Anda di halaman 1dari 22

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar belakang ...................................................................................... 1

1.2 Tujuan penulisan .................................................................................. 1

BAB 2 PEMBAHASAN .................................................................................... 2

2.1 Pengertian ............................................................................................ 2

2.2 Etiologi ................................................................................................. 2

2.3 Patofisiologi ......................................................................................... 3

2.5 Tanda dan Gejala ................................................................................. 5

2.6 Penatalaksanaan ................................................................................... 6

2.7 Pemeriksaan penunjang ....................................................................... 7

2.8 Komplikasi ........................................................................................... 8

BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN .............................................................. 9

3.1 Pengkajian ............................................................................................ 9

3.2 Diagnosa .............................................................................................. 10

3.3 Intervensi.............................................................................................. 10

BAB 4 PENUTUP ............................................................................................. 11

4.1 Kesimpulan .......................................................................................... 11

4.3 Saran .................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 12


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur tidak henti-hentinya kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah
memberikan rahmat, nikmat dan anugerah-Nya sehingga Laporan “Asuhan Keperawatan
Pada Ny. A dengan G1P2A0 dengan POST SC” dapat terselesaikan dengan baik, meski
jauh dari kata sempurna, Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses pembuatan Laporan ini, Terkhusus kepada :
1. Kepada Ibu Ns. Fitri Apriani S.Kep, selaku Pembimbing Akademik Keperawatan
Maternitas Profesi Ners
2. Kepada Ibu Ns. Dian Indriyani S.Kep, selaku Pembimbing Lapangan (CI) di Ruang
VK BLUD RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Stase keperawatan Maternitas Profesi
Ners
3. Kepada Kepala Ruangan beserta Petugas Ruangan VK BLUD RSUD Cut Nyak Dhien
Meulaboh yang telah sudi kiranya membantu memberikan saran dan masukan
4. Kepada orang tua yang tak pernah putus mendoakan agar kuliah kami berjalan dengan
baik.
Demikianlah Laporan Asuhan Keperawatan ini penulis buat dengan sepenuh hati. Tidak lupa
kritik dan saran sangat penulis harapkan agar laporan ini dapat menjadi lebih baik lagi,
Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi semua dan terkhusus bagi penulis sendiri, Terima
Kasih.

Meulaboh 09 September 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka kematian langsung pada operasi sectio caesaria (SC) adalah 5,8 per 100.000
kelahiran hidup. Sedangkan angka kesakitan sekitar 27,3% dibandingkan dengan persalinan
normal hanya sekitar 9 per 1000 kejadian. WHO (World Health Organization) menganjurkan
operasi SC hanya sekitar 10 – 15% dari jumlah total kelahiran. Anjuran WHO tersebut
tentunya didasarkan pada analisis resiko – resiko yang muncul akibat SC. Baik resiko bagi
ibu maupun bayi (Nakita, 2009).
Sectio caesaria berarti bahwa bayi dikeluarkan dari uterus yang utuh melalui operasi
pada abdomen. Di Negara – Negara maju, frekuensi operasi SC berkisar antara 1,5% sampai
dengan 7% dari semua persalinan (Sarwono, 1999). Angka sectio caesaria meningkat dari 5%
pada 25 tahun yang lalu menjadi 15%. Peningkatan ini sebagian disebabkan oleh “mode”,
sebagian karena ketakutan timbul perkara jika tidak dilahirkan bayi yang sempurna, sebagian
lagi karena pola kehamilan, wanita menunda kehamilan anak pertama dan membatasi jumlah
anak (Jensen, 2002).
Di Negara berkembang seperti di Indonesia kejadian operasi SC yang semakin banyak
issue, tetapi masih ada suatu indikator yang dijadikan patokan masyarakat. Dari data yang
ada pada tahun 1975, di jaman operasi SC masih jarang dilakukan, angka kematian ibu yang
melahirkan sekitar 30 orang setiap 1000 orang ibu yang melahirkan. Melalui keseriusan
pemerintah untuk menekan angka kematian ibu terus di upayakan sehingga pada tahun 1996
mencanangkan “ Gerakan Sayang Ibu (GSI)“ dan mematok angka 2,25% dari semua
persalinan sebagai target nasional untuk menurunkan angka kematian itu pada akhir tahun
1999 (Cindy, dkk, 2005).
Dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan pada masyarakat perlu
dikembangkan, salah satunya adalah pelayanan keperawatan pada ibu post partum. Umumnya
pada beberapa negara berkembang seperti Indonesia, angka kematian ibu yang mengalami
persalinan masih tinggi. Penyebab terbesar kematian ibu pada persalinan adalah karena
komplikasi dan perawatan pasca persalinan yang tidak baik. Oleh karena itu, pelayanan
keperawatan pada ibu post partum sangat diperlukan dan perlu mendapatkan perhatian yang
utama untuk menurunkan angka kematian ibu post partum akibat komplikasi.
Perawat harus memahami hal tersebut, harus mampu melakukan asuhan keperawatan
pada pasien post operasi SC. Melakukan pengkajian pada pasien, menentukan diagnosa yang
bisa atau yang mungkin muncul, menyusun rencana tindakan, dan mengimplementasikan
rencana tersebut, serta mengevaluasi hasilnya. Pasien post operasi tidak hanya membutuhkan
obat – obatan dari dokter saja, tetapi sangat penting mendapatkan asuhan keperawatan yang
memadai selama perawatan di rumah sakit.

B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek di RSUD CUT NYAK DHIEN MEULABOH diharapkan
mahasiswa NERS Keperawatan STIKes MEDIKA SERAMOE BARAT MEULABOH
Sumbar mampu memahami dan melaksanakan asuhan keperawatan pada Ny. M dengan Post
Partum Sectio Caesaria.
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan Pengkajian pada Ny. M dengan post partum Sectio
Caesaria di Rumah Sakit Dr. Achmad Moechtar Bukittinggi.
2. Mahasiswa mampu menegakkkan Diagnosa keperawatan pada Ny. M dengan post
partum Sectio Caesaria di Rumah Sakit Dr. Achmad Moechtar Bukittinggi.
3. Mahasiswa mampu melakukan Intervensi keperawatan pada Ny. M dengan post partum
Sectio Caesaria di Rumah Sakit Dr. Achmad Moechtar Bukittinggi.
4. Mahasiswa mampu melakukan Implementasi keperawatan pada Ny. M dengan post
partum Sectio Caesaria di Rumah Sakit Dr. Achmad Moechtar Bukittinggi.
5. Mahasiswa mampu melakukan Evaluasi keperawatan pada Ny.M dengan post partum
Sectio Caesaria di Rumah Sakit Dr. Achmad Moechtar Bukittinggi
6. Mahasiswa mampu melakukan Pendokumentasian keperawatan pada Ny. M dengan post
partum Sectio Caesaria di Rumah Sakit Dr. Achmad Moechtar Bukittinggi.

C. Manfaat
a. Bagi Penulis / Pemakalah
Sebagai bahan untuk mengembangkan pengetahuan tentang asuhan keperawatan post
partum Sectio Caesaria dan melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan post
partum Sectio Caesaria.

b. Bagi Pembaca
Sebagai bahan referensi dan menambah pengetahuan tentang post partum Sectio
Caesaria dan Asuhan keperawatan pada klien dengan post partum Sectio Caesaria.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
I. Konsep Dasar
A. Defenisi
Sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan
pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina atau suatu histerektomia
untuk janin dari dalam rahim ( Mochtar, 1998 ). Sedangkan Wiknjosastro (2010),
mengatakan bahwa Sectio caesaria (SC) adalah membuka perut dengan sayatan pada
dinding perut dan uterus yang dilakukan secara vertical atau mediana, dari kulit sampai
fasia (Wiknjosastro, 2010). Pendapat lain mengatakan bahwa SC adalah pembedahan
untuk mengeluarkan anak dari rongga rahim dengan mengiris dinding perut dan dinding
rahim (Angraini, 2008). SC adalah suatu pembedahan guna melahirkan janin lewat
insisi pada dinding abdomen dan uterus persalinan buatan, sehingga janin dilahirkan
melalui perut dan dinding perut serta dinding rahim agar anak lahir dengan keadaan
utuh dan sehat (Harnawatiaj, 2008). Prawirohardjo(2005), berpendapat bahwa SC
adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan
dinding uterus.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Sectio Caesarea
merupakan suatu pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut
dan dinding uterus.

B. Anatomi Fisiologi
Genitalia eksterna sering dinamakan vulva, yang artinya pembungkus atau
penutup vulva terdiri dari :
1. Mons pubis
Merupakan bantalan jaringan lemak yang terletak di atas simpisis pubis
2. Labia mayora
Terdiri dari 2 buah lipatan kulit dengan jaringan lemak di bawah nya yang
berlanjut ke bawah sebagai perluasan dari mons pubis dan menyatu menjadi
perinium
3. Labia minora
Merupakan 2 buah lipatan tipis kulit yang terletak di sebelah dalam labia
mayora, labia minora tidak memiliki lemak subkutan.
4. Klitoris
Merupakan tonjolan kecil jaringan erektif yang terletak pada titik temu labia
minora di sebelah anterior , sebagai salah satu zona erotik yang utama pada
wanita.
5. Vestibulum
Adalah rongga yang di kelilingi oleh labia minora .
6. Perinium
Struktur ini membentang dari fourchette ( titik temu labia minora di sebelah
posterioranus
- Genitalia internal
1. Vagina
Merupakan saluran fibromuskuler elastis yang membentang ke atas dan ke
belakang dari vulva hingga uterus. Dinding anterior vagina memiliki panjang 7,5 cm
dan dinding posteriornya 9 cm.
Fungsi vagina :
- Lintasan bagi spermatozoa
- Saluran keluar bagi janin dan produk pembuahan lainnya saat persalinan
- Saluran keluar darah haid
2. Uterus
Berbentuk seperti buah advokat, sebesar telur ayam. Terdiri dari fundus uteri,
korpus uteri dan serviks uteri. Korpus uteri merupakan bagian uterus terbesar dan
sebagai tempat janin berkembang.
Uterus terdiri dari :
- Fundus uteri
- Korpus uteri
Fungsi uterus adalah :
 Menyediakan tempat yang sesuai bagi ovum yang suadah di buahi untuk
menanamkan diri.
 Jika korpus luteum tidak berdegenerasi, yaitu jika korpus luteum dipertahankan
oleh kehamilan, maka estrogen akan terus di produksi sehingga kadar nya tetap
berada di atas nilai ambang perdarahan haid dan amenorea merupakan salah satu
tanda pertama untuk kehamilan.
 Memberikan perlindungan dan nutrisi pada embrio atau janin sampai matur.
 Mendorong keluar janin dan plasenta pada persalinan.
 Mengendalikan perdarahan dari tempat perlekatan plasenta melalui kontraksi otot-
otot.
3. Tuba fallopi
Disebut juga dengan oviduct, saluran ini terdapat pada setiap sisi uterus dan
membentang dari kornu uteri ke arah dinding lateral pelvis.
4. Ovarium
Merupakan kelenjar kelamin. Ada 2 buah ovarim yang masing-masing terdapat pada
tiap sisi dan berada di dalam kavum abdomen di belakang ligamentum latum
dekat ujung fibria tuba falopi.Fungsi ovarium adalah untuk produksi hormon dan
ovulasi.
C. Etiologi
Manuaba (2002), indikasi ibu dilakukan sectio caesarea adalah ruptur uteri
iminen, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini. Sedangkan indikasi dari janin adalah
fetal distres dan janin besar melebihi 4.000 gram. Dari beberapa faktor sectio caesarea
diatas dapat diuraikan beberapa penyebab sectio caesarea sebagai berikut:
a. CPD ( Chepalo Pelvik Disproportion )
Chepalo Pelvik Disproportion (CPD) adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai
dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu tidak dapat melahirkan
secara alami. Tulang-tulang panggul merupakan susunan beberapa tulang yang
membentuk rongga panggul yang merupakan jalan yang harus dilalui oleh janin ketika
akan lahir secara alami. Bentuk panggul yang menunjukkan kelainan atau panggul
patologis juga dapat menyebabkan kesulitan dalam proses persalinan alami sehingga
harus dilakukan tindakan operasi. Keadaan patologis tersebut menyebabkan bentuk
rongga panggul menjadi asimetris dan ukuran-ukuran bidang panggul menjadi abnormal.
b. PEB (Pre-Eklamsi Berat)
Pre-eklamsi dan eklamsi merupakan kesatuan penyakit yang langsung disebabkan oleh
kehamilan, sebab terjadinya masih belum jelas. Setelah perdarahan dan infeksi, pre-
eklamsi dan eklamsi merupakan penyebab kematian maternal dan perinatal paling penting
dalam ilmu kebidanan. Karena itu diagnosa dini amatlah penting, yaitu mampu mengenali
dan mengobati agar tidak berlanjut menjadi eklamsi.
c. KPD (Ketuban Pecah Dini)
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan dan
ditunggu satu jam belum terjadi inpartu. Sebagian besar ketuban pecah dini adalah hamil
aterm di atas 37 minggu.
d. Bayi Kembar
Tidak selamanya bayi kembar dilahirkan secara caesar. Hal ini karena kelahiran kembar
memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi daripada kelahiran satu bayi. Selain
itu, bayi kembar pun dapat mengalami sungsang atau salah letak lintang sehingga sulit
untuk dilahirkan secara normal.
e. Faktor Hambatan Jalan Lahir
Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir yang tidak memungkinkan adanya
pembukaan, adanya tumor dan kelainan bawaan pada jalan lahir, tali pusat pendek dan
ibu sulit bernafas.

f. Kelainan Letak Janin


1. Kelainan pada letak kepala
a) Letak kepala tengadah
Bagian terbawah adalah puncak kepala, pada pemeriksaan dalam teraba UUB yang paling
rendah. Etiologinya kelainan panggul, kepala bentuknya bundar, anaknya kecil atau mati,
kerusakan dasar panggul.
b) Presentasi muka
Letak kepala tengadah (defleksi), sehingga bagian kepala yang terletak paling rendah
ialah muka. Hal ini jarang terjadi, kira-kira 0,27-0,5 %.
c) Presentasi dahi
Posisi kepala antara fleksi dan defleksi, dahi berada pada posisi terendah dan tetap paling
depan. Pada penempatan dagu, biasanya dengan sendirinya akan berubah menjadi letak
muka atau letak belakang kepala.
2. Letak Sungsang
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala
difundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Dikenal beberapa jenis
letak sungsang, yakni presentasi bokong, presentasi bokong kaki, sempurna, presentasi
bokong kaki tidak sempurna (Saifuddin, 2002).

D. Patofisiologi / WOC
Adanya beberapa kelainan / hambatan pada proses persalinan yang menyebabkan
bayi tidak dapat lahir secara normal / spontan, misalnya plasenta previa sentralis dan
lateralis, panggul sempit, disproporsi cephalo pelvic, rupture uteri mengancam, partus
lama, partus tidak maju, pre-eklamsia, distosia serviks, dan malpresentasi janin. Kondisi
tersebut menyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahan yaitu Sectio Caesarea
(SC).
Dalam proses operasinya dilakukan tindakan anestesi yang akan menyebabkan
pasien mengalami imobilisasi sehingga akan menimbulkan masalah intoleransi aktivitas.
Adanya kelumpuhan sementara dan kelemahan fisik akan menyebabkan pasien tidak
mampu melakukan aktivitas perawatan diri pasien secara mandiri sehingga timbul
masalah defisit perawatan diri.
Kurangnya informasi mengenai proses pembedahan, penyembuhan, dan
perawatan post operasi akan menimbulkan masalah ansietas pada pasien. Selain itu,
dalam proses pembedahan juga akan dilakukan tindakan insisi pada dinding abdomen
sehingga menyebabkan terputusnya inkontinuitas jaringan, pembuluh darah, dan saraf -
saraf di sekitar daerah insisi. Hal ini akan merangsang pengeluaran histamin dan
prostaglandin yang akan menimbulkan rasa nyeri (nyeri akut). Setelah proses
pembedahan berakhir, daerah insisi akan ditutup dan menimbulkan luka post op, yang
bila tidak dirawat dengan baik akan menimbulkan masalah risiko infeksi.

E. Manifestasi Klinis
Persalinan dengan Sectio Caesaria , memerlukan perawatan yang lebih
koprehensif yaitu: perawatan post operatif dan perawatan post partum.Manifestasi klinis
sectio caesarea menurut Doenges (2001),antara lain :
a. Nyeri akibat ada luka pembedahan
b. Adanya luka insisi pada bagian abdomen
c. Fundus uterus kontraksi kuat dan terletak di umbilicus
d. Aliran lokhea sedang dan bebas bekuan yang berlebihan (lokhea tidak banyak)
e. Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-800ml
f. Emosi labil / perubahan emosional dengan mengekspresikan ketidakmampuan
menghadapi situasi baru
g. Biasanya terpasang kateter urinarius
h. Auskultasi bising usus tidak terdengar atau samar
i. Pengaruh anestesi dapat menimbulkan mual dan muntah
j. Status pulmonary bunyi paru jelas dan vesikuler
k. Pada kelahiran secara SC tidak direncanakan maka bisanya kurang paham prosedur
l. Bonding dan Attachment pada anak yang baru dilahirkan.

F. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan post partum menurut Siswosudarmo,2008 :
a. Hemoglobin atau hematokrit (HB/Ht) untuk mengkaji perubahan dari kadar pra operasi
dan mengevaluasi efek kehilangan darah pada pembedahan.
b. Leukosit (WBC) mengidentifikasi adanya infeksi
c. Tes golongan darah, lama perdarahan, waktu pembekuan darah
d. Urinalisis / kultur urine
e. Pemeriksaan elektrolit.

G. Penatalaksanaan
Penatalakanaan yang diberikan pada pasien Post SC menurut (Prawirohardjo,
2007) diantaranya:
1. Penatalaksanaan secara medis
a. Analgesik diberikan setiap 3 – 4 jam atau bila diperlukan seperti Asam Mefenamat,
Ketorolak, Tramadol.
b. Pemberian tranfusi darah bila terjadi perdarahan partum yang hebat.
c. Pemberian antibiotik seperti Cefotaxim, Ceftriaxon dan lain-lain. Walaupun pemberian
antibiotika sesudah Sectio Caesaria efektif dapat dipersoalkan, namun pada umumnya
pemberiannya dianjurkan.
d. Pemberian cairan parenteral seperti Ringer Laktat dan NaCl.
2. Penatalaksanaan secara keperawatan
a. Periksa dan catat tanda – tanda vital setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30 menit
pada 4 jam kemudian.
b. Perdarahan dan urin harus dipantau secara ketat
c. Mobilisasi
Pada hari pertama setelah operasi penderita harus turun dari tempat tidur dengan dibantu
paling sedikit 2 kali. Pada hari kedua penderita sudah dapat berjalan ke kamar mandi
dengan bantuan.
d. Pemulangan
Jika tidak terdapat komplikasi penderita dapat dipulangkan pada hari kelima setelah
operasi
H. Komplikasi
Kemungkinan komplikasi dilakukannya pembedahan SC menurut Wiknjosastro
(2002) :
1. Infeksi puerperal
Komplikasi yang bersifat ringan seperti kenaikan suhu tubuh selama beberapa hari dalam
masa nifas yang bersifat berat seperti peritonitis, sepsis.
2. Perdarahan
Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang arteria uterine ikut
terbuka atau karena atonia uteri.
3. Komplikasi lain seperti luka kandung kemih, kurang kuatnya jaringan parut pada dinding
uterus sehingga bisa terjadi ruptur uteri pada kehamilan berikutnya.
BAB III
Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Pada pengkajian klien dengan sectio caesaria, data yang dapat ditemukan meliputi distress
janin, kegagalan untuk melanjutkan persalinan, malposisi janin, prolaps tali pust, abrupsio
plasenta dan plasenta previa.
1. Identitas atau biodata klien
Meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa, status perkawinan,
pekerjaan, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit nomor register , dan diagnosa
keperawatan.
2. Keluhan utama
Biasanya klien mengeluh sakit perut, perdarahan, nyeri pada luka jahitan, takut bergerak.

3. Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan dahulu:
Penyakit kronis atau menular dan menurun sepoerti jantung, hipertensi, DM, TBC,
hepatitis, penyakit kelamin atau abortus.
b) Riwayat kesehatan sekarang :
Riwayat pada saat sebelun inpartu di dapatka cairan ketuban yang keluar pervaginan
secara sepontan kemudian tidak di ikuti tanda-tanda persalinan.
c) Riwayat kesehatan keluarga:
Adakah penyakit keturunan dalam keluarga seperti jantung, DM, HT, TBC, penyakit
kelamin, abortus, yang mungkin penyakit tersebut diturunkan kepada klien.
4. Pola-pola fungsi kesehatan
a) pola persepsi dan tata leksana hidup sehat
Karena kurangnya pengetahuan klien tentang ketuban pecah dini, dan cara pencegahan,
penanganan, dan perawatan serta kurangnya mrnjaga kebersihan tubuhnya akan
menimbulkan masalah dalam perawatan dirinya
b) Pola Nutrisi dan Metabolisme
Pada klien nifas biasanaya terjadi peningkatan nafsu makan karena dari keinginan untuk
menyusui bayinya.
c) Pola aktifitas
Pada pasien pos partum klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, terbatas pada
aktifitas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, cepat lelah, pada klien nifas
didapatkan keterbatasan aktivitas karena mengalami kelemahan dan nyeri.
d) Pola eleminasi
Pada pasien pos partum sering terjadi adanya perasaan sering /susah kencing selama masa
nifas yang ditimbulkan karena terjadinya odema dari trigono, yang menimbulkan inveksi
dari uretra sehingga sering terjadi konstipasi karena penderita takut untuk melakukan
BAB.
e) Istirahat dan tidur
Pada klien nifas terjadi perubagan pada pola istirahat dan tidur karena adanya kehadiran
sang bayi dan nyeri epis setelah persalinan
f) Pola hubungan dan peran
Peran klien dalam keluarga meliputi hubungan klien dengan keluarga dan orang lain.
g) Pola penagulangan stres
Biasanya klien sering melamun dan merasa cemas
h) Pola sensori dan kognitif
Pola sensori klien merasakan nyeri pada prineum akibat luka janhitan dan nyeri perut
akibat involusi uteri, pada pola kognitif klien nifas primipara terjadi kurangnya
pengetahuan merawat bayinya
i) Pola persepsi dan konsep diri
Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan kehamilanya, lebih-lebih menjelang
persalinan dampak psikologis klien terjadi perubahan konsep diri antara lain dan body
image dan ideal diri
j) Pola reproduksi dan sosial
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual atau fungsi dari
seksual yang tidak adekuat karena adanya proses persalinan dan nifas.
5. Pemeriksaan fisik
a) Kepala
Bagaimana bentuk kepala, kebersihan kepala, kadang-kadang terdapat adanya cloasma
gravidarum, dan apakah ada benjolan
b) Leher
Kadang-kadang ditemukan adanya penbesaran kelenjar tioroid, karena adanya proses
menerang yang salah
c) Mata
Terkadang adanya pembengkakan paka kelopak mata, konjungtiva, dan kadang-kadang
keadaan selaput mata pucat (anemia) karena proses persalinan yang mengalami
perdarahan, sklera kunuing
d) Telinga
Biasanya bentuk telingga simetris atau tidak, bagaimana kebersihanya, adakah cairan
yang keluar dari telinga.
e) Hidung
Adanya polip atau tidak dan apabila pada post partum kadang-kadang ditemukan
pernapasan cuping hidung
f) Dada
Terdapat adanya pembesaran payu dara, adanya hiper pigmentasi areola mamae dan
papila mamae
g) Pada klien nifas abdomen kendor kadang-kadang striae masih terasa nyeri. Fundus uteri
3 jari dibawa pusat.
h) Genitalia
Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban, bila terdapat pengeluaran
mekomium yaitu feses yang dibentuk anak dalam kandungan menandakan adanya
kelainan letak anak.
i) Anus
Kadang-kadang pada klien nifas ada luka pada anus karena ruptur
j) Ekstermitas
Pemeriksaan odema untuk mrlihat kelainan-kelainan karena membesarnya uterus,
karenan preeklamsia atau karena penyakit jantung atau ginjal.
k) Tanda-tanda vital
Apabila terjadi perdarahan pada pos partum tekanan darah turun, nadi cepat, pernafasan
meningkat, suhu tubuh turun.

B. Diagnosa Keperawatan Dengan SC

1. Nyeri berhubungan dengan trauma pembedahan post op SC


2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi penyakit
3. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan/ luka post op
C. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa NOC NIC


1 Nyeri berhubungan Setelah dilakukan asuhan  Kaji tingkat nyeri
dengan trauma keperawatan selama 3x24  Monitor TTV
pembedahan post jam diharapkan nyeri  Anjurkan teknik relaksasi
op SC berkurang dengan indicator: nafas dalam
 Pain Level,  Kolaborasi dengan dokter
 Pain control, dalam pemberian analgesic
 Comfort level
1. Mampu mengontrol
nyeri (tahu penyebab
nyeri, mampu
menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
2. Melaporkan bahwa
nyeri berkurang dengan
menggunakan
manajemen nyeri
3. Mampu mengenali nyeri
(skala, intensitas,
frekuensi dan tanda
nyeri)
4. Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang
5. Tanda vital dalam
rentang normal
2 Kurang keperawatan selama 3x24 
pengetahuan jam diharapkan tingkat  Berikan informasi yang
berhubungan pengetahuan meningkat berhubungan dengan
dengan tidak dengan indicator : perubahan fisiologis dan
mengenal sumber  Knowledge increase psikologis yang normal
informasi penyakit  Mampu menjelaskan berkenaan dengan kelahiran
patologi penyakit sesar dan kebutuhan berkenaan
dengan periode pascapartum.

3 Risiko infeksi b.d Setelah dilakuakan asuhan Infection Control (Kontrol infeksi)
tindakan invasif, keperawatan selama 3x24  Bersihkan lingkungan setelah
paparan jam diharapkan resiko dipakai pasien lain
lingkungan infeksi terkontrol dengan  Batasi pengunjung bila perlu
patogen indicator:  Instruksikan pada pengunjung
 Immune Status untuk mencuci tangan saat
 Knowledge : Infection berkunjung dan setelah
control berkunjung meninggalkan
 Risk control pasien
 Klien bebas dari  Gunakan sabun antimikrobia
tanda dan gejala untuk cuci tangan
infeksi  Cuci tangan setiap sebelum
 Mendeskripsikan dan sesudah tindakan
proses penularan kperawtan
penyakit, factor  Gunakan baju, sarung tangan
yang mempengaruhi sebagai alat pelindung
penularan serta  Pertahankan lingkungan
penatalaksanaannya, aseptik selama pemasangan
 Menunjukkan alat
kemampuan untuk 
mencegah timbulnya  Dorong masukkan nutrisi yang
infeksiJumlah cukup
leukosit dalam batas  Dorong masukan cairan
normal  Dorong istirahat
 Menunjukkan  Instruksikan pasien untuk
perilaku hidup sehat minum antibiotik sesuai resep
 Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
 Ajarkan cara menghindari
infeksi
I. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien Penanggung Jawab
Nama Klien : Ny. M Nama : Tn. F
Umur : 23 Tahun Umur : 25 Tahun
Suku/Bangsa : ACEH Suku/Bangsa : ACEH
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : D3 Pendidikan : D3
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : KUTA PADANG Alamat : KUTAPADANG
Tgl Masuk : 01 Desember 2019
Tanggal Pengkajian: 02 Desember 2019

B. Status Perkawinan
Jumlah Perkawaninan : 1 ( perkawinan pertama )
Lama Kawin : ± 2 Tahun

II. RIWAYAT KESEHATAN


A. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Keluhan Utama
Saat dikaji pada tanggal 02 Desember 2019 jam 11.05 WIB, klien mengatakan masih
merasakan nyeri pada daerah luka bekas operasi, nyeri dirasakan dalam skala 5 dari ( 1-10
),dan klien bertanya-tanya tentang proses penyembuhan luka operasinya ( Klien post
operasi SC pada tanggal 02 Desember 2019 ).
b. Keluhan Lain
Klien mengatakan tidak ada keluhan lain yang dirasakannya.
c. Penyakit Yang Diderita
Klien mengatakan tidak ada penyakit yang dideritanya.

B. Riwayat Kesehatan Terdahulu


Klien mengatakan ini adalah kehamilan yang kedua, persalinan pertama pada 11 Januari
2010 dengan kelahiran spontan, dan tidak ada masalah selama kehamilan dan persalinan.

C. Riwayat Kesehatan Keluarga


Klien mengatakan di keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular maupun
penyakit keturunan.
a. Penyakit Keturunan
Tidak ada riwayat penyakit keturunan

b. Kelahiran Kembar
Tidak ada riwayat kelahiran kembar

III. RIWAYAT KEHAMILAN & PERSALINAN


A. P1 G2 A0 H1
Masa Gestasi : 39-40 Minggu
Kelainan Selama Hamil : Tidak ada kelaianan selama hamil

B. Tanggal Persalinan : 01 Desember 2019 jam 11.00 selesasi jam 14.00 WIB
HPHT : 25 FEBUARI 2015, Perkiraan Partus 01 Desember 2019
Jenis Persalinan : SC
Lama Persalinan : 45 Menit
Perdarahan : Tidak ada perdarahan selama kehamilan
Penyulit Dalam Persalinan: Tidak ada kesulitan selama persalinan
Anak : Hidup
PB : PB : 48,6 cm BB : 3200 gram
Kelainan Bawaan : Tidak ada kelainan bawaan
APGAR Score : 7/8

C. Rawat Gabung : Ya, klien rawat gabung


Alasan : Karena klien post SC

IV. DATA NUTRISI


A. Makan Dalam Sehari : 3x Sehari
B. Jenis Makanan : MB ( Nasi )
C. Makanan/Minuman Tambahan : Tidak ada makanan/minuman tambahan
D. Nafsu Makan : Nafsu makan baik
E. Makanan Pantangan : Klien tidak ada makanan pantangan
F. Tambahan Vitamin : Tidak ada tambahan vitamin

V. DATA ELIMINASI
BAK : Sudah ada
Frekuensi : 2-3x Sehari
Keluhan : Tidak ada keluhan BAK

BAB : Sudah ada


Frekuensi : 1x Sehari
Keluhan : Tidak ada keluhan BAB

VI. DATA ISTIRAHAT


Tidur Dalam Sehari : ± 4 Jam Sehari
Keluhan : Klien mengatakan tidurnya kurang karena nyeri post SC

VII.DATA AKTIVITAS
Kemampuan Ambulasi : Baik
Keluhan : Tidak ada keluhan

VIII. DATA PSIKOSOSIAL


A. Bonding
Sangat positif / score 10-12

B. Taking In
- Berorientasi pada diri sendiri
- Klien tidak takut/tidak ketergantungan dengan orang lain
Taking Hold
- Klien tertarik pada bayinya
Letting Go
- Klien mampu merawat dirinya sendiri

C. Post Partum Blues


- Klien merasa nyeri setelah operasi, skala 5 ( 1-10 ), frekuensi ketika duduk
D. Pengetahuan Ibu Tentang
- Perawatan Bayi : Klien tahu cara merawat bayinya
- Teknik Menyusui : Klien tahu cara menyusui dengan benar
- Asi Ekslusif : Klien tahu harus memberikan ASI Ekslusif pada
bayinya sampai 6 bulan
- Perawatan Payudara : Klien tahu bagaimana cara merawat payudaranya
- Senam Nifas : Klien tahu dan pernah mengikuti senam nifas
- Kebutuhan Seksual : ( Tidak Dikaji )
- Tanda2 Komplikasi : Klien tidak tahu tanda-tanda komplikasi SC

E. Tanggapan Ibu Tentang


- Penggunaan Alat KB : Klien tahu cara menggunakan alat KB tapi belum
ingin ber KB
- Waktu Pemakaian : Klien tahu waktu menggunakan KB
- Tanggapan Suami : Tidak terkaji

F. Tanggapan Keluarga Terhadap Kelahiran Bayi


- Keluarga merasa senang dan menerima kelahiran bayi klien

G. Kebiasaan / Adat Istiadat Yang Berkaitan Dengan Masa Nifas


- Tidak ada kebiasaan / adat istiadat yang berkaitan dengan masa nifas klien

IX. PEMERIKASAAN FISIK


1. Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Composmentis ( E6 V4 M5 )
TD : /70 mmHg, RR : 19x/m, N : 82x/m
100

Konjungtiva : Tidak anemis


Sclera : Tidak ikhterik

Pemeriksaan Lab : Hb : 12,0 g/dl {N (W 12,0-14,0)}


Ht : 35,5 % ( 37,00-43,0 )
Leuko : 20,19 + (10^3/uL) (5,0-10,0)

2. Keadaan Payudara : Puting susu menonjol, ASI ada

3. Abdomen
- Involusio Uterus : Normal, tidak ada masalah
- TFU : 3 jari dibawah proc. Xyphoideus, kontraksi : baik
- Diastasis Recti : Normal, tidak ada masalah
- Kandung Kemih : Normal, tidak ada masalah
- Bising Usus : Tympani

4. Vulva/Perineum/Rectum
a. Lochea : ada, jumlah >500 ml, bau khas
b. Kebersihan : Bersih
c. Oedema : Tidak ada, Varices tidak ada, Haemoroid tidak ada.
d. Luka Jahitan : Ada, daerah abdomen post op, keadaan luka : kering, bersih
5. Tungkai Bawah
- Tromboplebitis : Tidak ada - Oedema : Tidak ada
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sectio Caesarea adalah Masa setelah proses pengeluaran janin yang dapat hidup di
luar kandungan dari dalam uterus ke dunia luar dengan menggunakan insisi pada perut.
Dari uraian diatas kelompok dapat mengambil kesimpulan :
1. Pengkajian asuhan keperawatan pada pasien dengan sectio caesarea diruang rawat
inap kebidanan Rumah Sakit CUT NYAK DHIEN MEULABOH tahun 2019 dapat
dilakukan dengan baik dan tidak mengalami kesulitan dalam mengumpulkan data.
2. Pada diagnosa asuhan keperawatan pada pasien dengan sectio caesarea diruang
rawat inap kebidanan CUT NYAK DHIEN MEULABOH tahun 2019 dapat
dirumuskan 3 diagnosa pada tinjauan kasus.
3. Pada perencanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan sectio caesarea diruang
rawat inap kebidanan Rumah Sakit CUT NYAK DHIEN MEULABOH tahun 2019
semua perencanaan dapat diterapkan pada tinjauan kasus.
4. Pada implementasi asuhan keperawatan pada pasien dengan sectio caesarea diruang
rawat inap kebidanan CUT NYAK DHIEN MEULABOH tahun 2019 hampir semua
dapat dilakukan, namun ada beberapa rencana tindakan yang kelompok tidak
lakukan tetapi dilakukan oleh perawat ruangan tersebut.
5. Evaluasi pada pasien dengan sectio caesarea diruang rawat inap kebidanan Rumah
Sakit CUT NYAK DHIEN MEULABOH dapat dilakukan dan dari 3 diagnosa
hampir semua masalah teratasi dan klien boleh pulang.

B. Saran
a. Bagi Mahasiswa
Diharapkan bagi mahasiswa agar dapat mencari informasi dan memperluas wawasan
mengenai Post Op SC dengan karena dengan adanya pengetahuan dan wawasan yang
luas mahasiswa akan mampu mengembangkan diri dalam masyarakat dan
memberikan pendidikan kesehatan bagi masyarakat mengenai SC dan fakor –faktor
pencetusnya serta bagaimana pencegahan untuk kasus tersebut.

b. Bagi Institusi Pendidikan


Peningkatan kualitas dan pengembangan ilmu mahasiswa melalui studi kasus agar
dapat menerapkan asuhan keperawatan secara komprehensif
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, L.J. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4 (Terjemahan).


Jakarta: EGC.
Carpenito, 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 21. Alih Bahasa :
Yasmin Asih, S.Kp. Jakarta : EGC
Cunningham, G.R. 2006. Obstetri Williams, Edisi 21, Alih Bahasa : Andry
Hartono dan Joko Suyono. Jakarta: EGC.
Doengoes, M.E. 2003. Rencana Asuhan Keperawatan. Alih Bahasa I Made
Kariasi, S.Kp. Ni Made Sumawarti, S.Kp. Jakarta: EGC.
Hutahaean, S. 2009. Asuhan Keperawatan dalam Maternitas dan Ginekologi.
Jakarta: Trans Info Media.
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.
NANDA. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan. Alih Bahasa Budi Santoso.
Jakarta: Prima Medika.
Oxorn H dan Forte W.R. 2010. Ilmu Kebidanan: Patologi & Fisiologi Persalinan.
Editor Dr. Mohammad Hakimi, Ph.D. Yogyakarta: Yayasan Essentia
Medika (YEM).
Prawirohardjo, S. 2007. Ilmu Kebidanan. Editor Prof. dr. Hanifa Wiknjosastro,
SpOG. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Saifuddin. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Editor, Gulardi Hanifa Winknjosastro, Biran Affandi, Djoko
Waspodo. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Yongki, Mohamad Juda, Rodiyah dan Sudarti. 2010. Asuhan Pertumbuhan
Kehamilan Persalinan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Muha
Medika.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. A, 24 TAHUN, G1P0A0
DENGAN TINDAKAN POST- SC DI RUANG KEBIDANAN
BLUD RSUD CUT NYAK DHIEN MEULABOH

LAPORAN

ROOFI ASMA PUTRI S.Kep


18901005

Pembimbing Klinik Pembimbing Institusi

Tgl responsi : Tgl responsi :

Ns. Dian Indriyani, S.Kep Ns. Fitri apriani, S.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


MEDIKA SERAMOE BARAT MEULABOH
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
T.A 2019/2020

Anda mungkin juga menyukai