Anda di halaman 1dari 4

PENGAJUAN PERENCANAAN PROGRAM JAMBAN SEHAT DESA

LIMUN KABUPATEN SAROLANGUN PROVINSI JAMBI

PROPOSAL

Oleh:
Adib Priyogo, S.Ked
NPM.19420001

PROGRAM PASCASARJANA KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN
2020
1.1 Latar Belakang

Masalah penyehatan lingkungan pemukiman khususnya pada pembuangan tinja

merupakan salah satu dari berbagai masalah kesehatan yang perlu mendapatkan prioritas.

Penyediaan sarana pembuangan tinja masyarakat terutama dalam pelaksanaannya

tidaklah mudah, karena menyangkut peran serta masyarakat yang biasanya sangat erat

kaitannya dengan prilaku, tingkat ekonomi, kebudayaan dan pendidikan.

Pembuangan tinja perlu mendapat perhatian khusus karena merupakan satu bahan

buangan yang banyak mendatangkan masalah dalam bidang kesehatan dan sebagai media

bibit penyakit, seperti diare, typhus, muntaber, disentri, cacingan dan gatal-gatal. Selain

itu dapat menimbulkan pencemaran lingkungan pada sumber air dan bau busuk serta

estetika.

Wujud rasa kepedulian terhadap masyarakat di desa limun kabupaten sarolangun

provinsi jambi, kami tergerak untuk membantu melalui program Jamban Sehat terhadap

masyarakat yang dapat mengubah kebiasaan masyarakat untuk bebas dari buang air besar

di sembarang tempat. Melalui program Jamban Sehat diharapkan agar masyarakat desa

limun mempunyai jamban layak dan membiasakan hidup sehat.

Jamban sehat adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membangun dan

mengumpulkan kotoran manusia dalam suatu tempat tertentu, sehingga kotoran tersebut

dalam suatu tempat tertentu tidak menjadi penyebab penyakit dan mengotori lingkungan

pemukiman.

Desa Limun terletak di Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Desa ini terdiri

dari tujuh dusun. Sebagian besar masyarakat Limun memiliki tingkat pendidikan setara

SD. Mata pencaharian di Desa tersebut pada umumnya adalah bertani dan tambang.

Latar belakang pendidikan dan ekonomi yang minim mengakibatkan masyarakat kurang
berkembang, khususnya dalam bidang kesehatan. Sebagian penduduk desa masih

menggunakan WC alam alias buang air besar di sungai. Sebagian lagi memiliki jamban

pribadi di rumah tetapi itu pun tidak layak dan tidak memenuhi syarat jamban sehat

Program Jamban sehat ini lebih menekankan kesadaran masyarakat untuk tidak

BAB di sembarang tempat serta meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai

jamban sehat dan meningkatkan kepemilikan jamban sehat oleh masyarakat.

1.2 Isi Perencanaan

Program Jamban Sehat bekerja sama dengan Instasi pemerintahan dan fasilitas

pelayanan kesehatan setempat yakni dengan menekankan prilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) seperti stop buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan

air minum dan makanan rumah tangga, pengamanan sampah rumah tangga, dan

pengamanan limbah cair rumah tangga) dan membuat program Koperasi Jamban sehat.

Yang dilakukan pada perencanaan ini adalah sosialisasi kegiatan Jamban

Sehat dilakukan oleh Bupati, Dinas kesehatan, Camat yang bekerjasama bersama

Puskesmas, Kelurahan setempat, pemuka agama, RT/RW, dan pihak terkait sehingga

semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan Jamban Sehat dapat

berpartisipasi sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Pelaksanaan

kegiatan dilaksanakan secara terintegrasi dengan kegiatan yang ada di puskesmas dan

masyarakat. Dengan anggaran biaya sekitar ± Rp 90.000.000 (sembilan puluh juta

rupiah).

1.3 Metode Pelaksanaan

1.3.1 Sasaran Kegiatan Kegiatan diikuti oleh warga Desa Limun Kabupaten Sarolangun,

Jambi dengan waktu pelaksanaan kegiatan dilakukan 01 februari - 04 juni 2020.


1.3.2 Bentuk Kegiatan Penyuluhan “Mata rantai diare dan fungsi jamban sehat dalam

memutus mata rantai diare” yang dilakukan sebelumnya di posyandu-posyandu

Pengisian kuesioner Penyuluhan mengenai jamban sehat dan koperasi jamban sehat.

Kegiatan pengawasan akan dilakukan berdasarkan kepada system pengawasan

proyek yang ada, misalnya menggunakan metode PBME (project benefit monitoring

evaluation), atau LAKIP, atau lainnya yang lebih praktis.pengawasan tersebut akan

dilakukan secara bersama-sama dalam satu tim pengawasan yang terdiri atas

komponen pemangku kepentingan di antaranya terdiri atas:

1. Pemerintah kabupaten Sarolangun

2. Perguruan tinggi setempat

3. LSM peduli lingkungan

4. Perwakilan korporasi

Dalam pelaksanaan program pemberdayaan kesehatan, sebaiknya sering

memberikan informasi dan pelatihan kepada masyarakat agar masyarakat mandiri

dalam meningkatkan mutu kesehatan serta kerjasama lintas sektoral untuk

membantu perencanaan dan pelaksanaan program yang akan dilaksanakan.

pencapaian keberhasilan program.

1.4 Penutup

Demikian proposal ini kami ajukan dengan harapan kiranya kepala dinas

kesehatan kabupaten sarolangun Jambi berkenan mengalokasikan anggaran melalui

APBD tahun anggaran 2020 melalui program stumulasi yang dilaksanakan secara

swakelola, dan atas terkabulnya permohonan ini kami sampaikan terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai