Anda di halaman 1dari 18

EOR

1. Bakteri yg digunakan
 Bakteri yg berada dilapangan tersebut dengan syarat tahan P dan T tinggi dan
dapat merubah sifat fisik minyak
2. Bedanya polycrylamide dan polysaccharide
 Polycrylamide ialah polymer alam sedangkan polysaccharide polymer buatan
3. Huff n puff dengan penginjeksian selain thermal
 Bakteri pada meor dapat diinjeksikan lalu ditutup selang beberapa waktu
kemudian baru diproduksikan (seperti huff n puff pada thermal)
4. Cara kerja meor
 Bakteri yg diinjeksikan akan bermetabolisme dan menghasilkan enzim yg dapat
menurunkan viskositas oil dan menghasilkan CO2 sehingga minyak mudah
mengalir
5. Koreksi doang, keasaman itu bukan salinity

IN SITU COMBUSTION
1. Apa itu harga saturasi gas kritis
 Saturasi gas kritis ialah saturasi gas minimum agar WOC tidak naik yg dapat
menimbulkan liquid blocking (perfo ketutup air)
2. Reaksi kimia penyalaan spontan
 Reaksi oksidasi, reaksi alkali dengan air
3. Jenis2 ignitor
 Ignitor alat: electrical heater, downhole burner
 Ignitor non alat: reaksi kimia
4. Cara mengetahui volume udara injeksi
 Dengan mengetahui jari2 pembakaran dikalikan tebal reservoir, software
eclipse
5. Bagaimana proses steam assisted gravity drainage
 Peningkatan proses temperature yang mengakibatkan minyak berat viskositas
turun dan mengalir ke sumur produksi
In-situ combustion atau pembakaran di tempat atau sering disebut juga fire-flood merupakan
suatu metode peningkatan perolehan minyak dengan cara mendistribusikan panas ke dalam
reservoir melalui sumur injeksi.
Pembakaran dilakukan dengan memasukkan sebuah ignitor (pemantik) ke dalam sumur
injeksi tersebut. Pemakaian in-situ combustion memerlukan biaya relatif lebih besar
dibandingkan metode EOR lainnya, oleh karena itu diharapkan peningkatan yang lebih cepat
dan lebih besar.
Oksigen diinjeksi ke dalam reservoir, minyak yang ada dalam reservoar dinyalakan /
dibakar, sebagian dari minyak tersebut kemudiandibakardalam formasi untuk menghasilkan
panas. Peningkatan temperature dapat menyebabkan penurunan viskositas minyak yang
menyebabkan minyak mudah mengalir ke permukaan.
1
Sumur injeksi harus didesain tahan terhadap temperatur tinggi. Sumur produksi juga harus
tahan temperatur tinggi khususnya pada interval produksi. Juga harus sumur-sumur didesain
tahan terhadap korosi.

Syarat in situ combustion


a. Reservoir dapat menyediakan cukup bahan bakar untuk proses pembakaran.
b. Pembakaran tidak padam oleh hilangnya panas dan liquid blocking.
Tahapan in situ combustion
1. Sebelum Penyalaan
Tahap sebelum penyalaan dilakukan untuk menciptakan permeabilitas efektif gas
agar hasil pembakaran dapat bergerak ke sumur produksi, Tahap sebelum penyalaan
perlu dilakukan untuk menghindari liquid blocking. Tahap ini bertujuan untuk menaikkan
harga saturasi gas di reservoir, sampai tercapai harga saturasi gas di atas saturasi gas kritis
(gas tidak dapat bergerak di bawah harga saturasi kritis). Peningkatan saturasi gas
dilakukan dengan menginjeksikan gas ke dalam reservoir.

2. Penyalaan
Tahap penyalaan ditetapkan setelah harga saturasi gas ditetapkan. Daerah penyalaan
yang diinginkan adalah daerah di sekitar sumur injeksi sehingga waktu yang dibutuhkan
untuk mendapatkan nyala relatif singkat. Penyalaan yang terjadi di daerah yang jauh dari
sumur injeksi menyebabkan terjadinya pembakaran balik (reverse combustion).
Terdapat beberapa metode penyalaan untuk mendapatkan penyalaan yang
diinginkan. Pemilihan metode penyalaan ini disesuaikan dengan keadaan di reservoir.
Strange (1964) mengelompokkan metode penyalaan yang ada sebagai berikut:
a. Penyalaan Spontan
Penyalaan yang mengandalkan reaksi oksidasi antara oksigen dengan crude oil.
Panas hasil oksidasi diharapkan dapat mencapai titik nyala crude oil, sedangkan
penyalaan butana membutuhkan bantuan untuk mencapai titik nyala.
2
b. Penyalaan Buatan
Penyalaan buatan mencakup metode electrical heater, downhole burner, hot
fluid injection dan chemical.

3. Penyalaan Lanjutan
Tahapan ini cenderung berfungsi untuk melakukan penyebaran terhadap luas area
yang telah dibakar, tujuannya adalah untuk memperbesar jangakaun pembakaran,
melakukan peningkatan temperature sehingga semakin banyak minyak yang dapat
terangkat ke permukaan

Pembagian Zona pada In Situ Combustion

A. Burned Zone
Merupakan zona yang telah terbakar, zona ini memiliki kandungan udara dan sedikit
material padatan yang terbentuk akibat dari peningkatan temperature yang terjadi.
Seiring dengan penginjeksian gas yang dilakukan temperature mengalami
peningkatan dari zona ini ke zona berikutnya
B. Combustion Front
Merupakan zona dengan temperature tertinggi. Pada zona ini terjadi reaksi antara
oksigen yang diinjeksikan dengan crude oil.
C. Cracking / Vaporization Front
Pada zona ini minyak mentah yang bersifat berat mulai mengalami perubahan
karakteristik akibat dari temperature tinggi yang dihasilkan pada zona sebelumnya

Jenis Pembakaran berdasarkan arah pembakaran


1. Forward Combustion

3
Yaitu proses pembakaran yang dilakukan seiring dengan arah injeksi gas dari
permukaan, pembakaran dilakukan mulai dari sumur injeksi dan melakukan
pemindahan fluida minyak ke arah sumur produksi. Selama proses ini, temperature
tinggi dapat menyebabkan panas terjebak di formasi batuan. Injeksi gas mengalami
kontak secara langsung dengan formasi dan menyerap sedikit panas dimana
mayoritas panas akan tertinggal di reservoir. Umumnya metode ini dilakukan apabila
terdapat minyak berat di sekitar sumur produksi
2. Dry Forward Combustion
Merupakan jenis teknik insitu combustion dimana jenis material injeksi hanya berupa
gas saja (oksigen), tanpa perpaduan lainnya. Hal ini cenderung dapat mengakibatkan
peningkatan resiko korosif pada peralatan karena uap kering dan temperature tinggi
dapat memicu fenomena korosi yang lebih cepat
3. Wet Forward
Combination of forward combustion and waterflooding merupakan sebuah teknik
injeksi, dimana injeksi yang dilakukan ialah bergantian antara uap panas dengan air,
hal ini dilakukan untuk menghindari panas tertinggal di matriks batuan sehingga
panas dapat lebih menyebar pada zona- zona yang mengandung minyak dan
pengangkatan minyak menjadi lebih efektif.
4. Reverse Combustion
Yaitu metode insitu combustion dimana pembakaran dilakukan berlawanan dengan
injeksi udara. Mekanisme awal metode ini adalah dengan menginjeksikan udara
pemicu pada sumur produksi kemudian membakarnya, lalu ketika sudah terbakar
bagian zona yang terbakar akan bergerak menuju sumur injeksi sementara udara di
injeksikan melalui sumur injeksi (dengan arah berlawanan) untuk mendorong minyak
5. Toe To Heel Air Injection dan Steam Assisted Gravity Drainage
Merupakan metode insitu combustion yang dilakukan untuk menangani produksi
minyak berat, yaitu dengan membakar minyak secara vertikal (pada bagian atas
terlebih dahulu kemudian relative bergerak ke bagian bawah)

Micro-Macro
1. Faktor apa yang mempengaruhi macroscopic dan microscopic efficiency

 Macroscopic: heterogenitas, anisotropi


 Microscopic: tegangan permukaan, tekanan kapiler, wettabilitas, permeabilitas
efektif
2. Apakah macroscopic efficiency mempengaruhi microscopic efficiency

 Macroscopic dan microscopic efficiency mempengaruhi laju efisiensi metode


enhanced oil recovery (sweep efficiency), namun keduanya tidak mempengaruhi
satu sama lain, hanya saja keduanya berhubungan

4
3. Lebih bagus macroscopic efficiency atau microscopic efficiency
 Tidak ada yang lebih bagus karena keduanya sama-sama mempengaruhi laju
sweep efficiency
4. Pengaruh tekanan kapiler terhadap microscopic efficiency
 Pengaruh tekanan kapiler dalam macroscopic displacement ialah tekanan kapiler
berfungsi mendorong fluida reservoir untuk dapat diproduksikan pada sumur
produksi
5. Perbedaan tekanan kapiler dan tegangan permukaan
 Sebenarnya tegangan permukaan itu berhubungan dengan tekanan kapiler,
tegangan permukaan adalah gaya elastic yang dapat membatasi suatu permukaan
fluida, lalu tekanan kapiler adalah perbedaan 2 tegangan permukaan fluida (yang
berbeda jenis seperti minyak dan air) yang menyebabkan fluida tersebut tidak
saling bercampur. Ini berarti dapat mendorong fluida reservoir dengan fluida
injeksi dikarenakan densitas fluida injeksi lebih besar daripada fluida reservoir
Miscible Hydrocarbon
1. Mengapa miscible hydrocarbon memakai hydrocarbon yang ringan
 Dipakai hidrokarbon yang ringan agar mudah mencapai MMP
2. Apa yang dimaksud dengan zat terlarut dan pelarut
 Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut,
sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan
disebut pelarut atau solven.
3. Apa kerugian yang timbul dari penggunaan LPG (miscible hydrocarbon)
 Miscible hydrocarbon flooding memiliki kerugian yaitu karena metode ini masih
baru dikembangkan, maka probabilitas gagalnya masih besar. Selain itu miscible
flooding juga membutuhkan waktu untuk riset yang cukup lama. Penggunaaan
LPG itu sendiri harganya cukup mahal, untuk kerugian di reservoirnya sendiri tidak
ada jadi hanya keekonomisannya yang lebih diperhitungkan
4. Bagaimana letak penempatan sumur injeksi dan sumur produksi pada miscible EOR

 Letak penempatan sumur injeksi dan sumur produksi disesuaikan dengan


kebutuhan lapangan, dan sebisa mungkin perusahaan harus menghitung
pengeluaran seminim mungkin. Juga sebisa mungkin kedua sumur dekat dengan
radius sweepnya
5. Apabila miscible gas butuh MMP, apakah ada alat produksi yang diganti
 Setiap miscible component (apapun itu) untuk miscible method harus memiliki
MMP untuk mencapai kondisi misciblenya. Alat produksinya nantinya akan sama

5
Microscopic Displacement
1. Pada microscopic displacement, persamaan tekanan kapiler berfungsi untuk distribusi
ukuran pori, maksud dari distribusi ukuran pori itu apa?

Maksud dari distribusi ukuran pori yaitu fluida yg melewati atau atau didistribusikan
hanya dapat melalui pori-pori batuan. Jadi fluida yg mengalir atau didistribusikan
diharapkan dapat menyapu fluida yg ada di reservoir secara micro atau lebih detail tetapi
tergantung dari fluida yg didistiribusikannua kalau gas sangat dapat melewati pori-pori
batuan dengan mudah.

2. Cara meningkatkan microscopic displacement efficiency, yg di maksud dengan


heterogatal apa?

a) Mengubah viskositas fluida atau permeabilitas relatifnya

b) Mengubah pola aliran sumur

c) Mengurangi gaya tegangan antar permukaan fluida

3. Dari semua faktor yg mempengaruhi microscopic berpengaruh untuk apa?

Jadi untuk menentukan metode eor perlu adanya pengamatan dari microscopic
displacement dan macroscopic displacement.

4. Apa hubungan EOR terhadap wetabilitas batuan?

Beberapa metode eor dapat merubah wetabilitas yg awalnya oil wet menjadi water wet

CO2 Injection
1. Berapakah nilai MMP pada injeksi CO2?
Penentuan nilai MMP tergantung pada karakteristik reservoir yang diinjeksikan,
kemudian karakteristik fluida yang terkandung di dakam reservoir juga harus diperhatikan
sehingga pelaksanaan injrksi co2 hisa maksimum dan mrnambah nikai cadangan terambil.
Contoh parameter penentuannua adalah tekanan reservoir, temperature reservoir,
komposisi hidrokarbon terkandung (molecular weight) dsb
2. Apa maksud dari ekstraksi sebagian komponen minyak?
Sifat CO2 yang terpenting adalah kemampuan untuk mengekstraksikan sebagian
komponen minyak. Hasil dari penelitian Nelson dan Menzile menunjukkan bahwa pada
135 °F dan pada tekanan 2000 Psi minyak dengan gravity 35 °API mengalami ekstraksi
lebih besar dari 50 %.
Dari komposisi hidrokarbon yang terekstraksi selama proses pendesakan CO2,
menunjukkan fraksi menengah (C7-C30) hampir semuanya terekstraksi. Sedangkan pada
fraksi ringan (C2-C6), juga fraksi berat harga ekstraksi sangat kecil.
3. Dari segi ekonomi, injeksi CO2 itu seperti apa?
6
Biaya pembelian CO2 dari berbagai sumber:
 CO2 alamiah: $14/t
 Anthropogenic CO2 dari tanaman kimia : $18/t
 CO2 yang terpoduksi dari lapangan batu bara : $18-54/t
 Efisiensi penggunaan CO2 : 4~8 Mscf/bbl (0.2~0.5t/bbl)
 Biaya transportasi : $0.5~1.2/Mscf
 Biaya operasi : $2-3/bbl
Pembelian co2 sebagai sumber injeksi memang tergolong lebih murah dibandingkan
dengan sumber lainnya tetapi, akibat tekanan yang diinjeksikan tinggi, maka facilities
yang digunakaan harus lebih kuat (lebih bagus kualitasnya). Ada baiknya pula jika facilities
dilapisi oleh corrosion inhibitor ataupun dengan teknik coating atau wrapping.
4. Selain miscible, ada metode injeksi CO2 seperti apa lagi?
Selain miscible terdapat metode immiscible. Dimana kalau untuk miscible digunakan saat
tekanan reservoir lebih rendah dari MMP, sedangkan immiscible digunakan saat tekanan
reservoir lebih besar dari MMP.

APA ITU MISCIBLE


• Kemampuan suatu fluida untuk bercampur dengan fluida lainnya dan membentuk
suatu fasa yang homogen sehingga tidak tampak batas fasa fluida tersebut.
• Tercapainya miscibility zat dengan minyak ditandai dengan mengecilnya tegangan
permukaan sampai mendekati nol.
• Untuk mencapai miscibility, kondisi temperatur serta komposisi harus memenuhi
syarat tertentu.
• Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tercapainya miscibility zat dan minyak
adalah kemurnian zat, komposisi minyak, temperatur serta tekanan.
HYDROCARBON MISCIBLE FLOODING
• Merupakan metode oil recovery melalui pemanfaatan tenaga pendorong gas dengan
menggunakan hidrokarbon ringan. Mekanise utama proses ini melibatkan
pembentukan miscibility.
• Daya campur (miscibility) tergantung pada tiga macam interaksi atau gaya tarik yaitu
interaksi antara zat terlarut dengan zat terlarut (solute-solute interaction), interaksi
antara pelarut dan pelarut (solvent-solvent interaction), dan interaksi antara zat
terlarut dan pelarut (solute-solvent interaction).
• Miscibilty antara dua macam zat bertambah besar dengan semakin kuatnya interaksi
antara zat terlarut dengan pelarut. Sebaliknya, miscibility dua macam zat akan
berkurang dengan semakin kuatnya interaksi antara zat terlarut dan zat terlarut serta
interaksi antara pelarut dengan pelarut.

7
• Miscibility diperoleh dengan melakukan injeksi gas hidrokarbon (solute) seperti gas
yang berada di hidrocarbon yang dapat larut dalam minyak (solvent), minyak
(swelling) yang kemudian membantu pembentukan bank minyak yang dapat
mendorong minyak ke sumur produksi
CONTOH
• LPG Slug Process – an LPG Slug is driven by dry natural gas
• Condensing Gas Drive – LPG enriched natural gas designed to be multiple contact
miscible with oil
• Vaporizing Gas Drive – dry natural gas at multiple contact miscible conditions
Miscibility diketahui sebagai kemampuan dimana suatu fluida untuk bercampur
dengan fluida yang lainnya dan dapat membentuk suatu fasa yang homogen sehingga
tidak terlihat batas dari fasa fluida tersebut. Tercapainya miscibility CO2 dengan minyak
akan ditandai dengan mengecilnya tegangan permukaan hingga mendekati nol.
Perubahan sifat kimia fisika yang dikarenakan oleh adanya injeksi CO2 adalah sebagai
berikut :
 Pengembangan volume minyak
 Kenaikan densitas
 Penurunan viskositas
Penggunaan CO2 untuk dapat meningkatkan perolehan minyak mulai banyak
menarik perhatian karena beberapa alasan kelebihan utama sehingga dilakukannya
injeksi CO2 yaitu :
 Injeksi CO2 dapat mengembangkan minyak dan menurunkan viskositas
 Injeksi CO2 merupakan sebagai solution gas drive walaupun fluida tidak
bercampur sempurna
 Permukaan fluida campur (miscible front) jika rusak akan memperbaiki diri.
 CO2 mudah larut di air menyebabkan air mengembang dan menjadikannya
bersifat agak asam.
 Membentuk fluida yang bercampur dengan minyak karena ekstraksi dan
penguapan.
 Ketercampuran atau miscibility dapat dicapai pada tekanan diatas 1500 psi pada
beberapa reservoir
 CO2 dapat diperoleh dari gas buangan atau dari reservoir yang mengandung CO2
 CO2 adalah zat yang tidak berbahaya, gas yang tidak mudah meledak dan tidak
menimbulkan masalah lingkungan jika hilang ke atmosfir dalam jumlah yang
relatif kecil.
Sedangkan beberapa kekurangan injeksi CO2 adalah sebagai berikut :

 CO2 dengan air akan membentuk asam karbonik yang sangat korosif.
8
 Kelarutan CO2 di air dapat menaikkan volume yang diperlukan selama bercampur
dengan minyak.
 Diperlukan injeksi dalam jumlah yang besar.
 Sumber CO2 biasanya tidak diperoleh ditempat yang berdekatan dengan proyek
injeksi CO2 sehingga memerlukan pemipaan dalam jarak yang panjang.

NITROGEN FLOODING
 Gas nitrogen (N2) sangat menarik untuk digunakan membanjiri reservoir karena
dapat diproduksi di situs dengan biaya kurang dari alternatif lain.
 Karena dapat diekstraksi dari udara dengan pemisahan kriogenik, ada sumber yang
tak terbatas, dan menjadi benar-benar noncorrosive.
Syarat
1. Reservoir minyak harus kaya etana sampai heksana (C2-C6) atau hidrokarbon
ringan. Minyak mentah ini dicirikan sebagai "minyak ringan" yang memiliki gravitasi
API lebih tinggi dari 35 API.
2. Minyak harus memiliki faktor formasi-volume tinggi, kemampuan menyerap gas
ditambahkan di bawah kondisi reservoir.
3. Minyak harus undersaturated atau rendah metana (C1).
4. Reservoir harus minimal 5.000 kaki dalam untuk menahan tekanan injeksi yang
tinggi (lebih dari 5.000 psi) diperlukan untuk minyak untuk mencapai miscibility
dengan nitrogen tanpa patah pembentukan memproduksi.
Kelebihan
1. Nitrogen Flooding tidak mudah terbakar.
2. N2 flooding tidak korosif.
3. Gas memiliki kandungan panas yang lebih tinggi daripada air, sehingga efisiensi
pendesakan lebih efektif.
4. Recovery lebih besar dibandingkan dengan injeksi air panas untuk jumlah input
energi yang sama.
5. Proses injeksi uap tidak menyebabkan pecahnya minyak, sehingga tidak
menghasilkan bahan bakar gas yang merusak lingkungan.

Kekurangan
1. Nitrogen tidak dapat mengembang maximal.
2. Tidak dapat di pakai disumur bertekanan tinggi.
9
3. Reservoir harus memiliki faktor volume formasi yang tinggi agar dapat menyerap
gas.
4. Reservoir harus minimal 5.000 kaki dalam untuk menahan tekanan injeksi yang
tinggi (lebih dari 5.000 psi).
5. Terjadinya kehilangan gas di seluruh transmisi, sehingga perlu pemasangan isolasi
pada pipa.
6. Spasi sumur harus rapat, karena ada kemungkinan menguap dan hilang dari
formasi

Pengenalan EOR
1. Batasan minyak yang terbakar pada insitu combution
Jawaban: saat ini tidak dapat dipastikan batasan minyak yang terbakar, ada suatu
perhitungan tersendiri dimana disesuaikan dengan lapangan, yang pasti
pembakaran tersebut menyebabkan viskositas minyak berkurang sehingga dapat
terproduksikan

2. Udara apakah yang digunakan di insitu combustion?


Jawaban : udara yang kaya dengan oksigen (diperkaya dengan oksigen)

3. Apa comersial petroleum sulfonate yang paling umum digunakan?


Jawaban : Petronate L, Petronate HL, Pyronate 40

4. Jenis microba MEOR?


Jawaban : jenis microba yang digunakan adalah microba yang dapat mengeluarkan
gas dan berukuran kecil dan microba tersebut berasal dari sumur itu sendiri.

5. Apakah metode huff and puff dapat diaplikasikan pada metode MEOR?
Jawaban : sepertinya tidak bisa, karena dua metode ini berlainan, MEOR
menggunakan bakteri, dan huff and puff menggunakan fluida stimulasi.

SURFAKTAN

6. Kenapa metode surfaktan hanya dapat digunakan pada minyak ringan?


Jawaban : sebenarnya metode ini dapat digunakan pada minyak berat, tetapi akan
menghasilkan hasil yang tidak optimum dan dapat mengakibatkan kerugian,
digunakan pada minyak ringan karena sesuai dengan karakteristik kemampuan
metode surfaktan itu sendiri.

7. Ada tidak jenis surfaktan yang digunakan selain Sodium Sulfonate? No 4


Jawaban : terdapat banyak jenis surfaktan yang dikenal saat ini, tetapi jenis
surfaktan yang dapat dan sering digunakan pada metode injeksi surfaktan adalah

10
Sodium Sulfonate, untuk jenis surfaktan lain kami tidak menemukan sumber yang
dapat menjawabnya.

8. Bagaimana cara menentukan banyakan surfaktan yang digunakan?


Jawaban : tentunya dengan perhitungan yang di korelasikan dengan sifat dan
kondisi dari sumur dan lapangan itu sendiri dan dipengaruhi oleh keekonomisan.

9. Bagaimana jika digunakan pada minyak dengan API lebih dari 25 API?
Jawaban : tentunya metode ini tidak efektif dalam meningkatkan nilai RF. Dapat
digunakan metode lain.

10. Apakah perbedaan metode surfaktan dengan metode polimer?


Jawaban : kedua metode ini bekerja secara bersama-sama dimana surfaktan akan
mengecilkan tengakan permukaan pada reservoir sehingga minyak akan mudah
bergerak/berpindah, dan polimer befungsi sebagai media pendorong untuk
memproduksikan minyak.

Chemical Flooding (Injeksi Kimia) adalah salah satu jenis metode pengurasan minyak tahap
lanjut (EOR) dengan jalan menambahkan zat-zat kimia ke dalam air injeksi untuk menaikkan
perolehan minyak sehingga akan menaikkan efisiensi penyapuan dan atau menurunkkan
saturasi minyak sisa yang tertinggal di reservoir.
Beberapa faktor yang dirasakan penting dalam menentukan keberhasilan suatu injeksi kimia
ialah:
 Kedalaman
 Tingkat heterogenitas reservoir
 Sifat-sifat petrofisik
 Kemiringan
 Mekanisme pendorong
 Cadangan minyak tersisa
 Saturasi minyak tersisa
 Viskositas minyak

Injeksi surfactant digunakan untuk menurunkan tegangan antarmuka minyak-fluida injeksi


supaya perolehan minyak meningkat. Jadi effisiensi injeksi meningkat sesuai dengan
penurunan tegangan antarmuka (L.C Uren and E.H Fahmy). Ojeda et al (1954)
mengidentifikasikan parameter-parameter penting yang menentukan kinerja injeksi
surfactant, yaitu:
 Geometri pori
 Tegangan antarmuka
 Kebasahan atau sudut kontak
 ΔP atau ΔP/L
 Karakteristik perpindahan kromatografis surfactant pada sistem tertentu

11
Injeksi surfactant ini ditujukan untuk memproduksikan residual oil yang ditinggalkan oleh
water drive, dimana minyak yang terjebak oleh tekanan kapiler, sehingga tidak dapat
bergerak dapat dikeluarkan dengan menginjeksikan larutan surfactant. Percampuran
surfactant dengan minyak membentuk emulsi yang akan mengurangi tekanan kapiler. Setelah
minyak dapat bergerak, maka diharapkan tidak ada lagi minyak yang tertinggal. Pada
surfactant flooding kita tidak perlu menginjeksikan surfactant seterusnya, melainkan diikuti
dengan fluida pendesak lainnya, yaitu air yang dicampur dengan polymer untuk
meningkatkan efisiensi penyapuan dan akhirnya diinjeksikan air.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya surfactant pada permukaan air/minyak
antara lain:
 Jenis asam organik yang terkandung
 Komposisi kimiawi minyak mentah
 Kadar wax,
 dan sebagainya
Dasar pertimbangan yang diguankan untuk memilih metoda pendesakan surfactant pada
suatu reservoir, yang diperoleh dari data empiris diantaranya meliputi Sifat fisik fluida
reservoir yang terdiri dari:
 gravity minyak,
 viskositas minyak,
 komposisi dan kandungan kloridanya.
Sifat fisik batuan reservoir yang terdiri dari: saturasi minyak sisa, tipe formasinya, ketebalan,
kedalaman, permeabilitas rata-rata dan temperaturnya.
Kriteria seleksi untuk injeksi surfactant yang diharapkan dapat menghasilkan perolehan
optimum adalah sebagai berikut :
1. Kualitas crude oil
 Gravity : > 25 API
 Viskositas : < 30 cp
 Permeabilitas rata-rata (mD) : < 250
 Kandungan klorida : < 20000 ppm
 Saturasi minyak sisa : > 20
 Jenis batuan : Sandstone
Komposisi diutamakan minyak menengah ringan (Light Intermediate)
2. Surfactant dan polimer
 Ukuran dari slug adalah 5 – 15% dari volume pori (PV) untuk sistem surfactant
yang tinggi konsentrasinya sedangkan untuk yang rendah besarnya 15 – 50% dari
volume pori (PV).
 Konsentrasi polimer berkisar antara 500 – 2000 mg/i Volume polimer yang
diinjeksikan kira-kira 50% dari volume pori.

12
3. Kondisi reservoir
 Saturasi minyak >30% PV
 Tipe fomasi diutamakan sandstone
 Ketebalan formasi > 10 ft
 Permeabilitas > 20 md
 Kedalaman < 8000 ft
 Temperatur < 175F

4. Batasan lain
Penyapuan areal oleh water floding sebelum injeksi surfactant diusahakan lebih besar
dari 50% Diusahakan formasi yang homogen Tidak terlalu banyak mengandung
annydrite, pysum atau clay. Salinitas lebih kecil dari 20000 ppm dan kandungan ion
divale (Ca dan Mg) lebih kecil dari 500 ppm.

 FAKTOR INJEKSI SURFAKTAN: Clay, Salinitas, Adsorbsi, Konsentrasi Surfaktan


 Sifat – sifat Surfactant:
Surfactant adalah bahan kimia yang molekulnya selalu mencari tempat diantara dua
fluida yang tidak mau bercampur dan surfactant mengikat kedua fluida tersebut
menjadi emulsi. Surfactant yang berada di dalam slug harus dibuat agar membentuk
micelle, yaitu surfactant yang aktif dan mampu mengikat air dan minyak pada
konsentrasi tertentu. Jika konsentrasinya masih kecil, maka campuran surfactant
tersebut masih berupa monomer (belum aktif). Untuk itu setiap slug perlu diketahui
CMC-nya (Critical Micelles Cocentration) yaitu konsentrasi tertentu, sehingga
campuran surfactant yang semula monomor berubah menjadi micelle.

POLIMER
Chemical Flooding (Injeksi Kimia) adalah salah satu metode Enhanced Oil Recovery dengan
menambahkan zat-zat kimia ke dalam air injeksi untuk menaikkan perolehan minyak.
Sehingga akan menaikkan efisiensi penyapuan dan menurunkan saturasi minyak sisa yang
tertinggal di reservoir.
Polimer berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari dua kata yaitu Poly dan meros. Poly artinya
banyak dan Meros berarti unit atau bagian. Polimer merupakan senyawa yang besar
terbentuk dari hasil penggabungan banyak unit-unit molekul yang kecil. Unit molekul kecil
pembentuk senyawa ini disebut monomer. Ini artinya senyawa polimer terdiri dari banyak
monomer.
Polimer bisa tersusun dari beribu-ribu atau bahkan dari jutaan monomer, sehingga dapat
disebut sebagai senyawa makromolekul.
Injeksi Polimer meliputi penambahan bahan pengental (thickening agent) ke dalam air
injeksi untuk meningkatkan viskositasnya. Bahan pengental yang biasa dipakai adalah
polimer.

13
 Penambahan polimer ke dalam air injeksi dimaksudkan untuk memperbaiki sifat
fluida pendesak. Injeksi polimer dapat meningkatkan perolehan minyak yang cukup
tinggi dibandingkan dengan injeksi air konvensional.
Jika minyak reservoir lebih sukar bergerak dibandingkan dengan air pendesak, maka air
cenderung menerobos minyak, hal ini akan menyebabkan air cepat terproduksi, sehingga
effisiensi pendesakan dan recovery minyak rendah.
 Pada kondisi reservoir seperti di atas, injeksi polimer dapat digunakan. Polimer yang
terlarut dalam air injeksi akan mengentalkan air, mengurangi mobilitas air dan
mencegah air menerobos minyak.
 Reservoir minyak terdiri atas banyak lapisan dengan sifatnya yang beragam. Dalam
EOR, permeabilitas reservoir merupakan faktor utama yang penting di samping
rekahan. Variasi permeabilitas dan rekahan dapat berpengaruh besar terhadap
aliran fluida dalam reservoir, sehingga mempengaruhi perolehan minyak.
 Polimer dapat mengurangi pengaruh yang merugikan dari variasi permeabilitas dan
rekahan, sehingga dengan demikian dapat memperbaiki efisiensi penyapuan vertikal
dan horizontal.
 Effisiensi penyapuan dapat menjadi rendah karena adanya perbandingan mobilitas
yang tidak menguntungkan. Mobilitas fluida dalam reservoir didefinisikan sebagai
permeabilitas media terhadap fluida dibagi dengan viskositas fluida.
Rasio mobilitas merupakan parameter yang sangat penting dalam proses perpindahan. Ini
mempengaruhi baik areal dan sapuan vertical.
 M <1 then perpindahan yang menguntungkan
 M >1 then perpindahan yang tidak menguntungkan
 Temperatur reservoir
Untuk polyacrylamide adalah lebih kecil dari 200 oF dan untuk xanthan gum lebih
kecil dari 160 oF.
 Viskositas minyak
Viskositas minyak yang sesuai adalah <200cp.
 Saturasi
Besarnya saturasi minyak yang bergerak (% PV) adalah lebih besar 10. Hal ini
merupakan pertimbangan ekonomis.
 Kedalaman reservoir
Kedalaman reservoir yang diharapkan untuk injeksi ini adalah reservoir dengan
kedalaman sedang.
Karakteristik polimer diantaranya terdiri dari
 Kimiawi polimer

14
 Ukuran polimer.
Ada dua tipe dasar polimer yang saat ini banyak digunakan untuk EOR yaitu :
 polysacharide
 poliacrylamide.
 Perolehan minyak tambahan yang dapat diharapkan dari injeksi polimer adalah
sebesar 5% dari residual oil reserves. Sedangkan untuk sumur-sumur produksi
reservoir minyak dengan solution gas drive, perolehan minyak bertambah kira-kira
25% dan untuk sumur-sumur produksi dengan water drive, injeksi gas atau gravity
drainage perolehan minyak yang dapat dihasilkan sekitar 15%. Perolehan minyak ini
lebih besar daripada mengunakan injeksi air konvensional.

STEAM FLOODING
 Metode pemulihan termal di mana uap yang dihasilkan di permukaan diinjeksikan
ke dalam reservoir melalui sumur injeksi. Saat uap memasuki reservoir, dia
memanaskan minyak dan mengurangi viskositasnya.
 Minyak yang sudah diturunkan viskositasnya bergerak ke arah sumur produksi dan
diproduksi oleh artificial lifting.
 Efisiensi produksi dengan menggunakan injeksi uap bisa mencapai 50-70 % OIP.
 Kesuksesan peningkatan produksi minyak pada injeksi uap disebabkan oleh
besarnya pengaruh suhu pada minyak berat yang terkandung di dalam reservoir.
Peningkatan suhu pada daerah panas yang terbentuk dalam reservoir
mengakibatkan penurunan viskositas minyak secara tajam pula.

Keuntungan-keuntungan dalam injeksi uap antara lain :


 menurunan viskositas minyak

 mengurangi Saturasi minyak yang tersisa


 menambah efek pemuaian/pengembangan, meningkatkan efek penguapan
(Distillation effect) minyak.
 Uap memiliki kandungan panas yang lebih tinggi daripada air, sehinggaefisiensi
pendesakan lebih efektif.

 Recovery lebih besar dibandingkan dengan injeksi air panas untuk jumlah input
energi yang sama.
 Efisiensi pendesakan sampai 60 % OOIP.

15
 Proses injeksi uap tidak menyebabkan pecahnya minyak, sehingga tidak
menghasilkan bahan bakar gas yang merusak lingkungan.
Kerugian-kerugian dalam injeksi uap antara lain :
 Terjadinya kehilangan panas di seluruh transmisi, sehingga perlu pemasangan isolasi
pada pipa.
 Spasi sumur harus rapat, karena ada panas yang hilang di formasi.

 Terjadinya problem korosi dan scale pada pipa-pipa serta


 Proses penginjeksian uap lumayan mahal
Faktor Steam Flooding
 Oil gravity dan viskositas
 Oil in place
 Kedalaman
 Ketebalan lapisan
 Transmissibility (kh/viscositas)
 Macam batuan
 Karakteristik geologi
Metode Huff and Puff yang dikenal juga sebagai Cyclic Steam Stimulation (CSS)
 CSS pada sumur horizontal dikenal sebagai Horizontal Cyclic
 Recovery factors sekitar 20 sampai 25%

MEOR (Microbial Enhanced Oil Recovery)


Salah satu metode EOR yang sedang dikembangkan saat ini adalah metode mengembangan
menggunakan bioteknologi. Tujuan dari metode ini adalah untuk meningkatkan recovery
minyak dengan cara memanipulasi sifat-sifat ataupun cara kerja mikroba pada reservoir.
Diantaranya yaitu :
 agar menghasilkan gas CO2
 agar menghasilkan gas biosurfaktan
Fungsi yang diharapkan terjadi adalah:

 Mengurangi besar viskositas minyak


 Menurunkan tegangan permukaan

16
 Meningkatkan kelarutan karbon monoksida dalam air
 Mengubah porositas batuan

 Meningkatkan aliran gas karbon monoksida keluar sumur


Ciri-ciri bakteri yang dapat dijadikan mikroba MEOR
 Mampu mengolah senyawa hidrokarbon
 Dapat menghasilkan biosurfaktan

 Menghasilkan gas
 Berukuran kecil
 Kuat terhadap tekanan,suhu tinggi
 Dan tidak berbahaya bagi manusia
Keuntungan
 Biaya murah

 Tidak butuh banyak modifikasi lapangan


Kerugian

 Dengan berjalannnya waktu gas yang dihasilkan mikroba dapat mengkorosi


pipa produksi yang dapat menghambat produksi kedepannya (hidrogen
sulfida )

SCREENING
• Screening adalah proses pemilihan proses EOR yang akan dipakai untuk suatu
lapangan tertentu.
• Perlu dilakukan screening sebelum proses EOR agar dapat melakukan EOR yang
tepat untuk mendapatkan hasil optimal pada produksi lapangan dengan EOR.
• Parameter Batuan: Kedalaman, Heterogenitas, Anistropi, Lempung, ukuran butir
• Parameter Fluida: Viskositas, Komposisi, API
• Parameter EOR: Mobilitas, Tekanan kapiler, Wettability, Swc/So, Gravitasi
• Proses Screening
1. Pendeskripsian geologis.
2. Review dari tekanan dan produktivitas.
3. Memperikirakan ultimate primary recovery, infill drilling dan potensi stimulasi.
4. Melihat dibutuhkan atau tidaknya EOR.
17
5. Memperkirakan masalah dibandingkan dengan kondisi reservoir.
6. Pemilihan awal jenis EOR yang dipakai.
7. Memperkecil pemilihan proses EOR menjadi satu atua dua.
8. Membuat simulasi model secara geolgis.
9. Analisa keekonomisan.
10. Melakukan tes pada formasi namun sekala kecil.

Gambar Pola Injeksi

18

Anda mungkin juga menyukai