Anda di halaman 1dari 9

1. Jelaskan pengertian audit internal!

Audit Internal Adalah suatu fungsi penilaian dan konsultasi obyektif yang independen
dalam suatu perusahaan. Fungsi ini dirancang untuk memberikan nilai tambah
terhadap peningkatan operasional perusahaan dengan pendekatan yang sistematis
untuk mengevaluasi efektifitas pengendalian dan manajemen risiko serta proses tata
kelola perusahaan sesuai dengan visi misi perusahaan.

2. Jelaskan fungsi, tujuan, dan ruang lingkup audit internal!

A. Fungsi audit internal :

1. Pengawasan pada seluruh aktivitas yang sulit ditangani oleh pimpinan


puncak.
2. Pengidentifikasian dan minimalisasi resiko.
3. Report Validation kepada manajer.
4. Mendukung dan membantu manajemen pada bidang-bidang teknis.
5. Membanti proses decision making.
6. Menganalisis masa mendatang (bukan untuk hal yang telah terjadi).
7. Membantu manajer dalam mengelola perusahaan.

b. Tujuan audit internal :

Menurut Hiro Tugiman (2006) Internal Audit memiliki tujuan dalam


membantu anggota organisasi supaya bias melaksanakan tugas dengan
efektif. Dalam kegiatan internal audit berusapa melaksanakan analisis
dan memberikan berbagai saran dan penilaian. Proses pemeriksanaan
autid mencakup pengawasan, yang sangat efektif dengan pembayaran
yang normal. Lalu Sukrisno Agoes (2004) menyatakan bahwa tujuan
dari audit internal yaitu membantu manajemen perusahaan
melaksanakan tugas melalui analisa, penilaian dan pemberian saran
dan masukan tenagn aktivitas atau program (yang masuk dalam
pemeriksaan).

c. Ruang lingkup audit internal :


Menurut Guy dkk menyatakan bahwa ruang lingkup internal audit yang sudah
diterjemahkan oleh Paul A. Rajoe antara lain:

o Melakukan analisa kefektifan (Reliabilitas dan Integrasi) informasi


finansial dan operasional dan juga alat yang digunakan untuk
identifikasi, pengkuran, pengelompokan, dan pelaporan informasi
tersebut.
o Menjalankan pengamatan atas sistem yang ada dalam rangka
memastikan adanya kesesuaian antar kegiatan/aktivitas/program yang
dilaksanakan organisasi dalam kebijakan, peraturan, prosedur, hukum,
rencana yang berdampak signifikan kepada kegiatan organisasi.
o Melakukan pengamatn berbagai metode yang digunakan dalam
menjaga aset/harta perusahaan. Jika diperlukan maka akan dilakukan
verifikasi kepada harta-harta tersebut.
o Memberikan penilaian atas efektivitas dan keekonomisan dalam
penggunaan sumber daya
o Melakukan pengamatan atas aktivitas operasional atau program
organisasi/perusahaan apakah hasil yang didapat konsisten dan sesuai
dengan tujuan dan rencana yang sudah ditetapkan sebelumnya.

3. Jelaskan manfaat program audit!


Manfaat program audit diantaranya :
o Memberikan rencana sistematis untuk setiap tahap pekerjaan audit y, yang
merupakan suatu rencana yang dapat di komunikasikan baik kepada
supervisor maupun kepada staff
o Menjadi dasar penugasan auditor
o Menjadi sarana pengawasan dan evaluasi kemajuan pekerjaan audit karena
memuat waktu audit yang di anggarkan
o Memungkinkan supervisor audit dan manager membandngkan apa yang di
kerjakan dengan apa yang di rencanakan
o Membantu melatih staf – staf yang belum berpengalaman dalam tahap – tahap
pelaksanaan audit
o Memberi ringkasan catatan pekerjaan yang dilakukan
o Membantu auditor pada audit sebelumnya untuk mengenal lebih dekat jenis
yang dilakukan dan waktu yang dibutuhkan
o Mengurangi waktu supervise langsung yang di butuhkan
o Menjadi titik awal bagi penilai fungsi audit internal untuk mengevaluasi upaya
audit yang telah dilakukan

4. Sebutkan tahapan – tahapan pelaksanaan audit internal


Jawab :
a. Perencanaan Jadwal Audit. Bagian terpenting dari suatu proses Audit yang baik
adalah memiliki Jadwal Audit yang tersedia untuk membiarkan semua orang tahu
kapan setiap proses akan diaudit selama siklus yang akan datang (biasanya jadwal
tahunan). Jika Anda tidak memiliki rencana audit dan melakukan audit secara
mendadak, hal itu seperti memberikan kesan bahwa manajemen “sudah tidak
percaya lagi dengan karyawannya.” Dengan menerbitkan jadwal audit, kesan yang
disampaikan adalah bahwa auditor datang untuk membantu pemilik proses untuk
melakukan perbaikan. Hal ini dapat memungkinkan pemilik proses untuk
menyelesaikan perbaikannya sebelum audit dilakukan, sehingga mereka mendapat
informasi berharga tentang hasil pelaksanaan perbaikan yang telah mereka
lakukan, atau meminta auditor untuk fokus membantu mengumpulkan informasi
untuk melakukan perencanaan improvement di area lainnya.
b. Perencanaan Proses Audit. Langkah pertama dalam perencanaan audit adalah
mengkonfirmasi dengan pemilik proses kapan audit akan dilakukan. Rencana
diatas lebih kepada pedoman seberapa sering proses akan diaudit dan kapan kira-
kira akan dilakukan, tetapi dengan mengkonfirmasi memungkinkan auditor dan
pemilik proses untuk berkolaborasi dalam menentukan waktu terbaik dan secara
bersama-sama meninjau proses yang ada. Auditor dapat meninjau hasil audit
sebelumnya dan melihat apakah ada tindak lanjut yang diperlukan pada komentar
atau masalah yang sebelumnya ditemukan, dan ketika pemilik proses dapat
mengidentifikasi daerah yang perlu perbaikan maka auditor dapat melihat dan
membantu pemilik proses untuk mengidentifikasi informasi yang diperlukan.
Sebuah rencana audit yang baik dapat memastikan bahwa pemilik proses akan
mendapatkan nilai tambah dari proses audit yang dilakukan.
c. Melakukan Audit. Audit dimulai dengan pertemuan auditor dan pemilik proses
untuk memastikan bahwa rencana audit selesai dan siap. Maka ada banyak jalan
bagi auditor untuk mengumpulkan informasi selama audit: meninjau catatan,
berbicara dengan karyawan, menganalisis data dari proses kunci atau bahkan
mengamati proses secara langsung. Fokus dari kegiatan ini adalah untuk
mengumpulkan bukti bahwa proses ini berfungsi seperti yang direncanakan dalam
SMM, dan efektif dalam menghasilkan output yang dibutuhkan. Salah satu hal
yang paling berharga yang auditor dapat lakukan untuk pemilik proses, tidak
hanya untuk mengidentifikasi area-area yang tidak berfungsi dengan baik, tetapi
juga untuk menunjukkan proses mana saja yang dapat berfungsi lebih baik jika
dilakukan perubahan.
d. Pelaporan Audit. Pertemuan penutupan dengan pemilik proses adalah suatu
keharusan untuk memastikan bahwa aliran informasi tidak tertunda. Pemilik
proses ingin tahu apakah ada kelemahan yang perlu ditangani, dan juga untuk
mengetahui jika ada proses yang bisa di Improve. Ini harus diikuti dengan catatan
tertulis sesegera mungkin untuk memberikan informasi dalam format yang lebih
permanen untuk membuat tindak lanjut dari informasi tersebut. Dengan
mengidentifikasi tidak hanya area-area yang tidak sesuai dengan proses, tetapi
juga area positif dan area yang memiliki potensi untuk improvement, pemilik
proses akan mendapatkan nilai tambah yang lebih baik dari Internal Audit yang
dilakukan, dengan melakukan perbaikan proses dari informasi tersebut.
e. Tindak lanjut atas Masalah atau Perbaikan yang ditemukan. Seperti banyak
standar manajemen mutu, tindak lanjut merupakan salah satu langkah penting.
Jika masalah telah ditemukan dan tindakan lanjut perbaikan telah dilakukan, lalu
memastikan bahwa temuan tersebut telah diperbaiki dan itumerupakan kunci dari
perbaikan. Jika improvement telah selesai dilakukan, kemudian proses berikutnya
adalah melihat berapa banyak proses telah meningkat dari sebelumnya.

5. Jelaskan kriteria/kualitas laporan audit internal


Jawab :
1) Objektivitas
a. Objektivitas bukanlah usaha untuk menampilkan diri. Suatu laporan
pemeriksaan yang objektif membicarakan pokok pemeriksaan dalam
pemeriksaan, bukan perincian prosedural atau hal-hal lain yang dipelukan
dalam proses pemeriksaan.
b. Objektifitas adalah memberikan uraian tentang dunia auditee. Laporan
pemeriksaan yang objektiv tidak akan memaksa pembacanya untuk
menyesuaikan diri dengan cara berpikir pengawas internal, dengan cara
berulang-ulang menunjuk pada konsep, kategori, dan istilah dalam auditing.
Apabila hal tersebut memang benar-benar relevan dengan area yang ditinjau,
pengawas internal harus berusaha menerjemahkannya ke dalam konsep dan
kosakata yang dipahami auditee.
c. Objektivitas bukanlah usaha untuk menonjolkan diri. Penulisan laporan
bukanlah suatu keterampilan teknis terpisah karena juga melibatkan berbagai
kesamaan prinsip hubungan antar manusia dengan yang diterapkan dalam
proses pemeriksaan.
d. Objektivitas tidaklah menunjuk pada pribadi tertentu. Agar laporan
pemeriksaan yang ditulisnya efektif, pengawas internal harus memisahkan
antara perhatian terhadap audit dan terhadap pribadi. Ini bertujuan agar
perhatian pembaca terpusat pada pokok pembahasan dalam laporan
pemeriksaan yaitu operasi dan pengendalian. Pengawas internal harus sangat
peka terhadap perasaan orang lain pada saat ia berusaha sedapat mungkin
tidak menunjuk seseorang dalam laporan yang ia tulis.
e. Objektivitas bukanlah maksud untuk menggerakaan perasaaan atau
menyinggung orang lain. Pengawas internal perlu mengingat bahwa ia harus
membicarakan agar fakta-fakta yang ada berbicara sendiri. Seorang pengawas
internal profesional akan menguraikan temuannya dengan objektivitas tinggi
dan menghindari penggunaan kata-kata serta ungkapan yang cenderung
memunculkan perasan pribadinya atau mempengaruhi emosi orang lain yang
membaca laporan pemeriksaannya.
2) Kewibaan
Kewibawaan atau authoritativeness adalah kata yang tampaknya janggal untuk
menggambarkan suatu sifat yang harus terdapat dalam sebuah laporan
pemeriksaan. Artinya laporan pemeriksaan tersebut harus dapat dipercaya dan
mendorong para pembacanya menyetujui substansi yang terdapat didalam laporan
tersebut . kewibawaan merupakan inti pemeriksaan dan penulisan laporan
pemeriksaan yang efektif. Kewibawaan berawal dari adanya pernyataan tentang
tujuan dan lingkup pemeriksaan yang jelas, relevan, dan sesuai dengan waktu.
Apabila berhasil membuat pernyataan tentang tujuan dan lingkup pemeriksaan
secara efektif, pengawas internal telah mengambil satu langkah awal menuju
kewibawaan dalam penulisan laporan pemeriksaan.
3) Keseimbangan
Laporan pemeriksaan yang seimbang adalah laporan yang memberikan gambaran
tentang organisasi atau aktivitas yang ditinjau secara wajar dan realistik.
Keseimbangan adalah keadilan. Keseimbangan memperlakukan auditee
sebagaimana pengawas internal ingin diperlakukannya seandainya mereka
bertukar peran. Keseimbangan adalah atau seudah seharusnnya, menjadi aturan
utama yang mendasari pengawasan internal. Keseimbangan adalah faktor penting
dalam penulisan laporan pemeriksaan yang efektif dan merupakan sebuah konsep
dasar bagi pengawasan internal saat ini.
4) Penulisan yang profesional
Selain harus objektif, berwibawa, dan seimbang, laporan pemneriksaan harus
ditulis secara profesional agar penulisan tersebut efektif. Laporan pemeriksaan
yang ditulis secara profesional memperhatikan beberapa unsur, yaitu :
 Struktur
Struktur adalah hubungan setiap bagian laporan dengan laporan tersebut
secara keseluruhan. Struktur merupakan maslaah paling menyulitkan dalam
penulisan laporan pemeriksaan yang efektif. Kualitas suatu laporan
pemeriksaan akan sangat tergantung pada struktur laporan tersebut. Apabila
suatu laporan pemeriksaan memiliki struktur salah, tidak akan ada hal lain
yang dapat dilakuakan untuk meningkatkan mutu laporan sebelum persoalan
tersebut diatasi. Cara terbaik mengetahui baik tidaknya struktur suatu laporan
adalah dengan mengetahui apakjjah laporan trersebut dapat memberikan kean
menyeluruh yang jelas bagi pembacanya.
 Kejelasan
Sebuah laporan pemeriksaan akan dianggap mempunyai kejelasan apablia
dapat dipahami secara mudah. Sudah tentu kejelasan tersebut harus berawal
dari dalam pikian penulisan laporan. Kejelasan suatu laporan pemeriksaan
berawal dari pikiran penulisnya dan berakhir pada pikiran pembacanya.
Tanggapan pembacalah yang pada akhirnya menjadi ukuran bagi jelas
tidaknya sebuah laporan.
 Keringkasan
Laporan pemeriksaan yang ringkas adalah laporan pemeriksaan yang lengkap
namun tidak bertele-tele. Dalam sebuah laporan pemeriksaan yang ringkas
tidak terdapat pembicaraan yang tidak perlu tentang proses pemeriksaan.
Laporan tersebut langsung dan tetap membicarakan pokok bahasan itu.
Keringkasan membutuhkan struktur yang baik. Penulis laporan harus berusaha
membicarakan setiap hal secara berurutan, tanpa mendahului atau mengulang
pembicaraan tentang hal lain yang juga terdapat dalam laporan. Penulis jangan
menyinggung suatu tema apabila belum bermaksud membicarakannya. Pada
saat membicarakan suatu tema, bicarakanlah hingga tuntas, dan apabila sudah,
tinggalkanlah tema tersebut dan mulailah membicarakan tema berikutnya.
 Nada laporan
Laporan pemeriksaan harus memiliki nada sebagaimana layaknya sebuah
laporan pemeriksaan. Laporan tersebut harus bernada rendah, tidak dikaitkan
dengan pribadi, dan tidak emosional. Pengawas internal sebaiknya tidak
memberikan pujian ataupun kritik dalam laporannya, namun melaporkan baik
buruknya operasi, pengendalian, proses dan hasil. Pujian dan kritik adalah hal
yang mengundang risiko dan tidak perlu dilakukan.
 Pengeditan
Satu –satunya standar yang harus diterapkan dalam pengeditan laporan
pemeriksaan ialah kesempurnaan. Pengeditan yang buruk menunjukkan bahwa
pengawas internal tidak memperdulikan kualitas hasil pekerjaaanya.
Pengeditan yang sempurna berarti tidak ada kesalahan ejaan, tanda baca, atau
gramatika. Tidak ada penggunaan kata yang tidak tepat. Tidak ada susunan
kata yang janggal. Tidak ada kalimat yang tidak jelas atau terlalu panjang.

6. Sebutkan teknik dalam menyelesaikan tindak lanjut dalam pelaksanaan audit


Jawab :
Prosedur untuk penjadwalan melaksanakan tindak lanjut harus didasarkan pada risiko
dan kerugian yang terkait juga tingkat kesulitan dan perlunya ketepatan waktu dalam
penerapan tindakan korektif (Hiro,1997) lebih lanjut Akmal (2006) menjelaskan
prosedur untuk melaksanakan tindak lanjut adalah sebagai berikut :
 Memberikan batas waktu yang disediakan bagi manajemen untuk
melaksanakan tindakan koreksi.
 Melakukan evaluasi terhadap laporan tindakan koreksi yang dilakukan
manajemen.
 Melakukan verfikasi terhadap tindakan koreksi yang dilakukan manajemen.
 Melakukan pemeriksaan terhadap tindak lanjut jika diperlukan.
 Untuk tindakan koreksi yang kurang memuaskan dapat melaporkan pada
tingkatan manajemen yang sesuai termasuk risiko yang masih ada untuk
memberikan tindakan tambahan sehingga tindakan koreksi menjadi
memuaskan.

TUGAS INTERNAL AUDIT

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat nilai tugas mata kuliah Internal Audit

Dosen : Nia Kurniasari, S.E., M.Ak.


Disusun oleh :

Nama :

Nim :

Kelas : 16A2A

STIE PASIM SUKABUMI

Jl. Perana No. 8A Cikole Kota Sukabumi

2020

Anda mungkin juga menyukai