IKGM 2
BONUS DEMOGRAFI
Di susun oleh:
Aini Angela
2013-11-005
Sektor sumber daya manusia (SDM), selalu menjadi kunci utama sekaligus
sekarang ini, Negara Indonesia sangat membutuhkan sumber daya manusia yang
berkualitas dan terampil. Berkaitan dengan hal ini, ada suatu hal yang perlu anda
ketahui. Indonesia sekarang sedang berada pada suatu tahapan yang saat krusial
dan menentukan. Terutamanya sebagai sebuah bangsa yang masih dalam masa
pembangunan.
Oleh sebagian besar ahli ilmu sosial, tahapan krusial ini disebut sebagai
era bonus demografi. Dimana era tersebut sebenarnya sudah dimulai dan
dialami Indonesia sekali seumur hidup. Oleh karena itu, menjadi penting baik kita
produktif lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk usia non produktif.
1
memiliki nilai positif dan keuntungan besar bila dikelola secara profesional.
penduduk akan berkurang apabila kelebihan dari potensi bonus demografi dikelola
Banyak negara lain yang telah terbukti sukses memaksimalkan peluang bonus
negara lainnya.
negara-negara yang ada di Benua Afrika, seperti Ethiopia dan lain sebagainya.
Era bonus demografi ditandai dengan dominasi jumlah penduduk usia produktif
produktif adalah penduduk yang berada pada rentang umur 15-64 tahun.
Salah satu indikator yang bisa digunakan untuk melihat adanya potensi
bonus demografi pada suatu negara adalah dengan melihat jumlah angka rasio
ratio) penduduk Indonesia selam kurun waktu 1971-2016 yang dimiliki Badan
2
Pusat Statistik (BPS). Rasio ketergantungan penduduk Indonesia menunjukkan
tren data semakin menurun hingga sebesar 48.4 % pada tahun 2016.
merupakan suatu anugerah dan berkah yang membawa keuntungnga bagi bangsa
dan negara. Namun, bonus demografi harus dimanfaatkan dengan baik, keloka
secara profesional. Sebab banyak pula dari pengalaman negara lain, mereka
yang mendukung terciptanya fleksibilitas tenaga kerja dan pasar serta keterbukaan
tidak perlu diragukan lagi seberapa besar jumlahnya. Bahkan merupakan negara
Namun ketika segi kuantitas tinggi tanpa disertai dengan tingkat kualitas yang
tinggi, justru akan berdampak buruk dan menimbulkan polemik. Oleh karena itu,
3
indikator bonus demografi sudah seharusnya juga diikuti dengan tingkat
Terbukanya lapangan kerja baru merupakan salah satu langkah penting yang harus
Ada banyak cara yang bisa dilakukan dalam keputusan kebijakan pemerintah
mengundang investor asing dari negara maju atau dengan mendorong dan
4
depan. Ini menjadi tantangan apakah kita siap lepas landas menuju negara maju
kerja produktif adalah peluang emas Indonesia untuk menggenjot roda ekonomi.
Idealnya, pertumbuhan ekonomi terpacu, sektor riil terdongkrak, dan daya saing
meningkat.
pertumbuhan penduduk akibat baby boom pada masa setelah perang dunia kedua.
Kondisi itu membuat Jepang memiliki jumlah sumber daya manusia yang
mencuat ke panggung dunia. Jepang pun lepas landas menjadi jajaran negara maju
bukanlah perjuangan mudah. Terdapat sejumlah syarat agar bonus tidak berubah
kerja, tabungan rumah tangga memadai, dan sejumlah syarat lainnya. Di negara
kaya, saat rasio ketergantungan rendah, penduduk usia muda menjadi penggerak
5
miliki.
tahu, kedua sektor itu adalah anugerah lahiriah bagi Indonesia, kekuatan alami
generasi emas tersebut? Dalam mencapainya, tentu tidak mudah. Masih ada
Bonus demografi bukan hanya bicara soal jumlah yang besar, yakni
jumlah penduduk usia produktif yang mencapai 2/3 dari total jumlah penduduk.
Apa artinya kalau sumber daya manusia (SDM) melimpah tanpa diimbangi
dengan kualitas? Sementara itu, pada ranah yang lebih besar, keberhasilan
pembangunan sebuah bangsa, salah satunya, ditentukan oleh kualitas SDM yang
Karea faktor SDM jadi salah satu faktor yang paling menentukan,
sehingga harus disiapkan. Yang perlu diperhatikan sejak awal adalah aspek
kesehatan dan pendidikan sebagai prasyarat dari produktivitas. Setiap anak berhak
kesehatan dan pendidikan sehingga mereka bisa berkembang dengan baik. Setelah
6
itu, yang tidak kalah penting adalah tersedianya lapangan kerja.
a. Ekonomi
Bonus demografi seperti pedang bemata dua. Satu sisi adalah berkah jika
kita berhasil mengambil manfaatnya. Satu sisi lainnya berarti musibah jika
kualitas manusia Indonesia tidak dipersiapkan dengan baik. Presiden Jokowi pun
mengatakan “Bisa jadi masalah jika kalau tidak disiapkan kualitas SDM-nya, ada
kesempatan kerja tapi tidak bisa masuk sehingga nganggur, kalau 1-2 orang tidak
masalah, kalau banyak jadi masalah besar.” Kesadaran akan kompetisi global pun
SDM usia produktif bisa menjadi hal positif yang membantu pertumbuhan
ekonomi. Tapi, jumlah usia produktif yang banyak itu juga berpotensi untuk
mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja.
TPT pada Agustus 2016 sebesar 5,61%, dan sebanyak 69,02 juta orang (57,03%)
penduduk bekerja di kegiatan informal. Tapi itu bisa diatasi, jika semua pihak
yang besar.” Jadi apa yang perlu dilakukan? Secara umum, solusi strategisnya bisa
7
dimulai dari pemerintah. Hal utama yang perlu dilakukan pemerintah antara lain;
untuk dapat terus bekerja, memfasiliasi penduduk yang sudah bekerja untuk
kompetitif dan sesuai kebutuhan pasar, fokus pada kebijakan ekonomi prosedur
investasi yang sederhana dan meningkatkan jumlah produksi yang lebih besar
b. Sosial
Indonesia bahwa jumlah usia angkatan kerja (15-64 tahun) pada 2020-2030 akan
produktif (di bawah 15 tahun dan diatas 65 tahun ). Dilihat dari jumlahnya,
penduduk usia produktif mencapai sekitar 180 juta, sementara nonproduktif hanya
60 juta.
penduduk produktif yang menanggung penduduk nonproduktif (usia tua dan anak-
anak) akan sangat rendah, diperkirakan mencapai 44 per 100 penduduk produktif.
8
Hal ini sejalan dengan laporan PBB, yang menyatakan bahwa dibandingkan
dengan negara Asia lainnya, angka ketergantungan penduduk Indonesia akan terus
usia kerja akan menguntungkan dari sisi pembangunan sehingga dapat memacu
c. Pendidikan
bangsa, tentu tidak bisa hanya mengandalkan kuantitas SDM. Pengetahuan dan
keterampilan yang ada pada SDM kita menjadi modal utama untuk menghadapi
UNESCO, akan lebih banyak siswa lulus sekolah daripada jumlah siswa yang
telah lulus sepanjang sejarah. Seperti diungkapkan oleh Sir Ken Robinson pada
TED talks, hal itu disebabkan karena banyak faktor seperti loncatan populasi,
kemajuan teknologi, faktor demografis, dll. “Tiba-tiba saja, gelar tidak berarti
apa-apa. Dulu, kalau kita lulus perguruan tinggi maka kita akan mendapat
pekerjaan. Sekarang banyak anak yang telah lulus S1 lalu pulang ke rumah dan
9
lulusan sarjana sekarang telah mensyaratkan pascasarjana, karena begitu
tidak bisa berbuat banyak untuk sesuatu yang tidak bisa kita kendalikan. Tapi,
keluarga tetap berperan penting dalam membangun karakter dan mental positif
masa depan yang penuh tantangan. Agar mereka dapat memperoleh dan
d. Lapangan Pekerjaan
pemerintahan Presiden Joko Widodo menargetkan 2 juta lapangan kerja baru per
tahun atau 10 juta lapangan kerja pada periode pemerintahan 2019. Tiap tahun,
ini disebabkan 60 persen kompetensi tenaga kerja nasional adalah lulusan SD-
10
menciptakan lapangan kerja, pemerintah juga mendorong munculnya
potensi masyarakat yang ada, diajak berperan aktif. "Karena bonus demografi,
jika tidak dihadapi secara bersama-sama, maka bisa menjadi bencana demografi,”
ujar Menaker. Bonus demografi adalah suatu kondisi dimana jumlah penduduk
produktif atau angkatan kerja (usia 15-64 tahun) lebih besar dibandingkan
penduduk yang tidak produktif (di bawah 5 tahun dan di atas 64 tahun). Tahun
2020 -2030, Indonesia akan memasuki bonusi demografi. Pada rentang waktu
persen.
Bonus demografi akan mejadi berkah jika angkatan kerja produktif yang
mendominasi jumlah penduduk bisa terserap pada pasar kerja secara baik.
e. Kesehatan
sekaligus merugikan negara karena potensi bonus dari demografi yang ada tidak
11
Sehingga perilaku tersebut berakibat pada penurunan angka angkatan
kerja. Sebab banyak orang usia produktif yang berubah menajadi usia tidak
sebagainya.
untuk kesehatan di Indonesia, menurut data Bank Dunia, termasuk yang paling
rendah di Asia, bukan cuma Asean. Anggaran yang rendah tercermin dalam
dokter/penduduk yang paling rendah di Asean, hanya lebih baik dari Laos.
Sebagian besar dokter pun lebih banyak terkonsentrasi di Jawa dan Indonesia
dilakukan oleh bidan desa, yang tingkat pengetahuannya kurang bagus. Itu
tercermin dalam tingginya angka kematian ibu dan bayi. Tingginya angka
dalam prosentase balita kurang gizi. Demikian pula dengan tingkat kematian
"Permasalahan kita masih banyak, seperti pada tahun 2030 kita akan
jumlahnya dengan manusia yang sudah tidak produktif seperti manula dan anak
12
Jika penyakit, baik menular atau tidak menular menjangkiti usia produktif,
maka bonus demografi yang diharapkan tidak akan tercapai. Untuk itu Nila
Tak cuma itu, pendekatan terhadap keluarga juga merupakan kunci penting.
memerlukan akses air bersih dan prasarana menuju puskesmas," imbuh Menkes.
13
KESIMPULAN
1. Bonus demografi adalah suatu keadaan dimana jumlah penduduk usia produktif
lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk usia non produktif. Sering
tenaga kerja dan pasar serta keterbukaan perdagangan dan saving nasional.
14