PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyebaran usia dan jenis kelamin: Siapa saja bisa terkena penyakit itu tidak
ada perbedaan antara jenis kelamin lelaki atau perempuan. Umumnya penyakit
itu lebih sering diderita anak-anak. Orang dewasa seringmengalami dengan gejala
dengan usia di atas 12 tahun seperti bisa dilihat pada tabel di bawahini. Usia
%.
saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu, gangguan
pada pencernaan dan gangguan kesadaran (Mansjoer, 2000). Demam typoid dan
demam paratypoid adalah infeksi akut usus halus. Demam thypoid adalah infeksi
demam sistemik akut yang nyata pada fogosit mononuclear dan membutuhkan
1
dapat disimpulkan bahwa thypoid adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
thypoid?
thypoid?
2
BAB II
A. Definisi
salmonella thypi.Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah
terkontaminasi oleh feses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman salmonella
Demam thypoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran
pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu, gangguan pada
demam paratypoid adalah infeksi akut usus halus. Demam thypoid adalah infeksi
demam sistemik akut yang nyata pada fogosit mononuclear dan membutuhkan
dapat disimpulkan bahwa thypoid adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan
B. Etiologi
kurangnya empat macam antigen yaitu antigen O (somatic), H (flagella), Vi, dan
3
(1996) penyebaran thypoid tidak bergantung pada iklim, tetapi banyak di jumlah
di negara yang beriklim tropis. Hal ini disebabkan karena penyediaan air bersih,
C. Patofisiologi
selanjutnya akan kedinding usus halus melalui aliran limfa ke kelenjar mesentrium
gejala klinik (asimtomatik) seperti mual, muntah, tak enak badan, nafsu makan
menurun, pusing karena segera diserbu sel sistem retikulo endotetial. Tetapi
sehingga timbul gejala demam dan apabila demam tinggi tidak segera diatasi
maka dapat terjadi gangguan kesadaran dalam berbagai tingkat. Setelah dari
nyeri tekan, terutama pada folikel limfosial dan apabila kuman tersebut
perbaikan dan apabila tidak dihancurkan akan menyebar keseluruh organ sehingga
4
D. Manifestasi klinis
demam, rasa tidak enak di perut dan nyeri di seluruh badan. Minggu pertama
keluhan dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut pada umumnya yaitu :
konstipasi/diare, perasaan tidak enak pada perut, batuk dan epistaksis. Pada
minggu kedua gejala-gejala menjadi lebih jelas yaitu : demam, bradikardi relatif,
lidah yang khas (kotor ditengah, tepi dan ujung merah dan tremor), hepatomegali,
E. Penatalaksanaan
minimal 7 hari. Besar demam / kurang lebih selama 14 hari. Maksud tirah
dekubitus.
2. Diet Dimasa lalu penderita tifoid diberi bubur saring, kemudian bubur kasar
5
tidak menyukai bubur saring karena tidak sesuai dengan selera mereka.
Karena mereka hanya makan sedikit dan ini berakibat keadaan umum dan gizi
padat dini, yaitu nasi dengan lauk pauk rendah selulosa (pantang sayuran
dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman pada penderita tifoid.
orang dewasa 4x.500 mg sehari oral atau intravena sampai 7 hari bebas
kontrimoksazol demam pada demam tifoid turun rata-rata setelah 5-6 hari.
75-150 mg/kg berat badan sehari, digunakan sampai 7 hari bebas demam.
Dengan ampicillin dan amoksisilin demam pada demam tifoid turun rata-
6
e. Sefalosforin generasi ketiga Beberapa uji klinis menunjukan sefalosporin
untuk demam thypoid, tatapi dan lama pemberian yang oktimal belum
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan leukosit
SGOT dan SGPT pada demam thypoid seringkali meningkat tetapi dapat
3. Biarkan darah
Bila biarkan darah positif hal itu menandakan demam thypoid, tetapi bila
thypoid. Hal ini dikarenakan hasil biarkan darah tergantung dari beberapa
faktor:
7
a. Teknik pemeriksaan laboratorium
hal ini disebabkan oleh perbedaan teknik dan media biarkan yang
digunakan. Waktu pengambilan darah yang baik adalah pada saat demam
4. Uji widal
Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibody
serum klien dengan thypoid juga terdapat pada orang yang pernah
8
widal ini adalah untuk menentukan adanya agglutinin dalam serum klien yang
G. Komplikasi
1. Komplikasi intestinal
a. Perdarahan usus
b. Perporasi usus
c. Ilius paaralitik
hemolitik
sindroma katatonia.
9
BAB III
A. Pengkajian
1. Data Umum
Identitas klien meliputi nama, umur, alamat, agama, tanggal amsuk RS/RB,
a. Health Promotion
3) Riwayat pengobatan
hidup
6) Pengobatan sekarang :
b. Nutrition
10
4) D (Diet) meliputi nafsu, jenis, frekuensi makanan yang diberikan
rumah sakit :
mengunyah, dll) :
9) Cairan masuk :
c. Elimination
penyebab konstipasi)
d. Activity/Rest
tidur
11
3) Cardio respons (Penyakit jantung, Edema ekstremitas, Tekanan
(IPPA))
paru (IPPA))
e. Perception/Cognition
f. Selfperception
g. Role Relationship
h. Sexuality
i. Coping/Stress Tolerance
12
j. Life Principles
masalah)
k. Safety/Protection
Gangguan/resiko)
l. Comfort
1) Kenyamanan/Nyeri (PQRST)
3. Pemeriksaan GCS
GCS/AVPU
Menurut (Heriana, 2014, hal. 63-65) ada tiga hal yang dinilai dalam penilaian
Nilai
Mata membuka spontan, misalnya sesudah disentuh
4:
13
Nilai
Mata membuka hanya kalau dirangsang kuat/ nyeri
2:
1: nyeri
Nilai
Pasien konfusi atau tidak orientasi penuh
4:
3: dibicarakan
Nilai
Tidak bersuara apapun walau diberi rangsangan nyeri
1:
14
c. Respon motorik
6: genggaman.
5: muskulus trapizius
4: diberikan
3: mengepal
2: mengepal,
Nilai
Sama sekali tidak ada respons
1:
15
d. Skor penilaian GCS :
B. Analisa Data
DO : Pengaruh Hipertermia
DS :
1. Pasien
mengatakanbadanny
a terasa panas
2. Pasien rnengeluh
pusing
1. Pasien tampak
meringis kesakitan
16
jikaperutnya ditekan
2. Ekspresi wajah
pasien tegang
3. Skala nyeri 3
4. Leukosit = 12.200
uI
DS:
1. Pasien rnengeluh
nyeri epigastrium
2. Pasien mengatakan
mual
2. Muntah 3 x
3. Lidah kotor
5. BB turun:
6. Sebelum sakit = 26
kg
7. Setelah sakit = 24 kg
DS :
17
1. Pasien mengatakan
nafsu makannya
berkurang
2. Pasien mengatakan
mual
3. Pasien.
Mengatakanlidahnya
terasa pahit
C. Diagnosa
Tujuan dan
Intervensi
No Diagnosa Kriteria Hasil Rasional
NOC
(NIC)
18
hangat karakteristik: darah, nadi dan peningkatan
bagaimana memantau
mencegah dan
4. informasikan kebutuhan
kebutuhan 4. Memberikan
mengontrol memungkink
menggigil an gejala
19
muncul
kembali
20
gejalah nyeri analgesik, dan dan untuk
agen mengevalua
antiinflamasi dan si
evaluasi keefektifan
yang
diberikan
2. Pertahanka
n tirah
baring,
posisi semi
fowler
dengan
tulang
spinal,
pinggang
dan lutut
dalam
keadaan
fleksi,
posisi
telentang
3. Untuk
21
menghindar
i adanya
cidera
4. Agen-agen
ini secara
sistematik
menghasilk
an relaksasi
umum dan
menurunka
n inflamasi.
22
normal (6-12 mengandung motivasu
meningkatk
an asupan
makanan
karena
mudah
ditelan
5. untuk
menghindar
i mual dan
muntah.
23
D. Implementasi
24
6. Memberikan terapi obat nyeri timbul
asam (biskuit)
4. Memberikan terapi
5. Memberikan terapi
sesuai program
25
BAB IV
Kasus
Pada tanggal 10 mei 2019 pukul 19.45 WIB An. T 9 th, di bawa ke IGD PKU
2x300 g/l, amoxilin g/l, Infus RL 12tpm, puyer (Paracetamol 250mg 3x1).Tanda
tanda vital,TD: 110/70, Nadi di IGD; 110 x/mnt, suhu; 40º C, RR ; 16x/mnt. BB: 21
Kg. Pasien dibawa ke bangsal Inayah sekitar jam 20.00 WIB. Pada saat di ruangan
A. Pengkajian Keperawatan
Semester/Tingkat : VI/III
Tempat Praktik :
Tanggal Pengkajian :
1. Data Umum
26
b. Umur :9 th
d. Agama : Islam
h. Bangsal :Inayah
a. Health Promotion
1) Keadaan umum
d) Suhu :40º C
e) Respirasi :16x/mnt.
27
3. Riwayat pengobatan
obat/jamu sebelumnya.
2.
hanya makan pagi dan sore saja dan paling hanya 8- 10 sendok
Saat ini pasien bergantung pada orang tua, dan penghasilan yang di
28
6. Pengobatan sekarang :
b. Nutrition
d) Lingkar kepala : 49 cm
e) Lingkar dada : 60 cm
g) IMT : 14,8
29
Hematokrit 34.9 % 37-47 g/dl
Gol. Darah O -
a) Kulit :Warna sawo matang, kulit teraba hangat, kuku pendek dan
Saat ini klien mendapatkan diet bubur kasar ,ibu klien mengatakan
klien susah makan sejak sebelum sakit biasanya hanya makan pagi
dan sore saja dan paling hanya 8- 10 sendok makan, pada saat dikaji
ibu klien mengatakan klien makan hanya 1-3 sendok. Ibu klien
rumah sakit :
30
Sebelum sakit klien tidak ada keluhan dalam aktifitasnya, dapat
mengunyah, dll) :
24 kg menjadi 21 kg.
8) Pola Asupan Cairan :Sebelum sakit klien minum susu 1-3 gelas
perhari, selama sakit klien minum susu 1 gelas dan kadang minum
air putih
9) Cairan masuk :
Pada saat dikaji klien BAB 1xkonsistensi padat dan BAK 3-4x/hari
31
Perkusi :bunyi thimpany
c. Elimination
1) Sistem Urinary
kemih
2) Sistem Gastrointestinal
a) Pola eliminasi
3) Sistem Integument
d. Activity/Rest
1) Istirahat/tidur
32
sakit klien tidur sekitar jam 20.00 sampai jam 05.00, tidur
2) Aktivitas
a) Pekerjaan :
raga
c) ADL
- Makan : baik
- Toileting :baik
- Kebersihan :baik
- Berpakaian :baik
diperintahkan.
33
3) Cardio respons
e) Pemeriksaan jantung
- Perkusi : normal
- Auskultasi : BJ normal
4) Pulmonary respon
pernapasan
e) Pemeriksaan paru-paru
dada
- Perkusi :sonor
34
- Auskultasi :vesikuler
e. Perception/Cognition
1) Orientasi/kognisi
2) Sensasi/persepsi
jantung
3) Communication
berkomunikasi
35
f. Selfperception
1) Self-concept/self-estrem
asa, hanya saja ibunya ingin agar anaknya cepat sembuh karena
untuk mencederai
g. Role Relationship
1) Peranan hubungan
2 bersaudara
h. Sexuality
1) Identitas seksual :
36
c) Metode KB yang digunakan : pasien belum menggunakan alat
i. Coping/Stress Tolerance
1) Coping respon
j. Life Principles
1) Nilai kepercayaan
untuk berpartisipasi
37
c) Kegiatan kebudayaan : pasien belum tahu
tuanya.
k. Safety/Protection
1) Alergi
S:40OC
l. Comfort
1) Kenyamanan/Nyeri
saat beristirahat.
38
c) Regio (dimana letaknya) : ibu Pasien mengatakan nyeri anak
m. Growth/Development
3. Catatan Perkembangan
Keadaan umum
Suhu 40 oC 38 oC 38 oC 38 oC 37 oC 36oC
Eye 4 4 4 4 4 4
GCS Motorik 5 5 6 6 6 6
Verbal 4 5 5 5 5 5
39
B. Analisa Data
DO : Pengaruh Hipertermia
DS :
3. Pasien
mengatakanbadanny
a terasa panas
4. Pasien rnengeluh
pusing
5. Pasien tampak
meringis kesakitan
jikaperutnya ditekan
6. Ekspresi wajah
pasien tegang
7. Skala nyeri 3
8. Leukosit = 12.200
uI
DS:
3. Pasien rnengeluh
40
nyeri epigastrium
4. Pasien mengatakan
mual
2. Muntah 3 x
3. Lidah kotor
5. BB turun:
6. Sebelum sakit = 26
kg
7. Setelah sakit = 24 kg
DS :
1. Pasien mengatakan
nafsu makannya
berkurang
2. Pasien mengatakan
mual
3. Pasien.
Mengatakanlidahnya
terasa pahit
41
C. Diagnosa
Tujuan dan
Intervensi
No Diagnosa Kriteria Hasil Rasional
NOC
(NIC)
bagaimana 2. Untuk
mencegah memantau
panas demam
42
4. informasikan pasien
penanganan mengurangi
kebutuhan sentralnya
mengontrol n informasi
menggigil mengenai
tanda yang
memungkin
kan gejala
muncul
kembali
43
biologis (mis: selama 2x 24 pencetus / yang dan harus
agen mengevalua
antiinflamasi dan si
evaluasi keefektifan
yang
44
diberikan
2. Pertahanka
n tirah
baring,
posisi semi
fowler
dengan
tulang
spinal,
pinggang
dan lutut
dalam
keadaan
fleksi,
posisi
telentang
3. Untuk
menghindar
i adanya
cidera
4. Agen-agen
ini secara
sistematik
45
menghasilk
an relaksasi
umum dan
menurunka
n inflamasi.
46
dan banyak gas dan n dan
sering an asupan
makanan
karena
mudah
ditelan
5. untuk
menghindar
i mual dan
muntah.
D. Implementasi
47
kejang O: klien masih tampak
48
(2,1,00002) kebiasaan makan setiap habis makan sudah
asam (biskuit)
4. Memberikan terapi
5. Memberikan terapi
sesuai program
49
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu, gangguan
pada pencernaan dan gangguan kesadaran (Mansjoer, 2000). Demam typoid dan
demam paratypoid adalah infeksi akut usus halus. Berdasarkan berbagai definisi
tersebut dapat disimpulkan bahwa thypoid adalah penyakit infeksi akut yang
minggu.
B. Saran
50
Diharapkan agar makalah ini dapat membantu dalam penyusunan berbagai
asuhan keperawatan terkait demam thypoid dan dapat bermanfaat bagi semua.
51
DAFTAR PUSTAKA
Brunners & Suddart, (2002), Buku Ajar Keperawatan, Edisi 8, Penerbit EGC, Jakarta.
Evelyn C., Pearce, (2002), Anatomi dan Fisiologi untuk paramedic, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Sudoyo, Aru W., (2006), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV, Jilid III, FKUI,
Jakarta.
52