Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN SISTEM PENCERNAAN

ABDOMINAL PAIN

NAMA : NUR MEGA RAHAYU


NIM : P1337420217072
JUDUL KASUS : ABDOMINAL PAIN
RUANG : LAVENDER LAMA

1.TEORI
Nyeri abdomen merupakan sensasi subjektif tidak menyenanngkan yang
terasa disetiap regio abdomen (Pierce A. Grace &Neil R.Borley, 2006). Nyeri
abdomen ada dua yaitu, nyeri abdomen akut dan nyeri abdomen kronis.
Nyeri perut adalah nyeri yang dirasakan di antara dada dan
region inguinalis. Nyeri perut bukanlah suatu diagnosis, tapi merupakan gejala
dari suatu penyakit. Nyeri akut abdomen didefinisikan sebagai serangan nyeri
perut berat dan persisten, yang terjadi tiba-tiba serta membutuhkan tindakan
bedah untuk mengatasi penyebabnya. Appley mendefinisikan sakit perut berulang
sebagai serangan sakit perut yang berlangsung minimal 3 kali selama paling
sedikit 3 bulan dalam kurun waktu 1 tahun terakhir dan mengganggu aktivitas
sehari-hari.Nyeri abdomen dibagi menjadi 2 yaitu nyeri viseral dan nyeri somatik.

Nyeri Viseral

Nyeri Viseral terjadi karena rangsangan pada peritoneum yang meliputi organ
intraperitoneal yang dipersarafi oleh susunan saraf otonom.Pasien biasanya tidak
dapat menunjukan secara tepat lokalisasi nyeri, digambarkan pada daerah yang
luas dengan memakai seluruh telapak tangan.

Nyeri Somatik
Nyeri Somatik terjadi karena rangsangan pada peritoneum parietale yang
dipersarafi oleh saraf tepi diteruskan ke susunan saraf pusat.Rasa nyeri seperti
ditusuk-tusuk atau disayat dengan pisau yang dapat ditunjukkan secara tepat oleh
pasien dengan menunjukannya memakai jari.
2.ETIOLOGI
Nyeri abdomen dapat disebabkan oleh masalah disepanjang saluran pencernaan
atau diberbagai bagian abdomen, yang bisa berupa :
a. Ulkus yang mengalami perforasi
b. Irritable bowel syndrome
c. Apendisitis
d. Pankreasitis
e. Batu empedu

1
3. PATOFISIOLOGI
Rasa nyeri pada abdominal baik mendadak maupun berulang, biasanya
selalu bersumber pada : Visera abdomen, organ lain di luar abdomen, lesi pada
susunan saraf spinal, gangguan metabolik, dan psikosomatik. Rasa nyeri pada
abdomen somatik berasaldari suatu proses penyakit yang menyebar ke seluruh
peritoneum dan melibatkan visera mesentrium yang beisi banyak ujung saraf
somatik, yang lebih dapat meneruskan rasa nyerinya dan lebih dapat melokalisasi
rasa nyeri daripada saraf otonom. telah diketahui pula bahwa gangguan pada
visera pada mulanya akan menyebabkan rasa nyeri visera,tetapi kemudian akan
diikuti oleh rasa nyeri somatik pula, setelah peritoneum terlibat.Rasa nyeri
somatik yang dalam akan disertai oleh tegangan otot dan rasa mual
yangmerupakan gejala khas peritonitis. Reflek rasa nyeri abdomen dapat timbul
karena adanya rangsangan nervus frenikus, misalnya pada pneumonia. Rasa nyeri
yang berasal dari usus halus akan timbul didaerah abdomen bagian atas
epigastrium, sedangkan rasa nyeri dari usus besar akan timbul dibagian bawah
abdomen. Reseptor rasa nyeri didalam traktus digestivus terletak pada saraf yang
tidak bermielin yang berasal dari sistem saraf otonom pada mukosa usus. Jaras
sasaraf ini disebut sebagai serabut saraf C yang dapat meneruskan rasa nyeri lebih
menyebar dan lebih lama dari rasa nyeri yang dihantarkan dari kulit oleh serabut
saraf A. reseptor nyeri pada abdomen terbatas di submukosa,lapisan muskularis,
dan serosa dari organ abdomen. Serabut C ini akan bersamaan dengan saraf
simpatis menuju ke ganglia pre dan paravertebra dan memasuki akar dorsa
ganglia.Impuls aferen akan melewati medula spinalis pada traktus spinotalamikus
lateralismenuju talamus, kemudian ke korteks serebri.Impuls aferen dari visera
biasanya dimulai oleh regangan atau akibat penurunan ambang nyeri pada
jaringan yang meradang. Nyeri ini khas bersifat tumpul, pegal, dan berbatas tak
jelas serta sulit dilokalisasi. Impuls nyeri dari visera abdomen atas ( lambung,
duodenum, pankreas, hati, dan sistem empedu ),mencapai medula spinalis pada
segmen torakalis 6,7,8 serta dirasakan didaerah epigastrium.Impuls nyeri yang
timbul dari segmen usus yang meluas dari ligamentum treitz sampai fleksura
hepatika memasuki segmen torakalis 9 dan 10 dirasakan di sekitar umbilikus.Dari
kolon distalis, ureter, kandung kemih, dan traktus genetalia perempuan,impuls
nyeri mencapai segmen torakal 11 dan 12 serta segmen lumbalis pertama. Nyeri
dirasakan pada daerah suprapubik dan kadang-kadang menjalar ke labium atau
skrotum.Jika proses penyakit meluas ke peritorium maka impuls nyeri dihantarkan
oleh serabut aferen somatis ke radiks spinal segmentalis 1,3 nyeri yang
disebabkan oleh kelainan metabolik seperti pada keracunan timah, dan porfirin
belum jelas patofisiologi dan patogenesisnya.

2
4.PATHWAY
Etiologi Etiologi
penyumbatan Tumor atau benda asing
Massa keras dari feses Tekanan intaluminal
Edema Penghambatan aliran limfe
Diapedesis bakteri
Ulserasi Mukosa Appendiks berisi pus
Nyeri abdomen pada kuadran Sekresi mukus meningkat
kanan bawah Peningkatan tekanan
infark dinding appendiks
ganggrenosa
massa lokal (infiltrat appendikularis)
Nyeri hebat appendiksitis
Peningkatan produksi HCL appendiktomi

Spasme abdomen insisi bedah

Distensi abdomen nyeri post op

Menekan gaster
Pembatasan intake kelemahan
Nutrisi kurang dari kebutuhan cairan

Peningkatan produksi HCL Resiko kurang volume Intoleransi


Aktivitas

5. MANIFESTASI KLINIS

a. Nyeri abdomen
b. Mual, muntah
c. Tidak nafsu makan
d. Lidah dan mukosa bibir kering
e. Turgor kulit tidak elastis

3
f. Urine sedikit dan pekat
g. Lemah dan kelelahan

6. KOMPLIKASI

a. Perporasi gastrointestinal
b. Obstruksi gastrointestinal

7.PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Pemeriksaan fisik
b. Pemeriksaan DL
c. EKG
d. Urine porsi tengah (MSU)
e. CT scan
f. Amilase : kadar serum 3x batas kisaran normal merupakan diagnostik
pankreatitis
g. Ultrasonografi

8. MANAJEMEN MEDIS

1. Pemberian analgesik
Obat golongan analgesik akan merubah persepsi dan interprestasi nyeri
dengan jalan mendpresi sistem saraf pusat pada thalamus dan korteks
serebri. Analgesik akan lebih efektif diberikan sebelum pasien
merasakan nyeri yang berat dibandingkan setelah mengeluh nyeri.
Contoh obat analgesik yani asam salisilat (non narkotik), morphin
(narkotik), dll.
2. Plasebo
Plasebo merupakan obat yang tidak mengandung komponen obat
analgesik seperti gula, larutan garam/ normal saline, atau air. Terapi ini
dapat menurunkan rasa nyeri, hal ini karena faktor persepsi
kepercayaan pasien.
3. Pembedahan

9.PENGKAJIAN KEPERAWATAN

a. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan nyeri perut
b. KELUHAN TAMBAHAN
Pasien mengatakan merasa mual

4
c. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Pasien datang ke RS dan mengatakan nyeri pada bagian perut sebelah
kanan ,sedikit mual,lemas,susah untuk kentut . TD : 119/83 mmHg
N: 90x/mnt R: 20x/mnt N: 90x/mnt S: 36 C
d. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
-
e. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
-
f. DATA PSIKOLOGI
Pasien terlihat gelisah
g. DATA SOSIAL
Pasien mengatakan berhubungan baik dengan keluarga dan tetangga.

PENGKAJIAN FUNGSIONAL

 Neurosensorik
Pasien terlihat tidak menggunakan kacamata dan pendengarannya
berfungsi dengan baik
 Respirasi
Pernapasannya normal tidak ada kelainan
 Sirkulasi
Nadi pasien normal,ekstremitas hangat
 Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan bila sakit periksa ke fasilitas kesehatan
 Pola nutrisi dan metabolik
Pasien mngatakan makan 3x sehari setengah porsi . pasien tidak terpasang
NGT
 Pola eliminasi
Pasien BAB 3x sehari konsistensi lembek .BAK 4-5x sehari warna urine
jernih
 Pola istirahat tidur
Pasien tidak dapat tidur siang ,tetapi dapat tidur malam 7-8 jam perhari
 Integritas kulit

5
Tidak ada lesi atau luka
 Pola toleransi koping stress
Pasien khawatir vakan penyakitnya dan tampak gelisah
 Pola nilai dan kepercayaan
Pasien selalu menjalankan ibadah secara teratur

10. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologi

11.RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Manajemen nyeri ( pain manajemen)

1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif


2) Observasi reaksi non verbal dan ketidak nyamanan
3) Monitor vital sign
4) Gunakan teknik komunikasi terapik untuk mengetahui pengalaman nyeri
pasien
5) Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti: suhu
ruang,pencahayaan dan kebisingan
6) Ajarkan teknik non farmakologi : nafas dalam,relaksasi, distrak, kompres
hangat/dingin.
7) Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri

11. RASIONAL TINDAKAN

1) Mengkaji keluhan nyeri pasien


2) Memberikan kenyamanan kepada pasien , seperti membatasi orang-orang
yang berkunjung.
3) Memonitor vital sign
4) Mengontrol lingkungan sekitar ruang pasien
5) Mengajarkan kepada pasien teknik nafas dalam dan relaksasi untuk
mengurangi nyeri
6) Memberikan obat analgetik sesuai resep dokter

6
12. EVALUASI

S : pasien mengatakan nyeri perut dan pungguh serta mual.

O: ku : cukup

Skala nyeri +4

Pasien tampak menahan nyeri

A : Masalah nyeri akut belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai