1 (2019)
http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/Gravity
p-ISSN 2442-515x, e-ISSN 2528-1976
FABRIKASI FIBER POLYVINYL ALCOHOL (PVA) DENGAN ELEKTROSPINING
Email: anitafira@staff.uty.ac.id
Abstract
The manufacture of Polyvinyl Alcohol (PVA) polymer fiber with a concentration of 8%, 10% and 12%
by electrospining method. The electrospiration process was carried out by varying the distance of the
needle tip to the collector electrodes of 10cm, 12.5cm and 15cm fibers which were operated at DC
voltages varying from 10kV, 12.5kV and 15kV. The results show that there is a connection between the
shape of the fiber made by the variation of the distance of the needle tip to the collecting electrode and
the voltage variation.
Keywords: Electrospinning, PVA, Viscosity, Fiber
Abstrak
Telah dilakukan pembuatan fiber polimer Polyvinyl Alcohol (PVA) dengan konsentrasi 8%, 10% dan
12% dengan metode elektrospining. Proses elektrospining dilakukan dengan variasi jarak ujung jarum
ke elektroda pengumpul fiber 10cm, 12,5cm dan 15cm yang dioperasikan pada tegangan DC yang
divariasi dari 10kV, 12,5kV dan 15kV. Hasil perolehan menunjukkan adanya kaitan antara bentuk fiber
yang dibuat dengan adanya variasi jarak ujung jarum ke elektroda pengumpul serta variasi tegangan.
Kata kunci: Elektrospining, PVA, Viskositas, Fiber
88
Gravity: Jurnal Imliah Penelitian dan Pembelajaran Fisika, p-ISSN 2442-515x, e-ISSN 2528-1976
89
Anita dkk/Elektrospining/Vol 5, No.1, Hal 88-98, (2019)
Pada pengukuran viskositas menggunakan bagi cairan uji untuk lewat antara dua tanda
viskometer Ostwald, viskositas ditentukan ketika ia mengalir karena gravitasi, melalui
dengan mengukur waktu yang dibutuhkan suatu tabung kapiler vertikal. Waktu alir
Gravity: Jurnal Imliah Penelitian dan Pembelajaran Fisika, p-ISSN 2442-515x, e-ISSN 2528-1976
90
Anita dkk/Elektrospining/Vol 5, No.1, Hal 88-98, (2019)
dari cairan yang diuji dibandingkan dengan volume dari gelas ukur yang digunakan saat
waktu yang dibutuhkan bagi suatu cairan pengukuran. Persamaan yang digunakan
yang viskositasnya sudah diketahui (yaitu untuk perhitungan berat jenis larutan PVA
air) untuk lewat antara dua tanda tersebut. adalah:
Jika 𝜂1 dan 𝜂2 masing-masing adalah m
(3)
viskositas dari cairan yang tidak diketahui V
(yaitu larutan PVA) dan cairan standar (air), ρ adalah massa jenis, m adalah massa
𝜌1 dan 𝜌2 adalah kerapatan dari masing- sampel dan V adalah volume tempat massa
masing cairan, 𝑡1 dan 𝑡2 adalah waktu alir sampel (mL). Perhitungan berat jenis
dalam detik., maka viskositas larutan PVA larutan PVA terdapat pada Tabel 2,
diperoleh dari pengukuran kerapatan (berat Setelah itu, dari tiap larutan uji PVA
dengan cara mengukur waktu yang tegangan (10; 12,5; 15 kV) dan jarak (10;
diperlukan oleh zat uji maupun air untuk 12,5; 15 m). Skema penelitian seperti yang
mengalir melalui dua garis tanda pada terlihat pada Gambar 1. Kemudian,
tabung kapiler viskometer Ostwald. Pada dilakukan uji morfologi fiber yang
diperoleh dari hasil elektrospining melalui
pengukuran 𝜌1 , yang merupakan berat jenis
mikroskop digital untuk diperoleh fiber
larutan PVA dihitung menggunakan
yang homogen dan tidak ada beads.
perbandingan massa serbuk PVA dengan
Gravity: Jurnal Imliah Penelitian dan Pembelajaran Fisika, p-ISSN 2442-515x, e-ISSN 2528-1976
91
Anita dkk/Elektrospining/Vol 5, No.1, Hal 88-98, (2019)
Gambar 1. Skema elektrospining, (a) sumber tegangan, (b) syringe, (c) kolektor, (d) tombol
pengatur jarak kolektor, (e) tombol pengatur pendorong syringe
(otomatis/manual), (f) pendorong syringe otomatis, (g) pendorong syringe
manual.
Gravity: Jurnal Imliah Penelitian dan Pembelajaran Fisika, p-ISSN 2442-515x, e-ISSN 2528-1976
92
Anita dkk/Elektrospining/Vol 5, No.1, Hal 88-98, (2019)
pada larutan PVA dengan variasi konsentrasi larutan PVA 8% memiliki nilai
konsentrasi larutan (8%, 10%, 12%). Pada viskositas (28,34±0,40) cP, PVA 10%
setiap variasi konsentrasi larutan PVA, memiliki nilai viskositas (62,09±0,44) cP
dilakukan uji viskositas menggunakan dan PVA 12% memiliki nilai viskositas
viskositas Ostwald. (196,7±0,75) cP.
Viskositas dapat dinyatakan sebagai Pada Gambar 2 nampak bahwa
tahanan aliaran fluida yang merupakan viskositas berbanding lurus dengan
gesekan antara molekul–molekul cairan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan
satu dengan yang lain. Fluida, baik zat cair konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas
maupun zat gas yang jenisnya berbeda yang tinggi, karena konsentrasi larutan
memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. menyatakan banyaknya partikel zat yang
Viskositas alias kekentalan sebenarnya terlarut tiap satuan volume. Semakin
merupakan gaya gesekan antara molekul- banyak partikel yang terlarut, maka akan
molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi mengakibatkan gaya gesekan antar partikel
molekul-molekul yang membentuk suatu akan semakin tinggi pula. Hal ini sudah
fluida saling gesek-menggesek ketika sesuai dengan hukum Stokes yang
fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, menyatakan tentang besar gaya gesekan
viskositas disebabkan karena adanya gaya yang dialami oleh suatu benda di dalam
kohesi (gaya tarik menarik antara molekul fluida, yaitu :
sejenis). Sedangkan dalam zat gas, Ff 6 rv (4)
viskositas disebabkan oleh tumbukan Dimana 𝐹𝑓 merupakan gaya gesekan di
antara molekul.
dalam fluida, 𝜂 adalah viskositas fluida, 𝑟
Suatu jenis cairan yang mudah
adalah jari-jari benda (bola), 𝑣 adalah
mengalir dapat dikatakan memiliki
kecepatan gerakan benda.
viskositas yang rendah, dan sebaliknya
bahan–bahan yang sulit mengalir dikatakan
memiliki viskositas yang tinggi. Untuk
Gravity: Jurnal Imliah Penelitian dan Pembelajaran Fisika, p-ISSN 2442-515x, e-ISSN 2528-1976
93
Anita dkk/Elektrospining/Vol 5, No.1, Hal 88-98, (2019)
Gambar 2. Grafik hubungan antara viskositas dengan konsentrasi larutan PVA (8%, 10% dan
12%).
Gravity: Jurnal Imliah Penelitian dan Pembelajaran Fisika, p-ISSN 2442-515x, e-ISSN 2528-1976
94
Anita dkk/Elektrospining/Vol 5, No.1, Hal 88-98, (2019)
Setelah uji viskositas pada konsentrasi diberikan ketika jarak antara jarum dan
larutan PVA 8%, 10% dan 12%, dilakukan kolektor dibuat tetap, fiber yang dihasilkan
elektrospining selama satu menit dari semakin sedikit, halus, lurus dan beads
larutan PVA tersebut. Selain variasi yang muncul semakin berkurang. Begitu
konsentrasi, juga dilakukan variasi jarak juga ketika semakin jauh jarak antara jarum
antara ujung jarum dan kolektor (10cm; dan kolektor katika tegangan dibuat tetap.
12,5cm; 15cm) serta tegangan (10kV; Walaupun masih terdapat beads pada fiber,
12,5kV; 15kV). Fiber yang dihasilkan dari tetapi beads yang terdapat pada fiber
elektrospining selama satu menit diletakkan larutan PVA 10% terlihat lebih sedikit
pada kaca objek mikroskop untuk dibandingkan dengan beads pada fiber
dikarakteristisasi dengan mikroskop digital larutan 8%. Hal ini disebabkan larutan PVA
seperti yang terlihat pada Gambar 3, 4 dan 10% memiliki viskositas lebih tinggi
5. dibandingkan dengan larutan PVA 8%
Fiber terlihat halus, lurus dan
Data Mikroskop homogen dari PVA 10% saat jarak antara
Gambar 3 merupakan hasil fiber dari ujung jarum dan kolektor 15 cm dan
larutan PVA 8% dan dapat diketahui bahwa tegangan yang diberikan 15 kV. Sedangkan
belum dihasilkan fiber yang halus, lurus pada hasil foto mikroskop dengan jarak
dan homogen. Semakin jauh jarak antara antara ujung jarum dan kolektor serta
ujung jarum dan kolektor serta dengan tegangan yang lainnya masih terdapat
semakin tingginya tegangan yang beads.
diberikan, fiber yang dihasilkan semakin Walaupun pada larutan PVA 10%
sedikit. Namun, fiber yang dihasilkan dengan jarak antara ujung jarum dan
masih terdapat banyak beads dan juga kolektor 15 cm dan tegangan yang
masih terlihat adanya tetesan larutan PVA. diberikan 15 kV sudah menghasilkan fiber
Setelah dilakukan elektrospining pada yang lurus dan homogen, masih dilakukan
larutan PVA 8% dan belum dihasilkan fiber uji coba pada larutan PVA 12% untuk
yang halus, lurus dan homogen, lalu mengetahui fiber yang dihasilkan melalui
dilakukan elektrospining larutan PVA 10% elektrospining. Hasil elektrospining dari
dan hasilnya dikarakterisasi melalui larutan PVA 12% terlihat pada Gambar 5
mikroskop digital seperti yang terlihat pada dan terlihat bahwa fiber yang dihasilkan
Gambar 4. Pada Gambar 4 terlihat bahwa masih terlihat adanya beads. Fiber yang
dengan semakin tinggi tegangan yang dihasilkan sudah homogen, tetapi masih
Gravity: Jurnal Imliah Penelitian dan Pembelajaran Fisika, p-ISSN 2442-515x, e-ISSN 2528-1976
95
Anita dkk/Elektrospining/Vol 5, No.1, Hal 88-98, (2019)
belum halus dan lurus. Hal ini dikarenakan yang lebih tinggi untuk menghasilkan fiber
larutan PVA 12% memiliki viskositas yang yang halus, lurus dan homogen.
tinggi, sehingga memerlukan tegangan
Gravity: Jurnal Imliah Penelitian dan Pembelajaran Fisika, p-ISSN 2442-515x, e-ISSN 2528-1976
96
Anita dkk/Elektrospining/Vol 5, No.1, Hal 88-98, (2019)
kuat medan listrik yang dibutuhkan juga adalah muatan listrik pada sumber medan
akan semakin tinggi. (C). Besar kecilnya gaya Coulomb akan
Kuat medan listrik merupakan besar mempengaruhi besar kecilnya tegangan
kecilnya gaya yang dialami oleh suatu permukaan yang muncul. Tegangan
muatan listrik di dalam medan listrik. permukaan adalah gaya yang diakibatkan
Sehingga, ketika semakin kecil kuat medan oleh suatu benda yang bekerja pada
listrik, maka besarnya gaya Coulomb juga permukaan zat cair sepanjang permukaan
semakin kecil, begitu juga sebaliknya. yang menyentuh benda itu. Tegangan
Besarnya kuat medan listrik dirumuskan permukaan yang timbul akan semakin besar
sebagai berikut : jika gaya coulomb medan listrik yang ada
F ( x, y, z) q (5) juga semakin tinggi.
Dengan merupakan kuat medan listrik
(N/C), F adalah gaya Coulomb (N), dan q
Gravity: Jurnal Imliah Penelitian dan Pembelajaran Fisika, p-ISSN 2442-515x, e-ISSN 2528-1976
97
Anita dkk/Elektrospining/Vol 5, No.1, Hal 88-98, (2019)
Ketika gaya Coulomb medan listrik larutan uji PVA yang digunakan
pada larutan yang memancar (jet) rendah, konsentrasinya lebih besar dari 12%, tidak
maka tegangan permukaan juga akan memungkinkan terbentuk fiber ketika
rendah sehingga jet tidak cukup dielektrospining walaupun menggunakan
diregangkan oleh medan listrik, begitu juga jarum dengan diameter lebih besar dari
sebaliknya. Jika pada suatu permukaan 0,55x25mm. Dengan alat elektrospining
sepanjang l bekerja gaya sebesar F yang yang memiliki tegangan maksimal 15kV,
arahnya tegak lurus pada l, γ dan larutan uji PVA dengan konsentrasi lebih
menyatakan tegangan permukaan (N/m), besar dari 12% terlalu kental untuk
maka berlaku persamaan: dielektrospining.
F ( x, y, z )
(6)
l KESIMPULAN
Pada saat tegangan listrik dinaikan Hasil sintesis fiber merupakan larutan
maka besarnya peregangan jet larutan PVA dengan rasio berat 8%, 10% dan 12%.
polimer juga meningkat sehingga beads Jarak ujung jarum ke pengumpul fiber
yang berbentuk bola pada celah-celah fiber 10cm, 12,5cm, dan 15cm yang
akan ditarik menjadi bentuk lurus sehingga dioperasikan pada tegangan DC 10kV,
fiber yang dihasilkan terlihat lebih seragam 12,5kV, dan 15kV. Morfologi fiber diamati
(uniform). dengan menggunakan mikroskop, dimana
Setiap konsentrasi larutan PVA seratnya sudah kontinyu serta tidak ada
memiliki batas sumber tegangan masing- beads untuk larutan PVA 10% dengan jarak
masing agar dapat menghasilkan fiber yang antara ujung jarum dan kolektor 15cm dan
lurus dan homogen. Semakin tinggi sumber tegangan 15kV.
tegangan, maka tegangan permukaan pada
larutan polimer PVA pun akan semakin DAFTAR PUSTAKA
bertambah yang akan menyebabkan Fang, J., Wang, X., Lin, T., (2011),
berkurangnya beads yang akan terbentuk Functional Applications of
pada fiber. Electrospun Nanofibers. InTech, Bab
Dari Gambar 4 terlihat bahwa fiber 14 buku Nanofiber-Production,
PVA yang halus, lurus, dan tidak terdapat Properties and Functional
beads adalah fiber dengan larutan uji PVA Applications.
10% dengan jarak antara elektroda dan Simanjuntak, M., J., (2008), Studi Film
kolektor 15cm dan tegangan 15kV. Apabila Polyvinil Alcohol (PVA) Dimodifikasi
Gravity: Jurnal Imliah Penelitian dan Pembelajaran Fisika, p-ISSN 2442-515x, e-ISSN 2528-1976
98
Anita dkk/Elektrospining/Vol 5, No.1, Hal 88-98, (2019)
Gravity: Jurnal Imliah Penelitian dan Pembelajaran Fisika, p-ISSN 2442-515x, e-ISSN 2528-1976