Anda di halaman 1dari 48

RANCANGAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI PELAYANAN INFORMASI OBAT (PIO)


SAAT KUNJUNGAN PASIEN DI APOTEK
UPTD PUSKESMAS MUNCAK KABAU

OLEH :
FETY PUSPITA SARI, A.Md.Farm.
NDH. 27

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN XI


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN
DI KABUPATEN OKU TIMUR
TAHUN 2019
LEMBAR PERSETUJUAN

OPTIMALISASI PELAYANAN INFORMASI OBAT (PIO)


SAAT KUNJUNGAN PASIEN DI APOTEK
UPTD PUSKESMAS MUNCAK KABAU

OLEH :
FETY PUSPITA SARI, A.Md.Farm.
NDH. 27

Telah diseminarkan dan disetujui pada :


Hari/Tanggal : Jumat/27 September 2019
Tempat : Balai Pelatihan Penyuluhan Pertanian
Provinsi Sumatera Selatan

COACH, MENTOR,

OKTAVIANUS TAMPUBOLON, S.H., M.H. YUSTINA SUDARTI, SKM.


WIDYAISWARA AHLI MADYA NIP. 196902061993012002

Mengetahui/Menyetujui :
a.n. KEPALA BKPSDM KABUPATEN OKU TIMUR
KEPALA BIDANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

CHANDRA SAPUTRA, S.H., M.M.


PENATA TINGKAT I
NIP. 198509082009041002
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya berupa kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
rancangan aktualisasi yang berjudul “Optimalisasi Pelayanan Informasi
Obat (PIO) saat Kunjungan Pasien di Apotek UPTD Puskesmas Muncak
Kabau.” Rancangan aktualisasi ini diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman peserta terhadap teori nilai-nilai dasar profesi PNS dan
mengimplementasikannya dalam tugas pokok dan fungsi sebagai Asisten
Apoteker Terampil.
Selama penyusunan rancangan aktualisasi ini tidak terlepas dari
bimbingan, arahan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. H.M. Kholid Mawardi, S.Sos., M.Si. selaku Bupati Kabupaten OKU
Timur;
2. Bapak Drs. H. Juanda, M.M. selaku Kepala BKPSDM Kabupaten OKU
Timur;
3. Bapak H. Zaenal Abidin, S.SIT., M.M. selaku Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten OKU Timur;
4. Ibu Yustina Sudarti, SKM. selaku Kepala UPTD Puskesmas Muncak
Kabau dan mentor yang telah membimbing dan mengawasi dalam
kegiatan rancangan aktualisasi ini;
5. Bapak Oktavianus Tampubolon, S.H., M.H. selaku coach yang
telah membimbing dan memberikan arahan dalam penyusunan
rancangan aktualisasi ini;
6. Panitia Pelatihan Dasar CPNS yang telah memberikan bantuan
dalam menyelesaikan rancangan aktualisasi ini;
7. Rekan-rekan UPTD Puskesmas Muncak Kabau khususnya bagian
farmasi yang telah banyak memberi bantuan dan dukungan.
Penulis menyadari dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini
masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan
dan penyempurnaan rancangan aktualisasi ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

OKU Timur, 27 September 2019


Penulis

Fety Puspita Sari, A.Md.Farm.


DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Tujuan ........................................................................................... 3
C. Manfaat ......................................................................................... 3
D. Ruang Lingkup .............................................................................. 4

BAB II RANCANGAN AKTUALISASI


A. Deskripsi Organisasi...................................................................... 5
B. Deskripsi Isu/Situasi Problematik .................................................. 12
C. Analisis Isu .................................................................................... 15
D. Argumentasi Terhadap Core Issue Terpilih ................................... 18
E. Nilai-Nilai Dasar serta Kedudukan dan Peran ASN ....................... 18
F. Matriks Rancangan Aktualisasi...................................................... 26
G. Jadwal Pelaksanaan Rancangan Aktualisasi ................................ 37
H. Kendala dan Antisipasi .................................................................. 39

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 40


DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Identifikasi Isu di UPTD Puskesmas Muncak Kabau................. 14


2. Analisis Isu di UPTD Puskesmas Muncak Kabau dengan
Instrumen AKPK........................................................................ 17
3. Matriks Rancangan Aktualisasi tentang Optimalisasi Pelayanan
Informasi Obat (PIO) saat Kunjungan Pasien di Apotek UPTD
Puskesmas Muncak Kabau ....................................................... 28
4. Jadwal Pelaksanaan Rancangan Aktualisasi tentang Optimalisasi
Pelayanan Informasi Obat (PIO) saat Kunjungan Pasien di Apotek
UPTD Puskesmas Muncak Kabau ............................................ 37
5. Potensi Kendala dan Antisipasi Rancangan Aktualisasi tentang
Optimalisasi Pelayanan Informasi Obat (PIO) saat Kunjungan
Pasien di Apotek UPTD Puskesmas Muncak Kabau ................ 39
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Gedung UPTD Puskesmas Muncak Kabau .............................. 5


2. Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Muncak Kabau ............ 11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih (good and
clean governance) sangat ditentukan oleh peran Aparatur Negara.
Aparatur Negara adalah keseluruhan lembaga dan pejabat Negara serta
pemerintah Negara yang meliputi aparatur kenegaraan dan pemerintah dan
masyarakat atas penyelenggaraan dan pembangunan Negara.
Berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 2014, Aparatur Sipil Negara
(ASN) yang merupakan bagian dari Aparatur Negara adalah profesi bagi
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang bekerja pada instansi. Pegawai ASN harus memiliki kualifikasi
kompetensi, dan kinerja yang dibutuhkan sesuai dengan jabatannya
masing-masing. ASN sebagai pelayan masyarakat harus memiliki nilai-
nilai dasar seperti Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan
jabatannya.
Namun dalam kenyataan di lapangan menunjukkan citra PNS yang
buruk. Kompetensi, sikap dan perilaku PNS di pandangan masyarakat
sangat lemah. Maka upaya yang dapat dilakukan untuk membentuk figur
PNS yang profesional adalah memberikan pelatihan dasar CPNS. Dalam
Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia No. 12
Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil,
disebutkan bahwa Pelatihan Dasar CPNS ini bertujuan untuk
mengembangkan kompetensi CPNS yang dilakukan secara terintegrasi.
Selain itu Pelatihan Dasar CPNS ini dilaksanakan dalam rangka
membentuk karakter pribadi PNS, membentuk kemampuan bersikap dan
bertindak secara profesional dalam mengelola tantangan dan masalah
yang didasari nilai-nilai dasar PNS yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA).
Adapun salah satu kedudukan dan peran PNS salah satunya meliputi
pelayanan publik. Pelayanan kesehatan di puskesmas merupakan
pelayanan publik yang menyelenggarakan upaya kesehatan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif),
yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.
Salah satu pelayanan di puskesmas adalah pelayanan kefarmasian yang
meliputi pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Habis Pakai dan
pelayanan farmasi klinik. Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupkan
kegiatan dalam pelayanan farmasi klinik yang merupakan kegiatan
pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker untuk memberikan informasi
secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi
kesehatan lainnya dan pasien dalam rangka meningkatkan outcome terapi
dan meminimalkan risiko terjadinya efek samping obat, untuk tujuan
keselamatan pasien (patient safety) sehingga kualitas hidup pasien
(quality of life) terjamin (Peraturan Menteri Kesehatan No. 74 Tahun
2016).
Berdasarkan pengamatan penulis selama melakukan pelayanan
kefarmasian di UPTD Puskesmas Muncak Kabau, menunjukkan bahwa
Pelayanan Informasi Obat (PIO) belum optimal sehingga berpotensi
menyebabkan terjadinya penggunaan obat yang tidak rasional. Kegiatan
pelayanan kefarmasian yang dilakukan di puskesmas hendaknya mengacu
pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 74 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Untuk memenuhi standar
pelayanan kefarmasian di puskesmas dan meningkatkan pemahaman
tentang keamanan penggunaan obat bagi pasien, maka penulis
bermaksud merancang kegiatan aktualisasi yang berjudul “Optimalisasi
Pelayanan Informasi Obat (PIO) saat kunjungan pasien di apotek UPTD
Puskesmas Muncak Kabau”.
B. Tujuan
Tujuan dari rancangan aktualisasi ini diharapkan peserta pelatihan
dasar CPNS mampu memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai
dasar profesi PNS yang meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) ke dalam tugas pokok dan
fungsi khususnya bagi Asisten Apoteker Terampil di UPTD Puskesmas
Muncak Kabau sehingga :
1. Terlaksananya penyelenggaraan pelayanan kefarmasian di UPTD
Puskesmas Muncak Kabau sesuai standar pelayanan kefarmasian di
puskesmas;
2. Terlaksananya Pelayanan Informasi Obat (PIO) yang optimal pada
pasien saat kunjungan di apotek UPTD Puskesmas Muncak Kabau;
3. Terwujudnya peningkatan pengetahuan dan kemanan penggunaan
obat pada pasien di UPTD Puskesmas Muncak Kabau.

C. Manfaat

1. Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan II


Mampu memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai dasar profesi
PNS yang meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi khususnya bagi Asisten Apoteker Terampil dalam Pelayanan
Informasi Obat (PIO);
2. Bagi Instansi UPTD Puskesmas Muncak Kabau
Mendukung visi misi UPTD Puskesmas Muncak Kabau dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan terbaik dan bermutu khususnya
Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada masyarakat di wilayah UPTD
Puskesmas Muncak Kabau;
3. Bagi masyarakat/pasien di UPTD Puskesmas Muncak Kabau
Meningkatkan pengetahuan dan keamanan penggunaan obat pada
pasien di UPTD Puskesmas Muncak Kabau mengenai penggunaan
obat yang tepat.
D. Ruang Lingkup
Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan pada tanggal 30 September
sampai dengan 29 November 2019 saat hari kerja. Tempat pelaksanaan
aktualisasi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Muncak Kabau, Kecamatan
Buay Pemuka Bangsa Raja, Kabupaten OKU Timur. Ruang lingkup
rancangan kegiatan aktualisasi mencakup tugas pokok dan fungsi sebagai
Asisten Apoteker Terampil yang berfokus pada salah satu pelayanan di
puskesmas yaitu pelayanan kefarmasian dalam hal optimalisasi
Pelayanan Informasi Obat (PIO) saat kunjungan pasien di apotek UPTD
Puskesmas Muncak Kabau. Pelayanan Informasi Obat (PIO) bertujuan
untuk meningkatkan outcome, meminimalkan risiko terjadinya efek
samping obat, meningkatkan keselamatan pasien (patient safety)
sehingga kualitas hidup pasien (quality of life) lebih terjamin.
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Deskripsi Organisasi
1. Profil UPTD Puskesmas Muncak Kabau
1.1. Gambaran Wilayah UPTD Puskesmas Muncak Kabau

Gambar 1.
Gedung UPTD Puskesmas Muncak Kabau

UPTD Puskesmas Muncak Kabau merupakan salah satu puskesmas


di wilayah Kecamatan Buay Pemuka Bangsa Raja, Kabupaten Ogan
Komering Ulu Timur dengan luas wilayah kerja 207,45 Km2 yang terdiri
dari 7 Desa dengan rata-rata waktu tempuh mayarakat ke UPTD
Puskesmas Muncak Kabau 30 menit untuk wilayah yang terjauh dan 10
menit untuk wilayah yang terdekat. UPTD Puskesmas Muncak Kabau
dibangun pada tahun 2008.
UPTD Puskesmas Muncak Kabau berbatasan dengan :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Madang Suku II;
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Buay Madang;
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan BP Peliung;
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Buay Madang Timur.
Desa yang masuk wilayah kerja UPTD Puskesmas Muncak Kabau,
yaitu : Desa Muncak Kabau, Desa Anyar, Desa Sri Bunga, Desa Surya
Menang, Desa Rawa Sari, Desa Pandan Sari, Desa Sri Bulan. Daerah di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Muncak Kabau merupakan daerah
agraris, persawahan, perikanan dan perkebunan.

1.2. Upaya Kesehatan UPTD Puskesmas Muncak Kabau


Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat, UPTD Puskesmas
Muncak Kabau memenuhi kebutuhan tersebut melalui Pelayanan
Kesehatan Masyarakat dan Pelayanan Kesehatan Perorangan :
a. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap
kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan
sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. Jenis pelayanan UKM
dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu :
1) UKM Essensial, meliputi :
a) Pelayanan Promosi Kesehatan;
b) Pelayanan Kesehatan Lingkungan;
c) Pelayanan KIA-KB;
d) Pelayanan Gizi;
e) Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit;
f) Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas).
2) UKM Pengembangan, meliputi :
a) Upaya Kesehatan Jiwa;
b) Upaya Kesehatan Tradisional;
c) Upaya Kesehatan Olahraga;
d) Upaya Kesehatan Lansia dan Posyandu;
e) Upaya Pelayanan Kesehatan Remaja;
f) Upaya Kesehatan Sekolah.
b. Penyelanggaraan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) suatu
kegiatan atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit,
pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan
perseorangan. UKP dilaksanakan dalam bentuk rawat jalan, tindakan
gawat darurat, home care. Kegiatan UKP terdiri dari :
1) Pelayanan Pemeriksaan Umum;
2) Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut;
3) Pelayanan Kesehatan Ibu/KB;
4) Pelayanan IGD;
5) Pelayanan Kesehatan TB/Poli Dot;
6) Pelayanan Persalinan;
7) Pelayanan Kefarmasian;
8) Pelayanan Laboratorium;
9) Tindakan Medis;
10) Pelayanan Kesehatan Anak dan Imunisasi;
11) Jaringan dan Jejaring Puskesmas.

1.3. Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas


Berdasarkan Permenkes Nomor 74 Tahun 2016, pelayanan
kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab
kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Pengaturan standar pelayanan kefarmasian di puskesmas bertujuan
untuk:
a. Meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian;
b. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian;
c. Melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak
rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety).
Standar pelayanan kefarmasian di puskesmas meliputi :
a. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi:
1) Perencanaan kebutuhan;
2) Permintaan;
3) Penerimaan;
4) Penyimpanan:
5) Pendistribusian;
6) Pengendalian;
7) Pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan; dan
8) Pemantauan dan evaluasi pengelolaan.
b. Pelayanan farmasi klinik meliputi :
1) Pengkajian dan pelayanan Resep;
2) Pelayanan Informasi Obat (PIO);
3) Konseling;
4) Visite Pasien (khusus Puskesmas rawat inap);
5) Monitoring Efek Samping Obat (MESO);
6) Pemantauan Terapi Obat (PTO);
7) Evaluasi Penggunaan Obat.

1.4. Pelayanan Informasi Obat (PIO)


Berdasarkan Permenkes Nomor 74 Tahun 2016, Pelayanan Informasi
Obat (PIO) merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker
untuk memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada
dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien.
Tujuan Pelayanan Informasi Obat (PIO) adalah :
a. Menyediakan informasi mengenai obat kepada tenaga kesehatan lain
di lingkungan puskesmas, pasien dan masyarakat;
b. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang berhubungan
dengan obat (contoh: kebijakan permintaan obat oleh jaringan dengan
mempertimbangkan stabilitas, harus memiliki alat penyimpanan yang
memadai);
c. Menunjang penggunaan obat yang rasional.

Kegiatan Pelayanan Informasi Obat (PIO) terdiri dari :


a. Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen secara
pro aktif dan pasif;
b. Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan melalui
telepon, surat atau tatap muka;
c. Membuat buletin, leaflet, label obat, poster, majalah dinding dan lain-
lain;
d. Melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat
inap, serta masyarakat;
e. Melakukan pendidikan dan/atau pelatihan bagi tenaga kefarmasian
dan tenaga kesehatan lainnya terkait dengan Obat dan Bahan Medis
Habis Pakai;
f. Mengoordinasikan penelitian terkait obat dan kegiatan Ppelayanan
kefarmasian.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam Pelayanan Informasi Obat


(PIO) :
a. Sumber informasi obat;
b. Tempat;
c. Tenaga;
d. Perlengkapan.

1.5. Tugas Pokok dan Fungsi Asisten Apoteker Terampil


a. Tugas pokok Asisten Apoteker Terampil di UPTD Puskesmas
Muncak Kabau :
1) Merencanakan dan melaksanakan pengadaan obat pada farmasi;
2) Mengatur penyimpanan obat pada gudang farmasi;
3) Mengatur dan menyiapkan distribusi obat;
4) Menyiapkan, meracik, dan memberikan obat sesuai dengan resep
yang telah ditentukan;
5) Menjelaskan aturan pakai dan informasi obat kepada pasien;
6) Melakukan rekapitulasi keluar masuknya obat;
7) Melakukan pencatatan dan pelaporan obat;
8) Melaksanakan kegiatan bantuan/partisipasi pelayanan kesehatan;
9) Melakukan tugas lapangan lainnya;
10) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan, sesuai
peraturan yang berlaku.

b. Fungsi Asisten Apoteker Terampil di UPTD Puskesmas Muncak


Kabau :
1) Penanggungjawab farmasi;
2) Bertanggungjawab terhadap ruang farmasi dan laporannya.

2. Visi, Misi, Motto dan Tata Nilai UPTD Puskesmas Muncak Kabau
2.1. Visi
Visi UPTD Puskesmas Muncak Kabau adalah “Pelayanan Prima
Menuju Masyarakat Kecamatan Buay Pemuka Bangsa Raja Sehat
Berkualitas tahun 2023.”

2.2. Misi
1) Disiplin dan tanggung jawab terhadap tupoksi;
2) Meningkatkan profesionalisme seluruh petugas kesehatan yang
berorientasi pada standar pelayanan kesehatan;
3) Memasyarakatkan paradigma sehat pada semua pihak;
4) Memberikan pelayanan kesehatan paripurna, bermutu dan terjangkau
yang berorientasi pada kepuasan pelanggan;
5) Mengolah seluruh sumber daya secara transparan, efektif, efisien dan
akuntabel.
Kepala Puskesmas
Yustina Sudarti, SKM.

Ka. Subbag Tata Usaha


Ali Alkhafi R, SKM.

Data dan Informasi Adm. Kepegawaian Rumah Tangga Keuangan


***** Ali Alkhafi R, SKM. Trisnawati Am.Keb. 1. Bendahara BPJS
Novitawarti, SKM.
2. Bendahara BOK
Ali Suwito, SE.
3. Bendahara Jampersal
Fauziah, Am.Keb.
4. Bendahara Barang
Puguh Suseno, Am.Kep.

Upaya Kesehatan Masyarakat Upaya Kesehatan Perorangan


Herlina, SKM. dr. Eko Rizki Wulandar

UKM Esensial UKM Pengembangan Upaya Kesehatan


POSKESDES
Yulianti Astuti AMG Eka Susanti, Am.Keb. Perorangan
Pusling
dr. Eko Rizki Wulandar
1. Kesehatan Jiwa Agga Resdi, AMF.
1. Promkes
Herlina, SKM. dr. Eko Rizki Wulandar 1. Pemeriksaan Umum
Koordinator Bidan
Eka Desiani, SST.
2. Kesehatan Lingkungan 2. Upaya Kestrad Fauziah, Am.Keb.
Rita, Am.KL. Nurhayati, Am.Kep. 2. Pelayanan Kes. Gigi &
PUSTU
3. KIA / KB Mulut
Fauziah Am.Keb. 3. Kesehatan Olahraga drg. Muhammad Hardy R.
18 POSYANDU
Agga Resdi, AMF.
4. Pengelola Gizi 3. Yankes Ibu / KB
4. Kes. Lansia dan KLINIK/BPS
Yuliani Astuti, Am.G. Fauziah, Am.Keb.
Posyandu
5. Pencegahan dan Herlina, Am.Keb. 4. Pelayanan IGD
Pengendalian Penyakit Puguh Suseno, Am.Kep.
Nuryani Am.Kep. 5. Yankes Remaja
Herlina Am.Keb 5. Yankes TB/Poli DOT
6. Pelayanan Perkesmas Evi Nurjanah, Am.Kep.
Yeni Rusvianti S.Kep. 6. UKS
Nurhayati, Am.Kep. 6. Persalinan
Fauziah, Am.Keb.

7. Pelayanan Kefarmasian
Agga Resdi, AMF.

8. Pelayanan Laboratorium
Tri Susilowati, Am.AK.

9. Tindakan Medis
Puguh Suseno, Am.Kep.

10. Yan Kes Anak Dan


Imunisasi
Sandria, Am.Keb.
11. Jaringan Dan Jejaring
PKM
Rita, Am.KL.
.

Gambar 2.
Struktur UPTD Puskesmas Muncak Kabau
2.3. Motto
Motto UPTD Puskesmas Muncak Kabau adalah kerjasama yang baik
Adalah Awal dari Kesuksesan.

2.4. Tata Nilai


CERMAT
1) Ce : cepat tanggap dalam melayani pasien;
2) R : ramah dalam melayani dengan sepenuh hati;
3) M : memuaskan dalam pelayanan;
4) A : adil dalam pelayanan tanpa memihak;
5) T : tepat waktu dan tepat diagnosis.

B. Deskripsi Isu/Situasi Problematik


Isu secara umum dapat diartikan sebagai suatu fenomena/kejadian
yang dianggap penting dan dapat menarik perhatian banyak orang serta
dianggap masalah sehingga perlu untuk didiskusikan. Berdasarkan
Permenkes No. 74 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan kefarmasiaan
di puskesmas, dimana tugas seorang tenaga kefarmasian melakukan
kegiatan kefarmasiaan dalam hal pengelolaan sediaan farmasi dan
pelayanan farmasi klinik. Pelayanan farmasi klinik merupakan pelayanan
langsung kepada pasien dalam rangka meningkatkan outcome terapi dan
meminimalkan terjadinya efek samping karena obat untuk tujuan
keselamatan pasien sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.
Rancangan aktulisasi ini dimulai dengan melakukan identifikasi isu yang
muncul pada instansi kerja penulis yaitu di apotek UPTD Puskesmas
Muncak Kabau, antara lain :
1. Belum optimalnya perencanaan dan pengadaan obat di UPTD
Puskesmas Muncak Kabau
Deskripsi isu : Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi
sediaan farmasi dan BMHP untuk menentukan jenis dan jumlah
sediaan farmasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan puskesmas
Tujuan perencanaan untuk mendapatkan perkiraan jenis dan jumlah
sediaan farmasi yang mendekati kebutuhan, meningkatkan
penggunaan obat secara rasioanl dan meningkatkan efisiensi
penggunaan obat. Perencanaan biasanya mempertimbangkan pola
penyakit atau pola konsumsi periode sebelumnya. Kegiatan
erencanaan dan pengadaan di UPTD Puskesmas Muncak Kabau
belum optimal dikarenakan kurangnya pengetahuan dan informasi
data periode sebelumnya sehingga perencanaan pemenuhan
kebutuhan beberapa belum terpenuhi.
2. Belum optimalnya penyimpanan obat di gudang farmasi UPTD
Puskesmas Muncak Kabau
Deskripsi isu : Penyimpanan sediaan farmasi merupakan suatu
kegiatan pengaturan terhadap sediaan farmasi yang diterima agar
aman, terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya
tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Penyimpanan sediaan farmasi biasanya mempertimbangkan jenis
dan bentuk sediaan, FIFO (first in first out) dan FEFO (first expired
first out). Penyimpanan obat di UPTD Puskesmas Muncak Kabau
sudah berjalan namun ada beberapa yang belum sesuai dikarenakan
kurangnya pengetahuan dalam hal penyimpanan obat.
3. Belum optimalnya pendistribusian obat ke apotek, pustu, poskesdes
dan ruang tindakan di UPTD Puskesmas Muncak Kabau
Deskripsi isu : Pendistribusian sediaan farmasi merupakan kegiatan
pengeluaran dan penyerahan sediaan farmasi dan BMHP secara
merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub unit di
puskesmas. Sub unit di puskesmas antara lain : puskesmas
pembantu (pustu), posyandu, poskesdes, dan juga didistribusikan di
apotek. Kegiatan pendistribusian di UPTD Puskesmas sudah
berjalan namun belum optimal dikarenakan kurangnya koordinasi
petugas kefarmasian dengan staf unit mengenai kebutuhan obat
sehingga kebutuhan sub unit tidak merata dan teratur
4. Belum optimalnya pencatatan dan pelaporan obat di UPTD
Puskesmas Muncak Kabau
Deskripsi isu : Kegiatan pencatatan dan pelaporan obat merupakan
salah satu kegiatan penting dalam pengelolaan sediaan farmasi dan
BMHP. Tujuannya sebagai bukti bahwa pengelolaan sediaan farmasi
dan BMHP telah dilakukan. Selain itu sebagai sumber data untuk
melakukan pengaturan dan pengendalian obat. Namun di UPTD
Puskesmas Muncak Kabau kegiatan ini belum berjalan optimal
dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang pentingnya kegiatan
pencatatan misalnya pengisian kartu stok sebagai acuan data dalam
pelaporan.
5. Belum optimalnya Pelayanan Informasi Obat (PIO) saat kunjungan
pasien di apotek UPTD Puskesmas Muncak Kabau
Deskripsi isu : Pelayanan Informasi Obat merupakan kegiatan
pelayanan yang dilakukan untuk memberikan informasi secara akurat,
jelas dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan
lainnya dan pasien. . Tujuan Pelayanan Informasi Obat (PIO) yaitu
menyediakan informasi bagi pasien dan tenaga kesehatan lain di
puskesmas, selain itu untuk menunjang penggunaan obat yang
rasional. Sebenarnya Pelayanan Informasi Obat (PIO) di UPTD
Puskesmas Muncak Kabau sudah berjalan namun perlu adanya
inovasi dalam memberikan pelayanan tersebut agar pasien lebih
mudah memahami dalam penggunaan obat.
Adapun 5 (lima) identifikasi isu diatas akan dijelaskan secara
ringkas pada tabel dibawah ini :
Tabel 1. Identifikasi Isu di UPTD Puskesmas Muncak Kabau
Keterkaitan
Identifikasi Akar
No. Identifikasi Isu Kondisi Ideal dengan
Permasalahan
Mata Diklat
1. Belum optimalnya Perencanaan Manajemen Kurangnya
perencanaan dan dan ASN pengetahuan
pengadaan obat pengadaan dan informasi
di UPTD obat sesuai data periode
dengan sebelumnya
Puskesmas
kebutuhan dalam
puskesmas per pemenuhan
Muncak Kabau tahun kebutuhan obat
sehingga
perencaan dan
pengadaan obat
belum optimal
2. Belum optimalnya Penyimpanan Manajemen Kurangnya
penyimpanan obat di gudang ASN pengetahuan
obat di gudang farmasi sesuai dalam kegiatan
farmasi UPTD dengan penyimpanan
alfabetis, FIFO, obat
Puskesmas FEFO jenis berdasarkan
Muncak Kabau dan bentuk alfabetis, FIFO,
sediaan FEFO jenis dan
bentuk sediaan
3. Belum optimalnya Pendistribusian Manajemen Kurangnya
pendistribusian obat ke apotek, ASN koordinasi
obat ke apotek, pustu, antara petugas
pustu, poskesdes poskedes dan farmasi
ruang tindakan dengan
dan ruang
sesuai dengan petuigas di tiap
tindakan di UPTD kebutuhan unit mengenai
Puskesmas masing-masing kebutuhan obat
Muncak Kabau di tiap unit

4. Belum optimalnya Pencatatan Manajemen Kurangnya


pencatatan dan dan pelaporan ASN pengetahuan
pelaporan obat di sesuai dengan terhadap
UPTD data pentingnya
rekapitulasi pengisian kartu
Puskesmas obat stok
Muncak Kabau penggunaan
obat sebagai
data acuan
rekapitulasi obat
5. Belum optimalnya Pasien UPTD Pelayanan Kurangnya
Pelayanan Puskesmas Publik inovasi dalam
Informasi Obat Muncak Kabau pemberian
(PIO) saat mendapatkan Pelayanan
Pelayanan Informasi Obat
kunjungan pasien
Informasi Obat (PIO) untuk
di apotek UPTD (PIO) yang menunjang
Puskesmas baik sesuai pasien agar
Muncak Kabau standar lebih mudah
pelayanan memahami
kefarmasian informasi
penggunaan
obat

C. Analisis Isu
Dalam rangka untuk menetapkan kualitas dari isu tersebut maka perlu
dilakukan analisis untuk bagaimana memahami isu tersebut secara utuh
dan kemudian dengan menggunakan kemampuan berpikir konseptual
dapat mencari jalan keluar dari pemecahan isu tersebut. Dari beberapa
isu yang telah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah
mempertimbangkan isu mana yang akan menjadi prioritas utama. Isu-isu
tersebut dianalisa menggunakan instrumen AKPK yang merupakan
metode skoring yang digunakan untuk menyusun urutan prioritas isu yang
akan diselesaikan. Isu dengan skor tertinggi akan dipilih untuk menjadi isu
utama atau isu pokok yang harus segera diselesaikan. Adapun kriteria
instrumen AKPK adalah sebagai berikut :
1. Aktual, adalah isu yang sedang atau dalam proses kejadian, sedang
hangat dibicarakan di kalangan masyarakat, atau isu yang
diperkirakan bakal terjadi dalam waktu dekat.
2. Kekhalayakan, adalah isu yang secara langsung menyangkut hajat
hidup orang banyak, masyarakat pelanggan pada umumnya, dan
bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau sekelompok kecil
orang tertentu saja.
3. Problematik, adalah isu yang menyimpang dari harapan, standar
ketentuan yang menimbulkan kegelisahaan yang perlu segera dicari
penyebab dan pemecahannya.
4. Kelayakan, adalah issu yang masuk akal (logis), pantas, realistis dan
dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang dan tanggung
jawab.
Adapun pembobotan dan analisis AKPK ini memiliki skala nilai 1-5 dengan
keterangan: 5 (sangat kuat pengaruhnya), 4 (kuat pengaruhnya), 3
(sedang pengaruhnya), 2 (kurang pengaruhnya), dan 1 (sangat kurang
pengaruhnya).
Tabel 2. Analisis Isu di UPTD Puskesmas Muncak Kabau dengan
Instrumen AKPK

A K P K
No. Isu Jumlah Peringkat
(1-5) (1-5) (1-5) (1-5)
1. Belum optimalnya 2 3 4 4 13 4
perencanaan dan
pengadaan obat di
UPTD Puskesmas
Muncak Kabau

2. Belum optimalnya 3 4 5 5 17 2
penyimpanan obat di
gudang farmasi
UPTD Puskesmas
Muncak Kabau

3. Belum optimalnya 2 3 3 4 12 5
pendistribusian obat
ke apotek, pustu,
poskesdes dan ruang
tindakan di UPTD
Puskesmas Muncak
Kabau

4. Belum optimalnya 3 3 5 4 15 3
pencatatan dan
pelaporan obat di
UPTD Puskesmas
Muncak Kabau

5. Belum optimalnya 4 5 4 5 18 1
Pelayanan Informasi
Obat (PIO) saat
kunjungan pasien di
apotek UPTD
Puskesmas Muncak
Kabau

Berdasarkan hasil analisis menggunakan instrumen AKPK, maka


terpilih 1 isu yang memperoleh nilai tertinggi yaitu belum optimalnya
Pelayanan Informasi Obat (PIO) saat kunjungan pasien di apotekUPTD
Puskesmas Muncak Kabau. Oleh karena itu, penulis membuat rancangan
aktualisasi yang berjudul “Optimalisasi Pelayanan Informasi Obat (PIO)
saat Kunjungan Pasien di Apotek UPTD Puskesmas Muncak Kabau.”
D. Argumentasi Terhadap Core Issue Terpilih
Perubahan paradigma pelayanan kefarmasian yang semula drug
oriented menjadi pharmaceutical care menuntut peran tenaga kefarmasian
secara langsung berhubungan dengan pasien guna meningkatkan kualitas
hidup pasien. Pekerjaan kefarmasian di Puskesmas terdiri dari
pengelolaan perbekalan farmasi dan pelayanan farmasi klinis. Pelayanan
Informasi Obat atau biasa disebut PIO merupakan salah satu dari jenis
pelayanan farmasi klinis yang bertujuan untuk memberikan jaminan
pengobatan yang rasional kepada pasien. Pengobatan disebut rasional
apabila obat digunakan sesuai dengan indikasi, kondisi pasien dan
pemilihan obat yang tepat baik jenis obat, sediaan, dosis, rute, waktu dan
lama pemberian), mempertimbangkan manfaat dan risiko serta harganya
yang terjangkau bagi pasien tersebut.
Selain itu kegiatan Optimalisasi Pelayanan Informasi Obat (PIO)
pada pasien di UPTD Puskesmas Muncak Kabau juga dapat
meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian dengan menyediakan
informasi mengenai obat kepada tenaga kesehatan lain di lingkungan
puskesmas, pasien dan masyarakat, menyediakan informasi untuk
membuat kebijakan yang berhubungan dengan obat, serta dapat
meminimalisir terjadinya penggunaan obat yang tidak rasional yang erat
kaitannya dengan patient safety. Berdasarkan argumentasi terhadap core
issue terpilih tersebut, maka isu tersebut memang layak untuk diangkat
dalam kegiatan aktualisasi.

E. Nilai-Nilai Dasar serta Kedudukan dan Peran ASN


1. Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS
Berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014, Aparatur Sipil Negara harus
memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intevensi politik,
bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme, serta mampu
menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu
menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan
bangsa, sehingga PNS harus memiliki kemampuan nilai-nilai dasar yang
terdiri dari Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti
Korupsi (ANEKA).

1.1. Akuntabilitas
Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung
jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep itu memiliki makna yang
berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab.
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang harus
dicapai. Akuntabilitas terdiri dari dua macam, yaitu: akuntabilitas vertikal
(pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi) dan akuntabilitas
horizontal (pertanggungjawaban pada masyarakat luas). Akuntabilitas
tidak akan terwujud apabila tidak ada alat akuntabilitas berupa:
Perencanaan Strategis, Kontrak Kinerja, dan Laporan Kinerja.
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa
dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Kepemimpinan: lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke
bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya;
b. Transparansi: keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi;
c. Integritas: konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan;
d. Tanggung Jawab: kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.
Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran
akan kewajiban;
e. Keadilan: kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu
hal, baik menyangkut benda atau orang;
f. Kepercayaan: rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas;
g. Keseimbangan: Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja,
maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan,
serta harapan dan kapasitas;
h. Kejelasan: pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab harus
memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan
hasil yang diharapkan;
i. Konsistensi: adalah sebuah usaha untuk terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapai tujuan akhir.

1.2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit merupakan sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana
mestinya. Dalam arti luas, nasionalisme berarti pandangan tentang rasa
cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, sekaligus menghormati
bangsa lain. Nasionalisme Pancasila merupakan pandangan atau paham
kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
Nilai-nilai nasionalisme harus dimiliki oleh setiap PNS dalam
menjalankan fungsi, tugas jabatannya. Nilai-nilai nasionalisme
berdasarkan kelima sila dalam Pancasila yaitu sebagai berikut :
a. Ketuhanan Yang Maha Esa: religius, toleran, amanah, terpercaya,
percaya diri.
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab: humanis, tenggang rasa,
persamaan derajat, saling menghormati, tidak diskriminatif.
c. Persatuan Indonesia: cinta tanah air, rela berkorban, menjaga
ketertiban, mengutamakan kepentingan publik, gotong royong.
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusywaratan perwakilan: musyawarah mufakat, kekeluargaan,
menghargai pendapat, bijaksana.
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia: adil, tidak serakah,
tolong menolong, kerja keras, sederhana.
1.3. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan
untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik. Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik
yakni :
a. Pelayanan yang berkualitas dan relevan;
b. Sisi dimensi reflektif, etika berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan dan alat evaluasi;
c. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan.
Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika :
j. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
k. Dimensi Modalitas
l. Dimensi Tindakan Integritas Publik
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal
prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Kode etik profesi
dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus
dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan
dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.
Berdasarkan undang-undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN
yakni sebagai berikut :
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku;
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat
yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara;
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien;
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
j. Tidak menyalahgunakan informasi internnegara, tugas, status,
kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN;

l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai


disiplin pegawai ASN

1.4. Komitmen Mutu


Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain
yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai.
Aspek utama yang menjadi target stakeholder adalah layanan yang
komitmen pada mutu melalui penyelenggaraan tugas secara efektif,
efisien, inovatif dan berorientasi mutu.
Berikut nilai-nilai dasar orientasi mutu yang harus dilakukan dalam
rangka memberikan pelayanan prima kepada publik sebagai pelaksana
kebijakan pemerintah :
a. Layanan publik adalah komitmen bagi kepuasan masyarakat;
b. Perlindungan kepada publik terkait pergeseran kebutuhan;
c. Membangun mindset dan komitmen pegawai terhadap budaya mutu;
d. Meningkatkan mutu proses secara berkelanjutan;
e. Beradaptasi dengan perubahan;
f. Memfokuskan kegiatan pada kepuasan pelanggan, baik internal
maupun eksternal;
g. Membangun kerjasama kolegial antarpegawai yang dilandasi
kepercayaan dan kejujuran;
h. Menampilkan kinerja tanpa cacat (zero-defect) dan tanpa pemborosan
(zero-waste), sejak memulai setiap pekerjaan.
Adapun yang menjadi nilai dasar dari komitmen mutu yaitu efektif,
efisien, kreatif, inovatif, dan berorientasi mutu.

1.5. Anti Korupsi


Dasar hukum perilaku anti korupsi bagi warga negara Indonesia
adalah UU No. 81 Tahun 1981 dan UU No. 31 Tahun 1999 junto UU No. 20
Tahun 2001. Tujuan dari pelatihan dasar tentang anti korupsi bagi CPNS
adalah membentuk perilaku CPNS yang jujur dan amanah dalam
menjalankan fungsi jabatannya. Definisi Korupsi secara gamblang telah
diuraikan dengan jelas dalam 13 buah pasal dalam Undang-Undang No.
31 tahun 1999 juntuo Undang-Undang No. 20 Tahun 2001. Berdasarkan
pasal-pasal tersebut korupsi dirumuskan dalam 30 (tiga puluh) bentuk/
jenis tindak pidana korupsi. Ketiga puluh delik tersebut dapat
dikelompokkan dalam 7 (tujuh) kelompok, sebagai berikut :
a. Kerugian Keuangan Negara;
b. Suap Menyuap;
c. Penggelapan dalam jabatan;
d. Pemerasan;
e. Perbuatan curang;
f. Benturan kepentingan dalam pengadaan;
g. Gratifikasi.
Terdapat 9 nilai-nilai dasar anti korupsi yaitu :
a. Jujur;
b. Peduli;
c. Mandiri;
d. Disiplin;
e. Tanggung Jawab;
f. Kerja Keras;
g. Sederhana;
h. Berani;
i. Adil.

2. Kedudukan dan Peran ASN


Kedudukan dan peran ASN dalam setiap organisasi pemerintah
sangatlah menentukan, sebab ASN merupakan tulang punggung
pemerintahan dalam melaksanakan pembangunan nasional. Dalam
rangka memberikan pelayanan yang professional, jujur, adil, dan merata
maka dibutuhkan juga sumber daya manusia aparatur pemerintahan yang
berkualitas dan mempunyai tanggungjawab yang tinggi. Sumber daya
manusia dikatakan berkualitas ketika mereka memiliki kemampuan untuk
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan kewenangan
yang diberikan kepadanya. Peran dan kedudukan ASN dalam NKRI dapat
dilihat dari kemampuan mereka memahami manajemen ASN, Pelayanan
Publik dan inovasi yang berhubungan dengan Whole of Government.

2.1. Manajemen ASN


Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya ASN yang unggul
selaras dengan pengembangan zaman.

2.2. Pelayanan Publik


Sebagai aparatur pemerintahan, ASN mempunyai salah satu peran
yang penting dalam tugas dan fungsinya sebagai ASN dalam
penyelanggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan nasional melalui
pelaksanaan pelayanan publik kepada masyarakat. Pelayanan publik
(Menurut Keputusan Menpan No.63 Tahun 2003) adalah segala kegiatan
pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik
sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pemberi pelayanan publik adalah pejabat/pegawai instansi
pemerintah yang melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan publik sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Sementara itu, penerima
pelayanan publik adalah orang, masyarakat, instansi pemerintah dan
badan hukum yang menerima pelayanan dari instansi pemerintah.
Pelayanan merupakan suatu proses. Proses tersebut menghasilkan suatu
produk yang berupa pelayanan, kemudian diberikan kepada pelanggan.

2.3. Whole of Government


Whole of Government (WoG) menurut United States Institude of
Peace (USIP) adalah sebuah pendekatan yang mengintegrasikan upaya
kolaboratif dari instansi pemerintah untuk menjadi kesatuan menuju tujuan
bersama, juga dikenal sebagai koordinasi, kerjasama antar instansi, actor
pelayanan dalam menyelesaikan suatu masalah pelayanan. Dengan kata
lain WoG menekankan pelayanan yang terintegrasi sehingga prinsip
koordinasi, kerjasama, kesatuan dalam melayani permintaan masyarakat
dapat diselesaikan dengan waktu yang singkat.
F. Matriks Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja : UPTD Puskesmas Muncak Kabau


Identifikasi isu :
1. Belum optimalnya perencanaan dan pengadaan obat di UPTD
Puskesmas Muncak Kabau
2. Belum optimalnya penyimpanan obat di gudang farmasi UPTD
Puskesmas Muncak Kabau
3. Belum optimalnya pendistribusian obat ke apotek, pustu, poskesdes
dan ruang tindakan di UPTD Puskesmas Muncak Kabau
4. Belum optimalnya pencatatan dan pelaporan obat di UPTD
Puskesmas Muncak Kabau
5. Belum optimalnya Pelayanan Informasi Obat (PIO) saat kunjungan
pasien di apotek UPTD Puskesmas Muncak Kabau

Isu yang diangkat :


Belum optimalnya Pelayanan Informasi Obat (PIO) saat kunjungan
pasien di apotek UPTD Puskesmas Muncak Kabau

Gagasan pemecahan isu :


Optimalisasi Pelayanan Informasi Obat (PIO) saat kunjungan pasien
di apotek UPTD Puskesmas Muncak Kabau

1. Melakukan konsultasi rancangan aktualisasi dengan Kepala UPTD


Puskesmas Muncak Kabau selaku mentor
2. Membuat Standard Operational Procedure (SOP) Pelayanan
Informasi Obat (PIO) di apotek UPTD Puskesmas Muncak Kabau
3. Menyiapkan buku-buku pustaka/referensi untuk Pelayanan Informasi
Obat (PIO) di apotek UPTD Puskesmas Muncak Kabau
4. Membuat leaflet dan standing banner yang berisi Pelayanan
Informasi Obat (PIO) di apotek UPTD Puskesmas Muncak Kabau
5. Melakukan Pelayanan Informasi Obat (PIO) saat kunjungan pasien di
apotek UPTD Puskesmas Muncak Kabau
6. Melakukan evaluasi kemampuan pasien setelah menerima
Pelayanan Informasi obat di apotek UPTD Puskesmas Muncak Kabau
Tabel 3. Matriks Rancangan Aktualisasi tentang Optimalisasi Pelayanan Informasi Obat (PIO) saat Kunjungan Pasien di Apotek
UPTD Puskesmas Muncak Kabau

Keterkaitan Substansi Kontribusi


Output/ Hasil Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan dengan Nilai-Nilai Mata Terhadap Visi-Misi
Kegiatan Nilai Organisasi
Diklat Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan konsultasi a. Melakukan konsultasi Lembar Keterkaitan dengan agenda Memberikan kontribusi Kegiatan ini
rancangan aktualisasi dengan mentor dan persetujuan ANEKA adalah : terhadap pencapaian memberikan
dengan Kepala UPTD terkait rancangan mentor visi UPTD Puskesmas penguatan nilai
Puskesmas Muncak aktualisasi Akuntabilitas: Muncak Kabau: puskesmas yaitu adil.
Kabau selaku mentor Dokumentasi Menjelaskan tentang memberikan Pimpinan memberikan
b. Memaparkan (foto kegiatan) rancangan aktualisasi dan pelayanan yang prima. kesempatan kepada
rancangan aktualisasi rencana kegiatan yang akan semua staf tanpa
dan rancangan jadwal dilakukan kepada pimpinan Kontribusi terhadap diskriminasi.
aktualisasi yang akan dengan jujur dan penuh pencapaian misi
dilakukan tanggung jawab sehingga Puskesmas Muncak
semua kegiatan yang akan di Kabau: meningkatkan
c. Meminta persetujuan lakukan dapat dipertanggung profesionalisme
mentor melakukan jawabkan seluruh petugas
kegiatan aktualisasi kesehatan yang
Nasionalisme: berorientasi pada
d. Meminta saran dan Berkonsultasi dengan pimpinan pelayanan kesehatan.
pertimbangan mentor merupakan pelaksanaan
musyawarah untuk mencapai
e. Mendokumentasikan mufakat dalam pelaksanaan
kegiatan
Etika Publik:
Menciptakan suasana yang
kondusif dan bersikap sopan
santun dalam
berkomunikasi dengan
pimpinan

Komitmen mutu:
Koordinasi dengan pimpinan
dilakukan agar aktualisasi
yang dilakukan tepat sasaran
dan efektif dengan tingkat
pencapaian yang baik.

Anti korupsi
Dalam berkomunikasi dengan
pimpinan harus dilakukan
dengan jujur agar aktualisasi
dapat berjalan dengan baik

Keterkaitan dengan Agenda


Peran dan Kedudukan ASN
adalah :

Manajemen ASN
Tanggung jawab seorang
ASN untuk selalu
berkoordinasi dan
melaporkan kegiatan dengan
atasan langsung.

2. Membuat Standard a. Studi literatur tentang Tersedianya Keterkaitan dengan agenda Memberikan kontribusi Kegiatan ini
Operational Procedure Pelayanan Informasi referensi yang ANEKA adalah : terhadap pencapaian memberikan
(SOP) Pelayanan Obat (PIO) berhubungan visi UPTD Puskesmas penguatan nilai
Informasi Obat (PIO) di dengan Akuntabilitas Muncak Kabau: puskesmas yaitu
apotek UPTD b. Menyusun rancangan Pelayanan Dalam menyusun rancangan memberikan cepat tanggap dan
Puskesmas Muncak Standard Operational Informasi Obat SOP menggunakan sumber- pelayanan yang prima. memuaskan.
Kabau Procedure (SOP) (PIO) sumber yang dapat Pelayanan Informasi
Pelayanan Informasi dipertanggungjawakan Kontribusi terhadap Obat (PIO)
Obat (PIO) pencapaian misi berdasarkan SOP
Print out SOP Nasionalisme Puskesmas Muncak yang telah dibuat
c. Pengkajian Pelayanan Dibutuhkan kerjasama dalam Kabau: meningkatkan sesuai standar akan
rancangan/konsultasi Informasi Obat penyusunan rancangan SOP profesionalisme memberikan
Standard Operational (PIO) dengan mentor sehingga seluruh petugas pelayanan yang cepat
Procedure (SOP) terwujudnya nilai kesehatan yang tanggap dan
Pelayanan Informasi Dokumentasi nasionalisme berorientasi pada memuaskan dalam
Obat (PIO) dengan (foto kegiatan) pelayanan kesehatan pemberian informasi
mentor Etika publik obat.
Dalam pembuatan SOP
d. Persetujuan Standard dilakuakn dengan integritas
Operational yang tinggi agar instruksi
Procedure (SOP) kerja yang dihasilkan sesuai
Pelayanan Informasi yang diperuntukan
Obat (PIO) oleh
mentor Komitmen mutu
Penyusunan rancangan SOP
e. Mendokumentasikan merupakan inovasi yang
kegiatan sebelumnya belum ada di
Puskesmas

Pembuatan SOP akan


menngkatkan efektifitas dan
efisiensi saat melakukan
Pelayanan Informasi Obat
(PIO)

Anti korupsi
Pembuatan rancangan SOP
harus dilakukan dengan
penuh tanggung jawab
karna hasil tersebut dapat
dipertanggungjawabkan

Keterkaitan dengan Agenda


Peran dan Kedudukan ASN
adalah :

Manajemen ASN
Penyusunan rancangan SOP
Pelayanan Informasi Obat
(PIO) dibutuhkan koordinasi
dengan pimpinan

Pelayanan Publik
Pembuatan SOP merupakan
salah satu bentuk pelayanan
Tenaga Kefarmasian
terhadap pasien yang
profesional dan berkualitas.
3. Menyiapkan buku-buku a. Menambah buku- Tersedianya Keterkaitan dengan agenda Memberikan kontribusi Kegiatan ini
pustaka/referensi untuk buku buku-buku ANEKA adalah : terhadap pencapaian memberikan
Pelayanan Informasi pustaka/referensi pustaka tentang visi UPTD Puskesmas penguatan nilai
Obat (PIO) di apotek tentang informasi informasi obat di Akuntabilitas: Muncak Kabau: puskesmas yaitu
UPTD Puskesmas obat di apotek apotek Dalam menyiapkan buku- memberikan memuaskan.
Muncak Kabau buku pustaka/referensi pelayanan yang prima. Menyiapkan buku-
b. Menyiapkan tempat Dokumentasi dilakukan dengan penuh buku pustaka/referensi
duduk dan meja (foto kegiatan) integritas dan tanggung Kontribusi terhadap sangat penting untuk
untuk Pelayanan jawab demi tersedianya pencapaian misi menunjang dalam
Informasi Obat (PIO) sumber-sumber informasi Puskesmas Muncak Pelayanan Informasi
obat terpercaya Kabau: meningkatkan Obat (PIO). Informasi
c. Mendokumentasikan profesionalisme obat yang bersumber
kegiatan Nasionalisme seluruh petugas buku-buku
Dalam menyiapkan buku- kesehatan yang pustaka/referensi akan
buku pustaka/referensi berorientasi pada menghasilkan
dilakukan dengan kerja pelayanan kesehatan informasi yang tepat
keras dan ikhlas sehingga Pelayanan
Informasi Obat (PIO)
Etika publik lebih memuaskan.
Dalam menyiapkan buku-
buku pustaka/referensi harus
dilakukan secara profesional

Komitmen mutu
Menyiapkan buku-buku
pustaka/referensi dapat
meningkatkan efektifitas dan
efisiensi saat melakukan
Pelayanan Informasi Obat
(PIO)

Anti korupsi
Dalam menyiapkan buku-
buku pustaka/referensi harus
dilakukan dengan penuh
tanggung jawab

Keterkaitan dengan Agenda


Peran dan Kedudukan ASN
adalah :
Pelayanan Publik
Menyiapkan buku-buku
pustaka/referensi untuk
menunjang Pelayanan
Informasi Obat (PIO)
sehingga meningkatkan
pelayanan di apotek

4. Menyiapkan sarana a. Mencari ide dan Materi dan Keterkaitan dengan agenda Memberikan kontribusi Kegiatan ini
dan daftar pertanyaan mengumpulkan referensi ANEKA adalah : terhadap pencapaian memberikan
(kuisioner) Pelayanan referensi tentang sebagai sumber visi UPTD Puskesmas penguatan nilai
Informasi Obat (PIO) di materi Pelayanan untuk dibuat Akuntabilitas Muncak Kabau: puskesmas yaitu
apotek UPTD Informasi Obat (PIO) leaflet dan Dalam membuat leaflet dan memberikan memuaskan.
Puskesmas Muncak yang akan dibuat standing banner standing banner pelayanan yang prima. Menyiapkan media
Kabau menggunakan sumber- informasi berupa
b. Membuat design Foto design sumber yang dapat Kontribusi terhadap leaflet dan standing
leaflet dan standing leaflet dan dipertanggungjawakan pencapaian misi banner sangat penting
banner sebelum standing banner Puskesmas Muncak untuk menunjang
dicetak dan Nasionalisme Kabau: meningkatkan dalam Pelayanan
ditunjukkan kepada Foto leaflet dan Dibutuhkan kerjasama dalam profesionalisme Informasi Obat (PIO).
pimpinan untuk standing banner pembutan leaflet dan seluruh petugas Leaflet dan standing
disetujui setelah dicetak standing banner dengan kesehatan yang banner yang berisi
mentor berorientasi pada informasi obat akan
c. Mencetak leaflet dan Daftar pelayanan kesehatan membantu
standing banner pertanyaan Etika publik pasien/masyarakat
Pelayanan Informasi (pretest-postest) Dalam pembuatan leaflet dan lebih mudah
Obat (PIO) standing banner dilakukan memahami informasi
Dokumentasi dengan integritas yang tinggi obat yang diberikan
d. Membuat daftar (foto kegiatan) agar leaflet dan standing sehingga pelayanan
pertanyaan (pretest- banner yang dihasilkan lebih memuaskan.
postest) sesuai yang diperuntukan

e. Mendokumentasikan Komitmen mutu


kegiatan Pembuatan leaflet dan
standing banner merupakan
inovasi yang sebelumnya
belum ada di Puskesmas

Pembuatan leaflet dan


standing banner akan
meningkatkan efektifitas dan
efisiensi saat melakukan
Pelayanan Informasi Obat
(PIO)

Anti korupsi
Pembuatan leaflet dan
standing banner harus
dilakukan dengan kerjakeras
sehingga didapatkan hasil
yang sesuai dan dapat
dipertanggungjawabkan

Keterkaitan dengan Agenda


Peran dan Kedudukan ASN
adalah :

Manajemen ASN
Pembuatan leaflet dan
standing banner dibutuhkan
koordinasi dengan pimpinan

Pelayanan Publik
Pembuatan leaflet dan
standing banner merupakan
salah satu bentuk pelayanan
tenaga kefarmasian terhadap
pasien yang profesional dan
berkualitas.
5. Melakukan Pelayanan a. Tenaga kefarmasian Hasil jawaban Keterkaitan dengan agenda Memberikan kontribusi Kegiatan ini
Informasi Obat (PIO) memperkenalkan pertanyaan ANEKA adalah : terhadap pencapaian memberikan
saat kunjungan pasien diri (pretest dan visi UPTD Puskesmas penguatan nilai
di apotek UPTD postest) Akuntabilitas Muncak Kabau: puskesmas yaitu
Puskesmas Muncak b. Menanyakan Dalam melaksanakan memberikan ramah, memuaskan
Kabau kepada pasien Pembagian Pelayanan Informasi Obat pelayanan yang prima. dan adil.
apakah dia leaflet (foto dan (PIO) pada pasien dilakukan Dalam Pelayanan
mempunyai waktu video) dengan penuh tanggung Kontribusi terhadap Informasi Obat (PIO)
untuk diberikan jawab pencapaian misi dilakukan dengan
Pelayanan Informasi Dokumentasi Puskesmas Muncak ramah, adil atau tidak
Obat (PIO) (foto dan video Dalam melaksanakan Kabau: disiplin dan membeda-bedakan
kegiatan) Pelayanan Informasi Obat bertanggung jawab pasien dalam
c. Memberikan soal (PIO) dilakukan secara terhadap tupoksi, pemberian informasi
pretest kepada konsisten sehingga meningkatkan obat sehingga tercipta
pasien seputar meningkatnya keberhsilan profesionalisme pelayanan
pengetahuan obat terapi pasien seluruh petugas kefarmasian yang
kesehatan yang memuaskan.
d. Melakukan Nasionalisme berorientasi pada
Pelayanan Informasi Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan,
Obat (PIO) Pelayanan Informasi Obat dan memberikan
mengenai indikasi, (PIO) pada pasien dilakukan pelayanan kesehatan
cara pakai, cara secara adil, tidak memilih- paripurna, bermutu
penyimpanan obat, melih pasien yang akan dan terjangkau yang
dan sebagainya dikonseling berorientasi pada
kepuasan pelanggan.
e. Membagikan leaflet Etika publik
kepada pasien Dalam melaksanakan
Pelayanan Informasi Obat
f. Memastikan pasien (PIO) pada pasien dilakukan
memahami semua dengan sopan,santun,dan
informasi yang ramah sehingga pasien
diberikan melalu merasa nyaman
pembagian postest
setelah menerima Komitmen mutu
Pelayanan Informasi Dengan adanya Pelayanan
Obat (PIO) Informasi Obat (PIO) pada
pasien terapi obat pada
g. Mendokumentasikan pasien lebih efektif
kegiatan
Anti korupsi
Dalam pelaksanaan
Pelayanan Informasi Obat
(PIO) dilakukan dengan
penuh tanggung jawab dan
jujur

Keterkaitan dengan Agenda


Peran dan Kedudukan ASN
adalah :

Pelayanan publik
Pelaksanan Pelayanan
Informasi Obat (PIO) pada
pasien dapat meningkatkan
kepatuhan pasien dalam
menggunkan obat

6. Melakukan rekapitulasi a. Mengumpulkan hasil Hasil jawaban Keterkaitan dengan agenda Memberikan kontribusi Kegiatan ini
hasil evaluasi pretest dan post test pertanyaan ANEKA adalah : terhadap pencapaian memberikan
kemampuan pasien (pretest dan visi UPTD Puskesmas penguatan nilai
dalam Pelayanan b. Menghitung rata- Akuntabilitas: Muncak Kabau: puskesmas yaitu
post test)
Informasi Obat (PIO) rata hasil pretest Evaluasi kemampuan pasien memberikan ramah, memuaskan
dan melaporkan dan post test terkait pengobatan dilakukan pelayanan yang prima. dan adil.
kegiatan kepada Analisa dengan penuh tanggung Evaluasi kemampuan
Kepala UPTD c. Menganalisa hasil perbandingan jawab sehingga hasil Kontribusi terhadap pasien setelah
Puskesmas Muncak evaluasi dengan hasil pretest evaluasi dapat dipertanggung pencapaian misi menerima Pelayanan
Kabau membandingkan dan post test jawabkan Puskesmas Muncak Informasi Obat (PIO)
hasil pre test dan Kabau: meningkatkan dilakukan dengan
post test Evaluasi dilakukan secara profesionalisme ramah, adil atau tidak
Dokumentasi
transparan, artinya prosedur, seluruh petugas membeda-bedakan
(foto dan video
d. Mendokumentasi kriteria dan dasar evaluasi kesehatan yang pasien sehingga
kegiatan)
kegiatan berorientasi pada tercipta pelayanan
diketahui oleh semua pihak
pelayanan kesehatan. kefarmasian yang
yang berkepentingan. memuaskan.

Nasionalisme:
Dalam evaluasi dilakuakan
dengan jujur dan adil agar
menghasilkan penilaian yang
dapat dipertanggung
jawabkan.
Etika publik
Dalam melaksanakan
evaluasi kepuasan pasien
harus menciptakan sikap
sopan, santun dan ramah

Komitmen mutu
Evaluasi yang dilakukan
berguna untuk mengetahui
efektifitas Pelayanan
Informasi Obat (PIO) yang
dilakukan.

Evaluasi kemampuan pasien


terkait pengobatan
merupakan inovasi yang
baru dilakukan.

Anti korupsi
Evaluasi dilakukan dengan
adil tanpa adanya
diskriminasi.

Evaluasi dilakukan dengan


jujur untuk mendapatkan hasil
yang dapat dipertanggung
jawabkan

Keterkaitan dengan Agenda


Peran dan Kedudukan ASN
adalah :

Pelayanan publik
Evaluasi kepuasan pasien
untuk mengetahui
pemahaman serta kepuasan
pasien setelah menerim PIO
sehingga meningkatkan mutu
pelayanan
G. Jadwal Pelaksanaan Rancangan Aktualisasi

Tabel 4. Jadwal Pelaksanaan Rancangan Aktualisasi tentang Optimalisasi Pelayanan Informasi Obat (PIO) saat Kunjungan Pasien di
Apotek UPTD Puskesmas Muncak Kabau

Bulan/Tanggal
No. Kegiatan Sep Oktober
30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

1. Melakukan konsultasi
rancangan aktualisasi
dengan Kepala UPTD
Puskesmas Muncak
Kabau selaku mentor
2. Membuat Standard
Operational Procedure
(SOP) Pelayanan
Informasi Obat (PIO) di
apotek UPTD
Puskesmas Muncak
Kabau
3. Menyiapkan buku-buku
pustaka/referensi untuk
Pelayanan Informasi
Obat (PIO) di apotek
UPTD Puskesmas
Muncak Kabau
4. Menyiapkan sarana dan
daftar pertanyaan
(kuisioner) Pelayanan
Informasi Obat (PIO) di
apotek
5. Melakukan Pelayanan
Informasi Obat (PIO)
saat kunjungan pasien
di apotek
6. Melakukan rekapitulasi
hasil evaluasi
kemampuan pasien
dalam Pelayanan
Informasi Obat (PIO)
dan melaporkan
kegiatan kepada Kepala
UPTD Puskesmas
Muncak Kabau
H. Kendala dan Antisipasi
Berikut kendala-kendala yang mungkin akan terjadi saat kegiatan
aktualisasi dan antisipasinya.

Tabel 5. Potensi Kendala dan Antisipasi Rancangan Aktualisasi tentang


Optimalisasi Pelayanan Informasi Obat (PIO) saat Kunjungan
Pasien di Apotek UPTD Puskesmas Muncak Kabau

No. Kendala Antisipasi


1. Kurangnya kesediaan pasien untuk Menjelaskan kepada pasien
meluangkan waktunya menerima pentingnya pelaksanaan
Pelayanan Informasi Obat (PIO) Pelayanan Informasi Obat (PIO)
untuk meningkatkan outcome
terapi dan meminimalisir
terjadinya efek samping obat

2. Kurangnya kesediaan pasien untuk Menjelaskan kepada pasien


meluangkan waktunya mengisi atau pentingnya mengisi atau
menjawab kuisioner pre-test dan menjawab kuisioner pre-test
post-test seputar pengetahuan dan post-test untuk mengukur
tentang obat tingkat pengetahuan pasien
sebelum dan sesudah
melaksanakan Pelayanan
Informasi Obat (PIO)

3. Sulitnya berkomunikasi dengan Menyesuaikan diri dengan


pasien karena sebagian besar masih menggunakan bahasa yang
menggunakan bahasa daerah mudah dipahami oleh pasien

4. Kegiatan aktualisasi tidak berjalan Menyesuaikan diri kembali


sesuai rancangan jadwal kegiatan untuk segera melaksanakan
dikarenakan kondisi tertentu kegiatan sesuai rancangan
jadwal kegiatan
DAFTAR PUSTAKA

Kepala Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2018.


Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia No. 12
Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar Pegawai Negeri Sipil. Jakarta :
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Kepala Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Modul


Pelatihan Dasar CPNS Akuntabilitas. Jakarta : Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia.

Kepala Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Modul


Pelatihan Dasar CPNS Nasionalisme. Jakarta : Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia.

Kepala Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Modul


Pelatihan Dasar Calon CPNS Etika Publik. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.

Kepala Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Modul


Pelatihan Dasar CPNS Komitmen Mutu. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.

Kepala Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Modul


Pelatihan Dasar CPNS Antikorupsi. Jakarta : Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia.

Kepala Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Modul


Pelatihan Dasar CPNS Manajemen ASN. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.

Kepala Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Modul


Pelatihan Dasar CPNS Pelayanan Publik. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.

Kepala Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Modul


Pelatihan Dasar CPNS Whole of Government. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Peraturan Menteri


Kesehatan Republik Indonesia No. 74 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Jakarta : Menteri Kesehatan
Republik Indonesia.

Presiden Republik Indonesia. 2014. Undang- Undang No. 5 Tahun 2014


tentang Aparatur Sipil Negara. Jakarta : Presiden Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai