OLEH :
FETY PUSPITA SARI, A.Md.Farm.
NDH. 27
OLEH :
FETY PUSPITA SARI, A.Md.Farm.
NDH. 27
COACH, MENTOR,
Mengetahui/Menyetujui :
a.n. KEPALA BKPSDM KABUPATEN OKU TIMUR
KEPALA BIDANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Tujuan ........................................................................................... 3
C. Manfaat ......................................................................................... 3
D. Ruang Lingkup .............................................................................. 4
Tabel Halaman
Gambar Halaman
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih (good and
clean governance) sangat ditentukan oleh peran Aparatur Negara.
Aparatur Negara adalah keseluruhan lembaga dan pejabat Negara serta
pemerintah Negara yang meliputi aparatur kenegaraan dan pemerintah dan
masyarakat atas penyelenggaraan dan pembangunan Negara.
Berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 2014, Aparatur Sipil Negara
(ASN) yang merupakan bagian dari Aparatur Negara adalah profesi bagi
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang bekerja pada instansi. Pegawai ASN harus memiliki kualifikasi
kompetensi, dan kinerja yang dibutuhkan sesuai dengan jabatannya
masing-masing. ASN sebagai pelayan masyarakat harus memiliki nilai-
nilai dasar seperti Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan
jabatannya.
Namun dalam kenyataan di lapangan menunjukkan citra PNS yang
buruk. Kompetensi, sikap dan perilaku PNS di pandangan masyarakat
sangat lemah. Maka upaya yang dapat dilakukan untuk membentuk figur
PNS yang profesional adalah memberikan pelatihan dasar CPNS. Dalam
Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia No. 12
Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil,
disebutkan bahwa Pelatihan Dasar CPNS ini bertujuan untuk
mengembangkan kompetensi CPNS yang dilakukan secara terintegrasi.
Selain itu Pelatihan Dasar CPNS ini dilaksanakan dalam rangka
membentuk karakter pribadi PNS, membentuk kemampuan bersikap dan
bertindak secara profesional dalam mengelola tantangan dan masalah
yang didasari nilai-nilai dasar PNS yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA).
Adapun salah satu kedudukan dan peran PNS salah satunya meliputi
pelayanan publik. Pelayanan kesehatan di puskesmas merupakan
pelayanan publik yang menyelenggarakan upaya kesehatan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif),
yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.
Salah satu pelayanan di puskesmas adalah pelayanan kefarmasian yang
meliputi pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Habis Pakai dan
pelayanan farmasi klinik. Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupkan
kegiatan dalam pelayanan farmasi klinik yang merupakan kegiatan
pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker untuk memberikan informasi
secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi
kesehatan lainnya dan pasien dalam rangka meningkatkan outcome terapi
dan meminimalkan risiko terjadinya efek samping obat, untuk tujuan
keselamatan pasien (patient safety) sehingga kualitas hidup pasien
(quality of life) terjamin (Peraturan Menteri Kesehatan No. 74 Tahun
2016).
Berdasarkan pengamatan penulis selama melakukan pelayanan
kefarmasian di UPTD Puskesmas Muncak Kabau, menunjukkan bahwa
Pelayanan Informasi Obat (PIO) belum optimal sehingga berpotensi
menyebabkan terjadinya penggunaan obat yang tidak rasional. Kegiatan
pelayanan kefarmasian yang dilakukan di puskesmas hendaknya mengacu
pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 74 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Untuk memenuhi standar
pelayanan kefarmasian di puskesmas dan meningkatkan pemahaman
tentang keamanan penggunaan obat bagi pasien, maka penulis
bermaksud merancang kegiatan aktualisasi yang berjudul “Optimalisasi
Pelayanan Informasi Obat (PIO) saat kunjungan pasien di apotek UPTD
Puskesmas Muncak Kabau”.
B. Tujuan
Tujuan dari rancangan aktualisasi ini diharapkan peserta pelatihan
dasar CPNS mampu memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai
dasar profesi PNS yang meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) ke dalam tugas pokok dan
fungsi khususnya bagi Asisten Apoteker Terampil di UPTD Puskesmas
Muncak Kabau sehingga :
1. Terlaksananya penyelenggaraan pelayanan kefarmasian di UPTD
Puskesmas Muncak Kabau sesuai standar pelayanan kefarmasian di
puskesmas;
2. Terlaksananya Pelayanan Informasi Obat (PIO) yang optimal pada
pasien saat kunjungan di apotek UPTD Puskesmas Muncak Kabau;
3. Terwujudnya peningkatan pengetahuan dan kemanan penggunaan
obat pada pasien di UPTD Puskesmas Muncak Kabau.
C. Manfaat
A. Deskripsi Organisasi
1. Profil UPTD Puskesmas Muncak Kabau
1.1. Gambaran Wilayah UPTD Puskesmas Muncak Kabau
Gambar 1.
Gedung UPTD Puskesmas Muncak Kabau
2. Visi, Misi, Motto dan Tata Nilai UPTD Puskesmas Muncak Kabau
2.1. Visi
Visi UPTD Puskesmas Muncak Kabau adalah “Pelayanan Prima
Menuju Masyarakat Kecamatan Buay Pemuka Bangsa Raja Sehat
Berkualitas tahun 2023.”
2.2. Misi
1) Disiplin dan tanggung jawab terhadap tupoksi;
2) Meningkatkan profesionalisme seluruh petugas kesehatan yang
berorientasi pada standar pelayanan kesehatan;
3) Memasyarakatkan paradigma sehat pada semua pihak;
4) Memberikan pelayanan kesehatan paripurna, bermutu dan terjangkau
yang berorientasi pada kepuasan pelanggan;
5) Mengolah seluruh sumber daya secara transparan, efektif, efisien dan
akuntabel.
Kepala Puskesmas
Yustina Sudarti, SKM.
7. Pelayanan Kefarmasian
Agga Resdi, AMF.
8. Pelayanan Laboratorium
Tri Susilowati, Am.AK.
9. Tindakan Medis
Puguh Suseno, Am.Kep.
Gambar 2.
Struktur UPTD Puskesmas Muncak Kabau
2.3. Motto
Motto UPTD Puskesmas Muncak Kabau adalah kerjasama yang baik
Adalah Awal dari Kesuksesan.
C. Analisis Isu
Dalam rangka untuk menetapkan kualitas dari isu tersebut maka perlu
dilakukan analisis untuk bagaimana memahami isu tersebut secara utuh
dan kemudian dengan menggunakan kemampuan berpikir konseptual
dapat mencari jalan keluar dari pemecahan isu tersebut. Dari beberapa
isu yang telah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah
mempertimbangkan isu mana yang akan menjadi prioritas utama. Isu-isu
tersebut dianalisa menggunakan instrumen AKPK yang merupakan
metode skoring yang digunakan untuk menyusun urutan prioritas isu yang
akan diselesaikan. Isu dengan skor tertinggi akan dipilih untuk menjadi isu
utama atau isu pokok yang harus segera diselesaikan. Adapun kriteria
instrumen AKPK adalah sebagai berikut :
1. Aktual, adalah isu yang sedang atau dalam proses kejadian, sedang
hangat dibicarakan di kalangan masyarakat, atau isu yang
diperkirakan bakal terjadi dalam waktu dekat.
2. Kekhalayakan, adalah isu yang secara langsung menyangkut hajat
hidup orang banyak, masyarakat pelanggan pada umumnya, dan
bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau sekelompok kecil
orang tertentu saja.
3. Problematik, adalah isu yang menyimpang dari harapan, standar
ketentuan yang menimbulkan kegelisahaan yang perlu segera dicari
penyebab dan pemecahannya.
4. Kelayakan, adalah issu yang masuk akal (logis), pantas, realistis dan
dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang dan tanggung
jawab.
Adapun pembobotan dan analisis AKPK ini memiliki skala nilai 1-5 dengan
keterangan: 5 (sangat kuat pengaruhnya), 4 (kuat pengaruhnya), 3
(sedang pengaruhnya), 2 (kurang pengaruhnya), dan 1 (sangat kurang
pengaruhnya).
Tabel 2. Analisis Isu di UPTD Puskesmas Muncak Kabau dengan
Instrumen AKPK
A K P K
No. Isu Jumlah Peringkat
(1-5) (1-5) (1-5) (1-5)
1. Belum optimalnya 2 3 4 4 13 4
perencanaan dan
pengadaan obat di
UPTD Puskesmas
Muncak Kabau
2. Belum optimalnya 3 4 5 5 17 2
penyimpanan obat di
gudang farmasi
UPTD Puskesmas
Muncak Kabau
3. Belum optimalnya 2 3 3 4 12 5
pendistribusian obat
ke apotek, pustu,
poskesdes dan ruang
tindakan di UPTD
Puskesmas Muncak
Kabau
4. Belum optimalnya 3 3 5 4 15 3
pencatatan dan
pelaporan obat di
UPTD Puskesmas
Muncak Kabau
5. Belum optimalnya 4 5 4 5 18 1
Pelayanan Informasi
Obat (PIO) saat
kunjungan pasien di
apotek UPTD
Puskesmas Muncak
Kabau
1.1. Akuntabilitas
Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung
jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep itu memiliki makna yang
berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab.
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang harus
dicapai. Akuntabilitas terdiri dari dua macam, yaitu: akuntabilitas vertikal
(pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi) dan akuntabilitas
horizontal (pertanggungjawaban pada masyarakat luas). Akuntabilitas
tidak akan terwujud apabila tidak ada alat akuntabilitas berupa:
Perencanaan Strategis, Kontrak Kinerja, dan Laporan Kinerja.
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa
dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Kepemimpinan: lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke
bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya;
b. Transparansi: keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi;
c. Integritas: konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan;
d. Tanggung Jawab: kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.
Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran
akan kewajiban;
e. Keadilan: kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu
hal, baik menyangkut benda atau orang;
f. Kepercayaan: rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas;
g. Keseimbangan: Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja,
maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan,
serta harapan dan kapasitas;
h. Kejelasan: pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab harus
memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan
hasil yang diharapkan;
i. Konsistensi: adalah sebuah usaha untuk terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapai tujuan akhir.
1.2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit merupakan sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana
mestinya. Dalam arti luas, nasionalisme berarti pandangan tentang rasa
cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, sekaligus menghormati
bangsa lain. Nasionalisme Pancasila merupakan pandangan atau paham
kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
Nilai-nilai nasionalisme harus dimiliki oleh setiap PNS dalam
menjalankan fungsi, tugas jabatannya. Nilai-nilai nasionalisme
berdasarkan kelima sila dalam Pancasila yaitu sebagai berikut :
a. Ketuhanan Yang Maha Esa: religius, toleran, amanah, terpercaya,
percaya diri.
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab: humanis, tenggang rasa,
persamaan derajat, saling menghormati, tidak diskriminatif.
c. Persatuan Indonesia: cinta tanah air, rela berkorban, menjaga
ketertiban, mengutamakan kepentingan publik, gotong royong.
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusywaratan perwakilan: musyawarah mufakat, kekeluargaan,
menghargai pendapat, bijaksana.
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia: adil, tidak serakah,
tolong menolong, kerja keras, sederhana.
1.3. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan
untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik. Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik
yakni :
a. Pelayanan yang berkualitas dan relevan;
b. Sisi dimensi reflektif, etika berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan dan alat evaluasi;
c. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan.
Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika :
j. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
k. Dimensi Modalitas
l. Dimensi Tindakan Integritas Publik
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal
prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Kode etik profesi
dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus
dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan
dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.
Berdasarkan undang-undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN
yakni sebagai berikut :
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku;
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat
yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara;
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien;
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
j. Tidak menyalahgunakan informasi internnegara, tugas, status,
kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN;
Komitmen mutu:
Koordinasi dengan pimpinan
dilakukan agar aktualisasi
yang dilakukan tepat sasaran
dan efektif dengan tingkat
pencapaian yang baik.
Anti korupsi
Dalam berkomunikasi dengan
pimpinan harus dilakukan
dengan jujur agar aktualisasi
dapat berjalan dengan baik
Manajemen ASN
Tanggung jawab seorang
ASN untuk selalu
berkoordinasi dan
melaporkan kegiatan dengan
atasan langsung.
2. Membuat Standard a. Studi literatur tentang Tersedianya Keterkaitan dengan agenda Memberikan kontribusi Kegiatan ini
Operational Procedure Pelayanan Informasi referensi yang ANEKA adalah : terhadap pencapaian memberikan
(SOP) Pelayanan Obat (PIO) berhubungan visi UPTD Puskesmas penguatan nilai
Informasi Obat (PIO) di dengan Akuntabilitas Muncak Kabau: puskesmas yaitu
apotek UPTD b. Menyusun rancangan Pelayanan Dalam menyusun rancangan memberikan cepat tanggap dan
Puskesmas Muncak Standard Operational Informasi Obat SOP menggunakan sumber- pelayanan yang prima. memuaskan.
Kabau Procedure (SOP) (PIO) sumber yang dapat Pelayanan Informasi
Pelayanan Informasi dipertanggungjawakan Kontribusi terhadap Obat (PIO)
Obat (PIO) pencapaian misi berdasarkan SOP
Print out SOP Nasionalisme Puskesmas Muncak yang telah dibuat
c. Pengkajian Pelayanan Dibutuhkan kerjasama dalam Kabau: meningkatkan sesuai standar akan
rancangan/konsultasi Informasi Obat penyusunan rancangan SOP profesionalisme memberikan
Standard Operational (PIO) dengan mentor sehingga seluruh petugas pelayanan yang cepat
Procedure (SOP) terwujudnya nilai kesehatan yang tanggap dan
Pelayanan Informasi Dokumentasi nasionalisme berorientasi pada memuaskan dalam
Obat (PIO) dengan (foto kegiatan) pelayanan kesehatan pemberian informasi
mentor Etika publik obat.
Dalam pembuatan SOP
d. Persetujuan Standard dilakuakn dengan integritas
Operational yang tinggi agar instruksi
Procedure (SOP) kerja yang dihasilkan sesuai
Pelayanan Informasi yang diperuntukan
Obat (PIO) oleh
mentor Komitmen mutu
Penyusunan rancangan SOP
e. Mendokumentasikan merupakan inovasi yang
kegiatan sebelumnya belum ada di
Puskesmas
Anti korupsi
Pembuatan rancangan SOP
harus dilakukan dengan
penuh tanggung jawab
karna hasil tersebut dapat
dipertanggungjawabkan
Manajemen ASN
Penyusunan rancangan SOP
Pelayanan Informasi Obat
(PIO) dibutuhkan koordinasi
dengan pimpinan
Pelayanan Publik
Pembuatan SOP merupakan
salah satu bentuk pelayanan
Tenaga Kefarmasian
terhadap pasien yang
profesional dan berkualitas.
3. Menyiapkan buku-buku a. Menambah buku- Tersedianya Keterkaitan dengan agenda Memberikan kontribusi Kegiatan ini
pustaka/referensi untuk buku buku-buku ANEKA adalah : terhadap pencapaian memberikan
Pelayanan Informasi pustaka/referensi pustaka tentang visi UPTD Puskesmas penguatan nilai
Obat (PIO) di apotek tentang informasi informasi obat di Akuntabilitas: Muncak Kabau: puskesmas yaitu
UPTD Puskesmas obat di apotek apotek Dalam menyiapkan buku- memberikan memuaskan.
Muncak Kabau buku pustaka/referensi pelayanan yang prima. Menyiapkan buku-
b. Menyiapkan tempat Dokumentasi dilakukan dengan penuh buku pustaka/referensi
duduk dan meja (foto kegiatan) integritas dan tanggung Kontribusi terhadap sangat penting untuk
untuk Pelayanan jawab demi tersedianya pencapaian misi menunjang dalam
Informasi Obat (PIO) sumber-sumber informasi Puskesmas Muncak Pelayanan Informasi
obat terpercaya Kabau: meningkatkan Obat (PIO). Informasi
c. Mendokumentasikan profesionalisme obat yang bersumber
kegiatan Nasionalisme seluruh petugas buku-buku
Dalam menyiapkan buku- kesehatan yang pustaka/referensi akan
buku pustaka/referensi berorientasi pada menghasilkan
dilakukan dengan kerja pelayanan kesehatan informasi yang tepat
keras dan ikhlas sehingga Pelayanan
Informasi Obat (PIO)
Etika publik lebih memuaskan.
Dalam menyiapkan buku-
buku pustaka/referensi harus
dilakukan secara profesional
Komitmen mutu
Menyiapkan buku-buku
pustaka/referensi dapat
meningkatkan efektifitas dan
efisiensi saat melakukan
Pelayanan Informasi Obat
(PIO)
Anti korupsi
Dalam menyiapkan buku-
buku pustaka/referensi harus
dilakukan dengan penuh
tanggung jawab
4. Menyiapkan sarana a. Mencari ide dan Materi dan Keterkaitan dengan agenda Memberikan kontribusi Kegiatan ini
dan daftar pertanyaan mengumpulkan referensi ANEKA adalah : terhadap pencapaian memberikan
(kuisioner) Pelayanan referensi tentang sebagai sumber visi UPTD Puskesmas penguatan nilai
Informasi Obat (PIO) di materi Pelayanan untuk dibuat Akuntabilitas Muncak Kabau: puskesmas yaitu
apotek UPTD Informasi Obat (PIO) leaflet dan Dalam membuat leaflet dan memberikan memuaskan.
Puskesmas Muncak yang akan dibuat standing banner standing banner pelayanan yang prima. Menyiapkan media
Kabau menggunakan sumber- informasi berupa
b. Membuat design Foto design sumber yang dapat Kontribusi terhadap leaflet dan standing
leaflet dan standing leaflet dan dipertanggungjawakan pencapaian misi banner sangat penting
banner sebelum standing banner Puskesmas Muncak untuk menunjang
dicetak dan Nasionalisme Kabau: meningkatkan dalam Pelayanan
ditunjukkan kepada Foto leaflet dan Dibutuhkan kerjasama dalam profesionalisme Informasi Obat (PIO).
pimpinan untuk standing banner pembutan leaflet dan seluruh petugas Leaflet dan standing
disetujui setelah dicetak standing banner dengan kesehatan yang banner yang berisi
mentor berorientasi pada informasi obat akan
c. Mencetak leaflet dan Daftar pelayanan kesehatan membantu
standing banner pertanyaan Etika publik pasien/masyarakat
Pelayanan Informasi (pretest-postest) Dalam pembuatan leaflet dan lebih mudah
Obat (PIO) standing banner dilakukan memahami informasi
Dokumentasi dengan integritas yang tinggi obat yang diberikan
d. Membuat daftar (foto kegiatan) agar leaflet dan standing sehingga pelayanan
pertanyaan (pretest- banner yang dihasilkan lebih memuaskan.
postest) sesuai yang diperuntukan
Anti korupsi
Pembuatan leaflet dan
standing banner harus
dilakukan dengan kerjakeras
sehingga didapatkan hasil
yang sesuai dan dapat
dipertanggungjawabkan
Manajemen ASN
Pembuatan leaflet dan
standing banner dibutuhkan
koordinasi dengan pimpinan
Pelayanan Publik
Pembuatan leaflet dan
standing banner merupakan
salah satu bentuk pelayanan
tenaga kefarmasian terhadap
pasien yang profesional dan
berkualitas.
5. Melakukan Pelayanan a. Tenaga kefarmasian Hasil jawaban Keterkaitan dengan agenda Memberikan kontribusi Kegiatan ini
Informasi Obat (PIO) memperkenalkan pertanyaan ANEKA adalah : terhadap pencapaian memberikan
saat kunjungan pasien diri (pretest dan visi UPTD Puskesmas penguatan nilai
di apotek UPTD postest) Akuntabilitas Muncak Kabau: puskesmas yaitu
Puskesmas Muncak b. Menanyakan Dalam melaksanakan memberikan ramah, memuaskan
Kabau kepada pasien Pembagian Pelayanan Informasi Obat pelayanan yang prima. dan adil.
apakah dia leaflet (foto dan (PIO) pada pasien dilakukan Dalam Pelayanan
mempunyai waktu video) dengan penuh tanggung Kontribusi terhadap Informasi Obat (PIO)
untuk diberikan jawab pencapaian misi dilakukan dengan
Pelayanan Informasi Dokumentasi Puskesmas Muncak ramah, adil atau tidak
Obat (PIO) (foto dan video Dalam melaksanakan Kabau: disiplin dan membeda-bedakan
kegiatan) Pelayanan Informasi Obat bertanggung jawab pasien dalam
c. Memberikan soal (PIO) dilakukan secara terhadap tupoksi, pemberian informasi
pretest kepada konsisten sehingga meningkatkan obat sehingga tercipta
pasien seputar meningkatnya keberhsilan profesionalisme pelayanan
pengetahuan obat terapi pasien seluruh petugas kefarmasian yang
kesehatan yang memuaskan.
d. Melakukan Nasionalisme berorientasi pada
Pelayanan Informasi Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan,
Obat (PIO) Pelayanan Informasi Obat dan memberikan
mengenai indikasi, (PIO) pada pasien dilakukan pelayanan kesehatan
cara pakai, cara secara adil, tidak memilih- paripurna, bermutu
penyimpanan obat, melih pasien yang akan dan terjangkau yang
dan sebagainya dikonseling berorientasi pada
kepuasan pelanggan.
e. Membagikan leaflet Etika publik
kepada pasien Dalam melaksanakan
Pelayanan Informasi Obat
f. Memastikan pasien (PIO) pada pasien dilakukan
memahami semua dengan sopan,santun,dan
informasi yang ramah sehingga pasien
diberikan melalu merasa nyaman
pembagian postest
setelah menerima Komitmen mutu
Pelayanan Informasi Dengan adanya Pelayanan
Obat (PIO) Informasi Obat (PIO) pada
pasien terapi obat pada
g. Mendokumentasikan pasien lebih efektif
kegiatan
Anti korupsi
Dalam pelaksanaan
Pelayanan Informasi Obat
(PIO) dilakukan dengan
penuh tanggung jawab dan
jujur
Pelayanan publik
Pelaksanan Pelayanan
Informasi Obat (PIO) pada
pasien dapat meningkatkan
kepatuhan pasien dalam
menggunkan obat
6. Melakukan rekapitulasi a. Mengumpulkan hasil Hasil jawaban Keterkaitan dengan agenda Memberikan kontribusi Kegiatan ini
hasil evaluasi pretest dan post test pertanyaan ANEKA adalah : terhadap pencapaian memberikan
kemampuan pasien (pretest dan visi UPTD Puskesmas penguatan nilai
dalam Pelayanan b. Menghitung rata- Akuntabilitas: Muncak Kabau: puskesmas yaitu
post test)
Informasi Obat (PIO) rata hasil pretest Evaluasi kemampuan pasien memberikan ramah, memuaskan
dan melaporkan dan post test terkait pengobatan dilakukan pelayanan yang prima. dan adil.
kegiatan kepada Analisa dengan penuh tanggung Evaluasi kemampuan
Kepala UPTD c. Menganalisa hasil perbandingan jawab sehingga hasil Kontribusi terhadap pasien setelah
Puskesmas Muncak evaluasi dengan hasil pretest evaluasi dapat dipertanggung pencapaian misi menerima Pelayanan
Kabau membandingkan dan post test jawabkan Puskesmas Muncak Informasi Obat (PIO)
hasil pre test dan Kabau: meningkatkan dilakukan dengan
post test Evaluasi dilakukan secara profesionalisme ramah, adil atau tidak
Dokumentasi
transparan, artinya prosedur, seluruh petugas membeda-bedakan
(foto dan video
d. Mendokumentasi kriteria dan dasar evaluasi kesehatan yang pasien sehingga
kegiatan)
kegiatan berorientasi pada tercipta pelayanan
diketahui oleh semua pihak
pelayanan kesehatan. kefarmasian yang
yang berkepentingan. memuaskan.
Nasionalisme:
Dalam evaluasi dilakuakan
dengan jujur dan adil agar
menghasilkan penilaian yang
dapat dipertanggung
jawabkan.
Etika publik
Dalam melaksanakan
evaluasi kepuasan pasien
harus menciptakan sikap
sopan, santun dan ramah
Komitmen mutu
Evaluasi yang dilakukan
berguna untuk mengetahui
efektifitas Pelayanan
Informasi Obat (PIO) yang
dilakukan.
Anti korupsi
Evaluasi dilakukan dengan
adil tanpa adanya
diskriminasi.
Pelayanan publik
Evaluasi kepuasan pasien
untuk mengetahui
pemahaman serta kepuasan
pasien setelah menerim PIO
sehingga meningkatkan mutu
pelayanan
G. Jadwal Pelaksanaan Rancangan Aktualisasi
Tabel 4. Jadwal Pelaksanaan Rancangan Aktualisasi tentang Optimalisasi Pelayanan Informasi Obat (PIO) saat Kunjungan Pasien di
Apotek UPTD Puskesmas Muncak Kabau
Bulan/Tanggal
No. Kegiatan Sep Oktober
30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
1. Melakukan konsultasi
rancangan aktualisasi
dengan Kepala UPTD
Puskesmas Muncak
Kabau selaku mentor
2. Membuat Standard
Operational Procedure
(SOP) Pelayanan
Informasi Obat (PIO) di
apotek UPTD
Puskesmas Muncak
Kabau
3. Menyiapkan buku-buku
pustaka/referensi untuk
Pelayanan Informasi
Obat (PIO) di apotek
UPTD Puskesmas
Muncak Kabau
4. Menyiapkan sarana dan
daftar pertanyaan
(kuisioner) Pelayanan
Informasi Obat (PIO) di
apotek
5. Melakukan Pelayanan
Informasi Obat (PIO)
saat kunjungan pasien
di apotek
6. Melakukan rekapitulasi
hasil evaluasi
kemampuan pasien
dalam Pelayanan
Informasi Obat (PIO)
dan melaporkan
kegiatan kepada Kepala
UPTD Puskesmas
Muncak Kabau
H. Kendala dan Antisipasi
Berikut kendala-kendala yang mungkin akan terjadi saat kegiatan
aktualisasi dan antisipasinya.