Proposal Penggemukan Sapi Bali
Proposal Penggemukan Sapi Bali
Email :
dirman7811@yahoo.co.id
SDN 1 Dena
SMP MUHAMMADYAH DENA
Riwayat Pendidikan: SPP/ SPMA NEGERI KOTA BIMA NTB
UNIVERSITAS SATYA NEGATA INDONESIA JAKARTA
B. TUJUAN
Tujuan pengembangan usaha peternakan adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan usaha peternakan yang berorientasi pada peningkatan kualitas dan kuantitas sapi.
2. Meningkatkan sistem pemeliharaan ternak sapi secara profesional.
3. Meningkatkan kemampuan anggota kelompok ternak dalam mengembangkan teknologi pengelolaan
ternak secara terpadu, untuk mendapatkan nilai tambah keunggulan daya saing.
4. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota kelompok ternak.
5. Meningkatnya populasi ternak sapi di Kecamatan Lembor.
6. Menciptakan lapangan kerja baru bagi anggota kelompok ternak dan keluarganya.
7. Meningkatkan kerjasama antara anggota untuk kemanfaatan bersama.
8. Diberikannya bantuan modal usaha untuk pengadaan bibit sapi kepada anggota kelompok ternak Harapan
Sejahtera-Siru.
C. SASARAN
Desa Siru Kecamatan Lembor Kabupaten Manggarai Barat merupakan daerah yang cukup ideal
untuk pengembangan Agribisnis Sapi Bali karena didukung oleh beberapa faktor antara lain:
F. Permintaan pasar
Pasar untuk sapi sangat baik, permintaan dari konsumen lokal maupun antar pulau terus
meningkat. Pemotongan ternak yang tercatat selama dua tahun terakhir menunjukkan peningkatan. Data
BPS 2009 menunjukkan total pengeluaran ternak sapi tahun 2008 meningkat 48% dari tahun 2007 yang
mencapai 231 ekor. Sedangkan total pemotongan resmi ternak sapi tahun 2008 mencapai 118
ekor. Sebagian besar ternak sapi dan kerbau dijual ke daerah NTB dan Sulawesi.
Harga Biaya
No Uraian Jml Satuan Total Rp
Satuan Pertahun
Rehab
1 1 Unit 20.000.000,-
Kandang
Timbangan
2 1 Paket 21.000.000,-
Sapi
Instalasi air
3
:
- Mesin Air 1 1.000.000,- 1.000.000,-
- Pipa 35 Batang 20.000,- 700.000,-
- Selang 3 roll 100.000,- 300.000,-
Bangunan
4 pengolahan 1 Unit 5.000.000,-
pupuk
Peralatan
5 1 Paket 2.000.000,-
Kantor
Jumlah Investasi/Biaya Tetap 50.000.000;-
Bakalan
6 100 Ekor 5.050.000,- 505.000.000,-
Sapi
Konsentrat
dan
7 100 Ekor 4.767,- 85.806.000,-
hijauan/6
bulan
9 Kesehatan 1 Paket 9.000.000,-
Pengolahan
pupuk
10 1 Kg 394,- 63.828.000,-
kandang
162 ton
Tenaga
11
Kerja :
1
- Manager Bulan 1.800.000,- 21.600.000,- 21.600.000,-
org
- 1 Bulan 700.000,- 8.400.000,- 8.400.000,-
Administras org
i keuangan
- Penjaga 2
Bulan 400.000,- 9.600.000,- 9.600.000,-
malam org
Jumlah Biaya Variabel 703.234.000,-
JUMLAH TOTAL BIAYA 753.234.000,-
Dapat ditampilkan bahwa dengan teknik dan dukungan yang ada, perkiraan biaya produksi dapat
diketengahkan pada tabel berikut :
Harga sapi bakalan s/d kandang (Rp) Rp. 5.000.000 + Rp. 50000,- 5,050,000.00
Harga sapi di kandang hidup per kg. (Rp) Rp. 5.050.000,-/194 kg. 26,030.93
9 ANALISA BIAYA PENUNJANG UNTUK 100 EKOR SAPI POTONG PER TAHUN
a. BANGUNAN KANDANG
25,000,0
Rehabilitasi kandang anggota (Rp) 1 unit kandang bersama 00
21,000,0
Timbangan hewan (Rp) 1 unit X Rp. 21,000,000,- 00
2,000,00
Peralaan bantu (Rp) 50 unit X Rp.40.000,- 0
2,000,00
Instalasi listrik dan air (Rp) 0
50,000,0
00
b. PENYUSUTAN PER TAHUN
2,500,00
Kandang kelompok 10% X Rp.25.000.000,- 0
2,100,00
Peralatan timbangan 10% X Rp. 21,000,000,- 0
1,000,00
Peralatan bantu 50% X Rp.2,000,000,- 0
Instalasi listrik dan air 10% X Rp.2.000,000,- 200,000
5,800,00
Jumlah nilai penyusutan 0
Beban penyusutan per ekor per tahun Rp. 5,800,000,-/90 64,444
Biaya penyusutan per ekor per hari Rp. 64,444,--/365 176
Berdasarkan program kerja, Pengembangan Usaha Ternak Sapi akan dilaksanakan secepatnya
setelah mendapatkan dana dari pihak pendana. Pertimbangan lain yang menjadi prioritas adalah
mempercepat realisasi pengembangan usaha kelompok tani melalui proses pengadaan bibit sapi,
penggemukan sapi dan prasarana pendukungnya. Dengan terealisasinya dana diharapkan kelompok
ternak Harapan Sejahtera-Siru dapat mengembangkan usahanya untuk meningkatkan pendapatan
organisasi kelompok ternak serta memenuhi kesejahteraan anggotanya.
Pengembangan ternak sapi difasilistasi oleh pendamping kelompok tani Harapan Sejahtera-Siru
beserta stakeholder terkait yang berhubungan dengan proyek ini, dalam merealisasikan operasionalnya
di lapangan dengan menggunakan sistem kemitraan terpadu dengan anggota kelompok ternak dengan
mengutamakan peningkatan kualitas dan kuantitas produksi kenaikan berat badan (ADG) sapi.
Stakeholder terkait tersebut adalah :
a. Kelompok Ternak
b. Peternak sebagai anggota Kelompok Ternak
c. Mitra kerja Kelompok ternak sejenisnya
d. Pemerintah
e. Perbankan
f. Pedagang Sapi dan Pengusaha daging segar (RPH).
Pelaksanaan pola kemitraan dalam pengembangan usaha ternak sapi potong di kelompok ternak
Harapan Sejahtera-Siru adalah:
a. Pemeliharaan sapi potong dilakukan secara kelompok
b. Antar pedamping kelompok tani dan peternak memiliki kesamaan visi dan misi tujuan dalam
mengembangkan usaha peternakan ini dan saling menguntungkan semua pihak.
c. Dibuat perjanjian kerja sama antara kelompok ternak dan peternak yang akan memperoleh bantuan yang
berorientasi bisnis yang dijadikan pedoman bersama.
d. Koordinasi yang intensif dengan semua pihak yang berkaitan dengan proyek pengembangan usaha ternak
sapi potong pada kelompok ternah Harapan Sehajtera-Siru.
Untuk pola kemitraan ini dapat berhasil dengan baik diperlukan beberapa persyaratan sebagai
berikut:
Masing-masing pihak pelaku usaha, bertindak sesuai kewajiban dan hak masing-masing dan diatur dalam
perjanjian kerjasama yang saling mengikat kedua belah pihak.
Pengelolaan usaha dilakukan secara profesional yang berorientasi pada effisiensi biaya dan optimalisasi
usaha.
Skala usaha minimal bagi peternak 5 ekor/peternak.
D. ASPEK PRODUKSI
Untuk mencapai tujuan kegiatan ini, maka pendamping kelompok ternak Harapan Sejahtera-Siru
akan bekerja sama dengan anggota dalam pola kemitraan dengan menerapkan pola produksi ternak sapi
potong secara intensif. Aspek produksi peternakan sapi potong yang hendak dibahas dalam bab ini terdiri
dari aspek-aspek sebagai berikut :
1. Teknik penggemukan.
2. Manajemen pakan.
3. Pemilihan sapi bakalan.
4. Umur penggemukan.
5. Pemeliharaan kesehatan
6. Keunggulan usaha penggemukan ternak sapi potong.
1. Teknik penggemukan
Sistem Penggemukan
Penggemukan dengan sistem dry lot fattening merupakan salah satu cara yang mengutamakan
pemberian pakan biji-bijian seperti konsentrat, bekatul, singkong, ampas bio dan sebagainya, sedangkan
pakan hijauan diberikan dalam jumlah terbatas. Penggemukan dilaksanakan sapi berada di kandang
terus menerus tidak digembalakan atau dipekerjakan diberi pakan sesuai ketentuan dan mudah dikontrol
kondisi kesehatannya. Cara ini akan menghasilkan mutu daging yang berkualitas, biaya perawatan
murah, karena 1 orang mampu merawat sapi + 20 ekor, dan selain effsisien juga ramah lingkungan.
Perkandangan
Dengan sistem dry lot fattening kandang dibuat untuk sapi secara kelompok. Setiap kelompok terdiri dari
jumlah sapi + 4 – 6 ekor. Luasan kandang per ekor sapi memerlukan kandangan + 1,5 – 2 m2.
Konstruksi kandang dibuat permanen dengan lantai kandang diplester dengan posisi miring supaya
kotoran, air kencing tidak bercampur dengan tanah dan mudah untuk dibersihkan. Agar kandang tidak
becek maka alas kandang diberikan serbuk gergaji kayu, sehingga kotoran tidak menempel di badan
sapi.
Kandang dibuat dengan ventilasi cukup, kandang di lengkapi tempat pakan kering, hijauan dan tempat air
minum.
Kotoran sapi dibersihkan setiap 4 - 5 hari sekali, dan kotoran dikeluarkan ke tempat yang sudah disiapkan
untuk langsung diproses menjadi pupuk kompos.
Kandang dibuat berdekatan dengan rumah peternak untuk memudahkan pengawasan, pemantauan
kesehatan, tata laksana, keamanan khususnya di malam hari.
2. Manajemen pakan
o Penyediaan
Pakan dapat diambil dari alam (ngarit). Selain itu dengan melakukan penanaman dengan menggunakan
teknologi Sistem Tiga Strata (3S) yaitu :
Strata I: dengan menanam rumput-rumputan ( Rumput Setaria, Rumput Raja, Rumput Gajah dan lain-
lain, dan legume merambat/legume herba (Arachis, Centro, Clitoria dan lain lain). Digunakan untuk
penyediaan pakan musim hujan (Desember – Mei).
Strata II : dengan menanam hijauan semak atau pohon kecil seperti Gamal, Lamtoro, Turi, Banten, Kelor
dan lain-lain. Digunakan untuk pakan di musim pertengahan (Juni – September).
Strata III: dengan menanam hijauan pohon seperti Nangka, Waru, Beringin dan lain-lain. Digunakan
pada puncak musim kemarau (Oktober-November).
Selain itu penyediaan pakan dapat memanfaatkan limbah pertanian (Jerami, berangkasan kulit kacang-
kacangan dll), limbah industri (dedak padi, ampas tahu, bungkil kelapa dan lain-lain), serta melalui
teknologi pengawetan dalam bentuk kering (Hay) dan bentuk segar (Silase).
Pakan penguat seperti dedak padi, ampas tahu dan jagung dapat diperoleh melalui penggilingan padi
dan pabrik-pabrik tahu yang ada, atau dapat dibeli di pasar.
o Kebutuhan
Kandungan Protein Kasar (PK) pada pakan untuk sapi yang digemukkan sekitar 10 % dari komposisi
pakan, dan Energi sekitar 50% dari Bahan Kering pakan. Pakan sapi yang intensif adalah pemberian
pakan penguat secara penuh. Setiap 45 kg berat sapi hidup diberikan pakan penguat 1 kg per hari.
Kebutuhan pakan/ransum terdiri dari bahan kering (BK) dan energi yang dapat dicerna (TDN) dengan
perhitungan sbb.:
Bahan kering (BK) sebanyak 2,50% X berat badan
TDN dibutuhkan 66% - 70% X bahan kering (BK).
Pakan tambahan berupa premix, mineral, vitamin, starch, masing-masing dengan dosis 0,5% - 1% dari
berat pakan penguat sehingga dengan komposisi pakan tersebut diatas diharapkan mempu menaikkan
berat badan sapi 100 kg – 150 kg dalam waktu 180 hari masa penggemukan atau sampai 6 bulan.
o Pemberian
Macamnya (rumput- rumputan, daunan, kacang-kacangan, konsentrat, pakan
tambahan/suplemen,probiotik )
Kandungan Protein pakan sekitar 10%, diperoleh dari Hijauan (Gamal,Rumput Gajah,dll), makanan
Penguat seperti dedak,ampas tahu,dan lain-lain.
Jumlahnya (Hijauan minimal 10 – 15 % dari Berat Badan (BB) + Pakan penguat 1-2% BB + Pakan
Tambahan/probiotik/UMB).
Pemberian pakan penguat/konsentrat (seperti Dedak padi, Ampas tahu, bungkil kelapa dan lain-lain)
sekitar 1 – 2 % dari BB kg/ekor/hari
Pemberian pakan pelengkap 0,5-1% dari BB (probiotik, sumber mineral/Urea Molases Blok/Urea Mineral
Molases Blok).
Frequensi pemberian, makin sering makin baik (2 – 3 kali sehari semalam). Hindari pemberian sekaligus
karena akan banyak tersisa/terbuang.
4. Umur Penggemukan
Sapi umur < 1 tahun waktu penggemukan 8 – 12 bulan.
Sapi umur > 1 th – 2 th. Waktu penggemukan 6 – 7 bulan.
Sapi umur > 2 th. – 2,5 th waktu penggemukan 3 – 4 bulan.
5. Pemeliharaan Kesehatan
o Diduga bahwa hampir semua bibit/bakalan yang diperoleh dari peternak tradisional sudah terserang
penyakit cacingan. Oleh karenanya pada awal penggemukan agar sapi bakalan diberikan obat cacing,
kemudian diulang kembali setiap 3 – 4 bulan.
o Pemberian vitamin setiap tiga bulan atau sesuai keperluan misalnya pada saat pergantian musim.
o Kandang dibersihkan setiap hari, tidak becek, tidak ada genangan air.
o Ternak dimandikan sambil badannya digosok-gosok.
o Mencegah lebih baik daripada mengobati
E. ASPEK PEMASARAN
Usaha tani ternak sapi mempunyai peluang untuk memasarkan dua jenis produk:
1. Ternak sapi gemuk yang berat badannya sudah mencapai 322 kg.
2. Pupuk kompos, sebagai hasil tambahan.
Peluang pasar untuk ternak sapi cukup besar, karena permintaan ternak sapi sebenarnya
melebihi jumlah ternak sapi yang siap jual dengan harga yang cukup tinggi. Walaupun harga jual sapi
hidup siap potong tidak jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga pokok penggemukan sapi, tetapi
masih memberikan peluang kepada petani ternak sapi untuk memperoleh laba. Resiko kematian sapi di
daerah Siru relatif kecil, yaitu sekitar 1%, karena petani ternak sapi di Siru ini sudah mempunyai
keterampilan memelihara ternak sapi sejak jaman dulu. Disamping itu, peluang pasar untuk menjual
pupuk kompos juga cukup tinggi. Sebagian besar penduduk Siru dan daerah sekitarnya adalah petani
tanaman pangan, yaitu padi sawah, dan palawija, serta tanaman perkebunan yang sangat membutuhkan
pupuk organik.
Dilihat dari segi permintaan dan penawaran ternak sapi, peluang pasar sapi untuk desa Siru dan
kabupaten Manggarai Barat umumnya cukup tinggi. Dasamping tingkat konsumsi protein hewani asal
daging sapi yang semakin tinggi, hadirnya hotel-hotel berbintang di Labuan Bajo-Komodo sebagai daerah
pariwisata juga mengisyaratkan akan tingginya kebutuhan daging asal sapi untuk kebutuhan tamu-
tamunya.
Ternak sapi dari desa Siru biasanya dibeli oleh para blantik yang datang ke rumah-rumah warga
untuk menawar ternak mereka. Dari hal tersebut kita bisa melakukan kerjasama dengan para pedagang
lama untuk memasarkan ternak sapi kelompok ternak dengan perjanjian yang saling menguntungkan.
Biasanya para blantik tersebut menjual sapi kepada pembali yang lebih besar yang berasal dari Sulawesi
Selatan dan Bima (NTB), pembeli tersebut mengambil ternak-ternak dari para blantik. Selain itu peternak
juga bisa menjual sapinya ke pengusaha pemotongan sapi di Labuan Bajo, Ruteng, Borong serta daerah
daratan flores lainnya. Dari penjelasan tersebut tampak bahwa peluang pasar ternak sapi dari para petani
ternak cukup tinggi.
Dilihat dari segi harga pasar, peluang pasar ternak sapi potong juga tinggi. Harga per ekor ternak
sapi potong bakalan (sapi yang berumur sekitar 1 – 2 tahun) rata-rata Rp. 5.000.000,- dengan berat rata-
rata 200 kg. per ekor. Sedangkan harga per kg daging segar sapi potong, yaitu sapi dipotong setelah 180
hari masa penggemukan dengan berat sekitar 322 kg dan berat karkas 170 kg., adalah rata-rata Rp.
60.000,- per kg. Setelah dikurangi biaya penggemukan, maka setiap masa penggemukan peternak sapi
potong dapat meraih laba sekitar 30 % lebih.
Sebagian besar penduduk di Desa Siru hidup dan bekerja dari bekerja di sektor pertanian. Hal ini
sedikit banyak menunjukkan bahwa kebutuhan akan pupuk kompos cukup besar. Menurut data-data
yang diolah, harga jual pupuk organik dari peternak sapi sekitar rata-rata Rp. 600,- per kg., sedangkan
harga pokok produksi Rp. 394,- per kg. Setiap ekor sapi setiap hari dapat menghasilkan
(diperkirakan/rata-rata) sekitar 60% X 15 kg. pupuk kompos. Jadi untuk 100 ekor sapi akan dapat
dihasilkan 100 ekor X 180 hari X (60% X 15 kg.) = 162.000 kg. pupuk kompos.
Gabungan perkiraan penerimaan dan pengeluaran pendapatan usaha ternak sapi potong dan pupuk
kompos, maka akan terlihat pada tabel berikut :
F. PERKIRAAN LABA-RUGI
Dana bantuan yang diberikan oleh Pemerintah berupa 100 ekor ternak sapi potong akan di
distribusikan kepada 20 anggota Kelompok ternak Harapan Sejahtera-Siru. Jadi setiap anggota diserahi
5 ekor ternak sapi potong untuk dipelihara. Atas dasar analisa yang dikemukakan dalam aspek
Pemasaran dan Produksi, dapatlah dibuat perkiraan aliran kas dan rugi/laba usaha ternak sapi potong
bantuan pemerintah kepada Kelompok ternak Harapan Sejahtera-Siru.
Dari data-data yang diperoleh dan diolah, diperkirakan bahwa dengan memelihara 5 ekor sapi
potong, seorang peternak rata-rata akan memperoleh laba sebesar Rp. 1.145.493,- per bulan. Laba ini
diperoleh dari penjualan 5 ekor sapi yang beratnya 322 kg. hidup, dengan harga berat hidup Rp. 25.000,-
per kg. Disamping itu peternak juga berkesempatan menjual pupuk kompos 8 ton setiap 6 bulan, atau
satu kali masa penggemukan. Rata-rata keuntungan yang diperoleh dari penjualan pupuk kompos adalah
Rp. 278.100/,- per bulan.
Perkiraan laba/rugi dari usaha ternak sapi dapat ditampilkan dalam tabel berikut :
PERKIRAAN RUGI/LABA USAHA KELOMPOK
100 EKOR SAPI UNTUK 20 ORANG ANGGOTA DAN SEORANG ANGGOTA @ 5 EKOR
PER TAHUN, PER MASA PENGGEMUKAN, DAN PER BULAN
Dalam Pertelaan Rugi/Laba di atas Saldo Awal Laba dinyatakan = 0 (nol), karena laba tersebut
langsung dikonsumsi oleh anggota. Asumsi-asumsi pembuatan Pertelaan Rugi/Laba di sampaikan pada
bab-bab Pemasaran dan Produksi.
Analisis Kelayakan Finansial pada Usaha Penggemukan Sapi 100 ekor selama 6 bulan periode
Penggemukan
Dari analisis tabel diatas dapat disimpulkan bahwa usaha penggemukan sapi di kelompok ternak
Harapan Sejahtera-Siru, layak secara financial dengan R/C = 1,27 (> 1), B/C = 1,27 (> 1).
B. ALIRAN KAS
Arus kas akan menyediakan informasi selama periode penggemukan. Seperti satu bulan, satu
musim tanam, satu tahun Aliran Kas ini disebut sebagai bayangan, karena dana kas yang sebenarnya
dipegang oleh 20 anggota, bukan ada di kelompok ternak Harapan Sejahtera-Siru. Perbedaan antara
aliran kas dengan rugi/laba adalah bahwa dalam pertelaan aliran kas, hanya penerimaan dan
pengeluaran yang dilakukan secara tunai saja yang direkam. Biaya penyusutan dan Biaya Resiko
Kematian 1% tidak pasti keluar dari kantong (kasir). Oleh karena itu tidak terekam dalam pertelaan aliran
kas. Pertelaan Aliran Kas Bayangan dimaksud dapat disampaikan pada tabel berikut :