M–I
PREPARASI (PERSIAPAN)
1.1 Tujuan
Dalam melakukan pengujian preparasi ada beberapa tujuan, diantaranya:
1. Pembuatan Sampel Semen
a) Tujuan utama dari pembuatan sampel semen untuk mendapatkan
specimen yang akan digunakan untuk tahap berikutnya.
b) Bentuk dari specimen yang akan diuji memiliki variasi silinder yang berbeda
– beda. Biasanya dari ukuran besar sampai ukuran kecil, berkisar dari 8,2
cm sampai 4,9 cm.
c) Dari dua tujuan tersebut memiliki keterkaitan, untuk melakukan pengujian
selanjutnya.
2. Pemotongan Sampel Semen
a) Pemotongan core sangat penting, karena untuk mendapat ukuran yang
diinginkan, selain itu juga kedua ujung core harus dibuat rata.
b) Pada specimen didapatkan berupa sampel yang memiliki bentuk silinder
dan juga berukuran 2 kali diameter dengan tinggi core.
3. Pengukuran Kerataan Sampel
Kedua ujung sampel harus rata agar dapat diuji.
4. Pengukuran Diameter dan Tinggi Sampel
a) Syarat – syarat yang akan diuji harus sesuai dengan ukuran sampel
batuan, agar dapat melanjutkan ke tahap berikutnya.
b) Pada specimen didapatkan berupa sampel yang memiliki bentuk silinder
dan juga berukuran 2 kali diameter dengan tinggi core.
MI-1
MI-2
karakteristik atau sifat fisik dari sebuah batuan yang akan di uji nantinya. Dari
beberapa tujuan tersebut memiliki berbagai macam perhitungan matematika dan
fisika yang harus diperhatikan.
Mekanika batuan ialah suatu ilmu yang mengkaji mengenai batuan, batuan
yang dimaksud dalam mekanika batuan ini ialah respon dari batuan tersebut jika
terjadi perubahan medan gaya di lingkungannya. Selain itu pada umumnya
mekanika batuan ini mempelajari juga mengenai karakteristik dari batuan tersebut.
Preparasi dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu, pembuatan sampel,
pemilihan sampel, pemotongan sampel, dan pemolesan. Proses pembuatan
sampel dilakukan dalam waktu yang cukup lama dan dilakukan dengan teliti agar
mendapatkan contoh sampel yang baik. Pemilihan sampel diakukan untuk
mendapatkan contoh sampel yang representatif. Pemotongan sampel dilakukan
dengan menjaga perubahan panas yang tidak berlebihan pada contoh sampel,
sehingga pada saat pemotongan harus diberikan pendingin yang memadai.
Proses pemolesan dilakukan setelah pemotongan sampel. Pemolesan dilakukan
untuk menghaluskan permukaan sampel agar mempermudah pengamatan
struktur dari contoh sampel tersebut.
Pada dunia geologi, batuan merupakan kumpulan dari mineral – mineral
yang tersusun secara alami dan memiliki sifat fisik yang berbeda – beda. Jika
dihubungkan dengan dunia pertambangan maka dapat mengetahui metode
penambangan yang akan dilakukan nantinya, seperti contoh pembuatan jalan
tambang, jembatan dan lainnya. Fungsi mempelajari geomekanika pada dunia
pertambangan adalah untuk mengetahui seberapa besar kekuatan batuan yang
dapat menahan alat berat yang dilaluinya.
MI-2
MI-3
MI-3
MI-4
Untuk mengetahui sifat mekanik dan dan sifat fisik dari batuan, maka perlu
dilakukan suatu kegiatan analisis. Keduanya dapat ditentukan, terhadap sampel
yang diambil dari lapangan. Satu persatu dapat digunakan untuk menentukan
kedua sifat batuan. Awalnya dapat dicari sifat fisik batuan dengan pengujian tanpa
merusak, kemudian dilanjutkan dengan penentuan sifat mekanik batuan dengan
pengujian merusak sehingga contohnya menjadi hancur. Pembutan contoh
batuannya dapat dilakukan dilaboratorium ataupun dilapangan. Sehingga
pengujian akan dilakukan secara langsung.
Dalam penentuan karakteristik mekanika batuan ini dilakukan dengan
berbagai tahapan-tahapan dengan melakukan pengujian yang terdiri dari :
1. Kuat Tekan Batuan
Dalam pengujian ini peranan batuan dibutuhkan untuk mengetahui
kekuatan dari batuan tersebut sehingga dapat diketahui tegangan batuan
itu sendiri. Mengetahui kekuatan batuan tersebut dengan cara penekanan
hingga batuan hancur.
2. Kuat Tarik Batuan
Penggunaan pada saat ini cenderung lebih condong terhadap pengujian
kuat tarik tak langsung dikareanakan dalam pengujian ini memiliki harga
yang lebih ekonomis dibandingkan dengan pengujian kuat tarik batuan
langsung. Pengujian kuat tarik batuan tak langsung ini disebut juga dengan
Brazilian Test.
3. Modulus Young
Modulus young ini salah satu peranan penting yang digunakan mengenai
mekanika batuan dikarenakan dalam modulus young ini dapat
mengevaluasi deformasi batuan yang terdapat pada daerah tersebut yang
diakibatkan oleh pembebanan yang bervariasi.
1.3.2 Bahan
Dalam melakukan pengujian bahan yang digunakan adalah:
1. Semen berbentuk silinder padat
1.4 Prosedur
Terdapat beberapa prosedur yang digunakan dalam percobaan kali ini,
diantaranya:
1. Pembuatan Sampel Semen
a) Mulanya siapkan peralon plastik sesuai dengan ukuran tertentu.
b) Lalu buat adonan semen dengan campuran air dan pasir.
c) Setelah itu masukan adonan semen yang telah teraduk ke dalam peralon
plastik sesuai dengan takaran masing – masing yang berbeda.
d) Tahap akhir, tunggu sekitar 1 minggu lalu keluarkan dari cetakan tersebut
(peralon plastik). Pada saat pengambilan sampel harus secara hati – hati
agar sampel tidak hancur.
2. Pemotongan Sampel Semen
a) Posisikan core secara horizontal pada setting mesin.
b) Kemudian core dijepit agar memudahkan saat waktu pemotongan
berlangsung.
c) Aliran air sesuai dengan jenis dan karakteristik batuan tersebut.
MI-5
MI-6
1.5 Rumus
Rumus yang digunakan pada pemotongan coring adalah:
1. Kuat tekan, kuat geser, triaxsial.
t = 2 x diameter………………………………….(1.2)
MI-6
MI-7
MI-7
MI-8
MI-8
MI-9
Tinggi = 3,26 cm
5. LT/USS-M/1-1/02/2018
a. Diameter
𝑑1 + 𝑑2 + 𝑑3 6,37 + 6,45 + 6,43
𝐷= = = 6,417 𝑐𝑚2
3 3
b. Tinggi
Tinggi = 1/2 x Diameter
Tinggi = 1/2 x 6,417 cm
Tinggi = 3,2 cm
1.8 Analisa
Pada percobaan kali ini banyak kesalahan yang ditemui saat melakukan
pemerataan sampel. Biasanya kesalahan dapat ditemui saat melakukan proses
pemotongan sampel (cutting), saat memotong kedua ujung sampel terlihat rata
namun tidak selalu semua sampel rata. Hal tersebut dapat dipengaruhi saat proses
pemotongan, misalkan saat pemotongan ada disalah satu ujung sampel tidak
merata sehingga dapat memengaruhi kemerataan dari sebuah sampel. Pada
dasarnya tidak rata suatu sampel, bisa saja disebabkan saat mendorong sampel
menuju alat cutting kurang memperhitungkan jarak yang ada.
Pada umumnya pengaruh sampel tidak rata bukan hanya saat pemotongan
saja, misalkan saat melakukan pengujian kuat tekan. Pengujian kuat tekan
berfungsi untuk mengetahui sampel tersebut rata atau tidaknya, cara yang
dilakukan biasanya sampel ditekan dari arah vertikal, jika sampel tersebut hancur
maka sampel itu tidak rata, begitu juga dengan sebaliknya.
1.9 Kesimpulan
Pada dunia geologi batuan merupakan kumpulan mineral – mineral yang
menjadi satu. Sedangkan mineral adalah suatu zat padat anorganik yang
terbentuk secara alamiah di alam yang memiliki sifat fisik dan kimia tertentu.
Preparasi adalah proses pengurangan massa dari suatu sampel batuan,
sehingga dari pengurangan tersebut, didapatkan massa dan ukuran yang
dikehendaki. Setelah itu sampel akan diuji ke laboratorium. Maka dari hasil uji
laboratorium akan didapatkan analisa data yang telah di uji.
MI-9
MI-10
MI-10
MI-11
DAFTAR PUSTAKA
MI-11