Anda di halaman 1dari 2

Sesi Pertama

1. Senioritas itu perlu atau tidak? (Anisya Lestari)


2. Apakah terdapat senioritas di dalam kampus? Bagaimana
mengatasinya?(Dudi Darmasnyah)
3. Kenapa mengambil senioritas untuk tema social? (Yulia Nurwulan)

Sesi Kedua

1. Bagaimana tips supaya tidak memandang negative pada senioritas? (Rani


Ayu )
2. Apakah bisa ospek dilakukan tanpa perpeloncoan? (Ghani Kusuma)
3. Pada kenyataannya tujuan ospek tidak relevan dengan tujuan sebenarnya,
jadi harus bagaimana? (Firli Restu Ihsan)

Jawaban:

Sesi Pertama

1. Menurut kami seniortitas itu perlu tapi dalam batas sewajarnya, maksud
wajar disini jangan berlebihan , bertindak semena-mena seakan akan
senior itu lebih berkuasa dari junior, tetapi tetap membumi dan
menghormati sesama, dan jangan pula senior menghilangkan aspek
wibawa dalam dirinya karena bisa menimpulkan sikap “ngelunjak” pada
junior
2. Memang tidak bisa dielakan lagi bahwa setiap kampus/universitas pasti
ada senioritas, untuk mengatasinya sendiri mungkin mustahil untuk
dilakukan karena sudah menjadi tradisi dalam dunia kampus
3. Karena selain memang relevan dengan tema social, juga senioritas adalah
bukti paling konkrit dalam kehidupan social mahasiswa , yang mana
merupakan posisi saat kami sedang mengerjakan tugas PSB ini.

Sesi Kedua

1. Pada kenyataannya, senior butuh junior untuk melatih kemampuan public


speaking mereka, junior pun pasti butuh senior untuk bisa membantu
mengerjakan tugas dan lain-lain, jadi untuk menghindari stigma negative
dari senioritas adalah baik senior maupun junior pasti akan saling
membutuhkan
2. Sebenarnya apa yang diadakan dalam sebuah ospek itu bukan
perpeloncoan, akan tetapi bagaimana cara senior mengajarkan adik
tingkatnya untuk memiliki jiwa yang kuat dan tidak lemah.
3. Sebenarnya berhasil tidaknya sebuah ospek dinilai dari tujuan dari ospek
itu sendiri, jika tujuannya tercapai maka ospek itu berhasil, harus sesuai
dengan tujuan awal.

Anda mungkin juga menyukai