Makalah LBM I
Makalah LBM I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Tentang Anatomi Dan Fisiologi
Saluran Pencernaan !
2. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Tentang Pak Ridwan Mengeluh
Muntah Berwarna Kecoklatan , Mual , Nyeri Ulu Hati Dan BAB
Berwarna Pekat Seperti Aspal? Dan Bagaimana Patofisioligi
Terjadinya Muntah Dan BAB Berwarna Hitam !
3. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Tentang Hubungan Pak Ridwan
Sering Mengkonsumi Obat Anti Nyeri Dengan Keluhan Yang
Dialami !
4. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Tentang Interpretasi Hasil
Pemeriksaan Fisik !
5. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Tentang Diagnosa Banding Pada
Skenario !
6. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Tentang Diagnosa Kerja Pada
Skenario !
LBM I
“MUNTAH DAN BERAK DARAH”
1.5 TERMINOLOGI
2. Tenggorokan (Faring)
3. Kerongkongan (Esofagus)
4. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar, yang terdiri dari tiga
bagian yaitu kardia, fundus dan antrium. Lambung berfungsi sebagai
gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur
makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung
menghasilkan 3 zat penting yaitu lendir, asam klorida (HCL), dan
prekusor pepsin (enzim yang memecahkan protein). Lendir melindungi sel
– sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung dan asam klorida
menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna
memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai
penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan
yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan
pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang
terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong
(jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari
usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum
treitz. Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak
terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari
yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari
terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum),
yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke
dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam 11 jumlah yang bisa di
cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal
kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.
Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus halus, di antara
usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada
manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1- 2 meter
adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan
digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium. Permukaan dalam usus
kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang
memperluas permukaan dari usus.
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada
sistem pencernaan manusia ileum memiliki panjang sekitar 2- 4 m dan
terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu.
Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi
menyerap vitamin B12 dan garam empedu.
Usus besar atau kolon adalah bagian usus antara usus buntu dan
rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar
terdiri dari kolon asendens (kanan), kolon transversum, kolon desendens
(kiri), kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum). Banyaknya bakteri
yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan
12 membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga
berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting
untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa
menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar.
Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir
dan air, dan terjadilah diare.
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar
(setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai
tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena
tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens.
Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka
timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding
rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem
saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika
A. NSAID GASTROPHATY
I. Pengertian
Gastropati NSAID adalah gejala gastropati yang mengacu kepada
spektrum komplikasi saluran cerna bagian atas yang dihubungkan oleh
penggunaan obat anti inflamasi non steroid dengan durasi waktu tertentu,
dan biasanya disebabkan oleh penggunaan jangka panjang NSAID.
Disebut gastropati NSAID bila terdapat kumpulan gejala-gejala gastropati
yang bervariasi seperti dispepsia, nyeri abdominal, sampai komplikasi
yang fatal seperti perforasi, ulserasi, dan perdarahan dimana gejala-gejala
tersebut tidak ditemukan sebelum menggunakan NSAID.
II. Etiologi
Resiko untuk mendapatkan efek samping NSAID tidak sama untuk semua
orang. Faktor-faktor resiko yang penting adalah usia lanjut lebih dari 60
tahun, digunakan bersama-sama dengan steroid, riwayat pernah
mengalami efek samping NSAID, dosis tinggi atau kombinasi lebih dari
satu macam NSAID dan disabilitas. Selain itu infeksi H. Pylori juga dapat
memicu efek samping dari NSAID tersebut. Faktor lain yang mungkin
mempengaruhi efek samping NSAID adalah riwayat merokok dan
konsumsi alkohol. Menurut American Journal of Gastroenterology risiko
gastrointestinal NSAID dibagi menjadi risiko rendah (tidak ada faktor
risiko), sedang (1 atau 2 faktor risiko berupa usia di atas 65 tahun, NSAID
dosis tinggi, riwayat ulkus tidak terkomplikasi, penggunaan bersama
III. Patofisiologi
Sampai saat ini dikenal ada dua bentuk COX, yakni COX-1 dan
COX-2. COX-1 ditemukan terutama dalam gastrointestinal, ginjal,
endotelin, otak dan trombosit dan berperan penting dalam pembentukan
prostaglandin dari asam arakidonat. COX-2 pula ditemukan dalam otak
dan ginjal yang juga bertanggungjawab dalam respon inflamasi.
Endotelvaskular secara terus-menerus menghasilkan vasodilator
prostaglandin E dan I yang apabila terjadi gangguan atau hambatan (COX-
B. GASTRITIS
I. Pengertian
Pembagian gastritis :
1. Gastritis akut
Salah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai di klinik
ialah gastritis akut erosif. Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan
2. Gastritis kronis
Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa
lambungyang menahun. Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian
permukaan mukosa lambung yang berkepanjangan yangdisebabkan baik
oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau oleh bakteri
helicobacter pylori.
II. Etiologi
Infeksi kuman Helicobacter pylori meruapakn kausa gastritis
yang amat penting. Di negara berkembang prevalensi infeksi
Helicobacter pylori pada orang dewasa mendekati 90%. Sedangkan pada
anak-anak prevalensi infeksi Helicobacter pylori lebih tinggi lagi. Hal ini
menunjukkan pentingnya infeksi pada masa balita. Di Indonesia,
prevalensi infeksi kuman Helicobacter pylori yang dinilai dengan urea
breath test pada pasien dispepsi dewasa, menunjukkan tendensi menurun.
Di negara maju, prevalensi infeksi kuman Helicobacter pylori pada anank
sangat rendah. Diantara orang dewasa prevalensi infeksi kuman
Helicobacter pylori lebih tinggi dari pada anak-anak tetapi lebih rendah
dari pada di Negra aberkembang yakni sekitar 30%.
· AINSD · Prostaglandin
mikrosirkulasi
· Empedu
· Infeksi virus
III. Patofisiologi
2. Gastritis Kronis
Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga
terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang - ulang dan terjadi
penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi
kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel
pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL.
Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambu
ng juga menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh
dan juga bisa terjadi perdarahan serta formasi ulser.
a) Gastritis akut
Dapat bervariasi dari keluhan seperti anoreksia atau mual, sampai gejala
yang lebih berat seperti nyeri epigastrium, muntah, perdarahan dan
hematomesis.
b) Gastritis kronik
Manifestasi klinik pada gastritis ini umumnya bervariasi dan tak jelas
seperti perasaan penuh, anoreksia dan adanya distress epigastrik yang tak
nyata.
V. Diagnosis
I. Pengertian
Tukak didefinisikan sebagai kerusakan integritas mukosa lambung
dan/atau duodenum yang menyebabkan terjadinya inflamasi lokal (Valle,
2005). Disebut tukak apabila robekan mukosa berdiameter ≥ 5 mm
kedalaman sampai submukosa dan muskularis mukosa atau secara klinis
tukak adalah hilangnya epitel superfisial atau lapisan lebih dalam dengan
diameter ≥ 5 mm yang dapat diamati secara endoskopis atau radiologis.
Robekan mukosa < 5 mm disebut erosi dimana nekrosis tidak sampai ke
muskularis mukosa dan submukosa. Tukak peptik merujuk kepada
penyakit di salur pencernaan bagian atas yang disebabkan oleh asam dan
pepsin. Spektum penyakit tukak peptik adalah luas meliputi kerusakan
mukosa, eritema, erosi mukosa dan ulkus.
II. Etiologi
1. Infeksi Helicobacter Pylori
V. Diagnosis
I. Pengertian
II. Etiologi
III. Patofisiologi
Nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut atas atau dada mungkin
disertai dengan sendawa dan suara usus yang keras (borborigmi). Pada
beberapa penderita, makan dapat memperburuk nyeri; pada penderita yang
lain, makan bisa mengurangi nyerinya. Gejala lain meliputi nafsu makan
yang menurun, mual, sembelit, diare dan flatulensi (perut kembung).
Jika dispepsia menetap selama lebih dari beberapa minggu, atau tidak
memberi respon terhadap pengobatan, atau disertai penurunan berat badan
atau gejala lain yang tidak biasa, maka penderita harus menjalani
pemeriksaan.
NSAID GASTROPHATY
I. Pengertian
Gastropati NSAID adalah gejala gastropati yang mengacu kepada
spektrum komplikasi saluran cerna bagian atas yang dihubungkan oleh
penggunaan obat anti inflamasi non steroid dengan durasi waktu tertentu,
dan biasanya disebabkan oleh penggunaan jangka panjang NSAID.
II. Etiologi
Resiko untuk mendapatkan efek samping NSAID tidak sama untuk
semua orang. Faktor-faktor resiko yang penting adalah usia lanjut lebih
dari 60 tahun, digunakan bersama-sama dengan steroid, riwayat pernah
mengalami efek samping NSAID, dosis tinggi atau kombinasi lebih dari
satu macam NSAID dan disabilitas. Selain itu infeksi H. Pylori juga dapat
memicu efek samping dari NSAID tersebut. Faktor lain yang mungkin
mempengaruhi efek samping NSAID adalah riwayat merokok dan
konsumsi alkohol. Menurut American Journal of Gastroenterology risiko
gastrointestinal NSAID dibagi menjadi risiko rendah (tidak ada faktor
risiko), sedang (1 atau 2 faktor risiko berupa usia di atas 65 tahun, NSAID
dosis tinggi, riwayat ulkus tidak terkomplikasi, penggunaan bersama
aspirin, kortikosteroid atau antikoagulan), tinggi (>2 faktor risiko atau
riwayat ulkus yang terkomplikasi).
III. Patofisiologi
Sampai saat ini dikenal ada dua bentuk COX, yakni COX-1 dan
COX-2. COX-1 ditemukan terutama dalam gastrointestinal, ginjal,
endotelin, otak dan trombosit dan berperan penting dalam pembentukan
prostaglandin dari asam arakidonat. COX-2 pula ditemukan dalam otak
dan ginjal yang juga bertanggungjawab dalam respon inflamasi.
Endotelvaskular secara terus-menerus menghasilkan vasodilator
prostaglandin E dan I yang apabila terjadi gangguan atau hambatan (COX-
1) akan timbul vasokonstriksi sehingga aliran darah menurun dan
menyebabkan nekrosis epitel. Sebagian besar obat NSAID bekerja sebagai
inhibitor non selektif enzim siklooksigenase, dimana obat ini menghambat
isoenzim siklooksigenase 1 (COX-1) dan siklooksigenase 2 (COX-2).
Siklooksigenase mengkatalisis pembentukkan prostaglandin dan
tromboksan dari asam arakidonat. Asam arakidonat ini dihasilkan dari
lapisan ganda fosfolipid oleh fosfolipase A2. Prostaglandin bekerja
sebagai molekul pembawa dalam proses inflamasi.
V. Diagnosis
Diagnosis gastropati NSAID dapat ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis
dapat ditemukan gejala gastrointestinal seperti dispepsia, heartburn,
abdominal discomfort, dan nausea nafsu makan menurun, perut kembung
dan perasaan penuh di perut, mual, muntah dan bersendawa. Pada
pemeriksaan fisik dapat ditemukan nyeri tekan pada daerah epigastrium
dan dapat ditemukan distensi abdomen pada gejala yang berat.
Obat Gastroprotektif
- Misoprostol
- Antagonis Reseptor H2
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari hasil diskusi SGD LBM I yang berjudul “Muntah dan Berak Darah”
berdasarkan keluhan yang dialami pasien dan pasien memiliki riwayat sering
meminum obat anti nyeri maka kami kelompok II mendiagnosa sementara pasien
mengalami NSAID Gastrophaty. Tetapi untuk memastikan diagnose harus
dilakukan pemeriksaan penunjang.
Lindseth GN. Gangguan lambung dan duodenum. In: Price SA, Wilson
LM(editors). Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit Ed.6 Vol.1.Jakarta:
Penerbit ECG. 2002. p.417-35.
Tarigan P. Tukak Gaster. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M,Setiati
S (editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Ed.4 Jilid.I. Jakarta: PusatPenerbitan Ilmu
Penyakit Dalam FKUI. 2006. p.338-48.
Price, Sylvia A. Wilson, Lorraine M., 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit ed. 6 vol.1. EGC. Jakarta.