Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

MATA KULIAH PENGANTAR MANAJEMEN AGRIBISNIS


TAHUN AJARAN GANJIL 2019/2020

Oleh :

ITTA QILLAH MILINIA


195040101111018

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Mata Kuliah
Pengantar Mnajemen Agribisnis. Dalam penyusunan laporan ini banyak pihak yang
terlibat untuk membantu menyelesaikannya, oleh karena itu kami mengucapkan
terimakasih kepada pihak yang sudah terlibat.
Laporan Mata Kuliah Pengantar Mnajemen Agribisnis Tanaman ini disusun
untuk memenuhi tugas pengantar manajemen agribisnis tahun 2019. Banyak hal
yang bisa kami dapatkan dalam kegiatan ini. Maka dari itu hal yang kami dapatkan
tadi dapat dijadikan bahan dalam penyusunan laporan ini. Selain itu kerja sama
sangat dibutuhkan agar penyusunan laporan ini berjalan dengan lancar dan dapat
berguna dikemudian hari.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang terlibat. Dan
tidak lupa juga laporan ini jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penyusunan laporan yang
lebih baik lagi dan dapat berguna dikemudian hari.

Malang, 6 Desember 2019

Penyusun

ii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Agribisnis merupakan suatu bisnis dimana bisnis tersebut berbasis pada usaha
pertanian atau pada bidang lain yang mendukungnya, baik di sektor hulu maupun
hilir. Istilah “Agribisnis” diserap dari bahasa inggris yaitu agribusiness yang
merupakan gabungan dari agriculture (pertanian) dan business (bisnis). Menurut
Sutawi (2002), agribisnis merupakan suatu kegiatan usaha salah satu ataupun
keseluruhan pada mata rantai produksi, pengolahan, dan pemasaran yang
berhubungan dengan petani.
Era globalisasi ekonomi saat ini sangat berkembang pesat dengan
didukungnya perkembangan teknologi. Perkembangan tersebut sangat berdampat
pada persaingan dan perubahaan lingkungan usaha. perubahan yang sangat cepat
terjadi dalam lingkungan bisnis secara otomatis menuntut setiap pelaku bisnis untuk
selalu memberikan perhatian dan tanggapan terhadap lingkungannya. Persaingan
global semakin ketat dan menuntut organisasi baik profit dan non profit untuk dapat
mengambil kebijakan dengan tepat terkait aktivitas-aktivitas pencapaian tujuan.

Evaluasi merupakatan kata yang berasal dari Bahasa inggris yaitu


“evaluation” yang berarti penaksiran atau penilaian. Evaluasi adalah proses
menentukan nilai untuk suatu hal atau objek yang berdasarkan pada acuan-acuan
tertentu untuk menentukan tujuan tertentu. Dalam perusahaan, evaluasi dapat
diartikan sebagai proses pengukuran akan efektivitas strategi yang digunakan dalam
upaya untuk mencapai tujuan perusahaan

Di dalam era globalisasi ini dimana persaingan bisnis sangat ketat baik di
pasar internasional atau global maupun di pasar domestik atau nasional, penguasaan
keunggulan bersaing sangat diperlukan, sebab kalau tidak, perusahaan akan susah
berkembang bahkan untuk mempertahankan hidup saja sulit. Berbagai aspek dari
keunggulan bersaing yaitu peningkatan kualitas, persaingan harga, penggunaan
desain kemasan produk yang menarik dan pelayanan penjualan yang memuaskan.
Oleh karena itu alam suatu perusahaan harus memiliki strategi bisnis untuk
memajukan perusahaannya.

1
Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan
pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas. Strategi
merupakan alat untuk mewujudkan tujuan perusahaan yaitu tujuan jangka Panjang
dengan mewujudkan keunggulan bersaing. Strategi bisnis melibatkan pengambilan
keputusan pada tingkat unit bisnis. Di dalam strategi tingkat ini yang ditujukan
adalah bagaimana cara bersaingnya namun strategi bisnis bukanlah satu-satunya
penentu keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan strategik yang telah
diterapkan. Strategi bisnis secara konseptual mungkin sudah baik, tetapi jika
implementasinya buruk maka akan menjadi kegagalan. Banyak perusahaan
terpuruk karena menerapkan strategi yang tidak tepat. Oleh karena itu betapa
pentingnya mempertimbangkan pemilihan strategi secara matang dan seksama.

Ketatnya persaingan dan terjadinya perubahan lingkungan ekternal diakibatkan


oleh pesatnya teknologi di era globalisasi ekonomi. Perusahaan harus mengikuti
perkembangan teknologi yang sangat berpengaruh terhadap fasilitas produksi,
semakin singkatnya daur hidup produk, dan semakin rendahnya keuntungan yang
didapat oleh perusahaan. Perubahan lingkungan bisnis terjadi setiap saat dan dapat
terjadi juga dalam bisnis bidang agribisnis sektor peternakan maupun sektor
pertanian. Salah satu sub sektor pertanian adalah peternakan yang berperan dalam
mewujudkan ketahanan dan keamanan pangan. Perubahan lingkungan eksternal
bisnis di bidang peternakan dapat berubah setiap saat.

Berdasarkan identifikasi, maka dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah


antara lain:
a. Dampak globalisasi yang dapat mempengaruhi kondisi lingkungan internal dan
lingkungan eksternal perusahaan.
b. Contoh studi kasus perusahaan agribisnis dalam menentukan kondisi internal
dan eksternal untuk mendukung strategi pengembangan.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari laporan akhir praktikum ini adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui dan memahami strategi dalam manajemen agribisnis.


2. Mengetahui dan memahami faktor-faktor internal dan eksternal dalam
manajemen agribisnis

2
3. Mengetahui dan memahami dampak globalisasi yang dapat mempengaruhi
kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal perusahaan.
4. Mengetahui dan memahami kondisi internal dan eksternal untuk mendukung
strategi pengembangan suatu perusahaan

3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Pemasaran dalam Agribisnis
Manurut Sjarkowi dan Sufri (2004), Agribisnis adalah setiap usaha yang
terkait dengan kegiatan pertanian, yang memasukkan pengusahaan input pertanian
dan atau pengusahaan produksi yang memiliki juga penguat produksi
pertanian. Dengan kata lain agribisnis adalah cara pandang ekonomi bagi usaha
penyediaan makanan. Serta menurut Sutawi (2002), Agribisnis adalah keseluruhan
dan kumpulan dari seluruh organisasi dan kegiatan mulai dari produksi dan
distribusi produksi, kegiatan produksi pertanian di pertanian sampai dengan
pembuatan, penyimpanan, pengolahan dan sampai distribusi hasil akhir dari
pengolahan tersebut ke konsumen.
Berdasarkan pengertian dari beberapa sumber diatas dapat disimpulkan
bahwa manajemen agribisnis adalah kegiatan dalam industri pertanian (agro-
industri) yang menerapkan ilmu manajemen dengan memaksakan fungsi
perencanaan, penyusunan, pengarahan, dan pengendalian, dan memanfaatkan
semua sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan menghasilkan produk
pertanian yang menguntungkan. Fungsi manajemen agribisnis adalah pengadaan
dan penyaluran sarana produksi, kegiatan produksi primer (budidaya), pengolahan
(agro-industri), pemasaran.
Menurut Griffin (2006), segmentasi merupakan proses membagi pasar
keseluruhan suatu produk atau jasa kedalam beberapa segmen yang memiliki
kesamaan dalam hal minat, daya beli, geografi, perilaku pembelian maupun gaya
hidup. Dengan melakukan segmentasi pasar, pemasaran akan lebih terarah dan
efektif sehingga dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.
Target adalah mengevaluasi beragam segmen untuk memutuskan segmen
mana yang menjadi target market. Serangkaian program pemasaran yang dilakukan
harus sesuai dengan karakteristik pasar sasaran yang hendak dituju. Sedangkan
posisi adalah bagaimana sebuah produk dimata konsumen yang membedakannya
dengan produk pesaing. Dengan upaya identifikasi, pengembangan, dan
komunikasi keunggulan yang bersifat khas serta competitive advantage. Dalam hal
ini termasuk brand imageserta manfaat yang dijanjikan. Dengan begitu, produk dan

4
jasa perusahaan dipersepsikan lebih superior dan khusus dibandingkan dengan
produk dan jasa pesaing dalam persepsi konsumen.
1. Product (Produk)
Produk merupakan segala bentuk hasil usaha yang ditawarkan ke pasar untuk
digunakan atau dikonsumsi sehingga bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan
masyarakat.
2. Price (Harga)
Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh user atau klien untuk
mendapatkan produk yang ditawarkan. Dengan kata lain, seseorang akan
menggunakan jasa atau membeli produk yang ditawarkan, jika pengorbanan yang
dikeluarkan (yaitu uang dan waktu) sesuai dengan manfaat yang ingin dapatkan dari
produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut.
3. Place (Tempat)
Tempat adalah posisi dimana penjual melakukan pemasaran barang. Di mana,
semakin strategis tempat penjualan, semakin besar juga keuntungan yang akan
didapatkan perusahaan. Dengan lokasi yang strategis, konsumen atau calon
pelanggan dapat lebih mudah menemukan dan menjangkau tempat penjualan,
sehingga transaksi penjualan lebih mudah terjadi.
4. Promotion (Promosi)
Strategi marketing mix ini berfokus pada masalah promosi bisnis, seperti
bagaimana cara memasarkan produk, media apa yang digunakan, dan sebagainya.
Promosi merupakan salah satu strategi marketing yang memiliki tujuan sebagai
berikut.
a. Mengidentifikasi dan menarik konsumen baru.
b. Mengomunikasikan produk baru.
c. Meningkatkan jumlah konsumen untuk produk yang telah dikenal secara luas.
d. Menginformasikan kepada konsumen tentang peningkatan kualitas produk.
e. Mengajak konsumen untuk mendatangi tempat penjualan produk.
f. Memotivasi konsumen agar memilih atau membeli suatu produk
5. People (Orang)
Faktor sumber daya manusia sangat menentukan maju atau tidaknya sebuah
perusahaan. Tak dapat kita pungkiri bahwa faktor ini berperan penting dalam

5
membuat suatu kemajuan atau bahkan kemunduran dari suatu perusahaan. Inilah
mengapa berbagai perusahaan berlomba-lomba untuk mencari kandidat pekerja
terbaik, mereka bahkan rela membayar lebih untuk menyewa pihak pencari kerja
independen yang sudah ahli dalam mencarikan kandidat pekerja bagi perusahaan.
Pertanyaan-pertanyaan terkait, apakah karyawan tersebut memiliki
performance tinggi atau sebaliknya, apakah karyawan tersebut loyal atau
sebaliknya, apakah karyawan tersebut mampu melayani konsumen dengan baik
atau sebaliknya akan ikut membantu kesuksesan sebuah perusahaan jasa di pasaran.
Faktor penting lainnnya dalam SDM adalah attitude dan motivasi dari karyawan
dalam industri jasa. Attitude dapat diaplikasikan dalam berbagai bentuk, seperti
penampilan karyawan, suara dalam bicara, body language, ekspresi wajah, dan
tutur kata. Sedangkan motivasi akan menentukan sejauh apa karyawan ingin atau
menyukai pekerjaan yang akan dilakukan.
6. Process (Proses)
Proses di sini mencakup bagaimana cara perusahaan melayani permintaan
tiap konsumennya, mulai dari konsumen memesan (order) hingga akhirnya mereka
mendapatkan apa yang mereka inginkan. Beberapa perusahaan tertentu biasanya
memiliki cara yang unik atau khusus dalam melayani konsumennya. Seperti halnya
di suatu restoran, ada beberapa restoran yang memberikan fasilitas “open kitchen”,
di mana konsumen bisa melihat tiap proses pembuatan makanan yang mereka
pesan.
7. Physical Evidence (Tampilan Fisik)
Tampilan fisik tempat usaha akan menjelaskan bagaimana penataan
bangunan dari suatu perusahaan. Apakah perusahaan menggunakan interior yang
unik, lightning system yang menarik, desain ruangan yang menarik perhatian, dan
lain sebagainya. Perusahaan tentu memperhatikan tentang kebersihan dan
kenyamanan suatu perusahan yang berpengaruh sangat penting untuk menarik
simpati konsumen.
2.2 Strategi Pengembangan Produk
2.2.1 Analisis SWOT
Sondang P. Siagian (2000), analisis SWOT adalah salah satu instrument
analisis yang ampuh digunakan untuk menentukan rencana dan strategi pemasaran

6
perusahaan apabila sudah tepat dan telah diketahui bahwa “SWOT” merupakan
terjemahan untuk kata - kata Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan),
Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman). Sedangkan menurut Rangkuti
(2004) adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
strategi perusahaan, dimana setiap perusahaan harus bisa memaksimalkan setiap
kekuatan serta peluang dan bisa meminimalkan kelemahan serta ancaman.
Serta Menurut Richard L. (2010), analisis SWOT adalah faktor yang
mencakup upaya-upaya untuk mengenali kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman yang menentukan kinerja suatu perusahaan. Analisis SWOT
membandingkan antara faktor eksternal peluang dengan faktor internal kekuatan
dan ancaman dengan kelemahan. Faktor internal meliputi kekuatan dan kelemahan
suatu perusahaan sedangkan faktor eksternal mengeni peluang dan ancaman yang
dapat diperoleh dari banyak sumber termasuk pelanggan, pemasok, kalangan
perbankan, dan rekan diperusahaan lain.
Berdasarkan pengertian dari beberapa sumber diatas dapat disimpulkan
bahwa analisis SWOT adalah suatu analisis yang dilakukan untuk menentukan
rencana dan strategi pemasaran suatu perusahaan. Analisis SWOT bertujuan untuk
mengidentifikasi Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities
(peluang) dan Threats (ancaman) pada suatu perusahaan.
2.2.2 Quantitative Strategies Planning Matrix
QSPM merupakan alat analisis yang digunakan untuk memutuskan strategi
yang akan digunakan berdasarkan dari kemenarikan alternative-alternatif strategi
yang ada. Perhitungan QSPM didasarkan kepada input dari bobot matriks internal
ekternal, serta alaternatif strategi pada tahap pencocokan.
Pada kerangka perumusan strategi komprehensif QSPM menggunakan input
dari analisis Tahap 1 dan hasil pencocokan dari analisis Tahap 2 untuk menentukan
secara objektif di antara alternatif strategi. Yaitu, Matriks EFE SWOT, Matriks IFE,
yang membentuk Tahap 1, digabung dengan Matriks SWOT, Matriks SPACE,
Matriks IE, Matriks Grand Strategy, yang membentuk dalam Tahap 2, memberikan
informasi yang dibutuhkan untuk membuat QSPM ( Tahap 3). QSPM adalah alat
yang memungkinkan penyusun strategi untuk mengevaluasi alternatif strategi
secara objektif, berdasarkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal yang

7
telah diidentifikasi sebelumnya. Seperti alat analisis perumusan-strategi lainnya,
QSPM membutuhkan penilaian intuitif yang baik.
Secara konsep, QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi
berdasarkan seberapa jauh faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal
dimanfaatkan atau diperbaiki. Daya tarik relatif dari masing-masing strategi dalam
satu set alternatif dihitung dengan menentukan pengaruh kumulatif dari masing-
masing faktor keberhasilan kunci eksternal dan internal. Jumlah set alternatif
strategi yang dimasukkan dalam QSPM bisa berapa saja, jumlah strategi dalam satu
set juga bisa berapa saja, tetapi hanya strategi dalam set yang sama dapat dievaluasi
satu sama lain. Sebagai contoh, satu set strategi dapat mencakup diversifikasi
konsentrik, horizontal, dan konglomerat, sementara set lainnya dapat memasukkan
penerbitan saham dan penjualan divisi untuk menghasilkan modal yang dibutuhkan.
Dua set strategi ini sangatlah berbeda, dan QSPM mengevaluasi strategi hanya
dalam satu set.

8
III. PEMBAHASAN
3.1 Dampak globalisasi yang dapat Mempengaruhi Kondisi Lingkungan
Internal dan Lingkungan Eksternal Perusahaan
Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi industri kecil diantaranya pengaruh
faktor internal dan eksternal (Herri, 2002:2). Keberhasilan ini tergantung dari
kemampuan dalam mengelola kedua faktor ini melalui analisis faktor lingkungan
serta pembentukan dan pelaksanaan strategi usaha. Faktor eksternal meliputi
PENGARUH LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN LINGKUNGAN ... 14
lingkungan makro dan mikro yang terdiri dari demografi, politik, teknologi,
ekonomi, sosial budaya, suplier, konsumen, pesaing, distributor, institusi
pemerintah, tenaga kerja, dan kreditor (Ulieta Ojeda-Gomez., et al, 2007).

3.1.1 Faktor Pendorong Globalisasi Eksternal


Faktor eksternal munculnya globalisasi berasal dari luar negeri atau
perkembangan dunia, yang diantara lain adalah:
1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Globalisasi tidak akan bisa lepas dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan
pesatnya ilmu dan teknologi, manusia dapat melakukan suatu penelitian sekaligus
menciptakan fasilitas yang memudahkan kerja dan aktivitas sehari-hari.

Kemajuan ilmu dan teknologi menghasilkan alat-alat komunikasi dan transportasi


yang serba canggih. Dapat mempermudah arus informasi dan transportasi secara
cepat tanpa mengenal ruang dan waktu. Perkembangan sarana komunikasi yang
semakin canggih juga merupakan salah satu bentuk perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang mendorong munculnya globalisasi.

2. Kesepakatan internasional tentang pasar bebas

Hadirnya perdagangan bebas merupakan hal-hal yang bisa menguatkan terjadinya


globalisasi di dunia ini. Tentunya, fenomena ini bisa terjadi karena mayoritas
negara-negara yang ada saat ini menerapkan sistem ekonomi terbuka, seperti setiap
negara bisa bekerjasama dengan negara lainnya. Dan tentunya Indonesia pun

9
melakukan hal ini dengan negara lainnya. Hal ini menuntut adanya komunikasi
yang semakin intensif antar negara-negara di dunia.

3. Keberhasilan perjuangan pro demokrasi/politik dunia

Keberhasilan perjuangan prodemokrasi di berbagai negara di dunia sedikit banyak


memberi inspirasi munculnya tuntutan transparansi dan globalisasi di sebuah
negara. Salah satu penyebab munculnya demokratisasi di berbagai belahan dunia
adalah setelah runtuhnya Uni Soviet.

4. Meningkatnya fungsi dan peran lembaga-lembaga internasional

Lembaga internasional tersebut, seperti IMF, PBB, Palang Merah Dunia, ASEAN,
WTO yang membuka peluang bagi setiap negara untuk duduk bersama membahas
masalah-masalah negara maupun perkembangan internasional.

5. Perkembangan HAM di negara-negara belahan dunia

Perkembangan Hak Asasi Manusia (HAM) menuntut kepedulian masyarakat


internasional untuk turut memengaruhi upaya perlindungan maupun penegakkan
HAM. Seperti halnya di Indonesia yang masih intens atas pelanggaran HAM di
dalam negeri.

6. Kemudahaan dalam migrasi

Saat ini semakin banyak orang yang bermigrasi atau berpindah dari satu negara ke
negara lain dengan berbagai macam tujuan misalnya saja untuk bekerja, menuntut
ilmu, wisata, dan berbagai macam keperluan lainnya.

Hal ini yang membuat orang-orang yang ada dalam suatu daerah sudah terbiasa
dengan orang-orang pendatang yang datang dari daerah lainnya misalnya Bali
dengan turis-turis internasionalnya.

10
3.1.2 Faktor Internal
Faktor internal munculnya globalisasi berasal dari dalam negeri itu sendiri,
antara lain seperti berikut.
1. Ketergantungan sebuah negara terhadap negara lain

Negara yang berkembang sangat membutuhkan barang-barang dan jasa dari negara
negara maju untuk membangun negerinya. Demikian pula negara-negara maju
perlu menjalin hubungan komunikasi dengan negara-negara lain guna mengekspor
produk atau barang-barangnya.

2. Kebebasan pers atau media

Kebebasan pers atu media sangat berperan penting dalam era globalisasi. Sebab
pers merupakan penghubung antara sebuah negara dengan masyarakatnya ataupun
antara negara dengan negara lain

3. Berkembangnya transparansi dan demokrasi pemerintahan

Kesadaran para pemegang kekuasaan dengan paradigma baru untuk menjadi


pemimpin yang bersih, berwibawa, adil dan transparan. Biasanya pemerintahan
dengan manajemen yang cenderung otoriter yang tidak memberi jaminan pada
rakyatnya untuk mengakses pemerintahan.

Hal ini mendorong perubahan menuju pemerintahan yang transparan yang memberi
kebebasan dan jaminan bagi masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat untuk
melakukan pengawasan.

4. Berkembangnya cara berpikir dan semakin majunya pendidikan


masyarakat

Hal ini menjadikan masyarakat semakin kritis terhadap berbagai informasi dan
perkembangan dunia. Masyarakat semakin haus akan informasi, sehingga berbagai
keadaan dunia mudah diketahui oleh masyarakat.

11
3.2 Contoh Studi Kasus Perusahaan Agribisnis dalam Menentukan Kondisi
Internal dan Eksternal untuk Mendukung Strategi Pengembangan

Contoh studi kasus yang saya ambil adalah Pengaruh Lingkungan Eksternal dan
Lingkungan Internal terhadap Keunggulan Bersaing pada Industri Kecil dan
Menengah di Bandung, Jawa Barat. Dalam studi kasus tersebut terdapat beberapa
faktor-faktor internal yaitu sebagai berikut.

Pemasaran

Berdasarkan hasil pengolahan data di lapangan, Lingkungan internal pada


aspek pemasaran, ternyata kemampuan memberikan pelayanan/service kepada
konsumen dinilai sangat kuat dengan indek sebesar 3.78, dimana 0,71%
menyatakan sangat tidak memuaskan, 0,71% menyatakan tidak memuaskan, 32,1%
menyatakan cukup memuaskan, 52,86% menyatakan memuaskan, dan 13,57%
menyatakan sangat memuaskan. Hal ini mengindikasikan bahwa pengusaha IKM
telah memberikan pelayanan/service yang memuaskan kepada konsumennya, ini
terlihat dari hasil perhitungan tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan yang
diberikan oleh IKM pada saat membeli produknya, menyatakan puas dan sangat
puas. Adapun bentuk pelayanan yang diberikan oleh para IKM diantaranya
pengiriman produk, perbaikan produk jika ada kesalahan/cacat, dan keramahan
dalam melayani pelanggan.

Produksi

Berdasarkan hasil pengolahan data di lapangan, lingkungan internal


terhadap aspek produksi, ternyata kemampuan dalam memproduksi secara efisien
dinilai sangat kuat dengan indek 3.39, dimana 1,43% menyatakan sangat lemah,
3,57% menyatakan lemah, 55,71% menyatakan cukup kuat, 32,86% menyatakan
kuat, dan 6,43% menyatakan sangat kuat. Hal ini mengindikasikan bahwa secara
keseluruhan pengusaha IKM telah menerapkan efisiensi/penghematan terlihat dari
lebih 50% responden menjawab baik. Efisien dalam hal ini adalah efisien
pemakaian waktu pengerjaan produk, dimana pengusaha IKM mengerjakan produk
sesuai dengan waktu yang telah disepakati oleh konsumennya. Aspek produksi

12
IKM yang masih lemah adalah penggunaan teknologi yang canggih dengan nilai
indek sebesar 2.88. dimana lebih dari 50% responden menjawab masih lemah dalam
penggunaan teknologi canggih seperti menggunakan mesin komputer.

Keuangan

Berdasarkan hasil pengolahan data di lapangan, pada aspek keuangan dari


IKM, ternyata kemampuan dalam mengelola keuangan dalam hal pengalokasian
keuntungan sebagai tambahan modal dinilai sudah sangat kuat dengan indek 3.57,
dimana 2,86 % menyatakan belum baik, 45,71% menyatakan cukup baik, 42,86%
menyatakan baik, 8,57% menyatakan sangat baik dalam melakukan pengelolaan
keuangan. Hal ini dikarenakan kebanyakan pengusaha IKM adalah wanita, dimana
kita ketahui wanita lebih teliti, hemat dan pandai dalam mengelola keuangan. Aspek
keuangan yang dinilai masih lemah adalah ketersediaan modal yang cukup untuk
pengembangan usaha dengan nilai indek sebesar 3.18, dimana 1,43 % menyatakan
sangat tidak tersedia, 13,57% menyatakan tidak tersedia, 52,86% menyatakan
cukup tersedia, 30% menyatakan mampu tersedia, dan 2,14% menyatakan sangat
tersedia. Hal ini dikarenakan kebanyakan pengusaha IKM adalah wanita, dimana
dalam hal memperoleh pinjaman perbankan agak sulit bila dibandingkan dengan
kaum pria. Disamping itu kurangnya pengetahuan dalam hal memperoleh dana, dan
memenuhi syarat-syarat yang dibutuhkan oleh Perbankan. Ini disebabkan juga
pendidikan pengusaha IKM yang kebanyakan lulusan SLTA.

Sistem Informasi

Berdasarkan hasil pengolahan data di lapangan, ternyata tingkat


ketersediaan informasi bahan baku dinilai paling kuat dengan indek 3.54, dimana
2,14% menyatakan sangat tidak tersedia, 5% menyatakan tidak tersedia, 39,29%
menyatakan cukup tersedia, 44,29% menyatakan tersedia, dan 9,29% menyatakan
sangat tersedia. Hal ini terlihat dari jawaban responden lebih setengahnya yang
menyatakan tersedianya informasi mengenai bahan baku, baik itu informasi
kualitas bahan baku, dan keberadaannya. Berdasarkan hasil wawancara dengan
pemilik/pengelola IKM, dimana IKM lebih sering mencari informasi mengenai
ketersediaan bahan baku yang berkualitas dan harga yang terjangkau.

13
Berikut beberapa faktor eksternal dalam studi kasus diatas sebagai berikut.

Demografi

Berdasarkan hasil pengolahan data di lapangan pada pertimbangan


pengusaha IKM terhadap lingkungan demografi, ternyata perubahan jumlah
pendapatan dinilai paling dipertimbangkan. Karena mereka menganggap dengan
meningkatnya jumlah pendapatan dari masyarakat, maka akan mempengaruhi daya
beli dari masyarakat akan produk IKM tersebut.

Ekonomi

Berdasarkan hasil pengolahan data di lapangan, bahwa pertimbangan


pengusaha IKM terhadap kondisi Ekonomi, ternyata kondisi perdagangan dinilai
paling dipertimbangkan. Hal ini dikarenakan bahwa pengusaha IKM menganggap
semakin membaiknya kondisi ekonomi dan tingkat konsumsi masyarakat
mendorong terciptanya kondisi perdagangan yang lebih baik, yaitu banyaknya daya
beli masyarakat akan suatu produk. Selain itu, situasi pasar yang kondusif juga turut
mendukung peningkatan optimisme pengusaha IKM untuk meningkatkan
usahanya.

Politik

Berdasarkan hasil pengolahan data di lapangan, pertimbangan pengusaha IKM


terhadap lingkungan politik, ternyata kebijakan harga yang diberlakukan oleh
pemerintah dinilai sangat dipertimbangkan. Salah satu bentuk kebijakan harga yang
diberlakukan oleh pemerintah yaitu kenaikan harga BBM, kenaikan tarif listrik, dan
harga bahan pokok seperti benang emas, dan kain. Kenaikan harga akan
menimbulkan biaya produksi meningkat, sehingga mempengaruhi tingkat
keuntungan dari pengusaha IKM.

14
Sosial Budaya

Berdasarkan hasil pengolahan data di lapangan, pertimbangan pengusaha


IKM terhadap lingkungan sosial budaya, ternyata keyakinan/kepercayaan
masyarakat dan Perubahan perilaku masyarakat dinilai sangat besar
dipertimbangkan. Hal ini dikarenakan produk yang dihasilkan oleh IKM adalah
produk yang merupakan style atau gaya konsumen.

15
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Lingkungan eksternal dan lingkungan internal berpengaruh signifikan terhadap
keunggulan bersaing. Kontribusi pengaruh terbesar berasal dari lingkungan
internal. Hal ini dikarenakan perubahan lingkungan eksternal kurang direspons
dengan baik bahkan dijadikan ancaman sehingga dalam menentukan keunggulan
bersaing. Mengingat terbatasnya pengetahuan dan wawasan bisnis dari pengusaha.
Hal ini terlihat dari produk yang dibuat belum menyentuh selera konsumen baik
dari segi desain/model, warna produk, dan keanekaragman produk. Disamping itu
pengusaha jarang yang memanfaatkan kemajuan teknologi informasi (internet)
dalam memasarkan produknya. Lingkungan eksternal dan lingkungan internal
berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing secara simultan. Hal ini
dikarenakan selama ini belum bisa mengatasi kelemahan dan hambatan, yaitu
meningkatnya kemampuan, wawasan, skill dan pengetahuan terhadap bisnis dan
lingkungan bisnis. Hal ini terlihat dari masih lemahnya kemampuan berinovasi,
lemahnya pengetahuan penggunaan teknologi informasi, dan terbatasnya saluran
pemasaran.

5.2 Saran
Sebagai pengembangan ilmu manajemen usaha kecil khususnya pada
lingkungan internal, maka diharapkan meneliti aspek karakteristik individu
pengusaha, dan karakteristik perusahaan sehingga dapat meningkatkan kinerja yang
dapat memberikan kontribusi terhadap keuntungan jangka Panjang. Melakukan
perubahan cara pandang terhadap usaha peningkatan dan pengembangan suatu
perusahaan

16
DAFTAR PUSTAKA
Setyowati, Novita W. 2015. Pengaruh Lingkungan Eksternal dan Lingkungan Internal
terhadap Keunggulan Bersaing pada Industri Kecil dan Menengah di Bandung, Jawa
Barat melalui https://media.neliti.com/media/publications/194735-ID-pengaruh-
lingkungan-eksternal-dan-lingku.pdf

David. 2017. Pengertian Agribisnis Menurut Para Ahli. Diakses pada 20 November
2019 melalui https://www.pelajaran.co.id/2017/31/16-pengertian-agribisnis-
menurut-para-ahli-terlengkap.html.

George R. Terry, Dr. Winardi, SE,. 2010. Asas-Asas Manjemen: Bandung.

Suryani, P dan Rahmadani, E. 2014. Manajemen Agribisnis. Aswaja Pressindo:


Yogyakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai