Anda di halaman 1dari 4

‫ْب‬

ُ ‫ُو‬‫نت‬ََ‫ه و‬ ُُ
‫ِر‬‫ْف‬
‫َغ‬ ََ
‫نسْت‬ ‫ه و‬ُُ‫ْن‬
‫ِي‬‫َع‬ ََ
‫نسْت‬ ‫ه و‬ ُ‫د‬َُ ‫ْم‬‫نح‬َ ِ‫ّلِل‬
َِّ ‫د‬َْ‫َم‬ ْ ‫ن‬
‫الح‬ َِّ
‫إ‬
ِ‫َات‬‫َسَيِئ‬‫َا و‬ ‫ُس‬
‫ِن‬ ‫نف‬ َ
ْ‫ِ أ‬ ‫ْر‬‫ُو‬‫ْ شُر‬‫ِن‬ ‫ِاهللِ م‬‫ُ ب‬ ‫ْذ‬‫ُو‬ ‫نع‬ََ‫ و‬،ِ ‫َِلي‬
‫ْه‬ ‫إ‬
ََ
‫َل‬‫ْ ف‬ ‫ِل‬‫ْل‬
‫يض‬ ُ ْ ََ
‫من‬ ‫ه و‬ُ‫َّ َل‬ ‫ِل‬ ُ ‫َل‬
‫مض‬ ََ‫ِ هللاُ ف‬
‫ِه‬‫هد‬ ْ‫ي‬َ ْ ‫من‬َ ،‫َا‬ ‫لن‬ِ‫َا‬‫ْم‬‫أع‬َ
َ‫يك‬ ‫ل شَر‬
ِْ َ ‫ه‬ُ‫د‬َْ
‫َح‬ َِّ
‫ل هللاُ و‬ ‫ه إ‬َ‫َِل‬‫ل إ‬َ ‫ن‬ َْ
‫د أ‬ ُ‫ه‬َْ‫َش‬‫َأ‬‫ و‬،‫ه‬ ُ‫ِيَ َل‬
‫هاد‬ َ
ُُّ
‫ه‬‫ِي‬ ‫َف‬
‫َص‬‫ه و‬ُ‫ُْل‬
‫َسُو‬ ‫َر‬‫ه و‬ُ‫د‬ُْ‫َب‬‫ً ع‬‫َّدا‬ ‫َم‬‫مح‬ ُ ‫ن‬ َ
َّ‫د أ‬ َ
َْ‫َأش‬
ُ‫ه‬ ‫ و‬،‫ه‬ ُ‫َل‬
ِ‫َّاس‬‫ُ الن‬ ‫ِغ‬‫َل‬
‫مب‬ َُ
‫و‬ ‫ْيِه‬
ِ ‫َح‬
‫لى و‬ ََ‫ه ع‬ ُُ‫ْن‬‫ِي‬‫َم‬ ‫َأ‬
‫ه و‬ُ‫ل‬ُْ ‫َل‬
‫ِي‬ ‫َخ‬‫و‬
ِ
‫ِه‬‫ْب‬‫َح‬‫َص‬‫ِ و‬ ِ‫لى آ‬
‫له‬ ََ
‫َع‬ ‫ِ و‬‫ْه‬ ََ
‫لي‬ ‫ه ع‬ ُ‫م‬
ُ‫َل‬ََ‫َس‬‫ُ هللاِ و‬‫َات‬ ‫لو‬ ََ
‫َص‬‫ِ؛ ف‬ ‫ْع‬
‫ِه‬ ‫شَر‬
:‫د‬ ُْ
‫بع‬ َ ‫ما‬ ََّ
‫ أ‬. َ‫أَجْمَعِيْن‬
‫الى‬َ َ ‫تع‬َ َ‫ْا هللا‬‫ُو‬ َّ‫ ا‬:ِ‫د هللا‬
‫ِتق‬ َ‫َا‬‫ِب‬‫َ ع‬ ‫ْن‬
‫ِي‬‫ِن‬‫ْم‬
‫ُؤ‬‫َ الم‬ ‫ِر‬‫َاش‬‫مع‬َ
‫ْر‬
ٍ ‫َي‬ ‫َِلى خ‬ ‫ه إ‬ ُ‫د‬ ‫َر‬
ََ‫ْش‬ ‫َأ‬
‫ه و‬ ُ‫َا‬ ‫َى هللاَ و‬
‫َق‬ َّ ِ‫من‬
‫اتق‬ َ ‫ن‬ َِ
َّ‫إ‬ ‫ف‬
ٌ
‫َل‬‫َم‬ ‫َََل ع‬
‫َع‬ ‫َّ و‬ ‫َى هللاِ ج‬
‫َل‬ ‫ْو‬‫تق‬ََ
‫ و‬،‫ه‬ ُ‫َا‬‫ني‬ْ‫د‬َُ
‫ِ و‬ ‫ِه‬
‫ين‬ِْ‫ٍ د‬ ‫ْر‬
‫مو‬ُُ‫أ‬
،ِ‫ِ هللا‬ ‫َة‬
‫ْم‬‫َح‬ ‫ء ر‬ َ‫َا‬‫َج‬‫َ هللاِ ر‬‫ِن‬
‫ٍ م‬ ‫ْر‬ ُ ‫لى‬
‫نو‬ ََ
‫ِ هللاِ ع‬ ‫َة‬‫َاع‬‫ِط‬‫ب‬
ََ
‫ة‬ ‫ْف‬ ‫َ هللاِ خِي‬ ‫ِن‬
‫ٍ م‬ ‫ْر‬ ‫نو‬ُ ‫لى‬ ََ
‫ِ هللاِ ع‬‫َة‬ ‫ْص‬
‫ِي‬ َ ْ
‫مع‬ ‫َن‬ ‫د ع‬ ٌْ
‫بع‬َُ‫و‬
ِ‫ذابِ هللا‬ََ‫ع‬
Ma’asyiral mukminin ibadallah… di bulan Ramadhan 3 bulan yang lalu tepatnya tanggal 25 Mei 2018,
kami telah menyampaikan di Masjid yang mulia ini tentang peran pemuda sebagai pusat perhatian dan
tumpuan harapan masyarakat, sebagai obor penyemangat masa kini dan insan-insan pembangun masa
depan.
‘Ibadallah, Salah satu nikmat dan rahmat yang diberikan Allah kepada manusia adalah nikmat
Kemerdekaan. Hal ini merupakan nikmat yang tidak bisa diukur dengan harta benda. Banyak orang
bersedia mengorbankan apapun demi mendapatkan hak untuk merdeka.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah Merupakan fakta sejarah yang tidak dapat dipungkiri bahwa
peran dan kontribusi para pemuda, para pahlawan muslim di bawah bimbingan para Ulama yang begitu
besar dan menentukan dalam perjuangan melawan penjajah, meraih kemerdekaan. Kontribusi mereka
yang sangat bernilai di mata bangsa ini harus dijadikan semangat mengukir prestasi. Saatnya kita
menjadikan momentum kemerdekaan ini untuk meneladani perjuangan para ulama dan pahlawan
negeri ini, meneruskan perjuangan mereka dan membawa kemerdekaan ini menuju kemerdekaan yang
totalitas dalam segala arti dan bentuknya.

Hadirin jamaah jum’ah rahimakumullah… Kemerdekaan Indonesia pada hari ini, tepat pada hari ini
telah berumur 73 tahun dengan Slogan “Kerja Kita Prestasi Bangsa”, 73 Tahun yang lalu, sang
Proklamator, sang orator, Presiden Soekarno memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia di depan
rakyat Indonesia secara sederhana. Tentu ini bukan umur yang muda dalam bentangan sejarah. Tetapi
patut disayangkan, kemerdekaan yang diraih dari penjajahan Belanda selama 350 tahun ditambah 3,5
tahun oleh Jepang dahulu, Kini masih sebatas baru dikenang, belum sepenuhnya disyukuri oleh
mayoritas anak bangsa.

Oleh karena itu, kita harus tetap mengawasi dan juga mengisi kemerdekaan ini dengan sebaik-baiknya
sesuai dengan apa yang telah Allah syari’atkan, dan perjuangan dalam mengisi kemerdekaan belum
pernah berhenti. Karena kita telah keluar dari penjajah satu, kita akan menghadapi penjajah yang lain.
Pantas Bung Karno pernah mengatakan “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi
perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”

Betapa tidak, dahulu para pahlawan, pemuda, alim ulama kita hanyalah menghadapi penjajahan militer.
Tetapi sekarang, bangsa Indonesia menghadapi multi penjajahan yang lebih besar bahayanya karena
daya rusaknya lebih komplek, Dalam masalah ekonomi, sampai hari ini kita belum bisa melepaskan
krisis dan ketergantungan kepada hutang luar negeri. Bidang budaya, identitas keislaman dan
ketimuran bangsa Indonesia terlebur dengan budaya Barat. Dalam bidang moral, mulai anak TK
sampai mahasiswa, masyarakat sampai pejabat, tidak jarang kita saksikan pemandangan biasa dari
tradisi tawuran, korupsi, pornografi, pornoaksi, bahkan bangga menjadi lesbi, waria, dan wanita tuna
susila. Bukan fisik yang dirusak, tetapi pola pikir yg kemudian berujung fisik. Itulah yang dinamakan
ghazwul fikri (perang pemikiran). Maka benarlah apa yang disabdakan Rasulullah SAW:

ْ‫ِي‬ َّ ‫ل‬
‫الذ‬ َِّ
‫ٌ إ‬ ‫مان‬ََ
‫ْ ز‬‫ُم‬
‫ْك‬ ََ
‫لي‬ ‫ع‬ ‫ِي‬
ْ ‫ْت‬
‫يأ‬َ ‫ه َل‬
ُ‫ن‬َّ‫إ‬
َِ‫ْا ف‬
‫ُو‬ ‫ْب‬
‫ِر‬ ‫ِص‬
‫ا‬
‫ُم‬
ْ ََّ
‫بك‬ ‫ْا ر‬‫َّو‬
‫لق‬ َ‫ت‬
َ ‫َّى‬
‫َت‬ ُْ
‫ه ح‬ ‫ِن‬
‫م‬ ‫ه شَر‬
ٌّ َْ
ُ‫د‬ َ
‫بع‬
“Bersabarlah kalian, maka sesungguhnya tidak akan datang kepada kalian sebuah zaman, kecuali
zaman tersebut lebih rusak dari sebelumnya, sampai kalian menemui Tuhan kalian.”(HR. Bukhari).

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, bagaimana tidak Bung Karno berkata seperti itu? Yaitu
Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena
melawan bangsamu sendiri. Karena benar adanya bahwa setelah kemerdekaan 17 Agustus 45 masih
ada perjuangan2 yang lain yg lebih berat bahkan hingga hari ini. Masih ada banyak perjuangan para
pemuda, pahlawan, pendidik dan para ulama di waktu itu. Makanya di pidato terakhir bung karno
mengatakan “Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah” atau disingkat “JAS MERAH”.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah… Tepat 2 bulan setelah Proklamasi yaitu ketika tanggal 22 Okt
1945, terjadi peristiwa penting, sejarah yang dilupakan yang merupakan rangkaian sejarah
perjuangan Bangsa Indonesia melawan kolonialisme. Ditetapkannya satu keputusan dalam bentuk
resolusi yang diberi nama “Resolusi Jihad Fii Sabilillah” atau “Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama” dan
lebih dikenal lg sbg “Resolusi Jihad Kyai Hasyim Asy’ari” yaitu yang kemudian dijadikan hari Santri
Nasional. Keluarnya Resolusi Jihad tersebut tak terlepas dari permintaan Presiden Sukarno pada 17
September 1945, yang memohon fatwa hukum kepada ulama. Karena NU merupakan organisasi Islam
yang terbesar kala itu, maka Presiden Sukarno meminta fatwa untuk mempertahankan kemerdekaan
bagi umat Islam kepada pendiri NU KH Hasyim Asyari.

Hal yang sama juga dilakukan Mayor Jenderal TKR Mustopo (Tentara Keamanan Rakyat yg
merupakan cikal bakal TNI), sebagai komandan sektor perlawanan Surabaya pada waktu itu, bersama
Sungkono, Bung Tomo, dan tokoh-tokoh Jawa Timur menghadap KH Hasyim Asyari. maka dari itu, di
tengah situasi yang memanas pada tgl setelah keluarnya resolusi jihad, wakil-wakil, kyai-kyai dari
cabang NU di seluruh Jawa dan Madura berkumpul di Surabaya. Dipimpin langsung oleh Kiai Hasyim
Asy’ari, dideklarasikanlah perang kemerdekaan sebagai perang suci alias jihad.

Jama’ah jum’ah rahimakumullah… Dalam tempo singkat, Surabaya guncang oleh kabar seruan jihad
dari Kyai Hasyim Asy’ari ini. Dari masjid ke masjid dan dari musholla ke musholla tersiar seruan jihad
yang dengan sukacita disambut penduduk Surabaya yang sepanjang bulan September sampai Oktober
dan meletus pada tanggal 10 Nov 1945 yg ditetapkan sbg hari Pahlawan Nasional. Bagaimana
dikisahkan Perjuangan panjang para pendahulu bangsa ini yang notabene mayoritas kaum muslimin,
tentara PETA (Pembela Tanah Air) separuh batalionnya dipimpin para Kyai NU, TKR, dan pula orasi
yang menggetarkan dari seorang Pemuda berumur 25 tahun yaitu Bung Tomo di bawah teriakan takbir
mereka melawan kaum kafir Tentara Belanda Netherlands-Indies Civil Administration (NICA) &
Sekutunya. dan meraih kemenangan dalam pertempuran melawan sisa-sisa tentara Jepang yang
menolak tunduk kepada arek-arek Surabaya. Berjuang melawan penjajah, di bawah bendera Laa Ilaaha
Illallah mereka berkorban jiwa dan raga, banyak dari mereka yang menjadi syuhada’. Sehingga Allah
SWT memberikan nikmat kemerdekaan kepada bangsa ini. Silahk

Hari kemerdekaan Indonesia ke-73 tahun ini, menarik untuk kita renungkan. Ingat, Sebuah
kemerdekaan tidak mungkin diraih tanpa adanya kemenangan, kemenangan mustahil didapat tanpa
adanya perjuangan, perjuangan tidak akan berarti tanpa adanya kebersamaan dan persaudaraan,
persaudaraan tidak mungkin tercapai tanpa ketulusan, dan ketulusan tidak akan berfaedah tanpa
didasari ilmu. Allah SWT berfirman:

َِّ
‫ن‬ ‫َإ‬‫َا و‬‫لن‬َُ َُّ
‫هم سُب‬ ‫ين‬َِ ‫هد‬ ‫َا َلن‬
َْ ‫ْ ف‬
‫ِين‬ ُ‫ه‬
‫دوا‬ ‫َ ج‬
ََٰ
َ ‫ِين‬ َّ َ
‫ٱلذ‬ ‫و‬
َ
‫ْن‬‫ِي‬ ‫ْس‬
‫ِن‬ ‫َ ٱلمـ‬
‫ُح‬ ‫ٱّلِلَ َلم‬
‫َع‬ َّ
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan
kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang
berbuat baik.” (Al-Ankabut: 70)
Hadirin jamaah jum’ah rahimakumullah… perlu kita ingat bahwa, semua pendiri Negeri Ini adalah
Pemimpin, & setiap pemimpin Negeri ini adalah Pendidik. Dan itu yang mengatakan adalah
Muhammad Hatta, beliau berkata, “setiap pemimpin adalah pendidik, & setiap pendidik itu adalah
pemimpin. Maka tak heran bahwa para pendiri & pemimpin Negeri ini merupakan orang yang terdidik.
Dari sejak para pendiri negeri mempersiapkan kemerdekaan hingga para pemimpin & negosiator
perundingan perjanjian2 di konferensi2 dunia, merupakan orang2 yg sgt terdidik di zamannya, sangat
maju, sangat menguasai pemahaman tentang ilmu sosial modern, Negara modern.
Tak sedikit dr mereka yang faham agama & mjd ulama sebagai contoh Buya Hamka seorang ulama,
penulis, pengajar & sastrawan yg aktif di Muhammadiyah, lalu Muhammad Natsir pahlawan Indonesia
seorang ulama ahli tafsir Al Quran, kemudian KH Agus Salim seorang Diplomator, Negosiator Ulung
yang menguasai 14 Bahasa Asing sekaligus tp berani hidup melarat meskipun bertubuh kecil tp
memiliki nyali yg besar, dan masih banyak pahlawan lainnya. Dan mereka memiliki itu semua tanpa
pernah sedikitpun merendahkan, meremehkan saudara sebangsanya sendiri, bukan menggurui tp
memberikan solusi.
Bayangkan, 95% rakyat Indonesia waktu itu buta huruf, tp tidak pernah para pemimpin itu mengatakan,
“saudara2 sekalian memalukan, tidak bisa baca tulis, bagaimana negeri ini mau maju” tidak pernah
mengatakan seperti itu, tp yang dikatakan apa? “Berikan saya 10 Pemuda maka akan kuguncangkan
dunia”
Ketika visi itu tidak lagi disebarkan terus, maka kita akan lupa kemana arah Republik negeri ini
berjalan. Semoga, kita para generasi penerus bangsa bisa lebih mensyukuri nikmat kemerdekaan dari
Allah SWT dan mencontoh serta melanjutkan perjuangan para pahlawan pejuang kemerdekaan.
Aaamiiin…..

‫ْم‬
ِ ‫َظ‬
‫ِي‬ ‫ْلع‬ ‫ْآنِ ا‬ ‫ْلق‬
‫ُر‬ ‫ِي ا‬ ‫ْ ف‬ ‫ََلك‬
‫ُم‬ ‫ِيْ و‬ ‫َ هللاُ ل‬
‫َك‬‫بار‬ َ
ِ‫ْر‬
‫ِك‬‫َذ‬‫َتِ و‬‫ْآليا‬ ‫َ ا‬‫ِن‬
‫ِ م‬‫ْه‬ ‫َا ف‬
‫ِي‬ ‫ْ ب‬
‫ِم‬ ‫ُم‬‫ياك‬ ‫َإ‬
َِّ ‫ِيْ و‬ ‫َع‬
‫َن‬ ‫نف‬ََ
‫و‬
َ
‫هو‬ُ ‫ه‬ُ‫ن‬َِّ
‫ه إ‬ُ‫ت‬ََ
‫َِلَو‬
‫ْ ت‬‫ُم‬‫ْك‬
‫ِن‬‫َم‬
‫ِيْ و‬ ‫َ م‬
‫ِن‬ ‫َب‬
‫َّل‬ ‫تق‬ََ‫ و‬.ِ ‫ْم‬ ‫َك‬
‫ِي‬ ‫ْلح‬‫ا‬
ُ
‫ِر‬‫ْف‬
‫َغ‬‫َسْت‬‫َأ‬‫ذا و‬َ‫ه‬ َ ْ‫ِي‬
‫ْل‬‫َو‬
‫ل ق‬ُْ ‫َق‬
‫ُو‬ ‫ أ‬.ُ‫ْم‬‫ِي‬‫َل‬ ْ ُ
‫الع‬ ‫ْع‬ ‫السَّم‬
‫ِي‬
َ
‫ْن‬‫ِي‬ ‫ْلم‬
‫ُسْل‬
‫ِم‬ ‫ِ ا‬‫ِر‬‫ِسَائ‬
‫َل‬‫ْ و‬ ‫ََلك‬
‫ُم‬ ‫ِيْ و‬ ‫َ ل‬ ‫ْم‬
‫ِي‬‫َظ‬ ‫ْلع‬‫هللاَ ا‬
,ِ‫َات‬ ‫ْم‬
‫ِن‬ ‫ْلم‬
‫ُؤ‬ ‫َا‬‫َ و‬‫ْن‬
‫ِي‬ ‫ْم‬
‫ِن‬ ‫ْلم‬
‫ُؤ‬ ‫َا‬‫ و‬,ِ‫َات‬ ‫ِم‬‫ُسْل‬ ‫ْلم‬ ‫َا‬
‫و‬
‫ُز‬ ‫َّحِي‬
‫ْم‬ ‫ُ الر‬ ‫ْر‬ ‫َف‬
‫ُو‬ ْ َ
‫الغ‬ ُ ‫ه‬
‫هو‬ ُ‫ن‬َِّ
‫ه إ‬ ُْ‫ُو‬
‫ِر‬‫ْف‬ ‫َاسْت‬
‫َغ‬ ‫ف‬
Khutbah 2
‫لى‬ََ‫ُ ع‬‫ْن‬ ‫َع‬
‫ِي‬ ‫نسْت‬َ ِ ‫َب‬
‫ِه‬ ‫ و‬،َ ‫ْن‬‫ِي‬ َ َ
‫الم‬ ْ ِ‫َب‬
‫الع‬ ‫د هللِ ر‬ ُْ‫َم‬‫َْلح‬
‫ا‬
َّ‫ِل‬
‫ه إ‬َ‫ِل‬‫ن لَ إ‬ َ
ْ‫د أ‬ ُ‫ه‬ َ
َْ‫ أش‬.ِ‫ين‬ ‫َالد‬
ِْ ‫َا و‬ ْ‫الد‬
‫ني‬ ُّ ‫ْر‬ ُ‫أ‬
‫مو‬ ُ
ِ
ُ
‫ده‬ُْ‫َب‬
‫دا ع‬ ًَّ
‫َم‬ ‫مح‬ُ ‫ن‬ ََّ
‫د أ‬ُ‫ه‬َْ‫َش‬‫َأ‬
‫ و‬،‫ه‬ ُ‫يكَ َل‬
ِْ‫ه لَ شَر‬ ُ‫د‬َْ‫َح‬‫هللاُ و‬
‫لى‬ََ‫َع‬
‫ٍ و‬‫َّد‬
‫َم‬‫مح‬ُ ‫ِنا‬ َ‫لى سَيِد‬ ََ‫ِ ع‬‫َل‬‫َّ ص‬ ُ‫ الل‬.‫ه‬
‫هم‬ ُ‫ُْل‬
‫َسُو‬
‫َر‬‫و‬
ٍ‫ْسَان‬‫إح‬ ‫ْ ب‬
ِِ ‫هم‬َُ‫ِع‬‫تب‬َ ْ ‫من‬ََ‫َ و‬ ‫ْن‬ ‫َع‬
‫ِي‬ ‫ْم‬‫َج‬
‫ِ أ‬ ‫ِه‬‫َاب‬‫ْح‬‫َص‬ ‫َأ‬
‫ِ و‬ ِ‫أ‬
‫له‬
ِْ
.ِ‫ين‬ ‫ِ الد‬ ‫ْم‬‫يو‬َ ‫َِلى‬‫إ‬
ْ‫ِي‬‫ْس‬ ََ
‫نف‬ ‫ْ و‬ ‫ُم‬ ‫ْك‬‫ِي‬ ‫ُو‬
‫ْص‬ ‫د هللاِ أ‬ َ‫َا‬‫ِب‬‫َا ع‬ ‫َي‬
‫ ف‬،‫د‬ ُْ‫بع‬َ ‫ما‬ ََّ
‫أ‬
‫لى‬ََ‫ْ ع‬‫ُم‬‫ُّك‬
‫ُث‬ ‫َح‬‫َأ‬‫ و‬،‫ن‬ َْ‫ُو‬‫َّق‬
‫ُت‬ ْ َ
‫الم‬ ‫َاز‬‫د ف‬َْ‫َق‬‫َى هللاِ ف‬ ‫ْو‬‫َق‬
‫ِت‬‫ب‬
.‫ن‬َْ
‫ُو‬‫ًم‬‫ْح‬
‫تر‬ُ ْ‫ُم‬ ََّ
‫لك‬ ‫ِ َلع‬ ‫ِه‬‫َت‬‫َاع‬‫ط‬
‫ها‬‫يَ‬‫َُّ‬
‫ياأ‬ ‫ِ‪َ :‬‬ ‫يم‬‫ِْ‬‫َر‬ ‫ْآنِ ْ‬
‫الك‬ ‫ْلق‬
‫ُر‬ ‫ِيْ ا‬ ‫الى ف‬ ‫َ َ‬ ‫تع‬‫ل هللاُ َ‬ ‫َاَ‬ ‫ق‬
‫َ‬
‫ِين‬ ‫َ َّ‬
‫الذ‬ ‫ْ و‬ ‫ُم‬‫َك‬‫لق‬‫ََ‬ ‫ِي خ‬ ‫ُ َّ‬
‫الذ‬ ‫ُم‬ ‫بك‬‫ََّ‬
‫دوا ر‬ ‫ُُ‬‫ْب‬‫َّاسُ اع‬ ‫الن‬
‫لى‬‫ََّ‬
‫ل هللاِ ص‬‫ُْ‬‫َسُو‬ ‫ل ر‬ ‫ََ‬‫َقا‬ ‫ن‪ ،‬و‬ ‫ُوَ‬ ‫َّق‬ ‫تت‬‫ْ َ‬ ‫ُم‬‫لك‬ ‫ََّ‬
‫ْ َلع‬ ‫ُم‬‫ِك‬ ‫َب‬
‫ْل‬ ‫ْ ق‬ ‫ِن‬‫م‬
‫ْ‬
‫ِع‬‫تب‬‫َْ‬‫َأ‬‫َ و‬ ‫ْت‬‫ُن‬‫َا ك‬ ‫ُم‬‫ْث‬‫َي‬ ‫ِ َّ‬
‫اّلِلِ ح‬ ‫َ‪َّ :‬‬
‫اتق‬ ‫لم‬‫َسََّ‬
‫ِ و‬ ‫ْه‬ ‫لي‬‫ََ‬‫هللاُ ع‬
‫لق‬
‫ٍ‬ ‫ِخُُ‬‫َّاسَ ب‬ ‫ِ الن‬ ‫لق‬‫َاِ‬ ‫َخ‬‫ها و‬ ‫َُ‬ ‫ْح‬ ‫تم‬‫ة َ‬ ‫ََ‬ ‫َسَن‬‫الح‬‫ة ْ‬ ‫ََ‬
‫السَّيِئ‬
‫َّب‬
‫ِيُّ‬ ‫ه الن‬ ‫ُْلُ‬‫َسُو‬ ‫َ ر‬ ‫دق‬‫ََ‬‫َص‬‫ُ و‬ ‫ْم‬‫ِي‬ ‫َظ‬
‫الع‬‫َ هللاُ ْ‬ ‫دق‬‫ََ‬‫َسَنٍ‪ .‬ص‬ ‫ح‬
‫َ‬
‫ين‬‫ِْ‬‫ِد‬‫َ الشَّاه‬ ‫ِن‬‫ِكَ م‬ ‫لى ذل‬ ‫ََ‬‫ُ ع‬ ‫ْن‬‫نح‬‫ََ‬‫ُ و‬ ‫يم‬‫ِْ‬‫َر‬ ‫ْ‬
‫الك‬
‫َ ‪.‬‬‫ْن‬ ‫ِي‬ ‫َ َ‬
‫الم‬ ‫َبِ ْ‬
‫الع‬ ‫ِ هللِ ر‬ ‫ُْ‬
‫د‬ ‫َم‬ ‫َ ْ‬
‫الح‬ ‫َ و‬ ‫ين‬‫ِْ‬‫ِر‬ ‫َالشَّاك‬ ‫و‬
‫ها‬‫يَ‬‫َُّ‬
‫ياأ‬ ‫ِيِ َ‬ ‫َّب‬
‫لى الن‬ ‫ََ‬‫ن ع‬ ‫لوَ‬ ‫َُّ‬ ‫يص‬‫ه ُ‬ ‫َُ‬‫َت‬‫ِك‬‫مََلئ‬‫ََ‬‫اّلِلَ و‬
‫ن َّ‬ ‫َِّ‬
‫إ‬
‫ًا‪.‬‬ ‫ِيم‬ ‫تسْل‬ ‫ُوا َ‬ ‫ِم‬‫َسَل‬‫ِ و‬ ‫ْه‬‫لي‬‫ََ‬‫لوا ع‬ ‫َُّ‬
‫ُوا ص‬ ‫من‬ ‫ءاَ‬ ‫َ َ‬ ‫ِين‬ ‫َّ‬
‫الذ‬
‫َاتِ‬ ‫ِم‬‫ُسْل‬ ‫َ ْ‬
‫الم‬ ‫و‬ ‫َ‬
‫ْن‬‫ِي‬‫ِم‬‫ُسْل‬ ‫لْ‬
‫ِلم‬ ‫ْ‬
‫ِر‬ ‫ْف‬‫اغ‬ ‫َّ‬
‫هم‬ ‫َللُ‬ ‫ا‬
‫ْ‬
‫هم‬‫ُْ‬‫ِن‬‫م‬ ‫ء‬‫َِ‬
‫ْيا‬ ‫ْألَح‬
‫ا‬ ‫َاتِ‬‫ِن‬‫ْم‬ ‫ُؤ‬‫الم‬‫َ ْ‬‫و‬ ‫َ‬
‫ْن‬‫ِي‬‫ِن‬ ‫ْم‬
‫ُؤ‬ ‫َ ْ‬
‫الم‬ ‫و‬
‫َاتِ‬ ‫َو‬ ‫َّ‬
‫الدع‬ ‫ُ‬‫ْب‬‫مجِي‬‫ٌ ُ‬ ‫يب‬ ‫ِْ‬‫َر‬
‫ٌ ق‬ ‫ْع‬‫ِي‬‫نكَ سَم‬ ‫َِّ‬‫َاتِ إ‬ ‫مو‬ ‫ْألَْ‬
‫َا‬‫و‬
‫َاتِ‪.‬‬ ‫َاج‬ ‫ِيَ ْ‬
‫الح‬ ‫َاض‬ ‫َق‬‫و‬
‫نا‬‫َْ‬‫َأ‬‫ْط‬‫َخ‬ ‫ْ أ‬ ‫َو‬‫َا أ‬ ‫ِين‬ ‫نس‬ ‫ن َ‬ ‫ِْ‬‫نا إ‬ ‫َاخْ‬
‫ِذَ‬ ‫تؤ‬ ‫َا َل ُ‬ ‫بن‬‫ََّ‬
‫ر‬
‫لى‬‫ََ‬‫ه ع‬ ‫َُ‬ ‫َْ‬
‫لت‬ ‫َم‬‫َا ح‬ ‫َم‬‫ًا ك‬ ‫ْر‬‫ِص‬‫َا إ‬ ‫ْن‬‫لي‬‫ََ‬‫ْ ع‬ ‫ِل‬‫ْم‬‫تح‬ ‫ََل َ‬ ‫َا و‬ ‫بن‬‫ََّ‬
‫ر‬
‫ل‬‫ما َ‬ ‫َا َ‬ ‫َمْ‬
‫ِلن‬ ‫تح‬ ‫ََل ُ‬ ‫َا و‬ ‫بن‬‫ََّ‬‫َا ر‬ ‫ِن‬‫ْل‬‫َب‬‫ْ ق‬ ‫ِن‬‫َ م‬ ‫ِين‬ ‫َّ‬
‫الذ‬
‫َا‬‫ْ َلن‬ ‫ِر‬‫ْف‬
‫َاغ‬ ‫َّا و‬ ‫َن‬‫ُ ع‬ ‫ْف‬‫َاع‬ ‫ِ و‬ ‫ِه‬‫َا ب‬ ‫ة َلن‬ ‫ََ‬‫َاق‬ ‫ط‬
‫م‬ ‫ْ‬
‫و‬ ‫َ‬
‫ق‬ ‫ْ‬
‫ال‬ ‫ى‬ ‫َ‬
‫ل‬ ‫َ‬
‫ع‬ ‫ا‬ ‫َ‬
‫ن‬‫ْ‬‫ر‬‫ُ‬‫ص‬ ‫ْ‬
‫ان‬ ‫َ‬
‫ف‬ ‫ا‬ ‫َ‬
‫ن‬ ‫َ‬
‫ل‬ ‫ْ‬
‫و‬ ‫َ‬
‫م‬ ‫َ‬
‫ت‬ ‫ن‬‫ْ‬ ‫َ‬
‫َا أ‬ ‫ْن‬
‫َم‬ ‫ْح‬‫َار‬ ‫و‬
‫ِ‬ ‫َ‬
‫ن َلم‬
‫ْ‬ ‫ِْ‬‫َإ‬ ‫َا و‬ ‫ُسَن‬ ‫نف‬‫َا أْ‬ ‫ْن‬‫لم‬‫ََ‬ ‫َا ظ‬ ‫بن‬ ‫َ‪ .‬ر‬
‫ََّ‬ ‫ِين‬ ‫َاف‬
‫ِر‬ ‫ْ‬
‫الك‬
‫َ‬
‫ين‬‫ِْ‬‫ِر‬‫الخَاس‬ ‫َ ْ‬ ‫ِن‬‫َّ م‬ ‫ُ َ‬
‫ونن‬ ‫َك‬‫َا َلن‬ ‫ْن‬‫َم‬ ‫ْح‬‫تر‬‫ََ‬‫َا و‬ ‫ْ َلن‬ ‫ِـر‬ ‫ْـف‬ ‫تغ‬‫َ‬
‫ُ َ‬
‫ونا‬ ‫َق‬‫َ سَب‬ ‫ِين‬ ‫َا َّ‬
‫الذ‬ ‫ِن‬‫َان‬ ‫ْو‬‫ِخ‬ ‫َا و‬
‫َِِل‬ ‫ْ َلن‬ ‫ِر‬‫ْف‬‫َا اغ‬ ‫بن‬‫ََّ‬
‫‪.‬ر‬
‫َ‬
‫ِين‬ ‫لذ‬‫لَّ‬‫َِلً ِ‬ ‫َا غ‬ ‫ِن‬‫لوب‬ ‫ُُ‬‫ِي ق‬ ‫ْ ف‬ ‫َل‬‫ْع‬‫تج‬ ‫ََل َ‬ ‫َانِ و‬ ‫ِيم‬ ‫ب ْ‬
‫ِاِل‬
‫َّحِيم‬
‫ٌ‬ ‫ٌ ر‬ ‫ُوف‬ ‫َؤ‬‫نكَ ر‬ ‫َِّ‬
‫َا إ‬ ‫بن‬ ‫ُوا ر‬
‫ََّ‬ ‫من‬‫آَ‬
‫َ‬
‫نت‬‫َْ‬‫َأ‬‫ِ و‬ ‫ْلح‬
‫َق‬ ‫ِا‬‫َا ب‬ ‫ِن‬‫ْم‬‫َو‬‫َ ق‬ ‫ْن‬‫بي‬ ‫ََ‬ ‫َا و‬ ‫َن‬‫ْن‬ ‫بي‬‫ْ َ‬ ‫َح‬‫ْت‬‫َا اف‬ ‫بن‬‫ََّ‬
‫ر‬
‫َا‬‫ني‬‫الدْ‬
‫ُّ‬ ‫ِي‬‫َا ف‬ ‫ِن‬‫َت‬‫َا أ‬ ‫بن‬ ‫َ‪ .‬ر‬
‫ََّ‬ ‫ْن‬ ‫ِحِي‬‫َات‬ ‫ْلف‬ ‫ُ ا‬ ‫ْر‬‫َي‬‫خ‬
‫ِ‪.‬‬‫َّار‬‫َ الن‬ ‫ذاب‬ ‫ََ‬‫َا ع‬ ‫ِن‬‫َق‬‫ة و‬ ‫ًَ‬‫َسَن‬ ‫ِ ح‬ ‫َة‬‫ْآلخِر‬‫ِي ا‬ ‫َف‬ ‫ة و‬ ‫ًَ‬‫َسَن‬‫ح‬
‫ْسَانِ‬ ‫ِح‬‫ِْل‬‫َا‬‫ِ و‬ ‫دل‬ ‫َْ‬ ‫ُ ب ْ‬
‫ِالع‬ ‫مر‬‫ُْ‬‫يأ‬ ‫ن هللاَ َ‬ ‫َِّ‬
‫د هللاِ إ‬ ‫َاَ‬ ‫ِب‬‫ع‬
‫ْشَاِ‬
‫ء‬ ‫َح‬‫ْلف‬ ‫َنِ ا‬ ‫ْهىَ ع‬ ‫ين‬ ‫ََ‬
‫ْبىَ و‬ ‫ُر‬ ‫ْلق‬ ‫ِي ا‬ ‫ء ذ‬ ‫َاِ‬ ‫يت‬‫ِْ‬‫َإ‬‫و‬
‫ن‪.‬‬‫َْ‬‫ُو‬‫َّر‬
‫ذك‬ ‫تَ‬‫ْ َ‬ ‫ُم‬‫لك‬‫ََّ‬
‫ْ َلع‬ ‫ُم‬‫ُك‬‫ِظ‬‫يع‬ ‫ْيِ َ‬ ‫َغ‬‫ْلب‬ ‫َا‬‫ِ و‬ ‫َر‬ ‫ْك‬
‫ُن‬ ‫ْلم‬ ‫َا‬‫و‬
‫ُم‬
‫ْ‬ ‫ْ َلك‬ ‫َجِب‬‫يسْت‬‫ه َ‬ ‫ُْ‬‫ُو‬‫دع‬‫َاْ‬ ‫ْ و‬ ‫ُم‬ ‫ْك‬‫ُر‬ ‫ذك‬‫يْ‬‫ْا هللاَ َ‬ ‫ُر‬
‫ُو‬ ‫ْك‬‫َاذ‬ ‫ف‬
‫ُ‪.‬‬‫َر‬ ‫ْب‬‫َك‬ ‫ْر‬
‫ُ هللاِ أ‬ ‫ِك‬‫ََلذ‬‫و‬

Anda mungkin juga menyukai