Anda di halaman 1dari 11

GRAVITY Vol. 5 No.

1 (2019)
http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/Gravity
p-ISSN 2442-515x, e-ISSN 2528-1976
FABRIKASI FIBER POLYVINYL ALCOHOL (PVA) DENGAN ELEKTROSPINING

Anita Fira Waluyo1, Harsojo Sabarman2,3


1Program Studi Informatika, Universitas Teknologi Yogyakarta
2Jurusan Fisika, FMIPA-Universitas Gadjah Mada
3Group Riset Nanomaterials UGM

Email: anitafira@staff.uty.ac.id

Abstract

The manufacture of Polyvinyl Alcohol (PVA) polymer fiber with a concentration of 8%, 10% and 12%
by electrospining method. The electrospiration process was carried out by varying the distance of the
needle tip to the collector electrodes of 10cm, 12.5cm and 15cm fibers which were operated at DC
voltages varying from 10kV, 12.5kV and 15kV. The results show that there is a connection between the
shape of the fiber made by the variation of the distance of the needle tip to the collecting electrode and
the voltage variation.
Keywords: Electrospinning, PVA, Viscosity, Fiber

Abstrak

Telah dilakukan pembuatan fiber polimer Polyvinyl Alcohol (PVA) dengan konsentrasi 8%, 10% dan
12% dengan metode elektrospining. Proses elektrospining dilakukan dengan variasi jarak ujung jarum
ke elektroda pengumpul fiber 10cm, 12,5cm dan 15cm yang dioperasikan pada tegangan DC yang
divariasi dari 10kV, 12,5kV dan 15kV. Hasil perolehan menunjukkan adanya kaitan antara bentuk fiber
yang dibuat dengan adanya variasi jarak ujung jarum ke elektroda pengumpul serta variasi tegangan.
Kata kunci: Elektrospining, PVA, Viskositas, Fiber

PENDAHULUAN Beberapa metode telah


Pada zaman sekarang kemajuan dikembangkan untuk fabrikasi nanofiber,
teknologi nano berkembang sangat cepat. seperti template, self-assembly, pemisahan
Salah satu bidang nanoteknologi yang fase, dan elektrospining. Diantara metode-
sedang banyak dikembangkan adalah metode tersebut, elektrospining merupakan
pembuatan nanofiber. Nanofiber dari suatu metode yang relatif cepat, sederhana dan
bahan polimer memiliki sifat dan efektif untuk fabrikasi nanofiber.
karakteristik seperti luas permukaannya Elektrospining dapat menghasilkan
yang tinggi serta ukuran pori yang kecil. nanofiber yang kontinyu pada skala besar
Nanofiber berpotensi untuk digunakan dan diameter fibernya dapat disesuaikan
sebagai media filtrasi, serat optik, sistem dari nanometer sampai micrometer (Fang,
penghantaran obat (drug delivery) dalam 2011).
bidang farmasi, tissue scaffolds dalam Elektrospining adalah metode
bidang medis, dan pakaian pelindung dimana larutan polimer diberi muatan oleh
(protective clothing). medan listrik. Pada dasarnya ada tiga
komponen utama terpenuhinya proses

88
Gravity: Jurnal Imliah Penelitian dan Pembelajaran Fisika, p-ISSN 2442-515x, e-ISSN 2528-1976
89
Anita dkk/Elektrospining/Vol 5, No.1, Hal 88-98, (2019)

pembuatan nanofiber melalui metode memurnikan cairan campuran dan


elektrospining, yaitu: tersedianya tegangan memberikan sampel murni untuk deteksi
tinggi, pipa kapiler dengan pipet atau jarum dalam sistem pengujian skala kecil (Xiao,
dengan diameter yang kecil dan layar 2018).
kolektor logam.
Untuk menghasilkan nanofiber yang METODE PENELITIAN
seragam dengan reproduktifitas tinggi, Pada pembuatan fiber PVA, larutan uji
maka stabilitas cone jet yang berhubungan yang digunakan adalah polimer PVA yang
dengan stabilitas arus tetap dalam proses dilarutkan dalam dionezed water dengan
elektrospinning perlu dijaga. Fiber yang variasi konsentrasi 8%, 10% dan 12%.
diperoleh dari hasil elektrospining Konsentrasi PVA yang dilarutkan dalam
diharapkan tidak terdapat beads. dionized water dihitung melalui persamaan
Dalam penelitian ini dibuat suatu 1.
material fiber PVA menggunakan metode X
%Berat  100% (1)
elektrospining dengan harapan X Y
menghasilkan fiber yang halus, seragam Dengan X adalah berat zat terlarut dan Y
(uniform), dan kontinyu sehingga memiliki adalah berat zat pelarut. Pada pembuatan
permukaan yang luas. Diharapkan larutan PVA terdapat beberapa parameter
penelitian selanjutnya dapat menghasilkan yang digunakan seperti yang terdapat pada
fiber PVA berukuran nano. Tabel 1, lalu pada setiap variasi larutan uji
Membran nanofiber PVA yang PVA dilakukan uji viskositas yang
difungsionalisasi mampu secara selektif dilakukan di Laboratorium Fisika Dasar
menghilangkan bahan kimia yang UGM dengan menggunakan viskometer
dibebankan dengan aplikasi potensial untuk Ostwald.
Tabel 1. Parameter pembuatan larutan PVA
Durasi
Aquabidest Suhu hot Kecepatan
No Sampel PVA (g) pengadukan
(mL) plate (0C) stirrer (rpm)
(menit)
1. PVA 8% 0,8 9,2 120 700 45
2. PVA 10% 1,0 9,0 120 700 45
3. PVA 12% 1,2 8,8 120 700 45

Pada pengukuran viskositas menggunakan bagi cairan uji untuk lewat antara dua tanda
viskometer Ostwald, viskositas ditentukan ketika ia mengalir karena gravitasi, melalui
dengan mengukur waktu yang dibutuhkan suatu tabung kapiler vertikal. Waktu alir

Gravity: Jurnal Imliah Penelitian dan Pembelajaran Fisika, p-ISSN 2442-515x, e-ISSN 2528-1976
90
Anita dkk/Elektrospining/Vol 5, No.1, Hal 88-98, (2019)

dari cairan yang diuji dibandingkan dengan volume dari gelas ukur yang digunakan saat
waktu yang dibutuhkan bagi suatu cairan pengukuran. Persamaan yang digunakan
yang viskositasnya sudah diketahui (yaitu untuk perhitungan berat jenis larutan PVA
air) untuk lewat antara dua tanda tersebut. adalah:
Jika 𝜂1 dan 𝜂2 masing-masing adalah m
 (3)
viskositas dari cairan yang tidak diketahui V

(yaitu larutan PVA) dan cairan standar (air), ρ adalah massa jenis, m adalah massa

𝜌1 dan 𝜌2 adalah kerapatan dari masing- sampel dan V adalah volume tempat massa

masing cairan, 𝑡1 dan 𝑡2 adalah waktu alir sampel (mL). Perhitungan berat jenis

dalam detik., maka viskositas larutan PVA larutan PVA terdapat pada Tabel 2,

adalah: sedangkan untuk hasil pengukuran

t viskositas terdapat pada Tabel 3.


1  1 1  2 (2)
 2t 2
𝜂2 dan 𝜌2 dapat diketahui dari literatur, 𝜌1 Skema Penelitian

diperoleh dari pengukuran kerapatan (berat Setelah itu, dari tiap larutan uji PVA

jenis), 𝑡1 dan 𝑡2 masing-masing diketahui dielektrospining dengan melakukan variasi

dengan cara mengukur waktu yang tegangan (10; 12,5; 15 kV) dan jarak (10;

diperlukan oleh zat uji maupun air untuk 12,5; 15 m). Skema penelitian seperti yang

mengalir melalui dua garis tanda pada terlihat pada Gambar 1. Kemudian,

tabung kapiler viskometer Ostwald. Pada dilakukan uji morfologi fiber yang
diperoleh dari hasil elektrospining melalui
pengukuran 𝜌1 , yang merupakan berat jenis
mikroskop digital untuk diperoleh fiber
larutan PVA dihitung menggunakan
yang homogen dan tidak ada beads.
perbandingan massa serbuk PVA dengan

Tabel 2. Tabel data berat jenis larutan PVA


No Larutan Berat larutan (g) Volume gelas ukur (mL) Massa jenis larutan
(g/mL)
1 Aquabidest 1,97 2 0,98
2 PVA 8% 1,70 2 0,85
3 PVA 10% 1,75 2 0,88
4 PVA 12% 1,80 2 0,90

Gravity: Jurnal Imliah Penelitian dan Pembelajaran Fisika, p-ISSN 2442-515x, e-ISSN 2528-1976
91
Anita dkk/Elektrospining/Vol 5, No.1, Hal 88-98, (2019)

Tabel 3. Viskositas sampel larutan PVA


Zat/bahan Suhu (°C) Waktu (s) Rata-rata Viskositas (cP)
1 2 3 (s)
Aquabidest 28 16,88 16,87 16,78 16,84 1,05±0,05
PVA 8% 28 542,22 553,31 550 548,51 28,34±0,40
PVA 10% 28 1185,60 1167,56 1152,62 1168,59 62,09±0,44
PVA 12% 28 3604,51 3603,22 3602,54 3603,42 196,7±0,75

Gambar 1. Skema elektrospining, (a) sumber tegangan, (b) syringe, (c) kolektor, (d) tombol
pengatur jarak kolektor, (e) tombol pengatur pendorong syringe
(otomatis/manual), (f) pendorong syringe otomatis, (g) pendorong syringe
manual.

HASIL DAN PEMBAHASAN atau bubuk dan berwarna putih. PVA


Polyvinyl Alkohol adalah polimer merupakan polimer yang larut dalam air,
tidak berbau, tidak beracun, larut air, bisa tidak beracun, non karsinogenik,
membentuk plastik film yang baik, mempunyai ketercampuran hayati yang
kekuatan mekanik serta fleksibilitas yang baik dan memiliki sifat fisik yang elastik.
baik. Karakteristik fisik serta fungsi khusus Tingkat kelarutan dan kekentalan dari PVA
Polyvinyl Alkohol seperti kelarutan tergantung pada tingkat polimerisasi dan
(solubilitas) bergantung pada derajat tingkat hidrolisis (Simanjuntak, 2008).
polimerisasi serta derajat hidrolisis, baik Struktur kimia dari PVA mempunyai rumus
hidrolisis sebagian maupun hidrolisis kimia [(C2H4OH)]x
sempurna. (Zhang, 2009) Data Viskositas
PVA merupakan salah satu polimer Karakterisasi fiber PVA
hidrofilik berbentuk padatan kering, butiran menggunakan mikroskop digital dilakukan

Gravity: Jurnal Imliah Penelitian dan Pembelajaran Fisika, p-ISSN 2442-515x, e-ISSN 2528-1976
92
Anita dkk/Elektrospining/Vol 5, No.1, Hal 88-98, (2019)

pada larutan PVA dengan variasi konsentrasi larutan PVA 8% memiliki nilai
konsentrasi larutan (8%, 10%, 12%). Pada viskositas (28,34±0,40) cP, PVA 10%
setiap variasi konsentrasi larutan PVA, memiliki nilai viskositas (62,09±0,44) cP
dilakukan uji viskositas menggunakan dan PVA 12% memiliki nilai viskositas
viskositas Ostwald. (196,7±0,75) cP.
Viskositas dapat dinyatakan sebagai Pada Gambar 2 nampak bahwa
tahanan aliaran fluida yang merupakan viskositas berbanding lurus dengan
gesekan antara molekul–molekul cairan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan
satu dengan yang lain. Fluida, baik zat cair konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas
maupun zat gas yang jenisnya berbeda yang tinggi, karena konsentrasi larutan
memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. menyatakan banyaknya partikel zat yang
Viskositas alias kekentalan sebenarnya terlarut tiap satuan volume. Semakin
merupakan gaya gesekan antara molekul- banyak partikel yang terlarut, maka akan
molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi mengakibatkan gaya gesekan antar partikel
molekul-molekul yang membentuk suatu akan semakin tinggi pula. Hal ini sudah
fluida saling gesek-menggesek ketika sesuai dengan hukum Stokes yang
fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, menyatakan tentang besar gaya gesekan
viskositas disebabkan karena adanya gaya yang dialami oleh suatu benda di dalam
kohesi (gaya tarik menarik antara molekul fluida, yaitu :
sejenis). Sedangkan dalam zat gas, Ff  6 rv (4)
viskositas disebabkan oleh tumbukan Dimana 𝐹𝑓 merupakan gaya gesekan di
antara molekul.
dalam fluida, 𝜂 adalah viskositas fluida, 𝑟
Suatu jenis cairan yang mudah
adalah jari-jari benda (bola), 𝑣 adalah
mengalir dapat dikatakan memiliki
kecepatan gerakan benda.
viskositas yang rendah, dan sebaliknya
bahan–bahan yang sulit mengalir dikatakan
memiliki viskositas yang tinggi. Untuk

Gravity: Jurnal Imliah Penelitian dan Pembelajaran Fisika, p-ISSN 2442-515x, e-ISSN 2528-1976
93
Anita dkk/Elektrospining/Vol 5, No.1, Hal 88-98, (2019)

Gambar 2. Grafik hubungan antara viskositas dengan konsentrasi larutan PVA (8%, 10% dan
12%).

(a) (b) (c)

(d) (e) (f)

(g) (h) (i)


Gambar 3. Foto mikroskop dari PVA 8% dengan variasi jarak antara ujung jarum dengan
kolektor (10cm; 12,5cm; 15cm) dan sumber tegangan yang diberikan (10kV;
12,5kV; 15kV).

Gravity: Jurnal Imliah Penelitian dan Pembelajaran Fisika, p-ISSN 2442-515x, e-ISSN 2528-1976
94
Anita dkk/Elektrospining/Vol 5, No.1, Hal 88-98, (2019)

Setelah uji viskositas pada konsentrasi diberikan ketika jarak antara jarum dan
larutan PVA 8%, 10% dan 12%, dilakukan kolektor dibuat tetap, fiber yang dihasilkan
elektrospining selama satu menit dari semakin sedikit, halus, lurus dan beads
larutan PVA tersebut. Selain variasi yang muncul semakin berkurang. Begitu
konsentrasi, juga dilakukan variasi jarak juga ketika semakin jauh jarak antara jarum
antara ujung jarum dan kolektor (10cm; dan kolektor katika tegangan dibuat tetap.
12,5cm; 15cm) serta tegangan (10kV; Walaupun masih terdapat beads pada fiber,
12,5kV; 15kV). Fiber yang dihasilkan dari tetapi beads yang terdapat pada fiber
elektrospining selama satu menit diletakkan larutan PVA 10% terlihat lebih sedikit
pada kaca objek mikroskop untuk dibandingkan dengan beads pada fiber
dikarakteristisasi dengan mikroskop digital larutan 8%. Hal ini disebabkan larutan PVA
seperti yang terlihat pada Gambar 3, 4 dan 10% memiliki viskositas lebih tinggi
5. dibandingkan dengan larutan PVA 8%
Fiber terlihat halus, lurus dan
Data Mikroskop homogen dari PVA 10% saat jarak antara
Gambar 3 merupakan hasil fiber dari ujung jarum dan kolektor 15 cm dan
larutan PVA 8% dan dapat diketahui bahwa tegangan yang diberikan 15 kV. Sedangkan
belum dihasilkan fiber yang halus, lurus pada hasil foto mikroskop dengan jarak
dan homogen. Semakin jauh jarak antara antara ujung jarum dan kolektor serta
ujung jarum dan kolektor serta dengan tegangan yang lainnya masih terdapat
semakin tingginya tegangan yang beads.
diberikan, fiber yang dihasilkan semakin Walaupun pada larutan PVA 10%
sedikit. Namun, fiber yang dihasilkan dengan jarak antara ujung jarum dan
masih terdapat banyak beads dan juga kolektor 15 cm dan tegangan yang
masih terlihat adanya tetesan larutan PVA. diberikan 15 kV sudah menghasilkan fiber
Setelah dilakukan elektrospining pada yang lurus dan homogen, masih dilakukan
larutan PVA 8% dan belum dihasilkan fiber uji coba pada larutan PVA 12% untuk
yang halus, lurus dan homogen, lalu mengetahui fiber yang dihasilkan melalui
dilakukan elektrospining larutan PVA 10% elektrospining. Hasil elektrospining dari
dan hasilnya dikarakterisasi melalui larutan PVA 12% terlihat pada Gambar 5
mikroskop digital seperti yang terlihat pada dan terlihat bahwa fiber yang dihasilkan
Gambar 4. Pada Gambar 4 terlihat bahwa masih terlihat adanya beads. Fiber yang
dengan semakin tinggi tegangan yang dihasilkan sudah homogen, tetapi masih

Gravity: Jurnal Imliah Penelitian dan Pembelajaran Fisika, p-ISSN 2442-515x, e-ISSN 2528-1976
95
Anita dkk/Elektrospining/Vol 5, No.1, Hal 88-98, (2019)

belum halus dan lurus. Hal ini dikarenakan yang lebih tinggi untuk menghasilkan fiber
larutan PVA 12% memiliki viskositas yang yang halus, lurus dan homogen.
tinggi, sehingga memerlukan tegangan

(a) (b) (c)

(d) (e) (f)

(g) (h) (i)


Gambar 4. Foto mikroskop dari PVA 10% dengan variasi jarak antara jarum dengan
kolektor (10cm; 12,5cm; 15cm) dan sumber tegangan yang diberikan (10kV;
12,5kV; 15kV).

Dari Gambar 3, 4 dan 5 dapat jarum dan kolektor merupakan beberapa


diketahui bahwa fiber dari larutan PVA 8% faktor yang mempengaruhi morfologi fiber.
terlihat lebih banyak beads. Fiber dengan Ketika medan potensial atau sumber
larutan PVA konsentrasi lebih tinggi secara tegangan tetap, sedangkan jarak antara
umum sudah kering ketika sampai pada ujung jarum dan kolektor berubah semakin
kolektor dibandingkan dengan fiber dengan jauh, maka kuat medan listrik semakin
larutan PVA konsentrasi rendah. kecil. Namun, ketika jarak antara ujung
Selain konsentrasi larutan, tegangan jarum dan kolektor tetap sedangkan sumber
yang diberikan serta jarak antara ujung tegangan berubah semakin tinggi, maka

Gravity: Jurnal Imliah Penelitian dan Pembelajaran Fisika, p-ISSN 2442-515x, e-ISSN 2528-1976
96
Anita dkk/Elektrospining/Vol 5, No.1, Hal 88-98, (2019)

kuat medan listrik yang dibutuhkan juga adalah muatan listrik pada sumber medan
akan semakin tinggi. (C). Besar kecilnya gaya Coulomb akan
Kuat medan listrik merupakan besar mempengaruhi besar kecilnya tegangan
kecilnya gaya yang dialami oleh suatu permukaan yang muncul. Tegangan
muatan listrik di dalam medan listrik. permukaan adalah gaya yang diakibatkan
Sehingga, ketika semakin kecil kuat medan oleh suatu benda yang bekerja pada
listrik, maka besarnya gaya Coulomb juga permukaan zat cair sepanjang permukaan
semakin kecil, begitu juga sebaliknya. yang menyentuh benda itu. Tegangan
Besarnya kuat medan listrik dirumuskan permukaan yang timbul akan semakin besar
sebagai berikut : jika gaya coulomb medan listrik yang ada
F ( x, y, z)  q (5) juga semakin tinggi.
Dengan  merupakan kuat medan listrik
(N/C), F adalah gaya Coulomb (N), dan q

(a) (b) (c)

(d) (e) (f)

(g) (h) (i)


Gambar 5. Foto mikroskop dari PVA 12% dengan variasi jarak antara jarum dengan kolektor
(10cm; 12,5cm; 15cm) dan sumber tegangan yang diberikan (10kV; 12,5kV;
15kV).

Gravity: Jurnal Imliah Penelitian dan Pembelajaran Fisika, p-ISSN 2442-515x, e-ISSN 2528-1976
97
Anita dkk/Elektrospining/Vol 5, No.1, Hal 88-98, (2019)

Ketika gaya Coulomb medan listrik larutan uji PVA yang digunakan
pada larutan yang memancar (jet) rendah, konsentrasinya lebih besar dari 12%, tidak
maka tegangan permukaan juga akan memungkinkan terbentuk fiber ketika
rendah sehingga jet tidak cukup dielektrospining walaupun menggunakan
diregangkan oleh medan listrik, begitu juga jarum dengan diameter lebih besar dari
sebaliknya. Jika pada suatu permukaan 0,55x25mm. Dengan alat elektrospining
sepanjang l bekerja gaya sebesar F yang yang memiliki tegangan maksimal 15kV,
arahnya tegak lurus pada l, γ dan larutan uji PVA dengan konsentrasi lebih
menyatakan tegangan permukaan (N/m), besar dari 12% terlalu kental untuk
maka berlaku persamaan: dielektrospining.
F ( x, y, z )
 (6)
l KESIMPULAN
Pada saat tegangan listrik dinaikan Hasil sintesis fiber merupakan larutan
maka besarnya peregangan jet larutan PVA dengan rasio berat 8%, 10% dan 12%.
polimer juga meningkat sehingga beads Jarak ujung jarum ke pengumpul fiber
yang berbentuk bola pada celah-celah fiber 10cm, 12,5cm, dan 15cm yang
akan ditarik menjadi bentuk lurus sehingga dioperasikan pada tegangan DC 10kV,
fiber yang dihasilkan terlihat lebih seragam 12,5kV, dan 15kV. Morfologi fiber diamati
(uniform). dengan menggunakan mikroskop, dimana
Setiap konsentrasi larutan PVA seratnya sudah kontinyu serta tidak ada
memiliki batas sumber tegangan masing- beads untuk larutan PVA 10% dengan jarak
masing agar dapat menghasilkan fiber yang antara ujung jarum dan kolektor 15cm dan
lurus dan homogen. Semakin tinggi sumber tegangan 15kV.
tegangan, maka tegangan permukaan pada
larutan polimer PVA pun akan semakin DAFTAR PUSTAKA
bertambah yang akan menyebabkan Fang, J., Wang, X., Lin, T., (2011),
berkurangnya beads yang akan terbentuk Functional Applications of
pada fiber. Electrospun Nanofibers. InTech, Bab
Dari Gambar 4 terlihat bahwa fiber 14 buku Nanofiber-Production,
PVA yang halus, lurus, dan tidak terdapat Properties and Functional
beads adalah fiber dengan larutan uji PVA Applications.
10% dengan jarak antara elektroda dan Simanjuntak, M., J., (2008), Studi Film
kolektor 15cm dan tegangan 15kV. Apabila Polyvinil Alcohol (PVA) Dimodifikasi

Gravity: Jurnal Imliah Penelitian dan Pembelajaran Fisika, p-ISSN 2442-515x, e-ISSN 2528-1976
98
Anita dkk/Elektrospining/Vol 5, No.1, Hal 88-98, (2019)

dengan Acrylamide (AAm) sebagai


Material Sensitif terhadap
Kelembaban, Universitas Indonesia
(Tesis).
Xiao, M., Chery, J., dan Margaret, W. F.,
(2018), Functionalization of
Electrospun Poly(vinyl alcohol)
(PVA) Nanofiber Membranes for
Selective Chemical Capture, ACS
Appl. Nano Mater., 1 (2). 722–729
Zhang, Q. G., Liu, Q. L., Zhu, A. M.,
Xiong, Y., dan Ren, L., (2009),
Pervaporation Performance of
Quaternized Poly(vinyl alcohol) and
Its Crosslinked Membranes for The
Dehidration of Ethanol. J. Membr.
Sci., 335, 68-75.

Gravity: Jurnal Imliah Penelitian dan Pembelajaran Fisika, p-ISSN 2442-515x, e-ISSN 2528-1976

Anda mungkin juga menyukai