Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA II

MODUL 5

PERIODE I (2018/2019)

KELOMPOK IV

NAMA MAHASISWA/NIM : Sigid Sasono S. / 104216055

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS PERENCANAAN INFRAKSTRUKTUR

UNIVERSITAS PERTAMINA

2018
LONCATAN HIDROLIS

Sigid Sasono1*, Chairunnisa N1 , Dyah Ekawati1


1
Progam Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Perencanaan Infrakstruktur, Universitas Pertamina
*Corresponding author: sigids3@gmail.com
Abstrak :

Ambang adalah alat yang digunakan pada saluran terbuka untuk menentukan nilai debit yang secara
langsung memiliki hubungan dengan kedalaman air Pada setiap ambang akan menyebabkan air terbendung
dan pada saat air keluar melewati atas ambang, debit air dan ketinggian air dapat dihitung. Praktikum kali
ini, dilakukan percobaan dengan ambang lebar, ambang ogee, dan ambang tajam.Dalam praktikum ini dapat
mempelajari hubungan tinggi muka air diatas ambang lebar maupun tajam terhadap debit air yang melimpah
diatas serta pengaruh bentuk amabang terhadap efektifitas penyaluran debit. Didapatkan nilai Q, Cd, H dll
dan dibuat grafik untuk menentukan hubungan dari masing-masing data yang diperlukan. Berdasarkan
praktikum nilai perbandingan Ho dan Q pada ambang lebar dan tajam berbanding lurus, sedangkan pada
perbandingan Ho dan Cd pada ambang tajam berbanding terbalik.
Kata Kunci : fluida, loncatan ambangs, aliran, perlakuan, kecepatan, coefisien discard, debit

Abstract :
Threshold is a tool used to determine the value of the discharge that is directly related to the air depth. In
each hole it will cause the air to collect and when the air out passes the threshold, the air discharge and air
altitude can be calculated. This time, done with width, threshold, and threshold. This alleged practicum can
be done through the wide and sharp debit of the abundant airflow and also the form of amabang to the
effectiveness of debit distribution. Obtained the value of Q, Cd, H etc. and create a graph to determine the
relationship of each data required. Based on the practice of the ratio of Ho and Q on width and proportional
to straight, while the comparison of Ho and Cd in the sharp direction inversely proportional.
Keywords : fluid, ambangs leap, flow, treatment, speed, discard coefficient, discharge

PENDAHULUAN
Ambang merupakan salah satu jenis bangunan yang berguna untuk menaikan tinggi muka serta
debit pada suatu aliran. Terdapat beberapa ambang antara lain: ambang lebar, ambang tajam, dan
ambang ogee. Ambang lebar salah satu ambang yang paling sering digunakan. Ambang lebar
memiliki energi potensial yang lebih besar sehingga dapat mengaliri daerah yang luas, ambang
lebar biasanya sering diaplikasikan pada waduk atau danau. Ambang lebar dan ambang tajam
hampir serupa yang membedakan hanya air yang jatuh. Ambang ogee memberikan tekanan pada
permukaan sewaktu mengalirkan air yang kecil. Ambang ogee jarang diaplikasikan tetapi biasa
digunakan pada sungai-sungai besar. Debit aliran yang melewati ambang lebar dapa menggunakan
persamaan :

4 8 3 3⁄
𝑄𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 = 𝑏 √2𝑔 ( 𝐻03 − 𝐻0 ) = 1,705 𝑏𝐻0 2
9 27

1
Sedangkan, untuk mencari koefesien discharge pada ambang lebar dapat menggunakan persamaan
berikut :
𝑄
𝐶𝑑 =
𝑄𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙

Pada kontruksi ambang tajam relatif sederhana dan ambang ini cenderung banyak digunakan untuk
mengukur aliran terbuka yang dilakukan di laboratorium. Ambang ini diaplikasikan-nya terbatas
karena berpotensi merusak runtuhan tajam oleh puing-puing dinding. Dalam mencari nilai
koefesien dapat menggunakan persamaan :
2
2 √
𝑄 = 𝐶𝑑 𝑏 2𝑔𝑦𝑐3
3
Ketika ambang tajam digunakan, dalam penentuan Cd bisa menggunakan persamaan Rehbock
sebagai berikut :
𝑦𝑐
𝐶𝑑 = 0,602 + 0,083

Jika ambang ogee, pada bagian dasar memiliki tekanan yang positif sepanjang permukaan dan
tekanan diatas negatif. Bila aliran saat hulu melebihi puncak ambang tajam akan terjadi kavitasi
yang dapat merusak permukaan bending. Koefesien ambang ogee berbeda-beda antara lain untuk
kisaran 1,13 < Cw < 1,59 saat 0,4 < (hw/hd) < 3,0 dan ada juga yang Cw = 1,31.

METODE PENELITIAN

A. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada percobaan ambang lebar dan ambang tajam di laboratorium
mekanika fluida adalah hydraulic flow demonstrator, hydraulic bench, ambang lebar,
penggaris dan stopwatch. Bahan yang digunakan dalam percobaan yaitu fluida cair.
Alat yang digunakan pada percobaan ambang ogee di laboratorium mekanika fluida adalah
hydraulic flow demonstrator, hydraulic bench, ambang ogee, penggaris, gabus dan stopwatch.
Bahan yang digunakan dalam percobaan yaitu fluida cair.

B. Cara Kerja
1. Ambang Lebar
Alat disiapkan terlebih dahulu. Pitot dipastikan pada posisi yang diinginkan. Ambang
lebar dipasang pada apparatus. Pintu air dibuka dua-duanya setinggi tidak ada penghalang.
Hydraulic bench dinyalakan dan buka katup control, ketinggian pada y sesuai perlakuan.
Dicatat ketinggian yo, y1, hw dan ukur volume serta waktunya. Ulangi perlakuan dan catat
hasil.

2. Ambang Tajam
Alat disiapkan terlebih dahulu. Pitot dipastikan pada posisi yang diinginkan. Pintu air
ditutup pada hulu dan buka pintu air di hilir. Hydraulic bench dinyalakan dan buka katup
control hingga air yang masuk memenuhi bagian hilir. Ketika udah penuh buka pintu air,
air akan mengalr dengan kencang sehingga membentuk nappe pada ambang. Dicatat
ketinggian yo, h, p dan ukur volume serta waktunya.

2
3. Ambang Ogee

Alat disiapkan terlebih dahulu. Pitot dipastikan pada posisi yang diinginkan.
Ambang ogee dipasang pada apparatus. Pintu air dibuka full dibagian hulu maupun hilir.
Hydraulic bench dinyalakan dan buka katup control kemudian ketinggian pada y sesuai
perlakuan. Ketika air udah steady, pintu air dinaikan dibagian hilir setinggi 70 mm. Dicatat
yo, y1, volume, waktu dan jarak. Diulangi cara kerja dengan perlakuan berbeda.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
 Ambang Lebar

Hw 7.5
b 7.5
Perlakuan
(Y) Yo Y1 V t Qexp Ho Qteori Cd
11 3.6 2 10000 12.45 803.2129 3 66.4458 12.08824
11.5 4.2 2.3 10000 9.77 1023.541 3.45 81.94346 12.49083

 Ambang Tajam

b 7.5
9.8
g 1
Perlaku Cd
an P yo H V t Q H3/2 log H log Q Cd teori
1. 1000 35.1 284.819 1.83711 0.17609 2.45456 0.31112
1 7.5 9 5 0 1 1 7 1 9 2 0.6186
8. 1. 21.0 237.529 1.31453 0.07918 2.37571 0.36261 0.6152
2 7.5 7 2 5000 5 7 4 1 8 4 8

 Ambang Ogee

b 7.5

Perlakuan to
(Y) Yo h Y1 V t Qexp do to* to** to***
4.04 3.12 3.24
11 5 7 3.5 10000 7.74 1291.99 49.5 3.466666667
2.91 2.89 2.7
11.5 5.5 7 4.2 10000 6.17 1620.746 49.5 2.833333333

3
t1
vo Ho d1 ti* ti** ti*** v1 H1 Qteori Cd f H1/Ho
1.91 1.93 2.09
14.27 5.1039 26.81 3.86642 0.47698
885 17 53 1.976666667 282 6 1291.99 8 1 0.757541
1.58 1.59 1.65
17.47 5.6555 32.98 4.75462 1620.74 0.51298
059 66 53 1.606666667 755 7 6 5 1 0.840699

B. Pembahasan
Pada percobaan ambang lebar hasil yang didapatkan semakin besar perlakuan semakin besar
juga Qexp yang dihasilkan. Setelah di plot hasil yang didapat adalah hubungan H0 dan Qexp
berbanding lurus. Jika nilai H0 semakin besar maka nilai Qexp juga akan semakin meningkat.
Hal ini menunjukan bahwa grafik ini sesuai dengan teori. Pada grafik kedua perbandingan H0
dan Cd. Jika diplotkan kedalam grafik terlihat hasil H0 berbanding terbalik dengan Cd. Hal ini
menunjukan bahwa seusai dengan teori bahwa Qexp berbanding terbalik dengan H0. Jika nilai
Q semakin besar maka nila H0 akan lebih kecil.

Dalam ambang tajam hubungan Q terhadap H yaitu memiliki nilai yang berbanding lurus karena
Q yang besar akan menabrak ambang dan aliran tersebut akan semakin tinggi dan didapatkan
nilai H yang semakin besar. Sama seperti ambang lebar, ambang tajam juga memiliki 2 grafik
perbandingan yaitu antara H terhadap Q dan H terhadap Cd. Pada grafik perbandingan H
terhadap Q menunjukkan nilai berbanding lurus dan hasil yang didapatkan sesuai dengan teori
yang ada. Grafik perbandingan H dan Cd didapatkan hasilnya berbanding lurus, yang
sebenarnya menurut teori Cd dan H berbanding terbalik pada Q yang sama. Nilai Cd yang
didapat pada percobaan berbeda dengan persamaan Rehbock karena ada kesalahan pada saat
pembacaan skala.

Pada ambang ogee didapatkan grafik antara y dan H1/Ho yaitu memiliki hubungan yang
berbanding lurus karena semakin besar H1/Ho maka energi yang didapat semakin besar. Jika
nilai H1 besar maka nilai Ho juga akan semakin besar juga. Hubungan Qexp dan Cd yaitu
berbanding lurus sesuai dengan perhitungan rumus yang digunakan.

SIMPULAN

Dari percobaan kita dapat menyipulkan bahwa Ho dan Q berbanding pada ambang lebar
berbanding lurus, lalu nilai Ho dan Cd berbanding terbalik. Sedangkan pada ambang tajam nilai
Ho dan Q berbanding lurus dan nilai Ho dan Cd berbanding lurus. Pada ambang ogee, hubungan
antara y dan H1/Ho memiliki hubungan yang berbanding lurus. Nilai H1/Ho didapatkan nilai
0,7 sesuai dengan spesifikasi pada alat. Nilai Qexp pada setiap ambang menunjukkan bahwa

4
Qexp yang paling besar memiliki ambang yang mampu menahan aliran, sedangkan debit aliran
selalu mengalir dan tertahan pada ambang.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim.Hidraulika Saluran Terbuka [Berkas PDF]. Tersedia di


http://ocw.upj.ac.id/files/Slide-CIV-106-P13-P14-Hidrolika.pdf .
2. Winarta, B., Mahlil, T. dkk. (2018). Modul Praktikum Mekanika Fluida II. Jakarta :
Universitas Pertamina

5
LAMPIRAN

Ambang Lebar

Ho vs Qexp
3.5
3.4
3.3
3.2
Ho vs Qexp
3.1
3
2.9
0 200 400 600 800 1000 1200

Ho vs Cd
3.5
3.4
3.3
3.2
Ho vs Cd
3.1
3
2.9
12 12.1 12.2 12.3 12.4 12.5 12.6

Ambang Tajam

H vs Q
1.6
1.4
1.2
1
0.8
H vs Q
0.6
0.4
0.2
0
230 240 250 260 270 280 290

6
H vs Cd
1.6
1.4
1.2
1
0.8
H vs Cd
0.6
0.4
0.2
0
0.3 0.31 0.32 0.33 0.34 0.35 0.36 0.37

Ambang Ogee

11.6

11.5

11.4

11.3
Series1
11.2

11.1

11

10.9
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

7
Perlakuan pada ambang Ogee Perlakuan pada ambang lebar

Perlakuan pada ambang Tajam

8
Perlakuan pada ambang Ogee Yo 12 cm

Perlakuan pada ambang Ogee Yo 12,5 cm

Anda mungkin juga menyukai