Anda di halaman 1dari 6

Kisi-kisi komprehensif

1. Filsafat sains dan teknologi


 Kaitan dengan manusia
Sains memberi penekanan kepada sumbangan pemikiran manusia dalam
menguasai ilmu pengetahuan itu, dan ini terdapat dalam seluruh alam semesta.
Proses mencari kebenaran secara mencari jawaban kepada persoalan-persoalan
secara sistematik yang dinamakan pendekatan saintifik dan ia menjadi landasan
perkembangan teknologi yang menjadi salah satu unsur terpenting peradaban
manusia. Sains sangat penting untuk perkembangan dan kemajuan kemanusiaan
dan teknologi.
 Pengetahuan
Ilmu pengetahuan mempunyai teori-teori atau rumus-rumus yang tetap, dan
teknologi merupakan praktek atau ilmu terapan dari teori-teori yang berasal dari
ilmu pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan dan teknologi saling mempunyai
hubungan. Jika tidak ada ilmu pengetahuan, teknologi tidak akan ada. Hubungan
perkembangan sains dengan perkembangan di bidang teknologi bisa dikatakan
saling memiliki keterkaitan. Misalnya, seandainya manusia tidak pernah
menemukan kandungan besi dari bumi, maka sekarang pasti tidak ada barang-
barang yang terbuat dari besi. Contohnya:Komputer, pisau, bahkan sendok besi.
 Ilmu dan Filsafat
Berbicara tentang ilmu sama halnya berbicara tentang filsafat menyangkut objek
material tertentu. Perbedaannya hanyalah ilmu mengkaji objek-objek fisik yang
empiris. Para pemikir menyadari eratnya hubungan antara ilmu dengan
filsafat. Francis Bacon misalnya, memandang filsafat sebagai induk semua
ilmu. Henry Sidgwick mengartikan filsafat sebagai ilmu dari ilmu-ilmu. Seluruh
cabang ilmu berakar dari filsafat sebagai dasarnya. Tidak satupun ilmu atau
cabang-cabang ilmu yang dapat berdiri sendiri atau terlepas dari filsafat sebagai
landasannya.
 Sains teknologi dan Agama
Sains dan agama merupakan dua entitas yang berbeda, namun keduanya sama-sama
memiliki peranan sangat penting dalam kehidupan manusia. Sains dan islam merupakan
bidang ilmu pengetahuan yang memiliki cara pandang yang berbeda dalam menyikapi
kehidupan masa kini. Namun disamping perbedaan teresebut masih ada hubungan timbal-
balik yang sangat dahsyat apabila diantara sains dan islam diintegrasikan dengan
pola yang baik. Dengan lahirnya agama, menjadikan umat manusia memiliki iman yang
menjadikan hidupnya lebih terarah, berkat agama pula telah menjadikan manusia lebih
beretika, bermoral dan beradab. Sementara sains yang memberikan banyak pengetahuan
kepada manusia, dengan semakin berkembangnya sains akan memajukan dunia dengan
berbagai penemuan yang gemilang serta memberikan kemudahan fasilitas yang sangat
menunjang keberlangsungan hidup manusia.
 Manusia makhluk yang berfikir
Berfikir juga memberi kemungkinan manusia untuk memperoleh pengetahuan,
dalam tahapan selanjutnya pengetahuan itu dapat menjadi fondasi penting bagi
kegiatan berfikir yang lebih mendalam. Ketika Adam diciptakan dan kemudian
ALLAH mengajarkan nama-nama, pada dasarnya mengindikasikan bahwa Adam
(Manusia) merupakan Makhluk yang bisa Berfikir dan berpengetahuan, dan
dengan pengetahuan itu Adam dapat melanjutkan kehidupannya di Dunia.
 kelebihan manusia dibanding makhluk lain dengan adanya akal,
Yang perlu kita ketahui tentang hukum akal ialah bahwa akal itu satu sifat yang
ALLAH SWT jadikan pada manusia. Ia ALLAH letakkan pada otak manusia
dengan segala ciri yang istimewa. Dengan adanya sifat ini, terbedalah manusia itu
daripada makhluk-makhluk lain seperti hewan. Dalam arti kata yang lain, dengan
adanya akal, termulialah manusia ini dibandingkan dengan makhluk lain di muka
bumi Tuhan ini.
 sifat ingin tahu dan berpikir
dalam sejarah kehidupan,manusia selalu berusaha untuk mencari kebenaran
,sebuah proses yang panjang dimana manusia sebelum menemukan kebenaran
mereka harus memiliki rasa ingin tahu terhadap kebenaran tersebut. Proses rasa
ingin tahu itu kemudian menjadi ilmu pengetahuan agar dapat
dipertanggungjawabkan sebagai sebuah kebnaran.
 lmu dan filsafat
Berbicara tentang ilmu sama halnya berbicara tentang filsafat menyangkut objek
material tertentu. Perbedaannya hanyalah ilmu mengkaji objek-objek fisik yang
empiris. Para pemikir menyadari eratnya hubungan antara ilmu dengan
filsafat. Francis Bacon misalnya, memandang filsafat sebagai induk semua
ilmu. Henry Sidgwick mengartikan filsafat sebagai ilmu dari ilmu-ilmu. Seluruh
cabang ilmu berakar dari filsafat sebagai dasarnya. Tidak satupun ilmu atau
cabang-cabang ilmu yang dapat berdiri sendiri atau terlepas dari filsafat sebagai
landasannya.
 ilmu sebagai obyek kajian filsafat
Pada dasarnya ilmu memiliki dua macam objek, yaitu objek material dan objek
formal. Objek material adalah sesuatuu yang dijadikan sasaran penyelidikan,
seperti tubuh manusia adalah objek material ilmu kedokteran. Adapun objek
formalnya adalah metode untuk memahami objek material tersebut, seperti
pendekatan induktif dan deduktif. Objek material filsafat adalah segala yang ada.
Segala yang mencangkup ada yang tampak dan tidak tampak. Yang tampak adalah
dunia empiris, sedangkan yang tidak tampak adalah alam metafisika. Objek
material filsafat dibagi atas 3 bagian, yaitu yang ada di dalam alam empiris, yang
ada di dalam alam pikiran, dan yang ada di dalam alam kemungkinan. Adapun
objek formal filsafat adalah sudut pandang yang menyeluruh, radikal, dan rasional
tentang segala yang ada.

 pengertian filsafat ilmu


Filsafat ilmu berusaha menjelaskan masalah-masalah seperti: apa dan bagaimana
suatu konsep dan pernyataan dapat disebut sebagai ilmiah, bagaimana konsep
tersebut dilahirkan, bagaimana ilmu dapat menjelaskan, memperkirakan serta
memanfaatkan alam melalui teknologi;
 Sejarah perkembangan ilmu
Sejarah dapat dilihat dari segi kronologis dan geografis. Untuk itu, bisa dilihat
dengan kurun waktu dimana sejarah itu terjadi. Dalam setiap periode sejarah
pekembangan ilmu pengetahuan menampilkan ciri khas atau karakteristik tertentu.
 mulai zaman Yunani
Zaman ini berlangsung dari abad 6 SM sampai dengan sekitar abad 6 M. Zaman
ini menggunakan (suatu sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis)”, dan
tidak menerima pengalaman yang didasarkan pada (sikap menerima segitu saja)”.
Sehingga pada zaman ini filsafat tumbuh dengan subur. Yunani mencapai puncak
kejayaannya atau zaman keemasannya (Zaman Hellenisme) di bawah pimpinan
Iskandar Agung
 zaman Islam Renaisance
Renaissance dan reformasi Peradaban Islam, bukanlah merujuk kepada gerakan
kebangkitan agama dalam maknanya yang puritan, bukan pula gerakan yang
kembali kepada semangat ortodoksisme dan konservatisme. Tapi,
gerakan renaissance dan reformasi dalam Islam adalah gerakan mengembalikan
nilai-nilai dan semangat rasionalisme dan liberalisme seperti pada masa-masa
kegemilangan peradaban Islam
 Modern serta kemajuan ilmu dan sains zaman kontemporer

 Pengetahuan dan sumbernya serta ukuran kebenaran


 dasar-dasar pengetahuan yang tersusun atas
 penalaran
 logika
 sumber pengetahuan dan kriteria kebenara
 Dasar-dasar ilmu
 Ontologi
Ontologi sendiri merupakan cabang ilmu filsafat mengenai sifat (wujud)
atau fenomena yang ingin diketahui manusia. Dalam ilmu sosial ontologi
berkaitan dengan sifat pada interaksi sosial atau komunikasi sosial.
Ontology merupakan mengerjakan terjadinya pengetahuan dari sebuah
gagasan kita tentang realitas.
 Epistemologi
Epistemologi adalah salah satu cabang filsafat yang mempelajari tentang
asal, sifat, metode, dan batasan pengetahuan manusia. Epistemologi sendiri
dinamakan sebagai teori pengetahuan. Kata epistemologi berakar dari
bahasa Yunani. Kata ini terdiri dari dua gabungan kata yaitu episteme yang
artinya cara dan logos yang artinya ilmu. Jika diartikan secara keseluruhan,
epistemologi adalah ilmu tentang bagaimana seorang ilmuwan membangun
ilmunya.
 Aksiologi
Aksiologi adalah teori nilai yang berhubungan dengan kegunaan dari
pengetahuan yang didapatkan. Ilmu ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu:
pertama, moral conduct, yaitu tindakan moral yang melahirkan etika.
Kedua, esthetic expression, atau ekspresi keindahan, Ketiga, sosio-political
life, atau kehidupan sosial politik. Dari bahasan ketiga inilah lahir filsafat
sosio-politik. Aksiologi merubakan cabang filsafat yang berkaitan dengan
etika, estetika, dan agama
 Metafisika
metafisika berasal dari pemikiran manusia. Metafisika itu sendiri
merupakan cabang filsafat yang membicarakan tentang hal – hal yang
sangat mendasar yang di luar pengalaman manusia. Metafisika mengakaji
segala sesuatu secara komprehensif.
 Asumsi
Dalam perjalanan mencari ilmu, perlu adanya kegiatan pengamatan
terhadap suatu atau beberapa kejadian. Asumsi merupakan perkiraan-
perkiraan yang muncul dari adanya pengamatan terhadap hukum, gejala
atau kejadian-kejadian yang sudah berlaku. Asumsi merupakan merupakan
proses “kompromi” dalam perjalanan menemukan atau merumuskan
pengetahuan.
 peluang,
peluang merupakan perbandingan antara banyaknya kejadian yang muncul
(observed) dengan banyaknya seluruh kejadian yang mungkin muncul
(expected). Sehingga dalam proses pencarian ilmu, peluang merupakan
kemungkinan-kemungkinan yang ada dalam pencarian atau perumusan
suatu pengetahuan yang pasti (kepastian)
 asumsi dalam ilmu/sains
Sedangkan pengertian asumsi dalam filsafat ilmu ini merupakan anggapan/
andaian dasar tentang realitas suatu objek yang menjadi pusat penelaahan
atau pondasi bagi penyusunan pengetahuan ilmiah yang diperlukan dalam
pengembangan ilmu.
 batas-batas penjelajahan ilmu/sains.

 Epistemologi pengetahuan dan


 metode ilmiah dan struktur pengetahuan ilmiah.
 Aksiologi ilmu/sains dan moral
 Metode konsep sains
 Eksplanasi sains
Setiap eksplanasi saintifik adalah secara potensial merupakan suatu
prediksi, dan sebaliknya, setiap prediksi yang reliabel adalah secara
potensial merupakan eksplanasi.
 dan Sains.
Sains adalah berasal dari bahasa latin yaitu “scientia” yang artinya
pengetahuan. Jadi definisi sains ialah suatu cara untuk mempelajari
berbagai aspek-aspek tertentu dari alam secara terorganisir, sistematik &
melalui berbagai metode saintifik yang terbakukan.
 Sarana berpikir ilmiah:
 Bahasa,
ahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, bahasa
sebagai sarana komunikasi antar manusia, maka segala yang berkaitan
dengan komunikasi tidak terlepas dari bahasa, seperti berpikir sistematis
dalam menggapai ilmu dan pengetahuan. Dengan kata lai, tanpa
mempunyai kemampuan berbahasa seorang tidak dapat melakukan
kegiatan berpikir ilmiah secara sistematis dan teratur.
 Matematika, dan
Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari
serangkaain pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang
matematika bersifat “artifisial” yang baru mempunyai arti setelah sebuah
makna diberikan kepadanya. Tampa itu maka matematika hanya
merupakan kumpulan rumus-rumus yang mati. Dalam hal ini matematika
mempunyai sifat yang jelas, spesifik, dan informative dengan tidak
menimbulkan konotasi yang bersifat emosional.
 Statistika
Statistika yang relatif sangat muda dibandingkan dengan matematika
berkembang dengan sangat cepat terutama dalam dasawarsa lima puluh
tahun belakangan ini. Penelitian ilmiah, baik yang berupa survei maupun
eksperimen, dilakukan lebih cermat dan teliti dengan menggunakan teknik-
teknik statistika yang diperkembangkan sesuai dengan kebutuhan. Di
Indonesia sendiri kegiatan dalam bidang penelitian sangat meningkat, baik
kegiatan akademik maupun pengambilan keputusan telah memberikan
momentum yang baik untuk pendidikan statistika.
k. Hakikat dan kegunaan ilmu

Aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia,


kajiantentangnilai–nilaikhususnyaetika.Ilmu menghasilkan teknologi yang akan
diterapkan pada masyarakat. Teknologi dalam penerapannya dapat menjadi
berkah dan penyelamat bagi manusia, tetapi juga bisa menjadi bencana bagi
manusia. Disinilah pemanfaatan pengetahuan dan teknologi harus diperhatikan
sebaik – baiknya. Dalam filsafat penerapan teknologi meninjaunya dari segi
aksiologi keilmuan

Anda mungkin juga menyukai