki. Oleh karena dengan karyawan.
itu masalahkeselamatan, kesehatan dan kesejahteraan Kecelakaan yang terjadi terhadap karyawan di area
karyawan merupakan masalah yang harus mendapat kerjaakan menjadi salah satu penyebab terganggunya
perhatian bagi perusahaan. atau terhentinya aktivitas pekerjaan penambangan.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun Dalam suatu ruang kerja, bila seorang karyawan
2010 Tentang Pembinaan dan Pengawasan mengalami kecelakaan, maka karyawan lain di
Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan sekitarnya akan menghentikan aktivitasnya untuk
Mineral dan Batubara menyatakan bahwa kegiatan melihat atau membantu temannya yang mengalami
usaha pertambangan dapat diberhentikan sementara kecelakaan itu, hal ini akan menyebabkan menurunnya
apabila kegiatan pertambangan dinilai dapat produksi yang dihasilkan perusahaan[1]. Oleh karena itu,
membahayakan keselamatan pekerja/buruh tambang, pada saat pelaksanaan pekerjaan penambangan
diwajibkan untuk menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di lokasi kerja
133
dimana masalah keselamatan dan kesehatan kerja ini melaksanakan tugas-tugasnya atau kembali bekerja
juga merupakan bagian dari perencanaan dan pada hari-hari berikutnya sesuai jadwal.
pengendalian penambangan. 6. Permanent Partial Dissability (PPD) adalah kasus
Pedoman keselamatan dan kesehatan kerja adalah kecelakaan kerja yang menyebabkan si pekerja
bahwa penyakit dan kecelakaan akibat kerja dapat mengalami ketidakmampuan fisik/fungsi sebagian
dicegah, maka upaya pokok kesehatan kerja adalah dan bersifat permanent seperti kehilangan satu
pencegahan kecelakaan kerja.Tetapi kecelakaan kerja mata/penurunan fungsi penglihatan, kehilangan satu
tidak dapat dielakkan secara menyeluruh. Namun tangan dan lainnya.
demikian setiap perencanaan, keputusan, dan organisasi 7. Permanent Total Dissability (PTD) adalah kasus
harus memperhitungkan aspek keselamatan dan kecelakaan kerja yang menyebabkan si pekerja
kesehatan kerja dalam perusahaan[2]. mengalami ketidakmampuan fisik total dan bersifat
Penyebab kecelakaan kerja yang sering ditemui permanent. Seperti kehilangan pengelihatan,
adalah perilaku yang tidak aman sebesar 88%, kondisi kehilangan ingatan dan lainnya.
lingkungan yang tidak aman sebesar 10%, atau kedua 8. Fatality adalah kasus kecelakaan kerja yang
hal tersebut di atas terjadi secara bersamaan[3]. Penyebab menimbulkan kematian pada si pekerja.
kecelakaan kerja di Indonesia adalah perilaku dan 9. Lost Time Injury (LTIs) adalah jumlah dari Fatality
peralatan yang tidak aman[4]. + PTD + PPD + LWC.
10. Total Recordable Case (TRC) adalah jumlah dari
2. Kajian Pustaka LTIs + RWC + MTC.
11. Environment Damage adalah kecelakaan kerja
Tambang merupakan lokasi kegiatan yang bertujuan yang menyebabkan kerusakan lingkungan secara
memperoleh mineral bernilai ekonomis (Kamus Istilah langsung seperti tumpahnya minyak ke perairan.
Teknik Pertambangan Umum, 1994). Kemudian 12. Property Damage adalah kasus kecelakaan yang
pengertian lain yaitu suatu penggalian yang dilakukan di menyebabkan kerusakan property/asset perusahaan
bumi untuk memperoleh mineral. dan sangat merugikan.

2.1 Istilah–istilah dalam HSE (Health Safety 2.2 Tujuan K3 (Keselamatan dan Kesehatan
Environment) Kerja)

HSE adalah singkatan dari Health Safety Tujuan dasar dari keselamatan dan kesehatan kerja
Environment, di Indonesia banyak sekali adalah untuk melindungi para pekerja atas hak
pengistilahannya seperti Keselamatan Kesehatan Kerja keselamatan dalam melakukan pekerjaan dan untuk
Lingkungan Hidup atau K3LH atau ada yang menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif
mengistilahkannya OSH (Occupational Safety & sehingga upaya pencapaian produktifitas yang
Health) atau K3 saja. Berikut istilah-istilah dalam HSE. semaksimalnya dari suatu perusahaan industri dapat
1. Near Miss adalah suatu kejadian tidak diinginkan, lebih terjamin [5].
diharapkan yang bila keadaannya sedikit saja Sebagaimana dinyatakan dalam pengertian K3
berbeda dapat mengakibatkan luka pada Manusia, secara filosofi bahwa K3 ditujukan untuk menjamin
kerusakan Harta benda atau kerugian Proses. kesempurnaan jasmani dan rohani tenaga kerja serta
2. First Aid Case adalah kasus kecelakaan kerja yang hasil karya dan budayanya. Oleh karena itu K3 bertujuan
dalam perawatan lukanya tidak membutuhkan untuk mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan
penanganan dari tenaga medis yang professional dan penyakit akibat kerja serta menjamin:
(perawat/dokter), cukup first aider (Petugas P3K) - Bahwa setiap tenaga kerja dan orang lainnya di
yang sudah diberikan pelatihan. tempat kerja dalam keadaan selamat dan sehat
3. Medical Treatment Case (MTC) adalah kasus - Bahwa setiap sumber produksi dipergunakan secara
kecelakaan kerja yang membutuhkan perawatan aman dan efisien, disertai
lukanya dari tenaga medis yang professional - Bahwa proses produksi dapat berjalan lancar.
(perawat/dokter). Kasus ini tidak bisa ditangani Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah untuk
hanya sekedar pertolongan pertama pada kecelakaan mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan
(First Aid). Dalam kasus ini tidak menyebabkan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja. Tujuan lain
kehilangan waktu kerja pada shift/hari berikutnya. yakni mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit
4. Restricted Work Case (RWC) adalah kasus akibat kerja baik fisik maupun psikhis, peracunan,
kecelakaan kerja yang mana korban tidak dapat infeksi dan penularan, memperoleh penerangan yang
bekerja secara normal di bagiannya atau ditugaskan cukup dan sesuai menyelenggarakan suhu dan
untuk bekerja di jenis pekerjaan lainnya pada kelembaban yang baik, menyelenggarakan penyegaran
shift/hari berikutnya setelah kecelakaan. udara yang cukup, memelihara kebersihan, kesehatan
5. Lost Workdays Case (LWC) adalah kasus dan ketertiban; memperoleh keserasaian antara tenaga
kecelakaan kerja atas rekomendasi tenaga medis kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya;
professional memerlukan perawatan intensif mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang,
lukanya sehingga pekerja tidak mampu binatang, tanaman atau barang; mengamankan dan
memelihara segala jenis bangunan, mengamankan dan

134
memelihara segala jenis bangunan, mengamankan dan angka tersebut masih terdapat kelemahan-
mempelancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan kelemahan pelaporan dan pencatatan kecelakaan
penyimpanan barang; mencegah terkena listrik yang yang perlu penyempurnaan. Selain itu, perlu juga
berbahaya; serta menyesuaikan dan menyempurnakan penggarapan kepatuhan kewajiban lapor oleh
pengamanan pada pekerjaan yang berbahaya perusahaan-perusahaan mengenai kecelakaan kerja.
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi [6]. - Potensi-potensi bahaya yang mengancam
keselamatan pada berbagai sektor kegiatan
2.3 Keselamatan Kerja ekonomi jelas dapat diobservasi, misalnya pada
sektor industri disertai bahaya-bahaya potensial
Secara filosofis, keselamatan dan kesehatan kerja adalah seperti keracunan-keracunan bahan kimia,
suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan kecelakaan karena mesin, kebakaran, ledakan-
dan kesempurnaan jasmaniah maupun rohaniah tenaga ledakan dan lain-lain.
kerja pada khususnya dan pada manusia pada umumnya - Menurut observasi, angka frekuensi untuk
kecelakaan-kecelakaan ringan tidak menyebabkan
beserta hasil karya dan budayanya menuju masyarakat
hilangnya hari kerja tetapi hanya jam kerja masih
adil dan makmur [7]. terlalu tinggi. Padahal dengan hilangnya satu atau
Prosedur keselamatan, terdapat empat jenis dua jam sehari berakibat kehilangan jam kerja yang
pemeriksaan pokok yang harus dilakukan oleh besar secara keseluruhan.
personalia, yakni: - Analisis kecelakaan memperlihatkan bahwa untuk
- Pemeriksaan umum secara “mendadak yang setiap kecelakaan ada faktor penyebab yang
mencakup 71% dari jumlah industri, bersumber kepada alat-alat mekanik dan
- Pemeriksaan tindak-lanjut untuk memeriksa lingkungan serta kepada manusianya sendiri. Untuk
perbaikan-perbaikan, mencegah kecelakaan, penyebab-penyebab ini
- Pemeriksaan sebagai jawaban terhadap pengaduan- harus dihilangkan.
pengaduan pegawai tertentu, dan - 85% dari sebab-sebab kecelakaan adalah faktor
- Pemeriksaan atas kecelakaan-kecelakaan utama manusia. Maka dari itu, usaha-usaha keselamatan
yang telah terjadi. selain ditunjukan kepada teknik mekanik juga harus
Dalam pemeriksaan ini, lazimnya para pemeriksa memperhatikan secara khusus aspek manusiawi.
tidak diizinkan untuk memberitahu terlebih dahulu Dalam hubungan ini, pendidikan dan penggairah
tentang kedatangannya pada lingkungan perusahaan keselamatan kerja kepada pegawai merupakan
untuk mendapatkan hasil maksimal dari keadaan sarana penting.
sebenarnya[8]. - Sekalipun upaya-upaya pencegahan telah
Penerapan persyaratan keselamatan kerja secara maksimal, kecelakaan masih mungkin terjadi dan
tepat, masyarakat akan mampu mencegah terjadinya dalam hal inilah adalah besar peranan kompensasi
kecelakaan kerja. Pelaksanaan keselamatan kerja kecelakaan sebagai suatu segi jaminan sosial
menghindari adanya korban manusia dan mengurangi meringankan beban penderita.
kerugian harta benda atau kerugian lain atas dasar
diskontinuitas produksi [9]. 2.4 Alat-Alat Pelindung Diri
Berhubungan dengan kondisi-kondisi dan situasi di
Indonesia, keselamatan kerja dinilai seperti berikut: Perlindungan tenaga kerja melalui usaha-usaha teknis
- Keselamatan kerja adalahsarana utama untuk pengamanan tempat, peralatan dan lingkungan kerja
pencegahan kecelakaan, cacat dan kematian sebagai sangat perlu diutamakan. Namun terkadang keadaan
akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang bahaya masih belum dapat dikendalikan sepenuhnya,
baik adalah pintu gerbang bagi keamanan pegawai. sehingga digunakan alat-alat perlindungan diri
Kecelakaan selain menjadi sebab hambatan- (personal protective device).
hambatan langsung juga merupakan kerugian- Alat-alat pelindung diri adalah perlengkapan
kerugian secara tidak langsung yakni kerusakan khusus yang dipakai pada bagian-bagian tertentu dari
mesin dan peralatan kerja, terhentinya proses tubuh seorang pekerja guna melindungi bagian
produksi untuk beberapa saat, kerusakan pada tubuhnya tersebut dari berbagai dampak negative yang
lingkungan kerja dan lain-lain. Biaya-biaya sebagai ditimbulkan oleh pekerjaan yang dihadapinya.
akibat kecelakaan kerja, baik langsung atau tidak Alat-alat demikian harus memenuhi persyaratan
langsung atau tidak langsung cukup bahkan enak dipakai, tidak mengganggu kerja serta memberikan
kadang-kadang sangat atau terlampau besar perlindungan efektif terhadap jenis bahaya yang
sehingga bila diperhitungkan secara nasional hal itu dihadapi. Pemasangan alat proteksi diri disyaratkan
merupakan kehilangan yang berjumlah besar. selama pekerjaan tersebut mengerjakan tugas-tugas
- Analisis kecelakaan secara nasional berdasarkan yang dapat menimbulkan dampak negatif tersebut.
angka-angka yang masuk atas dasar wajib lapor Melepaskan alat proteksi diri, berarti pekerjaan itu
kecelakaan dan data kompensasinya dewasa ini membuka peluang bagi timbulnya kecelakaan kerja atau
seolah-olah relatif rendah dibandingkan dengan penyakit akibat kerja bagi dirinya
banyaknya jam kerja pegawai. Kenyataan ini belum Oleh karena kecelakaan kerja atau penyakit akibat
benar-benar mengembirakan karena dibalik angka- kerja itu tidak hanya akan merugikan pekerja secara

135
pribadi, tetapi juga akan merugikan perusahaan secara 2.8 Prinsip Pencegahan Kecelakaan
keseluruhan. Maka pengawas keselamatan kerja
seyogyanya memberikan perhatian besar terhadap Pencegahan kecelakaan dalam kaitannya dengan
pemakaian alat proteksi diri. masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja harus
mengacu dan bertitik tolak pada konsep sebab akibat
2.5 Kecelakaan Tambang kecelakaan, yaitu dengan mengendalikan sebab, dan
mengurangi akibat kecelakaan.
Definisi Kecelakaan Kerja menurut Peraturan Menteri Upaya ini dilandasi dengan kenyataan bahwa suatu
Tenaga Kerja nomor: 03/Men/1998 adalah suatu kecelakaan terjadi bila adanya bahaya tidak dapat
kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga terkendali dan penanganan bahaya akan lebih mudah
semula yang dapat menimbulkan korban jiwa dan harta bila dilakukan sejak tahap awal. Demikian pula terhadap
benda. akibat yang terjadi dapat ditekan seminimal mungkin.
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak Berdasarkan prinsip pencegahan kecelakaan
direncanakan, tidak terkendali, dan tidak dikehendaki tersebut maka fungsi dasar manajemen Keselamatan dan
(unplanned,uncontrolled, and undesired) pada saat Kesehatan Kerja memegang peranan penting terhadap
bekerja, yang disebabkan, baik secara langsung atau upaya pengenalian kecelakaan sesuai dengan program
tidak langsung, oleh tindakan tidak aman dan atau yang telah ditetapkan.
kondisi tidak aman, sehingga terhentinya kegiatan kerja.
Kecelakaan kerja sebagai suatu kejadian yang 2.9 Statistik kecelakaan kerja
berhubungan dengan kerja, termasuk penyakit yang
timbul karena hubungan kerja, demikian pula Salah satu tugas manajemen keselamatan kerja adalah
kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan ke dan dari membuat statistik tentang kecelakaan kerja pada
tempat kerja[10]. perusahaanya. Statistik kecelakaan sangat berguna
Dari beberapa pengertian di atas dapat dijelaskan sebagai pedoman pengembangan kebijakan perusahaan
bahwa kecelakaan kerja merupakan suatu kejadian tak dalam menangani masalah keselamatan kerja dimasa
terduga dan tidak dikehendaki yang mengacaukan yang akan dating.
proses suatu aktivitas yang telah diatur. Indikator yang sering digunakan untuk menilai
kinerja manajemen keselamatan kerja adalah Frequency
2.6 Konsep Sebab Kecelakaan rate of accident (FR) (Frekuensi kecelakaan kerja)
Frekuensi kecelakaan kerja adalah banyaknya
Sebab kecelakaan merupakan landasan dari manajemen kecelakaan kerja yang terjadi di lingkungan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, karena usaha pertambangan per satu jam kerja orang akibat
Keselamatan dan Kesehatan Kerja diarahkan untuk kecelakaan selama periode 1 tahun.
jumlah kecelakaan x 1.000.000
mengendalikan sebab terjadinya kecelakaan. Untuk FR = (1)
Jumlah jam orang kerja
dapat memahami dengan baik tentang konsep sebab
kecelakaan kerja maka manajemen dituntut memahami
Dan untuk tingkat keparahan suatu
sumber penyebab terjadinya kecelakaan.
kecelakaan/Severity Rate of Accident (SR) dapat
dihitung dengan rumus[1]:
2.7 Konsep Akibat Kecelakaan jumlah hari hilang
𝑆𝑅 = x 1.000.000 (2)
jumlah jam kerja
Pengertian terjadinya kecelakaan sering dikaitkan
dengan akibat yang ditimbulkan, untuk memahami 2.10 Anatomi Kecelakaan Kerja
dengan baik tentang kecelakaan maka hal yang harus
dipertimbangkan adalah konsepsi akibat yang Anatomi kecelakaan kerja perlu diketahui agar kita
ditimbulkan. dapat menganalisis kecelakaan yang terjadi,
Didalam penerapannya, para manager harus menemukan penyebabnya, dan mencegah terjadinya
bepandangan bahwa suatu kejadian yang kecelakaan yang sama dilain waktu.
mengakibatkan terjadinya kecelakaan tidak hanya Pada umumnya, sesuai dengan kesepakatan para
terbatas pada keadaan didalam lingkungan pengolahan ahli keselamatan kerja (safety engineer), dikenal 4 hal
saja,akan tetapi lingkungan luar pengolahan juga harus pokok dalam anatomi kecelakaan kerja, yakni penyebab
dipertimbangkan. Karena pada dasarnya kejadian di langsung (immediate causes), penyebab penunjang
dalam berdampak negatif terhadap lingkungan luar. (contributing causes), kecelakaan (accident), dan akibat
Demikiian pula terhadap pengertian kecelakaan kecelakaan (result of acciden ). Gambar 1
tersebut tidak harus selalu dikaitkan dengan akibat yang memperlihatkan suatu anatomi kecelakaan kerja.
ditimbulkan atau kerugian yang dialami. Maksud Definisi sebelumnya menyebutkan bahwa
pengertian ini menekankan bahwa suatu kejadian baru kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak
dikatakan kecelakaan apabila mengakibatkan cedera, direncanakan, tidak terkendali, dan tidak dikehendaki
korban jiwa, penyakit akibat kerja atau kerugian- (unplanned, uncontrolled, and undesired) pada saat
kerugian lainnya. bekerja, yang disebabkan, baik secara langsung atau
tidak langsung, oleh tindakan tidak aman atau kondisi
tidak aman, sehingga terhentinya kegiatan kerja.

136
2.11 Anatomi Kecelakaan Kerja mengakibatkan cedera, korban jiwa, penyakitakibat
kerja atau kerugian-kerugian lainnya.
Anatomi kecelakaan kerja perlu diketahui agar kita Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kecelakaan
dapat menganalisis kecelakaan yang terjadi, kerja adalah sebagai berikut:
menemukan penyebabnya, dan mencegah terjadinya - Bagi karyawan
kecelakaan yang sama dilain waktu. Kecelakaan dari tempat kerja yang ditimbulkan
Pada umumnya, sesuai dengan kesepakatan para dapat berakibat fatal pada tenaga kerja itu sendiri,
ahli keselamatan kerja (safety engineer), dikenal 4 hal misalnya kematian, cacat, cidera serta penderitaan
pokok dalam anatomi kecelakaan kerja, yakni penyebab bagi keluarga itu sendiri.
langsung (immediate causes), penyebab penunjang - Bagi perusahaan
(contributing causes), kecelakaan (accident), dan akibat Sedangkan akibat yang diperoleh dari pihak
kecelakaan (result of acciden ). Gambar 1 perusahaan adalah seperti memberikan biaya
memperlihatkan suatu anatomi kecelakaan kerja. pengobatan bagi si korban, biaya ganti rugi, terjadi
Definisi sebelumnya menyebutkan bahwa kerusakan peralatan, serta turunnya produktifitas
kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak kerja dan sebagainya.
direncanakan, tidak terkendali, dan tidak dikehendaki - Bagi masyarakat
(unplanned, uncontrolled, and undesired) pada saat Bagi pihak masyarakat akibat dari kecelakaan kerja
bekerja, yang disebabkan, baik secara langsung atau seperti terjadinya kerusakan lingkungan.
tidak langsung, oleh tindakan tidak aman atau kondisi
tidak aman, sehingga terhentinya kegiatan kerja. 2.12.2 Prinsip Pencegahan Kecelakaan

Pencegahan kecelakaan dalam kaitannya dengan


masalah keselamatan dan kesehatan kerja harus
mengacu dan bertitik tolak pada konsep sebab akibat
kecelakaan, yaitu dengan mengendalikan sebab dan
mengurangi akibat kecelakaan. Berdasarkan prinsip
pencegahan kecelakaan tersebut, maka fungsi dasar
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja memegang
peranan penting terhadap upaya pengendalian
kecelakaan sesuai dengan program yang telah
ditetapkan.

2.13 Kerugian akibat kecelakaan

Kerugian Akibat kecelakaan dikategorikan atas


kerugian langsung (direct cost) dan kerugian tak
langsung (indirect cost). Kerugian langsung misalnya
cidera pada tenaga kerja dan kerusakan pada sarana
produksi.
Kerugian tidak langsung adalah kerugian yang tidak
terlihat sehingga sering disebut juga sebagai kerugian
tersembunyi (hidden cost), misalnya kerugian akibat
terhentinya proses produksi, penurunan produksi, klaim
atau ganti rugi, dampak sosial, citra dan kepercayaan
konsumen.
Gambar 1. Anatomi Kecelakaan Kerja

2.12 Akibat Kecelakaan dan Prinsip


2.14 Kerangka Dasar Manajemen
Pencegahan Kecelakaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang


2.12.1 Akibat Kecelakaan merupakan bagian dari proses manajemen keseluruhan
mempunyai peranan penting di dalam pencapaian tujuan
Pengertian kecelakaan yang sering dikaitkan dengan alat
perusahaan melalui pengendalian rugi perusahaan
yang ditimbulkan, untukmemahami dengan baik tetang
tersebut. Alasan ini adalah tepat mengingat penerapan
kecelakaan, maka hal yang harus
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam suatu
dipertimbangkanadalah konsepsi akibat yang
perusahaan betujuan mencegah, mengurangi dan
ditimbulkan. Demikian pula terhadap pengertian
menanggulangi setiap bentuk kecelakaan yang dapat
kecelakaan tersebut tidak harus selalu dikaitkan dengan
menimbulkan kerugian-kerugian yang tidak
akibat yang ditimbulkan ataukerugian yang dialami.
dikehendaki.
Maksud pengertian ini menekankan bahwa suatu
Kerangka dasar manajemen Keselamatan dan
kejadian baru dikaitkan kecelakaan apabila
Kesehatan Kerja dapat disusun sebagai berikut :
137
- Fungsi utama manajemen yang meliputi Dari beberapa pendapat di atas maka dapat
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, disimpulkan secara sederhana bahwa JSA merupakan
pengendalian, dan pengambilan keputusan yang usaha identifikasi bahaya di tempat kerja secara
berkaitan dengan masalah Keselamatan dan sistematik yang berguna untuk mengenali bahaya
Kesehatan Kerja. Contoh dari kelima fungsi ini sehingga dapat meminimalisir kemungkinana terjadinya
ditentukan oleh konsep dasar Keselamatan dan incident.
Kesehatan Kerja yang dianut industri tersebut.
- Kegiatan utama manajemen yang meliputi 2.15.1 Tahapan Pembuatan JSA
pembiayaan dan pelaporannya, pengoperasian,
produk pemasaran dan penjualan serta sistem Analisa keselamatan pekerjaan terdiri dari 5 fase antara
komunikasi dan informasi. Kegiatan-kegiatan ini lain :
merupakan sasaran dan tujuan yang ingin dicapai - Memilih Jenis Pekerjaan
oleh perusahaan. Ketika membuat suatu Analisis Keselamatan
- Sumber daya dan pembatas yang meliputi manusia, Pekerjaan, suatu pekerjaan adalah urutan langkah-
materialisme dan peralatan, kebutuhan konsumen, langkah atau aktifitas untuk menyelesaikan
kondisi ekonomi, masyarakat dan lingkungan kerja pekerjaan tersebut. Pekerjaan yang dianalisis
serta peraturan pemerintah dapat merupakan biasanya dipilih berdasarkan prioritas. Pekerjaan
masukan kegiatan manajemen dan fungsi dengan pengalaman kecelakaan terburuk atau
manajemen. potensi bahaya yang tertinggi harus lebih dahulu
Dengan melandaskan pada kerangka dasar dianalisis.
manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja tersebut - Membentuk Tim Analisis Keselamatan Pekerjaan
diatas maka tujuan manajemen Keselamatan dan Pekerjaan yang membuat JSA harus berpengalaman
Kesehatan Kerja adalah melakukan pencegahan dan berpengetahuan tentang pekerjaan, mempunyai
kecelakaan atau kerugian perusahaan dengan kredibilitas dalam group pekerjaan dan mengerti
merealisasikan setiap fungsi manajemen dalam proses analisis keselamatan pekerjaan. Syarat
melaksanakan kegiatan yang dibatasi oleh sumber atau penting lainnya adalah suportif, tidak menghakimi,
masukan yang dimiliki. dan mau mendengarkan ide-ide, dan akan
menemukan jawaban untuk membuat suatu tempat
2.15 Job Safety Analysis (JSA) kerja yang selamat. Tim yang dibentuk tergantung
dari organisasi dan ukuran dari group pekerja.
Merupakan suatu prosedur yang digunakan untuk Sebagai tambahan terhadap orang yang
mengkaji ulang metode dan mengidentifikasi pekerjaan mengerjakan pekerjaan tersebut, anggota tim harus
yang tidak selamat, dan dilakukan koreksi sebelum dipilih dari pekerjaan lainnya, supervisor, dan
terjadinya kecelakaan. Merupakan langkah awal dalam spesialis keselamatan.
analisis bahaya dan kecelakaan dalam usaha - Menguraikan Suatu Pekerjaan Sebelum memulai
menciptakan keselamatan kerja. JSA atau sering disebut pencarian bahaya yang potensial, pekerjaan harus
Analisis Keselamatan Pekerjaan merupakan salah satu dijabarkan dalam urutan langkah-langkah, yang
sistem penilaian resiko dan identifikasi bahaya yang setiap langkah tersebut menerangkan apa yang
dalam pelaksanaan ditekankan pada identifikasi bahaya sedang terjadi. Ada suatu keseimbangan antara
yang muncul pada tiap-tiap tahapan. terlalu terperinci, akan berakibat terlalu banyak
Pekerjaan / tugas yang dilakukan tenaga kerja atau langkah dan penjabaran yang terlalu umum akan
analisis keselamatan pekerjaan merupakan suatu mengakibatkan langkah-langkah utama tidak
cara/metode yang digunakan untuk memeriksa dan tertulis/tertuang.
menemukan bahaya-bahaya sebelumnya diabaikan - Mengidentifikasi Bahaya yang Berpotensi Dari
dalam merancang tempat kerja, fasilitas/alat kerja, proses pembuatan tahapan pekerjaan, secara tidak
mesin yang digunakan dan proses kerja. langsung dapat menganalisis/mengidentifikasi
JSA merupakan salah satu usaha dalam dampak/bahaya apa saja yang disebabkan atau ada
menganalisis tugas dan prosedur yang ada di suatu dari setiap langkah kerja tersebut. Dari proses yang
industri. JSA didefinisikan sebagai metode mempelajari diharapkan kondisi resiko bagaimanapun
suatu pekerjaan untuk mengidentifikasi bahaya dan diharapkan dapat dihilangkan atau minimalkan
potensi insiden yang berhubungan dengan setiap sampai batas yang dapat diterima dan
langkah, mengembangkan solusi yang dapat ditoleransikan baik dari kaidah keilmuan maupun
menghilangkan dan mengontrol bahaya serta tuntutan standar/hukum. Bahaya disini dapat
incident[11]. diartikan sebagai suatu benda, bahan atau kondisi
Bila bahaya telah dikenali maka dapat dilakukan yang bisa menyebabkan cidera, kerusakan dan atau
tindakan pengendalian yang berupa perubahan fisik atau kerugian (kecelakaan).
perbaikan prosedur kerja yang dapat mereduksi bahaya Identifikasi potensi bahaya merupakan alat
kerja. manajemen untuk mengendalikan kerugian dan
JSA merupakan identifikasi sistematik dari bahaya bersifat proaktif dalam upaya pengendalian bahaya
potensial di tempat kerja yang dapat diidentifikasi, di lapangan/tempat kerja. Dalam hal ini tidak ada
dianalisa dan direkam[12]. seorang pun yang dapat meramalkan seberapa parah

138
atau seberapa besar akibat/kerugian yang akan - Pekerjaan yang mempunyai riwayat atau potensi
terjadi jika suatu incident/accident terjadi, namun mengakibatkan cedera, nyaris celaka (near miss)
identifikasi bahaya ini dimaksudkan untuk atau kerugian terkait insiden.
mencegah terjadinya incident/accident dengan - Pekerjaan kitis yang terkait dengan keselamatan
melakukan upaya-upaya tertentu. seperti kebakaran, peledekan, tumpahan bahan
- Membuat Penyelesaian kimia, terciptanya atmosfir kerja yang toksik,
Langkah terakhir dalam suatu Analisis terciptanya atmosfir kerja yang kekurangan
Keselamatan Pekerjaan adalah membuat oksigen.
rekomendasi perubahan untuk menghilangkan - Pekerjaan yang dilaksanakan di lingkungan kerja
bahaya-bahaya yang berpotensi. Selama pase ini, yang baru.
biasanya lebih baik dimulai dari langkah awal dan - Pekerjaan dimana tempat kerja yang dipakai atau
bekerja selanjutnya untuk langkah-langkah kondisi lingkungan kerja telah berubah atau
berikutnya. Lanjutkan langkah berikutnya hanya mungkin berubah.
setelah seluruh bahaya-bahaya yang berpotensi - Pekerjaan yang dikerjakan dimana kondisi yang
dihilangkan dan semua kondisi adalah selamat dari disebutkan pada ijin kerja aman atau PTW
langkah-langkah sebelumnya, karena adanya mensyaratkan adanya JSA.
sebagian perubahan akan mengakibatkan pada - Pekerjaan yang jelas-jelas telah berubah
langkah-langkah berikutnya. Jika diperlukan, pelaksanaan pekerjaannya baik metode atau yang
mulailah pada formulir analisa keselamatan sejenisnya. Pekerjaan yang mungkin
pekerjaan yang baru menerangkan tentang langkah- mempengaruhi integritas atau keluaran dari sesitem
langkah pekerjaan yang dimodifikasi. proses.

2.15.2 Tujuan Pembuatan JSA 2.15.3 Keuntungan dari melaksanakan JSA

Tujuan pelaksanaan JSA secara umum bertujuan untuk - Memberikan pelatihan individu dalam hal
mengidentifikasi potensi bahaya disetiap aktivitas keselamatan dan prosedur kerja efisien.
pekerjaan sehingga tenaga kerja diharapkan mampu - Mempersiapkan observasi keselamatan yang
mengenali bahaya tersebut sebelum terjadi kecelakaan terencana.
atau penyakit akibat kerja[13]. - Mempercayakan pekerjaan ke pekerja baru.
Tujuan jangka panjang dari program JSA ini - Memberikan instruksi pre-job untuk pekerjaan luar
diharapkan tenaga kerja dapat ikut berperan aktif dalam biasa.
pelaksanan JSA, sehingga dapat menanamkan - Meninjau prosedur kerja setelah kecelakaan terjadi.
kepedulian tenaga kerja terhadap kondisi lingkungan - Mempelajari pekerjaan untuk peningkatan yang
kerjanya guna menciptakan kondisi lingkungan kerja memungkinkan dalam metode kerja.
yang aman dan meminimalisasi kondisi tidak aman - Mengidentifikasi usaha perlindungan yang
(unsafe condition) dan perilaku tidak aman (unsafe dibutuhkan di tempat kerja.
action). - Partisipasi pekerja dalam hal keselamatan di tempat
kerja.
2.16 JHA (Job Hazard Analysis) - Biaya kompensasi pekerja menjadi lebih rendah.
3. Metodologi Penelitian
JHA (Job Hazard Analysis) adalah teknik yang berfokus
pada tugas pekerjaan atau uraian kerja sebagai cara 3.1 Jenis Penelitian
untuk mengidentifikasi bahaya sebelum terjadi berfokus
pada hubungan antara pekerja, tugas, alat dan Berdasarkan permasalahan yang dibahas pada penelitian
lingkungan kerja serta melatih karyawan dalam ini, maka penelitian ini tergolong penelitian deskriptif.
menghadapi resiko bahaya yang berhubungan dengan Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
langkah-langkah tugas dan pengendalian apa yang harus mendiskripsikan suatu gejala, fakta, peristiwa atau
dilakukan. kejadian yang sedang atau telah terjadi. Penelitian ini
Hazard yang ditemukan melalui JHA berguna bertujuan untuk mengetahui bagaimana program dan
untuk: penerapan Manajemen K3 di perusahaan, serta
- Mengeliminasi atau mengurangi hazard pekerjaan. mengetahui kondisi-kondisi di lapangan yang telah dan
- Mengurangi cedera dan penyakit akibat kerja. dapat menimbulkan kecelakaan serta peranan
- Pekerja dapat melaksanakan pekerjaan dengan manajemen dalam mengantisipasi kecelakaan kerja di
selamat. perusahaan.
- Metode kerja menjadi lebih efektif.
- Mengurangi biaya kompensansi pekerja.
- Meningkatkan produktifitas pekerja.
Adapun pekerjaan yang memerlukan JHA adalah
sebagai berikut:
- Pekerjaan yang jarang dilaksanakan atau
melibatkan pekerja baru untuk melaksanakannya

139
3.2 Lokasi Penelitian akibat kecelakaan, yaitu dengan pengendalian sebab dan
mengurangi akibat kecelakaan. Penyebab kecelakaan
3.2.1 Tempat penelitian kerja disebabkan langsung oleh tindakan tidak aman
(unsafe act) dan kondisi tidak aman (unsafe condition)
Penelitian ini dilakukan di PT. Pamapersada Nusantara sehingga menyebabkan terhentinya suatu kegiatan baik
yang berada di Air laya DalamKabupaten Tanjung Enim terhadap manusia maupun terhadap alat.
Provinsi Sumatera Selatan. Menurut hasil pengamatan PT. PAMA, masalah
utama yang kurang diterapkan oleh perusahaan adalah
3.2.2 Waktu Penelitian masih banyak para pekerja yang tidak menggunakan alat
pelindung diri dan mengabaikan rambu-rambu, karena
Penelitianini dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2018 kurangnya kesadaran karyawan terhadap bahaya sebagai
sampai 13 juni 2018. pekerja di lokasi kerja tambangdan adapun berikut
kebijakan K3 manajemen PT. PAMA.
3.3 Prosedur Penelitian
4.1 Kebijakan K3 Manajemen PT. PAMA
Merupakan proses pengambilan data dari berbagai
sumber yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir Manajemen PT. PAMA peduli terhadap Tenaga Kerja,
ini. Data diambil antara lain: Mitra Kerja, Masyarakat dan Lingkungan Kerja.
- Kebijakan K3Manajemen di perusahaan Dengan keyakinan bahwasanya insiden/kecelakaan
- Faktor-faktor penyebab terjadi kecelakaan di PT. dapat dihindari, maka Manajemen dan HSE
Pamapersada Nusantara. Departement berkomitment untuk menerapkan standar
- Besar angka frekuensi kecelakaan. keselamatan kerja yang tinggi diseluruh operasi
- Mencatat kejadian kecelakaan yang terjadi. perusahaan. Dengan secara proaktif melakukan
penilaian pengelolaan dan pengendalian resiko, guna
3.4 Teknik Analisis Data menghasilkan kondisi kerja yang aman.akan terus
meningkatan kinerja keselamatan melalui:
Analisis terhadap berbagai data dilakukan secara
kuantitatif dan kualitatif guna memperoleh kesimpulan
4.1.1 Pengelolaan Lingkungan K3
sementara yang selanjutnya dapat dipergunakan untuk
analisis lebih lanjut dalam membuat saran.
- Mencegah dan mengurangi polusi air, tanah dan
udara dengan tidak mengeluarkan bahan yang dapat
3.5 Desain Penelitian membahayakan atau merusak lingkungan dan
mengelola limbah dengan cara mengurangi limbah,
penggunaan kembali dan daur ulang.
- Mencegah dan mengurangi potensi bahaya
diseluruh area PT. PAMA sehingga dapat menekan
angka cidera dan sakit akibat kerja.

4.1.2 Pengendalian Resiko

Dengan menerapkan sistem penanganan dan


pengendalian resiko PT. PAMA dapat melaksanakan
operasinya dengan aman, effisien dan bersaing
secarasehat. Dengan secara proaktif melakukan
identifikasi, penilaian dan pengendalian resiko,maka
kemungkinan cidera terhadap karyawan dan kerugian
materi dapat dihindari.

4.1.3 Budaya Belajar

Pengembangan pribadi dan pertumbuhan organisasi


dapat dicapai melalui pendidikan, pelatihan dan berbagi
pengalaman. Secara aktif mempromosikan budaya
komunikasi terbuka dan partisipasi individu untuk
menciptakan suatu lingkungan yang mendukung
Gambar 2. Alur Penelitian perubahan positif.

4. Hasil Dan Pembahasan 4.2 Faktor–Faktor Penyebab Terjadinya


Kecelakaan PT. PAMA
Pencegahan kecelakaan dalam kaitannya dengan
masalah keselamatan dan kesehatan kerja harus Untuk dapat memahami dengan baik tentang sebab
mengacu dan bertitik tolak pada konsep sebab dan terjadinya kecelakaan kerja, maka manajemen dituntut
140
memahami sumber terjadinya kecelakaan dalam dari periksa dan pakai APD sampai meninggalkan
kaitannya dengan manajemen keselamatan dan area disposal.
kesehatan kerja, menurut Pak Yahya yang merupakan 4. Nilai frekuensi kecelakaan/Frequency Rate (FR)
SHE Leader PT.PAMA, kecelakaan dapat bersumber pada tahun 2016-2017 menurun dan nilainya
dari 3 faktor yaitu: berturut-turut adalah 0,9082 : 0,67596 dan tingkat
keparahan kecelakaan/Severity Rate (SR) pada
4.2.1 Faktor manusia (human eror) tahun 2016-2017 nilainya 0 : 0,104.

Potensinya sangat besar maka harus dilakukan 5.2 Saran


pembekalan secara maksimal, sehingga human eror bisa
ditekan. Kesalahan itu seperti kurang memahami cara Berikut saran-saran penulis terhadap perusahaan yang
kerja unit, pengoperasian unit atau dari teknis kerja. menyangkut penelitian tentang analisis kinerja
Untuk teknis kerja 80% dilakukan namun saja cara kerja manajemen K3 untuk mengetahui penyebab
sendiri harus sesuai safety (kerja aman). meningkatnya kecelakaanproperty damage di tambang
Faktor ini berkaitan dengan perilaku tindakan batubara PT. Pamapersada Nusantara diantaranya:
manusia di dalam melakukan pekerjaan, meliputi: 1. Pihak manajamen perlu melakukan pengawasan dan
- Kurang pengetahuan dan keterampilan dalam menindaklanjuti penyebab kondisi tidak aman dan
bidang pekerjaannya maupun dalam bidang tindakan tidak aman agar kenyamanan karyawan
keselamatan kerja. dalam bekerja terlaksana.
- Kurang mampu secara fisik dan mental. 2. Pengawas K3 perusahaan harus tegas mengenai
- Kurang motivasi kerja dan kurang kesadaran akan keselamatan dan kesehatan kerja di lapangan agar
keselamatan kerja. karyawan mematuhi peraturan yang diterapkan
- Tidak memahami dan menaati prosedur kerja secara perusahaan.
aman. 3. Perlu peningkatan pelatihan K3 pada setiap satuan
Bahaya yang ada bersumber dari faktor manusianya kerja mengenai potensi bahaya di lokasi
sendiri dan sebagian besar disebabkan tidak menaati penambangan maupun lokasi lainnya serta cara
prosedur kerja. pengendaliannya untuk mengurangi resiko
4.2.2 Faktor alat potensi bahaya meningkat jika kecelakaan property damage terjadi.
umur alat sudah lama (tua) yaitu umur alat 4. Perlu pemberian penghargaan (reward) secara
diatas 2 tahun. berkelanjutan kepada karyawan yang disiplin, rajin,
dan taat dengan aturan K3, agar karyawan semangat
4.2.3 Faktor lingkungan untuk bekerja sehingga menurunkan angka
Faktor ini berkaitan dengan kondisi di tempat kerja, kecelakaan property damage.
yang meliputi:
- Keadaan lingkungan kerja Daftar Rujukan
- Kondisi proses produksi
[1] Rijal Abdullah. 2009. Keselamatan dan Kesehatan
5. Simpulan dan Saran Kerja pada Pertambangan Batubara Bawah
Tanah. Padang: UNP Press Padang.
5.1 Simpulan [2] Marcos. 2012. Evalusasi Keselamatam dan
Kesehatan Kerja pada Penambangan Batubara
Dari uraian pada bab-bab sebelumnya, maka dapat KUD SINAMAR SAKATO.
ditarik kesimpulan sebagai berikut: [3] BARAT, P. S., & MARADONA, H. (2013).
1. Resiko kecelakaan kerja di PT Pamapersada TINJAUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN
Nusantara untuk di tahun 2016 sering terjadi di area KERJA PADA AREA PENAMBANGAN DAN
front loading sebanyak 15 kecelakaan kerja, PENGOLAHAN TAMBANG TERBUKA PT. ATOZ
sedangkan untuk tahun 2017 sering terjadi di area NUSANTARA MINING KABUPATEN PESISIR
jalan tambang sebanyak 7 kecelakaan kerja. SELATAN.
2. JSA merupakan salah satu metode manajemen [4] Buntarto. 2015. Panduan Praktis Keselamatan dan
resiko yang mengidentifikasi bahaya setiap Kesehatan Kerja. Yogyakarta: Pustaka Baru Pess.
pekerjaan di PT Pamapersada Nusantara yang [5] Azmi, R. (2008). Penerapan Sistem Manajemen
diidentifikasi dari tahapan pekerjaan, bahaya dan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Oleh P2K3
pengendalian. Dimulai dari periksa dan pakai APD Untuk Meminimalkan Kecelakaan Kerja Di PT
sampai meninggalkan area disposal. Wijaya Karya Beton Medan Tahun 2008.
3. JHA merupakan salah satu metode manajemen [6] Departemen Tenaga Kerja. 1999. Himpunan
resiko yang mengidentifikasi sebelum melakukan Peraturan Perundang-Undangan Keselamatan
aktivitas dansering digunakan untuk karyawan Kerja, Jakarta
baru, tempat/suasana baru diidentifikasi dari [7] Edwin B Flippo. 1993. Manajemen Personalia
tahapan pekerjaan, potensi bahaya, pengontrolan Edisi ke 6 Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
dan Alat Pelindung Diri. JHA dimulai identifikasi [8] Simanjuntak, P. J. (2005). Manajemen dan
evaluasi kinerja. Jakarta: FE UI.

141
[9] PT. Cakra Bumi Pertiwi, 2017. Data Lapangan
dan Arsip Perusahaan. Kabupaten Bengkulu
Utara, Bengkulu.
[10] Jannah, M., Abdullah, R., & Murad, M. S. (2015).
Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko, dan
Pengendalian Resiko Pada Aktivitas Tambang
Batubara di PT. KIM Kabupaten Muaro Bungo,
Provinsi Jambi. Bina Tambang, 2(1), 258-270.
[11] Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan
Kuantitatif, Kualitatif, Bandung.
[12] Lufri. 2007. Kiat Memahami Metodologi dan
Melakukan Penelitian. Padang: UNP Press.
[13] Hamdy, M. I. (2016). Analisa Potensi Bahaya dan
Upaya Pengendalian Kecelakaan Kerja Pada
Proses Penambangan Batu Adesit di PT. Dempo
Bangun Mitra. JTI: Jurnal Teknik Industri, 2(2).

142

Anda mungkin juga menyukai