Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demam tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik yang
disebabkan oleh salmonella typhi. Demam tifoid di jumpai secara luas di
berbagi negara berkembang yang terutama terletak di daerah tropis dan
subtropis. Data World Health Organization (WHO) tahun 2003
memperkirakan terdapat sekitar 17 juta kasus demam tifoid di seluruh dunia
dengan insiden 600.000 kasus kematian tiap tahun (Riyanto, 2011).
Hingga saat ini penyakit demam tifoid masih merupakan masalah
kesehatan di negara-negara tropis termasuk indonesia. Kejadian demam
tifoid di dunia sekitar 16 juta kasus setiap tahunnya, 7 juta kasus terjadi di
asia Tenggara, dengan angka kematian 600.000 kejadian demam tifoid di
indonesia sekitar 760-810 kasus per 100.000 pertahun, dengan angka
kematian 3,1-10,4% (Nasronudin, 2007).
Data Rekam Medik RSUD Banyudono angka kejadian demam tifoid
bulan Oktober sampai Desember 2014 sebanyak 24 kasus, dan pada bulan
Januari sampai Maret 2015 terdapat 36 kasus. Dari uraian kasus diatas
jumlah penderita Demam tifoid meningkat.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk memahami penyakit Demam
Tifoid sehingga penulis mengambil karya tulis dengan judul “Asuhan
Keperawatan Pada An. R dengan Demam Tifoid di ruang Mawar RSUD
Banyudono”.

B. TUJUAN LAPORAN KASUS

1. Tujuan Umum
Penulis mampu menambah pengetahuan dan wawasan yang lebih mendalam
tentang proses pelaksanaan Asuhan Keperawatan Demam Tifoid.
2. Tujuan Khusus
Pada tujuan khusus ini penulis mampu :
a. Melakukan pengkajian secara langsung pada pasien demam tifoid.

b. Merumuskan masalah dan membuat diagnosa keperawatan pada pasien demam


tifoid.

c. Membuat perencanaan keperawatan pada pasien demam tifoid.

d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien demam tifoid.

e. Mengefaluasi keperawatan pada pasien deman tifoid.

f. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien demam tifoid.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi
Demam thypoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai
saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu,
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran (Mansjoer, 2000).
Demam typoid dan demam paratypoid adalah infeksi akut usus halus
(Juwono, 1996).
Demam thypoid adalah infeksi demam sistemik akut yang nyata pada
fogosit mononuclear dan membutuhkan tatanama yang terpisah (Smeltzer,
2001) Berdasarkan berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
thypoid adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh kuman
Salmonela typhosa ditandai dengan demam satu minggu.

B. Etiologi
Etiologi Penyebab demam thypoid adalah Salmonella thyposa, hasil
gram negatif, bergerak dengan rambut getar, tidak berspora, mempunyai
sekurang-kurangnya empat macam antigen yaitu antigen O (somatic), H
(flagella), Vi, dan protein membran hialin (Mansjoer, Arief, 2000).
2.Predisposisi Menurut Sarwono (1996) penyebaran thypoid tidak
bergantung pada iklim, tetapi banyak di jumlah di negara yang beriklim
tropis. Hal ini disebabkan karena penyediaan air bersih, sanitasi lingkungan
dan kebersihan individu dan lingkungan.

C. Patofisiologi
Kuman Salmonella typosa masuk melalui mulut, setelah melewati
aliran selanjutnya akan kedinding usus halus melalui aliran limfa ke
kelenjar mesentrium mengadakan multipikasi (bakteremia). Biasanya
pasien belum tampak adanya gejala klinik (asimtomatik) seperti mual,
muntah, tak enak badan, nafsu makan menurun, pusing karena segera
diserbu sel sistem retikulo endotetial. Tetapi kuman masih hidup,
selanjutnya melalui duktus toraksikus masuk ke dalam peredaran darah
mengalami bakteremia sehingga tubuh merangsang untuk mengeluarkan
sel pirogen akibatnya terjadi lekositopenia.
Sel pirogen inilah yang mempengaruhi pusat termoregulasi di
hipotalamus sehingga timbul gejala demam dan apabila demam tinggi
tidak segera diatasi maka dapat terjadi gangguan kesadaran dalam berbagai
tingkat. Setelah dari peredaran darah, kuman menuju ke organ-organ
tersebut (hati, limfa, empedu), sehingga timbul peradangan yang
menyebabkan membesarnya organ tersebut dan nyeri tekan, terutama pada
folikel limfosial dan apabila kuman tersebut dihancurkan oleh sel-sel
tersebut maka penyakit berangangsur-angsur mengalami perbaikan dan
apabila tidak dihancurkan akan menyebar keseluruh organ sehingga timbul
komplikasi dapat memperburuk kondisi pasien.
D. Manifestasi klinis
Gejala dapat timbul secara tiba-tiba / berangsur-angsur yaitu antara
10 sampai 14 hari. Mulainya samar-samar bersama nyeri kepala, malaise,
anoreksia dan demam, rasa tidak enak di perut dan nyeri di seluruh badan.
Minggu pertama keluhan dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut
pada umumnya yaitu : demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia,
mual, muntah, konstipasi /diare, perasaan tidak enak pada perut, batuk dan
epistaksis. Pada minggu kedua gejala-gejala menjadi lebih jelas yaitu :
demam, bradikardi relatif, lidah yang khas (kotor ditengah, tepi dan ujung
merah dan tremor), hepatomegali, splenomegali, meteorismus, gangguan
mental.
E. Penatalaksanaan
Penalaksanaan thypoid terdiri dari 3 bagian yaitu :
1. Perawatan Penderita thypoid perlu dirawat di rumah sakit untuk
isolasi, observasi dan pengobatan. Penderita harus tirah baring absolut
sampai minimal 7 hari. Besar demam / kurang lebih selama 14 hari.
Maksud tirah baring adalah untuk mencegah komplikasi perdarahan /
perforasi usus. Penderita dengan kesadaran menurun, posisi tubuhnya
harus diubah-ubah pada waktu tertentu untuk menghindari komplikasi
pneumonia hipostaltik dan dekubitus.
2. Diet Dimasa lalu penderita tifoid diberi bubur saring, kemudian bubur
kasar dan akhirnya nasi sesuai tingkat kesembuhan penderita.
Pemberian bubur saring ini dimaksudkan untuk menghindari
komplikasi perdarahan usus, karena ada pendapat bahwa ulkus-ulkus
perlu diistirahatkan. Banyak penderita tidak menyukai bubur saring
karena tidak sesuai dengan selera mereka. Karena mereka hanya
makan sedikit dan ini berakibat keadaan umum dan gizi penderita
semakin mundur dan masa penyembuhan menjadi lama. Makanan
padat dini, yaitu nasi dengan lauk pauk rendah selulosa (pantang
sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman pada
penderita tifoid.
3. Obat Obat –obat anti mikroba yang sering dipergunakan ialah:
a. Kloramfenikol Belum ada obat anti mikroba yang dapat
menurunkan demam lebih cepat dibandingkan dengan
kloramfenikol. Dosis untuk orang dewasa 4x.500 mg sehari oral
atau intravena sampai 7 hari bebas demam. Dengan penggunan
kloramfenikol, demam pada demam tifoid turun rata-rata setelah 5
hari.
b. Tiamfenikol Dosis dan efektivitas tiamfenikol pada demam thypid
sama dengan kloramfenikol komplikasi pada hematologis pada
penggunan tiamfenikol lebih jarang dari pada kloramfenikol.
Dengan tiamfemikol demam pada demam tifoid turun setelah rata-
rata 5-6 hari.
c. Ko-trimoksazol (kombinasi dan sulfamitoksasol) Dosis itu orang
dewasa, 2 kali 2 tablet sehari, digunakan sampai 7 hari bebas
demam (1 tablet mengandung 80 mg trimitropin dan 400 mg
sulfametoksazol). Dengan kontrimoksazol demam pada demam
tifoid turun rata-rata setelah 5-6 hari.
d. Ampicillin dan Amoksilin Indikasi mutlak pengunaannya adalah
pasien demam thypid dengan leokopenia. Dosis yang dianjurkan
berkisar antara 75-150 mg/kg berat badan sehari, digunakan
sampai 7 hari bebas demam. Dengan ampicillin dan amoksisilin
demam pada demam tifoid turun rata-rata setelah 7-9 hari.
e. Sefalosforin generasi ketiga Beberapa uji klinis menunjukan
sefalosporin generasi ketiga amtara lain sefiperazon, seftriakson
dan cefotaksim efektif untuk demam thypoid, tatapi dan lama
pemberian yang oktimal belum diketahui dengan pasti.
f. Fluorokinolon Fluorokinolon efektif untuk untuk demam thypoid,
tetapi dosis dan lama pemberian yang optimal belum diketahui
dengan pasti.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Kaji biodata pasien, seperti : nama, umur, status, alamat, dan lain-lain.
Keadaan umum : apa keluhan yang dirasakan pasien hingga masuk ke
RS
TTV
 Tekanan darah normal 120/80
 Suhu tubuh (Normal : 36,5-37,50°C)
 Nadi Normal : 60-100x/menit, Takikardia >100x/menit,
Bradikardia <60x/menit
 Pernapasan normal : 16-24x /menit, Takipnea >24, bradipnea
<16
1. Pemeriksaan fisik
 Inspeksi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara
melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan (mata
atau kaca pembesar). (Dewi Sartika, 2010)
 Palpasi adalah teknik pemeriksaan yang menggunakan indera
peraba ; tangan dan jari-jari, untuk mendeterminasi ciri2
jaringan atau organ seperti: temperatur, keelastisan, bentuk,
ukuran, kelembaban dan penonjolan.(Dewi Sartika,2010)
 Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian
permukaan tubuh tertentu untuk membandingkan dengan
bagian tubuh lainnya (kiri/kanan) dengan menghasilkan suara,
yang bertujuan untuk mengidentifikasi batas/ lokasi dan
konsistensi jaringan. (Dewi Sartika, 2010)
 Auskultasi Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan
cara mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya
menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang
didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising
usus.
2. Pemeriksaan fisik head to toe
a. Kepala
 Inspeksi : ukuran lingkar kepala, bentuk, kesimetrisan,
adanya lesi atau tidak, kebersihan rambut dan kulit kepala,
warna, rambut, jumlah dan distribusi rambut. Normal:
simetris, bersih, tidak ada lesi, tidak menunjukkan tanda-
tanda kekurangan gizi(rambut jagung dan kering)
 Palpasi : adanya pembengkakan/penonjolan, dan tekstur
rambut. Normal: tidak ada penonjolan /pembengkakan,
rambut lebat dan kuat/tidak rapuh.
b. Wajah
 Inspeksi : warna kulit, pigmentasi, bentuk, dan
kesimetrisan. Normal: warna sama dengan bagian tubuh
lain, tidak pucat/ikterik, simetris.
 Palpasi : nyeri tekan dahi, dan edema, pipi, dan rahang
Normal: tidak ada nyeri tekan dan edema.
c. Mata
 Inspeksi: bentuk, kesimestrisan, alis mata, bulu mata,
kelopak mata, kesimestrisan, bola mata, warna konjunctiva
dan sclera (anemis/ikterik), penggunaan kacamata / lensa
kontak, dan respon terhadap cahaya. Normal: simetris mata
kika, simetris bola mata kika, warna konjungtiva pink, dan
sclera berwarna putih
d. Telinga
 Inspeksi : bentuk dan ukuran telinga, kesimetrisan,
integritas, posisi telinga, warna, liang telinga
(cerumen/tanda-tanda infeksi), alat bantu dengar. Normal:
bentuk dan posisi simetris kika, integritas kulit bagus,
warna sama dengan kulit lain, tidak ada tanda-tanda
infeksi, dan alat bantu dengar.
 Palpasi : nyeri tekan aurikuler, mastoid, dan tragus
Normal: tidak ada nyeri tekan.
e. Hidung
 Inspeksi : hidung eksternal (bentuk, ukuran, warna,
kesimetrisan), rongga, hidung ( lesi, sekret, sumbatan,
pendarahan), hidung internal (kemerahan, lesi, tanda2
infeksi). Normal: simetris kika, warna sama dengan warna
kulit lain, tidak ada lesi, tidak ada sumbatan, perdarahan
dan tanda-tanda infeksi.
 Palpasi : frontalis dan, maksilaris (bengkak, nyeri, dan
septum deviasi). Normal: tidak ada bengkak dan nyeri
tekan.
f. Mulut
 Inspeksi dan palpasi struktur luar : warna mukosa mulut
dan bibir, tekstur , lesi, dan stomatitis. Normal: warna
mukosa mulut dan bibir pink, lembab, tidak ada lesi dan
stomatitis.
 Inspeksi dan palpasi strukur dalam : gigi
lengkap/penggunaan gigi palsu, perdarahan/ radang gusi,
kesimetrisan, warna, posisi lidah, dan keadaan langit2.
Normal: gigi lengkap, tidak ada tanda-tanda gigi
berlobang atau kerusakan gigi, tidak ada perdarahan atau
radang gusi, lidah simetris, warna pink, langit2 utuh dan
tidak ada tanda infeksi
g. Leher
 Inspeksi leher: warna integritas, bentuk simetris. Normal:
warna sama dengan kulit lain, integritas kulit baik, bentuk
simetris, tidak ada pembesaran kelenjer gondok.
 Inspeksi dan palpasi kelenjer tiroid (nodus/difus,
pembesaran,batas, konsistensi, nyeri, gerakan/perlengketan
pada kulit), kelenjer limfe (letak, konsistensi, nyeri,
pembesaran), kelenjer parotis (letak, terlihat/ teraba).
Normal: tidak teraba pembesaran kel.gondok, tidak ada
nyeri, tidak ada pembesaran kel.limfe, tidak ada nyeri.
h. Thorax
 Inspeksi : kesimetrisan, bentuk/postur dada, gerakan nafas
(frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya
pernafasan/penggunaan otot-otot bantu pernafasan), warna
kulit, lesi, edema, pembengkakan/ penonjolan. Normal:
simetris, bentuk dan postur normal, tidak ada tanda-tanda
distress pernapasan, warna kulit sama dengan warna kulit
lain, tidak ikterik/sianosis, tidak ada
pembengkakan/penonjolan/edema
 Palpasi: Simetris, pergerakan dada, massa dan lesi, nyeri,
tractile fremitus. Normal: integritas kulit baik, tidak ada
nyeri tekan/massa/tanda-tanda peradangan, ekspansi
simetris, taktil vremitus cendrung sebelah kanan lebih
teraba jelas.
 Perkusi: paru, eksrusi diafragma (konsistensi dan
bandingkan satu sisi dengan satu sisi lain pada tinggi yang
sama dengan pola berjenjang sisi ke sisi)
 Auskultasi: suara nafas, trachea, bronchus, paru.
(dengarkan dengan menggunakan stetoskop di lapang paru
kika, di RIC 1 dan 2, di atas manubrium dan di atas trachea)
Normal: bunyi napas vesikuler, bronchovesikuler, brochial,
tracheal.
i. abdomen
 Inspeksi : kuadran dan simetris, contour, warna kulit, lesi,
scar, ostomy, distensi, tonjolan, pelebaran vena, kelainan
umbilicus, dan gerakan dinding perut. Normal: simetris
kika, warna dengan warna kulit lain, tidak ikterik tidak
terdapat ostomy, distensi, tonjolan, pelebaran vena,
kelainan umbilicus.
 Auskultasi : suara peristaltik (bising usus) di semua
kuadran (bagian diafragma dari stetoskop) dan suara
pembuluh darah.Normal: suara peristaltic terdengar setiap
5-20x/dtk, terdengar denyutan arteri renalis, arteri iliaka
dan aorta.
 Perkusi semua kuadran : mulai dari kuadran kanan atas
bergerak searah jarum jam, perhatikan jika klien merasa
nyeri dan bagaiman kualitas bunyinya.Perkusi hepar:
Batas. Perkusi Limfa: ukuran dan batas. Perkusi ginjal:
nyeri. Normal: timpani, bila hepar dan limfa
membesar=redup dan apabila banyak cairan
= hipertimpani.
 Palpasi semua kuadran (hepar, limfa, ginjal kiri dan
kanan): massa, karakteristik organ, adanya asistes, nyeri
irregular, lokasi, dan nyeri.dengan cara perawat
menghangatkan tangan terlebih dahulu. Normal: tidak
teraba penonjolan tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa
dan penumpukan cairan.
j. Eksremitas
 Inspeksi struktur muskuloskletal atas : simetris dan
pergerakan, Integritas ROM, kekuatan dan tonus otot.
Normal: simetris kika, integritas kulit baik, ROM aktif,
kekuatan otot penuh.
 Palapasi: denyutan a.brachialis dan a. Radialis. Normal:
teraba jelas
 Tes reflex :tendon trisep, bisep, dan brachioradialis.
Normal: reflek bisep dan trisep positif
 Inspeksi struktur muskuloskletal bawah : simetris dan
pergerakan, integritas kulit, posisi dan letak, ROM,
kekuatan dan tonus otot. Normal: simetris kika, integritas
kulit baik, ROM aktif, kekuatan otot penuh
 Palpasi : a. femoralis, a. poplitea, a. dorsalis pedis:
denyutan.Normal: teraba jelas
 Tes reflex :tendon patella dan archilles.Normal: reflex
patella dan archiles positif
3. Riwayat kesehatan klien
a. Riwayat kesehatan sekarang
Stadium awal biasanya ditandai dengan gangguan
keadaan umum berupa malaise,penurunan berat badan, rasa
capek,sedikit panas, dan anemia.gejala local yang terjadi
berupa pembengkakan, nyeri, dan gangguan gerak pada
sendi metacarpalpofalageal. Perlu dikaji kapan gangguan
sensorik muncul.gejala awal terjadi pada sendi.persendian
yang paling sering kena adalah sendi tangan ,pergelangan
tangan ,sendi lutut, sendi siku, pergelangan kaki, sendi
bahu, serta sendi penggul, dan biasanya bersifat bilateral/
simetris.
b. Riwayat penyakit dahulu
Pada pengkajian ini ,ditemukan kemungkinan
penyebab yang mendukung terjadinya atritis rheumatoid .
penyebab tertentu seperti penyakit diabetes menghambat
proses penyembuhan rheumatoid atritis.masalah ini perlu di
tanyakan adalah apakah klien perna dirawat dengan
masalah yang sama .sering klien menggunakan obat
antiuretik jangka panjang sehingga perlu dikaji jenis obat
yang digunakan (NSAID,antibiotic,dan analgesic)
c. Riwayat penyakit keluarga
Kaji tentang adakah keluarga dari generasi terlebih
dahulu yang mengalami keluhan yang sama dengan klien.
B. Diagnosa keperawatan
N Diagnosa NOC NIC Implementasi
o
1. Hipertermia Dalam 2x24  monitor  memonitor
jam pasien suhu
b.d penyakit. suhu setiap
dapat setiap 2
Ditandai oleh mengontrol jam, 2 jam sesuai
suhu tubuh sesuai
kulit terasa kebutuhan
dengan kebutuh
hangat karakteristik an  memonitor
(00007,11,6)
:  monitor
1. tingkat tekanan
tekanan
pernapasa darah, darah, nadi,
Batasan n nadi dan
karakteristik: 2. hiperterm dan respirasi
respirasi
 Apnea ia sesuai sesuai
 Bayi tidak kebutuh
dapat kebutuha
an tubuh
mempertaha  instruksi tubuh
nkan pasien
menyusu  mengintruks
bagaima
 Gelisah na ikan pasien
 Hipotensi mencega
 Kejang bagaimana
h
 Koma keluarny mencegah
 Kulit a panas
kemerahan keluarnya
dan
 Kulit terasa serangan panas dan
hangat panas
 Letargi serangan
 informas
 Postur ikan panas
abnormal pasien
 Stupor  menginform
mengena
 Takikardia i asikan
 Takipnea indikasi
 Vasolidatasi pasien
adanya
kelelaha mengenai
Faktor yang n akibat
berhubungan: indikasi
panas
 Agens dan adanya
farmaseutik penanga
al nan kelelahan
 Aktivitas emergen
akibat panas
berlebihan si yang
 Dehidrasi tepat, dan
 Iskemia sesuai
penanganan
 Pakaian kebutuh
yang tidak an emergensi
sesuai  berikan
yang tepat
 Peningkatan medikasi
laju yang sesuai
metabolisme tepat
kebutuhan
 Penurunan untuk
perspirasi mencega  memberikan
 Penyakit h atau
 Sepsis medikasi
mengont
 Suhu rol yang tepat
lingkungan menggig
tinggi untuk
il
 Trauma mencegah
atau
mengontrol
menggigil
2. Ansietas b.d Dalam 1x24  gunakan  menggunaka
hubungan jam pasien pendekat
interpersonal. dapat n
an yang
Ditandai oleh mengontrol tenang pendekatan
gelisah kecemasan dan
(00146,9,2) dengan yang tenang
meyakin
karakteristik kan dan
Batasan :  jelaskan
karakteristik: 1. perasaan meyakinkan
semua
Perilaku gelisah prosedur  menjelaskan
 Agitasi (5) termasu
 Gelisah 2. kesulitan semua
k sensasi
 Gerakan dalam yang prosedur
ekstra belajar/m akan
 Insomnia emahami termasuk
dirasaka
 Kontak sesuatu n yang sensasi yang
mata yang (5) mungkin
buruk 3. rasa akan
akan
 Melihat cemas dialami dirasakan
sepintas yang klien
 Mengekspre disampaik selama yang
sikan an secara prosedur
mungkin
kekhawatira lisan (5) [dilakuk
n karena an] akan dialami
perubahan  berikan
klien selama
dalam informas
peristiwa i faktual prosedur
hidup terkait
 Penurunan  memberikan
diagnosi
produktivita s, indormasi
s perawata
 Perilaku faktual
n dan
mengintai prognosi terkait
 Tampak s
diagnosis
waspada  dorong
keluarga perawatan
Afektif untuk
 Berfokus dan
mendam
pada diri pingi prognosis
sendiri klien
 Distres  mendorng
dengan
 Gelisah cara keluarga
 Gugup yang
 Kesedihan untuk
tepat
yang  bantu mendampin
mendalam klien
 Ketakutan gi klien
mengide
 Menggemer ntifikasi dengan cara
utukkan gigi situasi
 Menyesal yang tepat
yang
 Peka memicu  membantu
 Perasaan kecemas
tidak klien
an
adekuat  instruksi mengidentif
 Putus asa kan
 Ragu kasi situasi
klien
 Sangat untuk yang
khawatir menggu
 Senang memicu
nakan
berlebuhan teknik kecemasan
relaksasi
Fisiologis  mengintruks
 Gemetar ikan klien
 Peningkatan
keringat untuk
 Peningkatan
menggunaka
ketegangan
 Suara n teknik
bergetar
relaksasi
 Tremor
 Tremor
tangan
 Wajah
tegang

Simpatis
 Anoreksia
 Diare
 Dilatasi
pupil
 Eksitasi
kardiovasku
ler
 Gangguan
pernapasan
 Jantung
berdebar-
debar
 Kedutan
otot
 Lemah
 Mulut
kering
 Peningkatan
denyut nadi
 Peningkatan
frekuensi
pernapasan
 Peningkatan
refleks
 Peningkatan
tekanan
darah
 Vasokontrik
si superfisial
 Wajah
memerah
Parasimpatis
 Anyang-
anyangan
 Diare
 Dorongan
segera
berkemih
 Gangguan
pola tidur
 Kesemutan
pada
ekstremitas
 Letih
 Mual
 Nyeri
abdomen
 Penurunan
denyut nadi
 Penurunan
tekanan
darah
 Pusing
 Sering
berkemih

Kognitif
 Bloking
pikiran
 Cenderung
menyalahka
n orang lain
 Gangguan
konsentrasi
 Gangguan
perhatian
 Konfusi
 Lupa
 Melamun
 Menyadari
gejala
fisiologis
 Penurunan
kemampuan
untuk
belajar
 Penurunan
kemampuan
untuk
mencegah
masalah
 Penurunan
lapang
persepsi
 Preokupasi

Faktor yang
berhubungan:
 Ancaman
kematian
 Ancaman
pada status
terkini
 Hereditas
 Hubungan
interpersona
l
 Kebutuhan
yang tidak
dipenuhi
 Konflik
nilai
 Konflik
tentang
tujuan hidup
 Krisis
maturasi
 Krisis
situasi
 Pajanan
pada toksin
 Penularan
interpersona
l
 Penyalahgu
naan zat
 Perubahan
besar (mis.,
status
ekonomi,
status
lingkungan,
status
kesehatan,fu
ngsi peran,
status peran)
 Riwayat
keluarga
tentang
ansietas
 Stresor
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS

Kasus

Di Jl. Patiandjala terdapat keluarga Tn. N berumur 35 tahun yang tinggal bersama
istrinya bernama Ny. M berumur 30 tahun dan memiliki 1 orang anak bernama
An. A yang berusia 9 tahun. Ny. M mengatakan anaknya demam sejak 2 hari
yang lalu, badan terasa lemas dan nyeri kepala, Ny. M mengatakan nafsu makan
anaknya juga menurun. Keluarga Tn. N dan NY. M mengatakan tidak paham
tentang penyakit yang diderita anak ini. Suhu klien : 39˚C, Nadi : 80x/i, RR :
20x/i.

A. DATA UMUM

1. Nama Kepala Keluarga ( KK ) : Tn. N

2. Usia : 35 tahun

3. Pekerjaan : Pedagang Toko

4. Alamat : Jl. Patiandjala

5. Pendidikan : SMP

6. Perincian Anggota Keluarga

No Nama Hubung Umur Jenis Status Pendi Pekerja Imunisasi


. an kela dikan an
min
1. Ny.M Istri 30th P Kawin SMP Ibu -
rumah
tangga
2. An.A Anak 9th P Belum SD - Lengkap
7. Genogram

9
Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

-------- : Tinggal serumah

: Klien

8. Tipe Keluarga

Keluarga Tn . N merupakan nuklear family yang terdiri dari ayah,

ibu, dan satu orang anak.

9. Budaya

a. Suku Bangsa : Bugis


b. Bahasa Yang Digunakan : Bahasa bugis
c. Pantangan

Dalam keluarga Tn. N tidak ada pantangan makanan apapun


yang berkaitan dengan masalah kesehatan. Keluarga menyakini
sebagai pemeluk agama islam tidak mau makan makanan yang
diharamkan didalam agama islam yaitu seperti daging babi ataupun
binatang yang lainya. Seluruh keluarga tidak ada riwayat alergi
terhadap makanan tertentu.

d. Kebiasaan Budaya yang berhubungan dengan masalah kesehatan

Keluarga Tn. N merupakan penduduk asli Bugis-Jawa, dalam


kepercayaan dan istiadat tidak ada yang berpengaruh terhadap
kesehatan.
10. Agama

a. Kegiatan rutin di rumah

Keluarga Tn. N memeluk agama islam. Setiap harinya keluarga


Tn. N menjalankan ibadahnya yaitu sholat 5 waktu secara bersama-
sama maupun sendiri. Keluarga Tn .N merupakan hamba yang taat
beribadah menjalankan yang baik dan menjauhi yang munkar.

b. Kegiatan keagamaan rutin di masyarakat

Keluarga Tn. N mengikuti pengajian disetiap hari senin dan


kamis, biasanya dilakukan dimasjid dilaksanakan 2x dalam seminggu.
Dalam keluarga Tn. N tidak ada pertentangan atau masalah antara
kesehatan dengan agama yang dianut.

11. Status Sosial Ekonomi Keluarga

a. Pekerjaan Anggota Keluarga

Status ekonomi Tn. N dari hasil kerjanya sebagai seorang


pedagang toko, sedangkan Ny.M berperan sebagai ibu rumah tangga.

b. Penghasilan Anggota Keluarga

Penghasialan Tn.N dalam satu bulan ± 800.000,00. Yang mana


dari penghasilan Dengan penghasilan tersebut Tn. N mengatakan
masih kurang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, maka
keluarga Tn.N digolongkan dalam sosial ekonomi menengah
kebawah.

c. Pemenuhan Kebutuhan sehari – hari

Dari penghasilan tersebut Tn. N mengatakan masih kurang


untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anaknya dan kebutuhan hidup
sehari– hari.

d. Tabungan / Auransi

Keluarga tidak memiliki tabungan untuk persiapan jika ada


kebutuhan yang mendadak. Tetapi untuk asuransi Tn. N Memiliki
asuransi kesehatan yaitu Jamkesmas.
12. Kebutuhan Rekreasi

a. Rekreasi yang digunakan dalam rumah

Keluarga Tn. N berkumpul bersama anggota keluarga setiap


malam hari dan untuk memenuhi kebutuhan hiburan Tn. N biasanya
dengan menonton televisi bersama dan mendengarkan radio untuk
informasi.

b. Rekreasi yang dilakukan di luar rumah

Keluarga mengatakan tidak pernah rekreasi ke tempat – tempat


hiburan, biasanya keluarga Tn . N mengisi waktu luang dengan pergi
ke tempat saudara atau hanya berkumpul bersama – sama di rumah.

B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

1. Tahapan Perkembangan keluarga

a. Tahapan Perkemnbangan Keluarga Saat Ini

Pada saat ini Keluarga Tn .N sedang berada pada tahap


perkembangan keluarga dengan anak sekolah. Dari ketiga tugas
perkembangan keluarga yang telah terpenuhi yaitu : tidak melarang
anaknya untuk bermain bersama teman sebayanya, memfokuskan
kembali lingkungan perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara
orang tua dengan anak – anak.

b. Tugas Perkembangan Keluarga Saat Ini

Tn.N memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung


jawab, meningkatkan otonominya. Mempercepat hubungan yang intim
dalam keluarga. Mempertahankan komunikasi terbuka anak dan orang
tua.

2. Tugas Tahapan Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi

Semua tahapan keluarga saat ini telah terpenuhi semuanya karna


dalam memutuskan suatu masalah Tn .N selalu memilih jalan
musyawarah sehingga keputusan yang diambil adalah keputusan bersama
yang telah disepakati oleh keluarga.

3. Tn . N menikah dengan Ny. M

Beliau membina rumah tangga sehingga dikaruniai satu orang anak.

3. Riwayat keluarga Sebelumnya

a. Riwayat Hubungan Keluarga Sebelumnya

Tn. N merupakan anak ke 3 dari 4 bersaudara kemudian


menikah dengan Ny. M yang merupakan anak ke 3 dari 4 bersaudara
juga. Hubungan antara anggota keluarga baik . Hidup rukun dan tidak
ada perselisihan.

b. Konflik Antar Keluarga Pasangan

Bila ada masalah dalm keluarga Tn. N selalu dimusyawarahkan


dengan anggota keluarga. Pengambil keputusan adalah Tn. N sebagai
rumah tangga. Keluarga mengatakan selama ini belum pernah terjadi
konflik yang besar dalam keluarga, walaupun kadang terjadi tidak
sependapat antara anggota keluarga tidak menjadi masalah.

C. LINGKUNGAN

1. Karakteristik Rumah

a. Status Rumah

Karakteristik rumah Tn. N antara lain yaitu tipe rumah


permanen. Rumah tersebut di huni oleh istri dan satu orang anaknya.
Dengan ukuran rumah 480m2 yang dibagi dalam 2 kamar tidur, 1
ruang tamu, 1 ruang dapur, kamar mandi dan WC jadi satu,dan 1 bak
kamar mandi untuk tempat wudhu.
b. Perincian Denah Rumah

Ruang tamu WC Ruang Taman


keluargga
belakang

Kamar
tidur Kamar tidur Dapur

c. Keadaan Rumah

Lantai rumah plesteran ,tidak licin, ruang tamu tertata kurang


rapi. Ruang tamu memiliki 4 jendela yang selalu dibuka ketika pagi
hari dan ditutup pada sore hari pencahayaan rumah dan ventilasi
kurang. Kamar tidur utama mempunyai jendela, kamar tidur An. A
tidak ada jendela, kamar yang ketiga juga tidak ada jendelanya. An. A.
Lebih sering tidur di ruang tamu yang sekaligus tempat menonton TV.
Dapur terletak di belakang kamar mandi, sekaligus untuk MKCK dan
tidak terdapat ventilasi. Pada dapur lantai masih berupa tanah,posisi
rumah lebih rendah dari yang lain.

d. Kebiasaan Keluarga dalam Perawatan Rumah

Tugas kebersihan rumah adalah biasanya dilakukan oleh Ny.M


kadang-kadang An.A membantu untuk menyapu halaman rumah.
Peletakan perabot tertata kurang rapi.

e. Sistem Pembuangan sampah

Dalam keluarga Tn.N biasanya membuang sampah dengan


dikumpulkan di belakang rumah yang kemudian dibakar. Tetapi
halaman rumah masih berdebu karena halaman rumah masih berupa
tanah.
f. Sistem Drainase Air

Sumber air dari air artetis, sebagian warga di sekitar kebanyakan


menggunakan air tersebut.Ny.A menyediakan tempat penampungan
air sebagai tempat penyimpanan air untuk keperluan memasak.

g. Penggunaan Jamban (Jenis dan jarak dengan sumber air)

Jenis jamban yang digunakan keluarga adalah leher angsa


Kamar mandi dilengkapi dengan lampu listrik. Jarak antara jamban
dan sumber air lebih dari 2 km.

h. Kondisi Air

Kondisi air jernih tidak berwarna ataupun berbau. Air artetis


tersebut biasa untuk keperluan sehari – hari.

i. Pengetahuan Keluarga Mengenal Masalah Kesehatan Yang Berkaitan


dengan Lingkungan.

Keluarga Tn.N menganggap kebersihan itu sebagian dari iman


dan manfaatnya sangatlah penting untuk kesehatan di keluarganya.

2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas

a. Adat dan Kebiasaan Komunitas Sekitar

Didalam masyarakat sekitar masih kental rasa sosialnya


sehingga jika ada tetangga / keluarga yang sakit mereka menjenguk
dan saling membantu satu sama lain. Tn.N biasanya melakukan
kegiatan kerja bakti di kampungnya setiap 2 minggu sekali.

b. Pola Pergaulan Keluarga

Hubungan keluarga dengan tetangga tampak baik dan rukun. Ny.M


sering berkomunikasi dengan tetangga. Menghadiri acara kampong
seperti pengajian setiap hari senin dan kamis.

c. Persepsi Keluarga Terhadap Komunitas

Keluarga merasa nyaman hidup ditengah – tengah masyarakat


karena mereka saling bantu membantu dan bergotong royong, dan
tidak ada ynag merugikan dalam berbagai hal
d. Pengetahuan Keluarga Mengenai masalah Kesehatan yang

Berkaitan dengan Komunitas. Keluarga mengatakan masalah


kesehatan yana muncul dalam kehidupan ditengah masyarakat secara
khusus belum mengetahui, jika ketenangan terusik bisa membuat
seseorang bisa menyebabkan stress,dan hal itu akan menjadi suatu
masalah dengan menjaga kebersihan keluarga dan lingkungan akan
terhindar dari masalah kesehatan.

3. Mobilitas Geografis Keluarga

a. Alat Transportasi di daerah

Tidak ada transportasi yang masuk ke daerah tersebut karena


daerah tersebut masih terpencil. Biasanya warga sekitar ketika akan
pergi dengan berjalan kaki, kecuali yang sudah mempunyai kendaraan
motor itupun masih jarang.

b. Alat Transportasi yang biasa diguanakan Keluarga

Keluarga Tn. N biasa berjalan kaki ketika pergi ke suatu tempat.

4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat

a. Peran Serta Keluarga dalam Perkumpulan di Masyarakat

Hubungan yang terjalin antara keluarga dengan tetangga tampak


baik dan harmonis. Walaupun Ny.M tidak mengikuti kegiatan ibu- ibu
setempat namun hubungan baik dengan tetangga. Tn.N biasanya
mengikuti kegiatan perkumpulan setiap satu bulan sekali.

b. Persepsi Keluarga Mengenai Perkumpulan di Kampungnya

Kelurga Tn.N mengatakan pewrkumpulan yang ada di


masyarakat sangat berguna untuk memecahkan masalah – masalah
yang terjadi di dalam lingkungan tersebut dan sebagai tempat
berinteraksi antar warga juga sebagai tali silaturahmi.
D. Struktur Keluarga

1. Pola Komunikasi Keluarga

Komunikasi yang ada didalam keluarga Tn. S adalah untuk


selalu terbuka jika ada suatu masalah.kemudian di putuskan secara
bersama- sama. Komunikasi yang di gunakan adalah komunikasi dua
arah.

2. Struktur Kekuatan Keluarga

Dalam keluarga keputusan yang diambil adalah keputusan


secara musyawarah bersama. Setiap anggota keluarga mempunyai peran
dan tugas masing – masing, biasanya An . A jika ada masalah dengan
teman sebayanya ia selalu cerita kepada ibunya. Pengambil keputusan
adalah Tn .N tetapi bila dalam keadaan tertentu Tn .N tidak ada di tempat
, maka keputusan diambil oleh Ny.M

3. Struktur Peran

Dalam keluarga, peran formal di dalam keluarga adalah Tn.N berperan


sebagai suami sekaligus berperan sebagai kepala rumah tangga,
Sedangkan Ny.M berperan sebagai istri dan juga sebagai ibu bagi anak –
anaknya, Ny.M sebagai ibu rumah tangga yang selalu mengatur
keperluan dan kebutuhan rumah tangganya seperti : memasak, mengurus
anak dan mengatur keuangan rumah tangga. Sedangkan peran informal di
dalam keluarga adalah sebagai motivator yaitu Ny.M yaitu sebagai
penghibur untuk menghilangkan ketegangan ataupun kelelahan ketika
Tn.N pulang dari bekerja.

4. Nilai dan Norma Budaya

Keluarga hidup dalam nilai dan norma budaya jawa yaitu fungsi
suami adalah sebagai pencari nafkah dan istri dirumah mengurus anak.
Nilai yang dianut keluarga adalah saling menghormati antar anggota
keluarga dan menyayangi serta memberi kebebasan pada An.A tetapi
harus ingat tugasnya sebagai anak.

Nilai yang ada di keluarga merupakan gambaran nilai dari


agama yang dianut, tidak terlihat adanya konflik dalam nilai dan tidak
ada yang mempengaruhi status kesehatan anggota keluarga dalam
menggunakan nilai yang diyakini oleh masyarakat dan tidak bertentangan
dengan masyarakat sekitar.

E. Fungsi Keluarga

1. Fungsi Afektif

Tn.N dan Ny.M sangat menyayangi keluarganya, mencari


nafkah untuk keluarga dan saling menjaga antara yang satu dengan yang
lain.Berusaha mendidik anaknya agar selalu menghormati orang tua,
menyayangi sesama anggota keluarga dan menjaga nama baik keluarga.

2. Fungsi Sosial

Keluarga Tn.N mengatakan bahwa cara menanamkan hubungan interaksi


sosial pada anaknya dengan tetangga dan masyarakat yaitu membiarkan
anaknya bermain dengan anak sebayanya dirumah dan kegiatan yang
bermanfaat di luar rumah. An.A berangkat kesekolah jam 13.00 wib
kemudian setelah pulang sekolah belajar kemudian tidur.

3. Fungsi Perawatan Kesehatan

a. Mengenal Masalah

Saat dilakukan pengkajian semua An.A mengalami sakit thyfus, tetapi


anggota keluarga yang lain dalam keadaan sehat. Keluarga
mengatakan kurang mengetahui apa itu penyakit thyfus, yang keluarga
tahu adalah An.A tubuhnya panas. Ny.M mengatakan BB An.A 19 kg
pada usia 9 tahun. An.A sulit makan terutama sayuran, lebih suka
makan tanpa sayur itupun dengan sedikit nasi. Ny.M mengatakan An.
A tidak ada kesulitan dalam belajar nilai sekolahnya diatas rata – rata.

b. Mengambil Keputusan

Ny.M mengatakan ketika An.A sakit hanya membeli obat di warung


terdekat tetapi ketika sakitnya tidak kunjung sembuh, Ny.M membawa
anaknya kepuskesmas terdekat.
c. Merawat anggota keluarga yang sakit

Ny.M berusaha merawat dan mengobati sakit An.A dengan cara


memeriksakan An.A kepuskesmas,mengobati panas dengan minum
obat. Ny.M tidak tahu tentang pengobatan dan rencana tindak lanjut
tentang mengatasi thypoid.

d. Kemampuan keluarga dalam memelihara lingkungan rumah yan sehat.

Keluarga sedikit tahu bagaimana cara memodifikasi lingkungan


yang sehat dan bagaimana menjaga/memelihara lingkungan.
Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
seperti puskesmas, dokter praktek, Rumah Sakit dan keluarga
memanfaatkan fasilitas kesehatan tersebut.

4. Fungsi Reproduksi

Jumlah anak dalam keluarga Ny. A adalah 2 orang dan kedua


anaknya adalah laki- laki dan perempuan . Keluarga tidak merencanakan
jumlah anggota keluarga.

5. Fungsi Ekonomi

Keluarga memiliki pendapatan yang kurang dari


cukup,penghasilan keluarga hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari.

6. Stres dan koping keluarga

a. Stresor jangka pendek dan jangka panjang.

Yang menjadi pemikiran keluarga saat ini adalah bagaimana


keluarga bisa meningkatkan kesehatan An.A supaya sakit yang
dialami tidak kambuh lagi dan tidak semakin parah.tidak ada stress
lain lagi yang mengkhawatirkan.

b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor.

Keluarga berupaya mengatasi masalah berdasarkan kemampuan


yang ada dalam iksakan keluarga dengan mencoba memeriksakan
An.A kepelayanan kesehatan yang ada dan berusaha melakukan
perawatan sendiri.
c. Strategi koping yang digunakan

Bila ada permasalahan dalam keluarga, sering diselesaikan


dengan musyawarah tapi untuk permasalahan masing-masing anggota
keluarga dselesaikan sendiri-sendiri.

d. Strategi adaptasi disfungsional

Saat dilakukan pengkajian tidak ditemukan koping yang tidak


adaptif.

F. Pemeriksaan fisik

No. Pemeriksaan Nama anggota keluarga


Fisik
Tn.N Ny.M An.A
1. TD 120/80 mmHg 110/20mmHg -

2. BB 60 kg 58 kg 19 kg

3. TB 162 cm 150 cm 117 cm

4. RR 24x/menit 24x/menit 22x/menit

5. Nadi 88x/menit 85x/menit 92x/menit

6. Rambut Hitam, pendek, Hitam, lurus, Hitam, lurus,


bersih. bersih. bersih.

7. Konjungtiva Tidak anemis. Tidak anemis. Tidak anemis.

8. Sklera Tidak ikterik, Tidak ikterik, Tidak ikterik,


simetris. simetris. simetris.

9. Hidung Tidak ada Tidak ada Tidak ada secret,


secret, tidak secret, tidak ada simetris, tidak
ada polip. polip, bersih. ada polip.

10. Mulut Tidak berbau, Tidak berbau, Tidak berbau,


bersih. bersih. mukosa bibir
kering.
11. Telinga Bersih, Bersih, simetris, Bersih, simetris,
simetris, pendengaran pendengaran
pendengaran masih baik. masih baik.
masih baik.

12. Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada


pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar tiroid. kelenjar tiroid. kelenjar tiroid.

13. Dada Pergerakan Pergerakan dada Pergerakan dada


dada simetris, simetris, tidak simetris.
tidak ada nyeri ada weezing.
tekan.

14. Abdomen Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri
tekan pada tekan, tidak tekan, tidak ada
abdomen. teraba massa. weezing.

15. Ekstremitas Atas: Atas: Atas:


Masih Masih berfungsi Masih berfungsi
berfungsi dengan baik. dengan baik,
dengan baik, rentang gerak
rentang gerak Bawah: baik.
baik. Rentang gerak
kaki masih Bawah:
Bawah: berfungsi Gerak kaki
Rentang gerak dengan baik. masih berfungsi
kaki masih baik dengan baik.
dan berfungsi
dengan baik.

G. Harapan Keluarga

Keluarga berharap penyakit thyfoid An.A akan segera sembuh


dan keluarga berharap agar petugas kesehatan dapat berfungsi dengan baik
dan tepat kepada siapa saja yang membutuhkan dan juga bisa meningkatkan
derajat kesehatan keluarga.
H. Analisa Data

Hari/tgl Data DS dan DO Etiologi Masalah


DS: Ketidakmampuan Ketidakmampuan
1. Keluarga mengatakan keluarga keluarga
An.A makan satu kali mengenal masalah mengenal masalah
sehari dengan komposisi anggota keluarga Resiko
nasi, lauk dengan yang menderita pemenuhan nutrisi
jumlah stengah porsi. tipoid kurang dari
2. Keluarga mengatakan kebutuhan tubuh
An.A berat badannya pada An.A
turun 2 kg. dikeluarga Tn.N
3. Keluarga mengatakan
An.A tidak suka makan
sayuran.

DO:
1. An.A masih lemas
2. Nadi: 92x/menit,
RR: 25x/menit,
BB sebelum sakit: 19
kg,
BB sesudah sakit: 17 kg
3. Bibir kering.

2. DS: Ketidakmampuan Resiko terjadinya


1. Keluarga mengatakan keluarga dalam infeksi saluran
tidak tahu tentang merawat anggota pencernaan pada
pentingnya keluarga yang An.A dikeluarga
memodifikasi menderita Tn.N.
lingkungan yang benar. thypoid.

DO:
1. Rumah terlihat kotor
dan kurang teratur
penempatan perabotan
rumahnya.
I. Skoring

1. Resiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An.


dikeluarga Tn.N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah anggota keluarga yang menderita typoid.

No Kriteria Skor Bobot Pembenaran


1. Sifat masalah 2/3 x 1 1 Adanya
Aktual :3 : 2/3 kemungkinan
Resiko :2 timbulnya masalah
Potensial :1 kesehatan.

2. Kemungkinan 2/2 x 2 Masalah dapat


masalah untuk 1:1 diatasi dengan
diubah mudah karena
Mudah :2 keluarga mau
Sebagian :1 diberikan
Tidak dapat :0 pendidikan
kesehatan oleh
tenaga pelayanan
kesehatan.

3. Potensial masalah 2/3 x 1: 1 Masalah dapat


untuk diubah 2/3 diubah karena
Tinggi : 3 keluarga
Cukup : 2 mempunyai
Rendah : 1 kemampuan,
kemauan dan untuk
merubah kebiasaan
tidak sehatnya.

4. Menonjolnya 2/2 x 1 Keluarga


masalah. 1:1 menyadari betapa
Masalah berat pentingnya keadaan
harus segera sehat.
ditangani : 2

Ada masalah
tetapi tidak perlu
ditangani : 1

Masalah tidak
dirasakan : 0
Total

2. Resiko terjadinya infeksi saluran pencernaan pada An.a dikeluarga Tn.N


berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat keluarga
yang menderita Thypoid.

No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran


1. Sifat masalah 2 1 2/3 x1 : 2/3 Adanya
Aktual : 3 kemungkinan
Resiko : 2 timbulnya suatu
Potensial : 1 masalah kesehatan.

2. Kemungkinan 2 2 2/2 x 1 : 1 Masalah dapat


masalah untuk diatasi dengan
diubah mudah karena
Mudah :2 keluarga mau
Sebagian :1 diberikan kesehatan
Tidak dapat : 0 oleh tenaga
kesehatan.

3. Potensial masalah 2 1 2/3 x 1 : 2/3 Masalah dapat


untuk dapat diubah karena
diubah keluarga mempunyai
Tinggi : 3 kemampuan,
Cukup : 2 kemauan dan untuk
Rendah : 1 merubah kebiasaan
tidak sehat.

4. Menonjolnya 2 1 2/2 x 1 :
masalah .
Masalah berat
harus ditangani
segera : 2

Ada masalah
tetapi tidak perlu
ditangani : 1

Masalah tidak
dirasakan : 0
Total 3 1/3
INTERVENSI KEPERAWATAN

K. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga

Tanggal : 09 Desember 2010

Nama KK : Tn. N

Alamat : Tuban

N Diagnosa Tujuan Tujuan Evaluasi Intervensi


o. Keperawata Umum Khusus Krite Standart Keperawata
n (TUK) ria n
1. Resiko Setelah Setelah Resp Diet thypoit 7. Kaji
perubahan diberika diberikan on adalah pengetah
nutrisi n pendidikan verba nutrisi yang uan
kurang dari pendidi kesehatan l dianjurkan keluarga
kebutuhan kan tentang diet penderita tentang
tubuh pada kesehat thypoit thypoit pengerti
An.A an keluarga an diet
dikeluarga selam mampu: thypoit
Tn.N 1x 30 a. Mengena 8. Diskusik
berhubungan menit l masalah an
dengan keluarg kesehata dengan
ketidakmam a Tn.N n keluarga
puan khususn b. Menyebu tentang
keluarga ya pada tkan pengertia
dalam An.A pengertia n diet
merawat tahu n diet thypoit
anggota tentang thypoit 9. Beri
keluarga diet c. Menyebu reinforce
yang thypoit tkan ment
menderita makanan kepada
thypoit yang keluarga
diancurk untuk
an diet menanya
thypoit kan hal-
hal yang
kurang
jelas
10. Tanyaka
n
kembali
hal-hal
yang
telah
diskusika
n
11. Beri
reinferco
ment
positif
pada
keluarga

Menyebutka
n minimal 2 1. Kaji
dari pengetah
makanan uan
yang makanan
dianjurkan yang
yaitu dianjurka
makanan n untuk
halus dan penderita
tidak pedas thypoit
2. Beri
reinfenco
ment
kepada
keluarga
untuk
menanya
kan hal-
hal yang
kurang
jelas
3. Tanyaka
n
kembali
hal-hal
yang
telah
dilakuka
n

Menyebutka 1. Kaji
n minimal 2 pengetah
Resp dari 3 uan
on komplikasi keluarga
verba dari penyakit tentang
l thypoit komplik
1. Perdarah asi
an usus thipoit
2. Perforasi 2. Diskusi
usus kan
3. Peritoniti dengan
s keluarga
tentang
komplik
asi
thypoit
3. Beri
reinfenc
oment
kepada
keluarga
untuk
menany
akan
hal-hal
yang
kurang
jelas
4. Tanyaka
n
kembali
hal-hal
yang
telah di
diskusik
an
5. Beri
reinfoce
ment
positif
pada
keluarga

1. Kaji
pengeta
huan
tentang
merawa
t
anggota
keluarg
a yang
Menyebutka Resp Menyebu sakit
n cara on tkan 4 thypoit
merawat verba dari 6 2. Diskusi
anggota l cara kan
keluarga merawat dengan
yang anggota keluarg
menderita keluarga a
thypoit yang tentang
mengala cara
mi merawa
thypoit t
1. Alat anggota
amakan keluarg
atau a yang
minum sakit
dipisahka thypoit
n 3. Beri
2. Banyak reinferc
istirahat oment
3. Makanan kepada
diberi keluarg
yang a untuk
halus dan menyak
mudah an hal-
dicernah hal
4. Anjurkan yang
banyak kurang
minum jelas
5. Berikan 4. Tanyak
kompres an
hangat kembali
untuk hal-hal
menurun yang
kan telah di
panas diskusik
6. Berikan an
obat 5. Beri
antibiotik reinforc
yang ement
sesuai positif
dengan
atvis
dokter

IMPLEMENTASI

Tgl No Tujuan khusus (TUK) Implementasi Hasil formatif TT


1. Keluarga dapat - Mengkaji S:
mengenal masalah pengetahuan - Keluarga
kesehatan dengan keluarga mengatakan
thypoit dengan An.A tentang thypoit apakah thypoit
- Menjelaskan itu ?
Keluarga mampu kepada O:
mengambil keputusan keluarga - Keluarga Tn.N
yang tepat untuk tentang mengetahui
mengatasi thypoit pengertian, penyakit
tanda gejala thypoit
Keluarga mampu dan - Terlihat An.A
merawat anaknya penyebabnya diam saja
dengan thypoit - Memberi A:
penjelasan - Keluarga
Keluaraga mampu kepada mengatakan
menggunakan faselitas keluarga An.A pernah
pelayanan kesehatan mengenai menderita
khususnya Ny.M komplikasi penyakit
thypoit thypoit
- Menjelaskan sebelumnya
cara mengatasi - Keluarga
thypoit mengatakan
- Menekankan An.A nyeri
pentingnya ulu hati dan
perawatan panas jika
penderita kambuh
thypoit secara
terus menerus P:
- Keluarga
koperatif
An.A hanya
bicara kalau
ditanya
perawat,
terlihat kurang
mengerti
terhadap
masalah
kesehatannya

2. Keluarga mampu - Membina S:


menggunakan faselitas hubungan -. An.A saat ini
pelayanan kesehatan saling percaya tidak
khususnya An.A antara perawat mengeluhkan apa-
dan keluarga apa hanya saja
juga nafsu makannya
melanjutkan berkurang
pengkajian atau O:
pemeriksaan - Keluarga
fisik pada kooperatif
anggota mau diperiksa
keluarga dan oleh perawat
memberkan A:
liflet tentang - Ny.A sudah
diet thypoit memeriksakan
pada An.A dan An.A kepada
keluarga puskesmas
- Memotifikasi terdekat
An.A dan P:
keluarga untuk - An.A terlihat
merawat diam
kesehatan
secara teratur.
- Memberi
pujian dan
dukungan
terhadap
koping
keluarga yang
efektif
EVALUASI

Tgl No. EVALUASI TTD


DX
1. S: Ny.M mengatakan kalau sudah tahu tentang
penyakit thypoit, baik pengertian, penyebab,
koplikasi, cara merawat, tanda dan gejala serta diet
yang dianjurkan dan yang harus dihindari.
O:
- Keluarga terlihat antusias dalam mendengarkan
penelasan mahasiswa tentang penyakit thypoit
- An.A dan keluarga menjawab pertanyaan
tentang thypoit
- An.A dan keluarga mampu menjawab 2 dari 3
pertanyaan penyebab thypoit
- An.A dan keluarga mampu menjawab tanda
dan gejala penyakit thypoit
A: masalah teratasi
P: pertahankan intervensi untuk pencegahan penyakit
thypoit

2. S: An.A mengatakan dia akan mengurangi makanan


yang asam dan akan mulai makan sayuran. An.A
megatakan sudah tahu tentang makanan yang
dianjurkan dan makanan yang harus dihindari
O: An.A dan keluarga terlihat sudah mengerti tentang
perawat penyakit thypoit
A: masalah teratasi
P: lanjutkan intervensi
- Motivasi keluarga untuk tetap merawat anggota
keluarga yang sakit thypoit dan menjaga
dirinya jika masih dirasakan belum nafsu
makan
- Anjurkan keluarga untuk selalu menjaga
kebersihan lingkungan sehingga akan dapat
menunjang peningkatan kesehatan keluarga
Tn.N

Anda mungkin juga menyukai