juknismutuPERTANIAN PDF
juknismutuPERTANIAN PDF
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga Petunjuk Teknis Penerapan
Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan Tahun 2016
telah dapat diselesaikan.
Penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan pada
pelaku usaha pertanian bertujuan untuk meningkatkan nilai
tambah dan daya saing produk pertanian melalui mekanisme
penjaminan (sertifikasi/registrasi) yang dilakukan oleh Otoritas
Kompeten Keamanan Pangan/Lembaga Penilai Kesesuaian.
Pelaku usaha yang sudah menerapkan sistem jaminan mutu
dan keamanan pangan dan mendapatkan sertifikasi/registrasi
berhak mencantumkan logo sistem jaminan mutu dan
keamanan pangan dan atau nomor register Produk Dalam (PD)
atau Produk Luar (PL) pada produk yang dihasilkan.
Mengingat sertifikasi/registrasi produk hasil pertanian tidak
hanya didasarkan pada penilaian produk akhir saja, melainkan
dimulai dari proses produksi sampai distribusi yang
terdokumentasi, diperlukan pendampingan oleh pihak terkait
baik pusat, daerah maupun instansi lainnya.
Petunjuk Teknis ini merupakan acuan pelaksanaan penerapan
sistem jaminan mutu dan keamanan pangan bagi pihak terkait
baik pusat, daerah maupun instansi lainnya. Kiranya petunjuk
teknis ini dapat dilaksanakan dengan baik oleh semua pihak
terkait. Semoga bermanfaat.
Hasil Sembiring
NIP. 196002101988031001
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR iv
I PENDAHULUAN 1
I.1 Latar Belakang 1
I.2 Maksud 2
I.3 Tujuan, Sasaran dan Indikator 3
Keberhasilan
I.4 Pengertian 3
II PELAKSANAAN KEGIATAN 6
2.1 Mekanisme Pelaksanaan 7
2.2 Pembinaan dan Penerapan Sistem 10
Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan
III PELAPORAN 18
IV KETENTUAN LAIN 18
VI PENUTUP 19
VII LAMPIRAN 20
ii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Lokasi Pembinaan Penerapan Sistem 8
Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan
TA 2016
2 Materi Apresiasi/Sosialisasi Sistem 12
Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan
3 Materi Bimbingan Teknis Sistem 14
Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Alur Proses Pembinaan dan Penerapan 10
Sistem Jaminan Mutu Keamanan
Pangan
2 Bagan alir Sertifikasi/Registrasi Sistem 16
Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan
iv
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN
sejak tanggal 31 Desember 2015, tuntutan konsumen
terhadap standar mutu dan keamanan pangan produk
hasil pertanian sudah tidak bisa dihindarkan lagi. Produk
hasil pertanian yang memenuhi standar mutu dan
keamanan pangan akan mampu bersaing di pasar
domestik maupun internasional.
Dalam upaya mewujudkan sistem jaminan mutu di
Indonesia, Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan
standardisasi melalui Peraturan Pemerintah No.102 tahun
2000 tentang “Standardisasi Nasional” yang selanjutnya
PP dimaksud dijabarkan di sektor pertanian melalui
keputusan-keputusan Menteri Pertanian No.170 tahun
2006 tentang Pelaksanaan Standardisasi Nasional di
sektor pertanian. Dalam keputusan ini juga memuat
tentang kebijakan sistem jaminan mutu di sektor
pertanian.
Penerapan jaminan mutu merupakan langkah penting
bagi pelaku usaha untuk mendapatkan pengakuan formal
terkait dengan jaminan mutu yang diwujudkan dalam
bentuk sertifikat. Sertifikat tersebut merupakan alat bukti
penerapan sistem manajemen mutu dan menjadi
jaminan terhadap dapat diterimanya suatu produk
pertanian baik dipasar domestik, regional maupun
internasional.
Tingkat pemahaman poktan/gapoktan terhadap sistem
jaminan mutu dan keamanan pangan untuk menghasilkan
produk hasil pertanian yang aman dan bermutu saat ini
masih rendah, sehingga sangat diperlukan pendampingan
dari pihak terkait baik dari pemerintah maupun swasta
Juknis Penerapan Sistem Jaminan Mutu & Keamanan Pangan Tahun 2016
1
dalam penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan
pangan.
Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan
kemampuan sumberdaya manusia pertanian, khususnya
dibidang penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan
pangan, dipandang perlu diselenggarakan kegiatan
bimbingan teknis bagi penyuluh, pendamping dan
poktan/gapoktan melalui kegiatan Fasilitasi Penerapan
Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan. Kegiatan
ini dilaksanakan di beberapa provinsi di Indonesia di
mana Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah
sudah siap melakukan penilaian terhadap penerapan
sistem jaminan mutu dan keamanan pangan pada
poktan/gapoktan/pelaku usaha pertanian.
Agar kegiatan fasilitasi penerapan sistem jaminan mutu
dan keamanan pangan dapat terlaksana dengan baik
sesuai dengan tujuan dan sasaran yang diharapkan,
maka dibutuhkan Petunjuk Teknis Penyelenggaraan
kegiatan dimaksud sebagai acuan penyelenggaraan bagi
petugas terkait baik Pusat, Daerah maupun instansi
lainnya.
1.2 Maksud
Petunjuk Teknis Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan
Keamanan Pangan, dimaksudkan sebagai acuan bagi
petugas pusat, daerah dan instansi terkait lainnya dalam
melaksanakan kegiatan diwilayah kerjanya sesuai DIPA
TA 2016.
1.3 Tujuan, Sasaran dan Indikator Keberhasilan
a. Tujuan
Penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan
bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya
saing produk pertanian melalui mekanisme
Juknis Penerapan Sistem Jaminan Mutu & Keamanan Pangan Tahun 2016
2
penjaminan (sertifikasi/registrasi) yang dilakukan oleh
Otoritas Kompeten Keamanan Pangan/ Lembaga
Penilai Kesesuaian.
b. Sasaran
Poktan/Gapoktan lingkup pertanian di 25 provinsi (50
lokasi) mampu menerapkan sistem jaminan mutu dan
keamanan pangan sehingga siap disertifikasi/
registrasi oleh Otoritas Kompeten Keamanan Pangan/
Lembaga Penilai Kesesuaian.
c. Indikator Keberhasilan
- Output :
Terlaksananya bimbingan teknis penerapan
jaminan mutu dan keamanan pangan bagi
poktan/gapoktan/pelaku usaha pertanian di 25
Provinsi (50 lokasi) sehingga siap disertifikasi/
diregistrasi.
- Outcome :
Tersedianya produk pertanian yang memiliki
jaminan mutu dan keamanan pangan dalam
bentuk sertifikasi/registrasi.
1.4 Pengertian :
1. Kelompok Tani atau poktan adalah kumpulan petani
yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan,
kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi,
sumber daya) dan keakraban untuk meningkatkan
dan mengembangkan usaha anggota, ditunjukkan
dengan adanya administrasi kelompok. Kelompok
yang dimaksud telah dikukuhkan oleh
instansi/pejabat yang berwenang;
2. Gabungan kelompoktani atau gapoktan adalah
kumpulan beberapa kelompoktani yang bergabung
dan bekerja sama untuk meningkatkan skala
Juknis Penerapan Sistem Jaminan Mutu & Keamanan Pangan Tahun 2016
3
ekonomi dan efisiensi usaha; ditunjukkan dengan
adanya administrasi gabungan kelompok;
3. Bimbingan teknis adalah kegiatan pemberian
bimbingan secara sistematis kepada individu
maupun kelompok, agar tahu, paham, mau dan
mampu mengembangkan, mengimplementasikan
dan memecahkan berbagai masalah yang dihadapi.
Bimbingan teknis merupakan sarana manajemen
sebagai proses berkesinambungan yang
mempengaruhi perilaku;
4. Good Manufacturing Practices (GMP) adalah
serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
memproduksi suatu produk olahan antara lain
mencakup lokasi, bangunan, ruang dan sarana
pabrik, proses pengolahan, peralatan pengolahan,
penyimpanan dan distribusi produk olahan,
kebersihan dan kesehatan pekerja, serta
penanganan limbah dan pengelolaan lingkungan;
5. Good Handling Practices (GHP) adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan setelah panen,
penanganan pasca panen, standardisasi mutu,
lokasi, bangunan, peralatan dan mesin, bahan
perlakuan, wadah dan pembungkus, tenaga kerja,
Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3),
pengelolaan lingkungan, pencatatan, pengawasan
dan penelusuran balik, sertifikasi, dan pembinaan
dan pengawasan;
6. Keamanan pangan adalah jaminan bahwa pangan
tidak akan menyebabkan bahaya bagi konsumen
jika disiapkan dan/atau dikonsumsi sesuai dengan
tujuan penggunaan;
Juknis Penerapan Sistem Jaminan Mutu & Keamanan Pangan Tahun 2016
4
7. Laboratorium Pengujian adalah suatu institusi/
lembaga yang melakukan kegiatan pengujian
terhadap contoh pangan hasil pertanian sesuai
spesifikasi/metode uji. Laboratorium dimaksud
adalah laboratorium yang diakreditasi oleh Komite
Akreditasi Nasional (KAN) atau laboratorium yang
ditunjuk oleh Ditjen Tanaman Pangan untuk ruang
lingkup pengujian keamanan pangan hasil tanaman
pangan.
8. Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Pusat
(OKKP-P) adalah lembaga/institusi atau unit kerja di
lingkup Kementerian Pertanian yang sesuai dengan
tugas dan fungsinya diberikan kewenangan untuk
melaksanakan pengawasan sistem jaminan mutu
pangan segar hasil pertanian, dalam hal ini adalah
Badan Ketahanan Pangan;
9. Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah
(OKKP-D) adalah lembaga/institusi atau unit kerja di
lingkup Pemerintah Daerah yang sesuai dengan
tugas dan fungsinya diberikan kewenangan untuk
melaksanakan pengawasan sistem jaminan mutu
pangan segar hasil pertanian;
10. Pelaku Usaha Agribisnis dan/atau Agroindustri
(PUA) adalah perorangan Warga Negara Indonesia,
kelompok tani (poktan), gabungan kelompok tani
(gapoktan) atau korporasi yang dibentuk menurut
hukum Indonesia yang mengelola usaha pertanian;
11. Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) adalah
pangan yang berasal dari tumbuhan dan belum
mengalami pengolahan serta dapat dikonsumsi
langsung dan/atau menjadi bahan baku pengolahan
pangan;
Juknis Penerapan Sistem Jaminan Mutu & Keamanan Pangan Tahun 2016
5
12. Petugas Pengambil Contoh (PPC) adalah
petugas/personel yang terampil dan kompeten
memenuhi kriteria pedoman BSN 503:2004 Kriteria
Petugas pengambil Contoh yang ditugaskan untuk
melaksanakan pengambilan contoh sesuai
prosedur/ketentuan;
13. Standard Operating Procedure (SOP) adalah
prosedur pendokumentasian, pengawasan,
pemantauan dan tindakan koreksi terhadap kegiatan
spesifik untuk setiap tahap produksi, yang terdapat
pada suatu unit usaha;
14. Standar Sanitation Operation Procedure (SSOP)
adalah prosedur pendokumentasian pengawasan,
pemantauan dan tindakan koreksi terhadap sanitasi
yang spesifik untuk setiap lokasi tempat makanan
yang diproduksi/unit produksi, yang harus dimiliki
oleh setiap pelaku usaha;
15. Validasi adalah suatu tindakan yang membuktikan
bahwa suatu proses/metode dapat memberikan
hasil yang konsisten sesuai dengan spesifikasi yang
telah ditetapkan dan terdokumentasi dengan baik;
16. Verifikasi adalah evaluasi metode, sistem, prosedur,
pengujian dan penilaian penerapan sistem jaminan
mutu yang dilaksanakan oleh institusi terkait.
Juknis Penerapan Sistem Jaminan Mutu & Keamanan Pangan Tahun 2016
6
II PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1 Mekanisme Pelaksanaan
2.1.1 Pusat
a. Melakukan koordinasi dan pengawalan
pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh
Provinsi dan Kabupaten antara lain:
Sosialisasi sistem jaminan mutu dan keamanan
pangan;
Pendampingan penyusunan dokumen sistem
mutu;
Penyiapan sertifikasi/registrasi sistem mutu dan
keamanan pangan.
b. Melaksanakan pengawalan penerapan sistem
jaminan mutu dan keamanan pangan terhadap
poktan/ gapoktan/pelaku usaha pertanian peserta
Bimbingan Teknis Penerapan Sistem Jaminan
Mutu dan Keamanan Pangan.
2.1.2 Provinsi/Kabupaten/Kota
a. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
Bimbingan Teknis Penerapan Sistem Jaminan
Mutu dan Keamanan Pangan;
b. Melakukan identifikasi calon pelaku penerap
sistem jaminan mutu dan keamanan pangan yang
pelaksanaanya dikoordinasikan dengan dinas
Kabupaten/kota;
c. Fasilitator sistem jaminan mutu dan keamanan
pangan dinas Provinsi/Kabupaten/Kota lingkup
pertanian melakukan pendampingan pelaksanaan
penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan
pangan (sistem kendali internal);
d. Dinas Provinsi lingkup pertanian bertanggung
jawab dalam pengajuan sertifikasi/registrasi
Juknis Penerapan Sistem Jaminan Mutu & Keamanan Pangan Tahun 2016
7
Produk Segar Asal Tumbuhan (PSAT)/registrasi
Produk Dalam (PD) kepada OKKP-D.
2.1.3 Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKP-
D)
Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKP-
D) sebagai lembaga pengawas mutu dan keamanan
pangan melakukan penilaian registrasi Produk Segar
Asal Tumbuhan (PSAT)/registrasi Produk Dalam (PD)
terhadap pelaku usaha pertanian/poktan/gapoktan
yang sudah menerapkan sistem jaminan mutu dan
keamanan pangan.
2.1.4 Lokasi dan Jadwal
Lokasi pembinaan penerapan sistem jaminan mutu dan
keamanan pangan tertera pada tabel 1
Tabel 1. Lokasi Pembinaan Penerapan Sistem Jaminan
Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan TA 2016.
Jumlah
No Provinsi
(kelompok)
1 Aceh 2
2 Sumut 2
3 Sumbar 2
4 Riau 2
5 Jambi 2
6 Sumsel 2
7 Bengkulu 2
8 Lampung 2
9 Jabar 2
10 Jateng 2
11 DIY 2
12 Jatim 2
13 Kalbar 2
14 Kalteng 2
Juknis Penerapan Sistem Jaminan Mutu & Keamanan Pangan Tahun 2016
8
15 Sulteng 2
16 Sulsel 2
17 Sultra 2
18 Bali 2
19 NTB 2
20 NTT 2
21 Maluku Utara 2
22 Banten 2
23 Gorontalo 2
24 Papua Barat 2
25 Sulbar 2
Jumlah 50
Keterangan:
- Provinsi yang hanya menerima kegiatan dekonsentrasi,
bimbingan teknis sistem jaminan mutu dan kemanan
pangan untuk poktan/gapoktan ditetapkan oleh dinas
provinsi;
- Provinsi yang menerima kegiatan dekonsentrasi dan tugas
pembantuan, bimbingan teknis penerapan sistem jaminan
mutu dan keamanan pangan diutamakan untuk CP/CL
kegiatan tugas pembantuan.
- Provinsi dapat menetapkan prioritas komoditi berdasarkan
potensi produksi diwilayahnya.
- Pelaksanaan Bimbingan Teknis Penerapan Sistem
Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan TA 2016 sebaiknya
dilaksanakan paling lambat pada Tri wulan ke-dua.
Pengajuan registrasi Produk Segar Asal Tumbuhan/
Register Produk Dalam (PD) ke OKKP-D dapat dilakukan di
tri wulan ke-tiga.
Juknis Penerapan Sistem Jaminan Mutu & Keamanan Pangan Tahun 2016
9
2.2 Pembinaan dan Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan
Keamanan Pangan
Identifikasi
Pembentukan Tim
Keamanan Pangan
Penyusunan Dokumen
BimbinganTeknis
Sistem Mutu
Sosialisasi di Poktan
Penerapan
Dokumen Sistem
Uji laboratorium
Verifikasi
Tindakan perbaikan
Juknis Penerapan Sistem Jaminan Mutu & Keamanan Pangan Tahun 2016
12
2.2.3 Bimbingan Teknis Penyusunan Dokumentasi Sistem
Mutu (Doksistu)
a. Pelaksanaan Kegiatan
Dokumen sistem mutu yang disusun adalah
Panduan penerapan sistem jaminan mutu dan
keamanan pangan untuk poktan/gapoktan yang
terdiri dari:
Panduan Mutu (manual);
Prosedur;
Instruksi Kerja;
Formulir Pendukung.
Penyusunan dokumen sistem mutu dilakukan oleh
tim (anggota poktan/gapoktan dan penyuluh)
keamanan pangan, dipandu oleh narasumber dari
pusat dan daerah. Keterlibatan aktif narasumber
daerah sangat diharapkan, dalam melakukan
pendampingan penerapan sistem jaminan mutu
dan keamanan pangan di pelaku hingga tahap
pengajuan sertifikasi/registrasi kepada OKKP-D.
b. Peserta
Telah mengikuti kegiatan apresiasi dan
sosialisasi sistem jaminan mutu dan keamanan
pangan atau yang sudah mengikuti kegiatan
Sosialisasi SNI;
Memiliki komitmen dalam penerapan sistem
jaminan mutu dan keamanan pangan yang baik;
Poktan/gapoktan harus didampingi oleh
penyuluh dan petugas pembina dinas lingkup
pertanian di kabupaten/kota tersebut dan
mengikuti kegiatan hingga selesai.
c. Narasumber
Pusat/Daerah/Perguruan Tinggi, Litbang dan
lain-lain;
Juknis Penerapan Sistem Jaminan Mutu & Keamanan Pangan Tahun 2016
13
Memiliki kompentensi yang memadai di
bidangnya (pendidikan formal, pelatihan,
pengalaman pendampingan).
d. Waktu Pelaksanaan
Bimbingan teknis penerapan sistem jaminan mutu
dan keamanan pangan dilaksanakan pada tri
wulan ke-1 dan 2.
Juknis Penerapan Sistem Jaminan Mutu & Keamanan Pangan Tahun 2016
14
mutu dapat dipahami dan dijadikan acuan penerapan
sistem mutu dan keamanan pangan.
2.2.5 Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan
Pangan.
a. Dokumen sistem mutu yang telah disusun harus
diterapkan oleh poktan/gapoktan dan diterapkan
dalam operasionalisasi kegiatan secara konsisten.
Penerapan tersebut dapat dibuktikan dengan
membuat catatan/rekaman dengan masa simpan
tertentu;
b. Peran penyuluh/pendamping dan Tim keamanan
pangan sangat diperlukan;
c. Validasi penerapan sistem jaminan mutu dan
keamanan pangan dilakukan melalui pengujian
keamanan pangan terhadap sampel produk yang
dihasilkan poktan/gapoktan;
d. Fasilitator pusat melakukan verifikasi penerapan
sistem jaminan mutu dan keamanan pangan
kepada poktan/gapoktan untuk memastikan bahwa
sistem jaminan mutu dan keamanan pangan telah
diterapkan;
2.2.6 Tindakan Perbaikan
Ketidaksesuaian selama verifikasi penerapan sistem
jaminan mutu dan keamanan pangan yang harus
dilakukan tindakan perbaikan sampai dinyatakan
sesuai dengan standar yang berlaku dalam kurun
waktu yang ditetapkan oleh verifikator.
2.2.7 Verifikasi
Verifikasi dilakukan untuk memastikan keberhasilan
penerapan sistem manajemen mutu dan keamanan
pangan, melalui audit internal oleh tim auditor internal
sehingga diperoleh bukti bahwa penerapan sistem
telah berjalan efektif. Verifikasi penerapan sistem
Juknis Penerapan Sistem Jaminan Mutu & Keamanan Pangan Tahun 2016
15
jaminan mutu juga dapat dilakukan oleh Fasilitator dari
Provinsi atau Pusat untuk melihat efektivitas
penerapan sistem jaminan mutu pada poktan/gapoktan
yang telah dibina. Verifikasi penerapan sistem jaminan
mutu dan keamanan pangan harus dibuktikan dengan
pengujian parameter keamanan pangan yang
dilakukan oleh laboratorium terakreditasi.
2.2.8 Permohonan Sertifikasi/Registrasi
Poktan/Gapoktan yang telah menyelesaikan tindakan
perbaikan dapat mengajukan permohonan sertifikasi/
registrasi kepada OKKP-D secara langsung atau
melalui dinas provinsi lingkup pertanian penerima dana
dekonsentrasi.
Mekanisme sertifikasi/registrasi produk segar asal
tumbuhan dapat dilihat pada gambar 2.
Juknis Penerapan Sistem Jaminan Mutu & Keamanan Pangan Tahun 2016
16
Keterangan:
1. Pelaku usaha mengajukan permohonan sertifikasi/
registrasi kepada Otoritas Kompeten Keamanan Pangan –
Pusat (OKKPD) atau kepada Otoritas Kompeten Keamanan
Pangan Daerah (OKKP-D);
2. OKKP-P / OKKP-D menunjuk tim auditor;
3. Tim Auditor melakukan audit kecukupan, audit lapang dan
sampling kepada pemohon sertifikasi/registrasi;
4. Tim Auditor menyampaikan hasil auditnya kepada
OKKP-P/ OKKP-D;
5. OKKP-P/ OKKP-D menyampaikan hasil audit kepada
komisi teknis untuk dibahas dan memberikan rekomendasi;
6. Komisi teknis menyampaikan rekomendasi kepada OKKP-
P/OKKP-D;
7. OKKP-P/ OKKP-D menyampaikan hasil penilaian, apakah
pemohon mendapatkan sertifikasi/registrasi atau tidak;
8. Bila sertifikasi/registrasi telah disetujui, OKKP-P/OKKP-D
melakukan surveilen secara periodik.
Juknis Penerapan Sistem Jaminan Mutu & Keamanan Pangan Tahun 2016
17
III. PELAPORAN
Juknis Penerapan Sistem Jaminan Mutu & Keamanan Pangan Tahun 2016
18
V. PENUTUP
Juknis Penerapan Sistem Jaminan Mutu & Keamanan Pangan Tahun 2016
19
Lampiran 1.
DAFTAR
OKKP-D DI INDONESIA
(status dan ruang lingkup)
Juknis Penerapan Sistem Jaminan Mutu & Keamanan Pangan Tahun 2016
22
Lampiran 2.
Juknis Penerapan Sistem Jaminan Mutu & Keamanan Pangan Tahun 2016
23
Juknis Penerapan Sistem Jaminan Mutu & Keamanan Pangan Tahun 2016
24