Anda di halaman 1dari 7

JURNAL SATUAN BAKTI BIDAN UNTUK NEGERI ( SAKTI BIDADARI )

HUBUNGAN PENGGUNAAN KB HORMONAL DENGAN


KEJADIAN HIPERTENSI DI POSKESDES GUGUL
WILAYAH KERJA PUSKESMAS TLANAKAN

Sari Pratiwi Apidianti 1, Kinanatul qomariyah 2


Program Studi DIII Kebidanan Universitas Islam Madura 1,2
E-mail:saripratiwie86@gmail.com, kinanatulqomariyah@gmail.com

ABSTRAK
Hasil penelitian Badan Litbangkes Kemkes tahun 2012 menyatakan 17,7 % kematian
disebabkan Stroke dan 10% kematian disebabkan Ischaemic Heart Disease. Penyebab kematian
ini, “soulmate factor”nya adalah hipertensi.Dimana penderitanya lebih banyak terjadi pada
wanita.Penyebab diantaranya karena penggunaan KB hormonal, sebab KB hormonal mengandung
hormon estrogen progesteron yang mengakibatkan tromboemboli dan gangguan pembuluh darah
otak sehingga meningkatkan tekanan darah.Berdasarkan studi pendahuluan yang diperoleh di
Poskesdes Gugul diperoleh 97 wanita menderita hipertensi, 63 wanita diantaranya menggunakan
KB hormonal.
Desain penelitian ini bersifat analitik korelasi dan berdasarkan waktu penelitian ini
menggunakan cross sectional. Populasinya adalah semua akseptor KB berjumlah 122 orang.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 93 orang, diambil dengan tekhnik probability sampling
yaitu Simple Random Sampling. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan KB
Hormonal sedangkan variabel terikatnya adalah kejadian hipertensi.
Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar (63,44%) responden menggunakan KB hormonal
> 2 tahun dan sebagian besar (51,61%) responden mengalami kejadian hipertensi. Hasil uji statistik
Chi-Square didapatkan nilai α = 0,05, df = 1, dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima,
yang berarti ada hubungan antara penggunaan KB hormonal dengan kejadian hipertensi di
Poskesdes Gugul Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan.
Upaya yangdilakukan bidan sebagai pelaksana pelayanan KB perlu melakukan skrining untuk
memastikan tidak terdapat kontraindikasi bagi pemakaian kontrasepsi hormonal serta melakukan
promosi kesehatan.Bagi akseptor dengan hipertensi dianjurkan rutinmemeriksakan tekanan darah
serta memilih kontrasepsi non hormonal.Untuk akseptor yang tidak hipertensi dianjurkan menjaga
pola hidup sehat agar akseptor bisa mengantisipasiterjadinya hipertensi.

Kata Kunci : penggunaan KB hormonal, kejadian hipertensi

1. PENDAHULUAN mudah marah, rasa cepat lelah, sering


Hipertensi digunakan untuk merujuk pada berdebar-debar, sering kencing
suatu kondisi tekanan darah tinggi.Tekanan Faktor yang mempengaruhi terjadinya
darah dianggap tinggi atau melewati batas hipertensi atau peningkatan tekanan darah
normal jika hasil pemeriksaan menunjukkan meliputi kelainan gen, faktor gaya hidup
angka diatas 140/90mmHg.Angka 140 seperti obesitas, inaktivitas fisik, konsumsi
menunjukkan tekanan sistolik, angka 90 alkohol tinggi serta faktor makanan, dan
menunjukkan tekanan distolik.Sebetulnya penyebab sekunder seperti penyakit ginjal,
keluhan yang ditimbulkan hipertensi tidaklah gangguan endokrin, dan penggunaan
khas, tiap individu berbeda bahkan ada yang kontrasepsi hormonal (Davey, 2010).
tanpa keluhan. Adapun keluhan yang sering Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat
muncul adalah: pusing, sakit kepala, migren kontrasepsi yang bertujuan untuk mencegah
atau sakit kepala sebelah, rasa berat/kaku di terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya
tengkuk, susah tidur, berkunang-kunang, mengandung preparat estrogen dan

14
Jurnal : SAKTI BIDADARI 2017 Vol.I
ISSN:2580-1821
JURNAL SATUAN BAKTI BIDAN UNTUK NEGERI ( SAKTI BIDADARI )

progesterone.Kontrasepsi hormonal Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui


dimanfaatkan untuk mengatur kehamilan. adanya hubungan penggunaan KB hormonal
Penelitian menunjukan bahwa pemakaian dengan kejadian hipertensi di Poskesdes
kontrasepsi hormonal meningkatkan Gugul wilayah kerja Puskesmas Tlanakan
tromboemboli dan gangguan pembuluh darah tahun 2015
otak.Baziard (2011) menambahkan bahwa 2. METODE PENELITIAN
wanita yang memakai kontrasepsi hormonal 2.1. Desain penelitian
terjadi peningkatan tekanan darah sistolik dan Desain yang digunakan adalah analisis
diastolik terutama pada 2 tahun pertama korelasi yang menjelaskan suatu hubungan,
penggunaannya. Tekanan darah sama atau memperkirakan dan menguji berdasarkan
lebih dari 140/90 mmHg, karena khasiat teori yang ada. (Nursalam, 2008). Sedangkan
estrogen terhadap pembuluh darah sehingga berdasarkan waktu, penelitian ini disebut
terjadi hipertropi arteri dan penelitian cross sectional yaitu rancangan
vasokonstriksi.Estrogen mempengaruhi penelitian dengan melakukan pengukuran
sistem renin – Aldosteron-Angiotensin atau pengamatan pada saat bersamaan (satu
sehingga terjadi perubahan keseimbangan waktu) antara faktor resiko atau paparan
cairan dan elektrolit. dengan penyakit (Hidayat, 2014).
Hipertensi dapat menimbulkan dampak
pada si penderita, antara lain: pada mata 2.2. Identifikasi Variabel
berupa perdarahan retina, gangguan a. Variabel Independen
penglihatan sampai dengan kebutaan. Pada Variabel independent (bebas) dalam
ginjal berupa kerusakan ginjal permanen penelitian ini adalah penggunaan KB
menyebabkan kegagalan ginjal.Pada jantung hormonal.
berupa angina pectoris, infark miokard, b. Variabel Dependen
hipertropi ventrikel kiri menyebabkan Variabel dependent (terikat) dalam
kegagalan jantung kongestif.Pada otak berupa penelitian ini adalah kejadian hipertensi.
pendarahan akibat pecahnya mikro anerisma
yang dapat menggakibatkan kematian, 2.3. Sampel Penelitian
iskemia dan proses emboli. Sampel dalam penelitian ini adalah
Solusi bidan adalah memberikan sebagian akseptor KB Hormonal di wilayah
konseling dan penyuluhan tentang Poskesdes Gugul yang berjumlah 93 orang
pencegahan hipertensi yaitu: turunkan berat diambil secara simpel random sampling.
badan pada obesitas, biasakan berjalan kaki
serta berolahraga secara teratur, istirahat
2.4. Tempat Penelitian
yang cukup dan hindari stress. Selain itu
mengkonsumsi kedelai serta makanan sehat Poskesdes Gugul Kecamatan Tlanakan
dan tepat, mengkonsumsi kalium dalam kabupaten Pamekasan
bentuk makanan (sayuran dan buah).Dapat
juga dengan mengurangi konsumsi kafein, 2.5. Analisa Data Penelitian
mengurangi konsumsi garam berlebih. Serta Pada proses ini peneliti melakukan
lebih selektif dalam memilih kontrasepsi bagi distribusi frekuensi dengan menggunakan
akseptor yang mempunyai riwayat hipertensi teknik analisis univariate yaitu
dalam keluarga, dapat dengan memilih mendeskripsikan variabel independen (bebas)
kontrasepsi non hormonal dan saat ini danvariabel dependen (terikat) serta analisis
Pemerintah menggalakkan program bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang
pemasangan IUD gratis di setiap Puskesmas diduga berhubungan atau berkorelasi.Dalam
yang tentunya dapat menurunkan angka penelitian ini dilakukan pengujian statistik
penderita hipertensi pada akseptor KB menggunakan Chi Square.
hormonal.

15
Jurnal : SAKTI BIDADARI 2017 Vol.I
ISSN:2580-1821
JURNAL SATUAN BAKTI BIDAN UNTUK NEGERI ( SAKTI BIDADARI )

3. HASIL DAN PEMBAHASAN d. Penggunaan KB Hormonal


3.1. Hasil Tabel 4. Penggunaan KB Homonal
a. Usia Responden Penggunaan KB
Σ %
Tabel 1. Usia Responden Hormonal
Usia Frekuensi % > 2 tahun 59 63,44
< 2 Tahun 34 36,56
< 20 13 13,98
Total 93 100
20-35 37 39,78
Sumber : Data primer
> 35 43 46,24
Total 93 100 Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dari 93 responden, sebagian besar (63,44%)
Sumber : Data primer
responden menggunakan KB hormonal > 2
Hasil penelitian menunjukkan diatas
tahun sebanyak 59 responden
dapat dilihat bahwa dari 93 respondenhampir
setengahnya (46,24%) responden berumur
>35 tahun sebanyak 43 responden. e. Kejadian hipertensi pada akseptor
KB
Tabel 5. Kejadian hipertensi
b. Pendidikan Responden
Kejadian Hipertensi Σ %
Tabel 2. Pendidikan Responden
Pendidikan Frekuensi % Terjadi 48 51,61
Dasar 19 20,43 Tidak Terjadi 45 48,39
Menengah 47 50,54 Total 93 100
Tinggi 27 29,03 Sumber : Data primer
Total 93 100 Hasil penelitian menunjukkanbahwa
Sumber : Data primer dari 93 responden, sebagian besar (51,61%)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden mengalami kejadian hipertensi
dari 93 responden sebagian besar (50,54%) sebanyak 48 responden.
responden telah menempuh pendidikan
menengah yaitu sebanyak 47 responden. f. Tabulasi silang antara penggunaan
KB Hormonal dengan kejadian
c. Pekerjaan Responden Hipertensi
Tabel 3. Pekerjaan Responden Tabel 6. penggunaan KB Hormonal dengan
Pekerjaan Frekuensi % kejadian Hipertensi
IRT 26 27,96 Kejadian Hypertensi
Petani 19 20,43 Pengg Tidak Total
Wiraswasta 37 39,78 unaan Terjadi Terjadi
KB
PNS 11 11,83
Horm N % N % ∑ %
Total 93 100 onal
Sumber : Data primer
>2
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa 40 67,8 19 32,2 59 100
tahun
dari 93 responden hampir setengahnya
<2
(39,78%) responden bekerja sebagai 8 23,5 26 76,5 34 100
tahun
wiraswasta sebanyak 37 responden.
Total 48 51,6 45 48,4 93 100
α =0,05 df = 1
Sumber : Data primer
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dari 93 responden didapatkan bahwa akseptor
yang menggunakan KB ≥ 2 tahun sebagian
besar (67,80%) terjadi hipertensi yaitu

16
Jurnal : SAKTI BIDADARI 2017 Vol.I
ISSN:2580-1821
JURNAL SATUAN BAKTI BIDAN UNTUK NEGERI ( SAKTI BIDADARI )

sebanyak 40 orang, pada akseptor yang menengah tetap mengikuti KB tetapi


menggunakan KB < 2 tahun hampir terkadang pilihan KB yang digunakan tidak
seluruhnya (76,47%) tidak terjadi hipertensi sesuai dengan kondisi tubuhnya tanpa mereka
yaitu sebanyak 26 orang. tahu akibat yang akan terjadi nanti pada
tubuhnya.
3.2. Pembahasan Selain itu, penggunaan KB hormonal
a. Penggunaan KB Hormonal pada akseptor juga dipengaruhi oleh tingkat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerjaan ibu. Berdasarkan Tabel 3
sebagian besar dari 59 akseptor KB (63,44%) menunjukkan bahwa dari 93 akseptor hampir
menggunakan KB hormonal > 2 Tahun. setengahnya (39,78%) akseptor bekerja
Keadaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa sebagai wiraswasta sebanyak 37 akseptor
faktor diantaranya yaitu pendidikan dan Pemakaian alat kontrasepsi berdasarkan
pekerjaan. pekerjaan menurut Arikunto pada wanita
Menurut Notoatmodjo (2010), bekerja sebesar 55,7% dan yang tidak bekerja
Pendidikan adalah suatu usaha untuk sebesar 50,3%. Wanita yang bekerja
mengembangkan kepribadian dan memiliki waktu yang lebih sedikit untuk
kemampuan didalam dan diluar sekolah dan mengurus anaknya dan wanita yang bekerja
berlangsung seumur hidup. Pendidikan akan cenderung membatasi jumlah anak
mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi dibanding wanita yang tidak bekerja lebih
pendidikan seseorang semakin mudah orang banyak waktu untuk mengurus anaknya
tersebut untuk menerima informasi. Dengan (Arikunto, 2007)
semakin tinggi pendidikan maka seseorang Pada ibu yang bekerja biasanya
akan cenderung untuk mendapatkan cenderung sibuk dengan pekerjaannya
informasi, baik dari orang lain maupun dari sehingga mereka tidak memiliki waktu
media masa. Semakin banyak informasi yang banyak untuk mengurus anaknya, akibatnya
masuk semakin banyak pula pengetahuan mereka berpikir untuk membatasi jumlah
yang didapat tentang kesehatan. anak dengan cara menggunakan KB. Oleh
Faktor pendidikan seseorang sangat sebab itu, banyak ibu yang memiliki
menentukan dalam pola pengambilan pekerjaan, lebih memilih menggunakan KB
keputusan dan menerima informasi dari pada karena mereka berpikir dengan menggunakan
seseorang yang berpendidikan KB tidak akan mengganggu pekerjaannya
dasar.Pendidikan merupakan salah satu faktor dan pekerjaannya tidak terhambat dengan
yang sangat menentukan pengetahuan banyaknya jumlah anak.
seseorang terhadap pentingnya suatu hal,
termasuk pentingnya keikutsertaan dalam b. Kejadian Hipertensi
KB. Kepandaian membaca dan menulis Hasil penelitianmenunjukkan bahwa
memudahkan penyebaran keterangan tentang sebagian besar (51,61%) akseptor KB
KB, tapi juga mengenai tentang pengertian mengalami kejadian hipertensi. Hal ini
dasar tentang bagaimana dan mengapa dipengaruhi oleh faktor usia, berdasarkan
berbagai cara membatasi kelahiran yang tabel 1.dapat dilihat bahwa dari 93
dibatasi selama ini berhasil dan apa akseptorhampir setengahnya (46,24%)
keuntungan ditiap-tiap cara tersebut (Affandi, akseptor berumur >35 tahun sebanyak 43
2007). akseptor
Pada ibu yang berpendidikan menengah, Tekanan darah kita secara alami
memiliki pengetahuan yang cukup dan cenderung meningkat seiring bertambahnya
biasanya ketika mendapatkan informasi baru usia. Seiring dengan bertambahnya usia,
mereka cenderung bimbang antara mau maka resiko terserang hipertensi juga
mengikuti dan tidak mengikuti informasi semakin meningkat. Karena semakin usia
yang baru didapatkan. Namun meskipun bertambah, elastisitas pembuluh darah akan
bimbang, ibu-ibu yang berpendidikan berkurang, sehingga cenderung mengalami

17
Jurnal : SAKTI BIDADARI 2017 Vol.I
ISSN:2580-1821
JURNAL SATUAN BAKTI BIDAN UNTUK NEGERI ( SAKTI BIDADARI )

penyempitan pembuluh darah (Palmer et al, sebanyak 40 akseptor, pada akseptor yang
2007). menggunakan KB < 2 tahun hampir
Senada dengan teori (Julianti, 2007) seluruhnya (76,47%) tidak terjadi hipertensi
yang menyatakan faktor usia sangat yaitu sebanyak 26 akseptor.
berpengaruh terhadap hipertensi karena Data kemudian dianalisis dengan
dengan bertambahnya umur maka semakin menggunakan uji statistik Chi-Square
tinggi mendapat resiko hipertensi. Insiden menggunakan program SPSS 18 for
hipertensi makin meningkat dengan windows, dengan nilai α = 0,05, df = 1,
meningkatnya usia. Meskipun hipertensi bisa dengan demikiandapat disimpulkan bahwa
terjadi pada segala usia, namun paling sering H0 ditolak dan H1 diterima dan terbukti
dijumpai pada orang berusia 35 tahun atau kebenarannya, yaitu ada hubungan antara
lebih. Sebenarnya wajar bila tekanan darah penggunaan KB hormonal dengan kejadian
sedikit meningkat dengan bertambahnya hipertensi pada akseptor KB.
umur.Ini sering disebabkan oleh perubahan Hasil penelitian ini sesuaidengan teori
alamiah di dalam tubuh yang mempengaruhi Baziard (2011) menyatakan bahwa wanita
jantung, pembuluh darah dan hormon.Tetapi yang memakai kontrasepsi hormonal > 2
bila perubahan tersebut disertai faktor-faktor tahun terjadi peningkatan tekanan darah
lain maka bisa memicu terjadinya hipertensi. sistolik dan diastolik. Tekanan darah sama
Usia> 35 tahun merupakan usia yang atau lebih dari 140/90 mmHg , karena khasiat
cukup rentan terjadi komplikasi seperti estrogen terhadap pembuluh darah sehingga
hipertensi. Hal ini dikarenakan terjadi terjadi hipertropiarteri dan vasokonstriksi.
perubahan alamiah di dalam tubuh yang Estrogen mempengaruhi sistem renin –
berpengaruh terhadap jantung, pembuluh Aldosteron-Angiotensin sehingga terjadi
darah dan hormon.Didalam tubuh wanita perubahan keseimbangan cairan dan
terdapat hormon estrogen dan progesteron elektrolit.
yang jumlahnya dalam batas normal. Pada Hasil penelitian ini sesuai dengan
wanita dengan penggunaan KB hormonal pernyataan (Nachia Dedey, 2012) Pemakaian
selama ≥ 2 tahun akan meningkatkan tekanan KB hormonal mengandung estrogen dan
darah karena didalam KB hormonal progesteron yang berlebihan.Kontrasepsi
mengandung estrogen progesteron sehingga hormonal dimanfaatkan untuk mengatur
kadar estrogen dan progesteron yang kehamilan.Penelitian menunjukan bahwa
sebelumnya ada didalam tubuh akan pemakaian kontrasepsi hormonal
bertambah dan kadarnya menjadi berlebihan meningkatkan tromboemboli dan ganggguan
karena penggunaan KB hormonal. Dalam KB pembuluh darah otak. Tekanan darah akan
hormonal terdapat hormon estrogen yang meningkat secara bertahap dan bersifat tidak
berpengaruh sehingga menimbulkan menetap. Jika tekanan darah tinggi menetap
peningkatan tekanan darah karena khasiat setelah penggunaan kontrasepsi hormonal
estrogen terhadap pembuluh darah sehingga dihentikan, maka telah terjadi perubahan
terjadi hipertropi arteriole dan permanen pada pembuluh darah akibat
vasokonstriksi.Estrogen mempengaruhi aterosklerosis.
sistemrenin – Aldosteron-Angiotensin Meskipun demikian, kejadian hipertensi
sehingga terjadi perubahan keseimbangan di Poskesdes Gugul Wilayah Kerja
cairan dan elektrolit. Puskesmas Tlanakan tidak seluruhnya
disebabkan oleh penggunaan KB hormonal ≥
c. Hubungan Penggunaan KB Hormonal 2 tahun (efektif) karena masih ada sebagian
dengan Kejadian Hipertensi kecil akseptor KB yang menggunakan KB
Berdasarkan hasil tabulasi silang bahwa hormonal < 2 tahun (tidak efektif) yang
dari 93akseptor didapatkan bahwa akseptor terjadi hipertensi. Hal ini disebabkan karena
yang menggunakan KB ≥ 2 tahun sebagian faktor lain seperti usia.
besar (67,80%) terjadi hipertensi yaitu

18
Jurnal : SAKTI BIDADARI 2017 Vol.I
ISSN:2580-1821
JURNAL SATUAN BAKTI BIDAN UNTUK NEGERI ( SAKTI BIDADARI )

Biasanya semakin tua usia seseorang, Upaya yang dapat dilakukan bidan
semakin tinggi pula peluang menjadi korban sebagai pelaksana pelayanan KB perlu
tekanan darah tinggi. Karena semakin usia melakukan skrining untuk memastikan tidak
bertambah, elastisitas pembuluh darah terdapat kontraindikasi bagi pemakaian
berkurang yang menyebabkan pembuluh kontrasepsi hormonal serta melakukan
darah menyempit dan akibatnya tekanan promosi kesehatan.Bagi akseptor dengan
darah meningkat. Penyebab lain adalah hipertensi dianjurkan rutinmemeriksakan
karena pengerasan pembuluh darah yang tekanan darah serta memilih kontrasepsi non
semakin menjadi ketika usia semakin hormonal.Untuk akseptor yang tidak
bertambah. hipertensi dianjurkan menjaga pola hidup
Faktor lain pemakaian KB hormonal < 2 sehat agar akseptor bisa mengantisipasi
tahun (tidak efektif) namun terjadi hipertensi terjadinya hipertensi
karena faktor lain seperti obesitas dan
riwayat sdalam keluarga. Obesitas 5. DAFTAR PUSTAKA
meningkatkan risiko terjadinya hipertensi Alimul Hidayat, Ns. M.Kes, Dr. A.Aziz.
karena beberapa sebab. Makin besar massa 2014. Metode Penelitian Kebidanan dan
tubuh, makin banyak darah yang dibutuhkan Teknik Analisis Data.Jakarta : Salemba
untuk memasok oksigen dan makanan ke Medika
jaringan tubuh. Ini berarti volume darah yang Aninomous. 2009. Darah Tinggi Dan
beredar melalui pembuluh darah menjadi Permasalahannya. Bersumber dari
meningkat sehingga memberi tekanan lebih https://doktermuin.wordpress.com/2009/
besar pada dinding arteri (Sugiharto, 2011). 08/04/darah-tinggi-dan-
Selain itu, riwayat dalam keluarga sangat permasalahannya/ (Diakses tanggal 12
berperan.Keluarga yang mempunyai riwayat Februari 2015)
hipertensi, mempunyai kecenderungan yang Aninomous. 2011. Tekanan Darah
besar bagi keturunannya menderita Berdasarkan Usia.Bersumber dari
hipertensi.Sebanyak 60% penderita hipertensi http://yinyang6868.blogspot.com/2011/1
didapatkan riwayat hipertensi di dalam 1/tekanan-darah-berdasarkan-usia.html.
keluarganya, walaupun hal ini belum dapat (Diakses tanggal 19 Februari 2015)
memastikan diagnosa hipertensi.Apabila Baziard. 2011. Kontrasepsi hormonal.
riwayat hipertensi didapatkan pada kedua Bersumber dari
orang tua, maka dugaan hipertensi lebih besar http://baziard.blogspot.com/2011/02/kon
(Tjokronegoro, 2007). trasepsi-hormonal.html. (Diakses
Namun, ada juga wanita yang tanggal 20 Februari 2015)
menggunakan KB hormonal ≥ 2 tahun Dedey, Nachia. 2012. Pengaruh Kontrasepsi
(efektif) tidak terjadi hipertensi karena pola Hormonal.Bersumber dari http://dedey-
hidup yang sehat, rajin berolahraga, rutin nachiaa.blogspot.com/2012/05/pengaruh
kontrol tekanan darah serta tidak -kontrasepsi-hormonal-terhadap.html.
mengkonsumsi makanan yang asin serta (Diakses tanggal : 15 Februari 2015 )
menjaga berat badan yang ideal. Irianto, Koes. 2014. Pelayanan Keluarga
Berencana.Bandung : Alfabeta
4. KESIMPULAN Julianti. 2007. Bersumber dari
Berdasarkan analisa dan pembahasan http://repository.usu.ac.id/bitstream/123
hubungan penggunaan KB hormonal dengan 456789/17124/4/ 20II. (Diakses tanggal
kejadian hipertensi pada akseptor KB di 23 April 2015)
Poskesdes Gugul Wilayah Kerja Puskesmas Junaidi, dr. Iskandar. 2010. Hipertensi.
Tlanakan dapat disimpulkan bahwa :Ada Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer
hubungan antara penggunaan KB hormonal Luvita, Risa. 2012. Farmakologi Hormon
dengan kejadian hipertensi di Poskesdes Progesteron Dan Kontrasepsi
Gugul Wilayah Kerja Puskesmas Tlanakan Hormonal. Bersumber dari

19
Jurnal : SAKTI BIDADARI 2017 Vol.I
ISSN:2580-1821
JURNAL SATUAN BAKTI BIDAN UNTUK NEGERI ( SAKTI BIDADARI )

https://risaluvita.wordpress.com/2012/12
/03/makalah-farmakologi-hormon-
progesteron-dan-kontrasepsi-hormonal/
(Diakses tanggal 18 Februari 2015)
Notoadmojo, Profesor Dr. Soekijdo. 2010.
Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jakarta : PT Rineka Cipta
Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Palmer, Dr. Anna et Williams, Profesor
Bryan. 2007. Tekanan Darah Tinggi.
Jakarta : Erlangga
Proverawati,SKM, MPH, Atikah. 2010.
Panduan Memilih Kontrasepsi
Yogyakarta : Nuha Medika
Rohaendi. 2008. Hipertensi. Bersumber dari
http://rohaendi.blogspot.com/2008/06/hi
pertensi.html. (Diakses tanggal 19
Februari 2015)
Saifuddin, SpOG(K), MPH, Prof. dr. Abdul
Bari. 2013. Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kotrasepsi.Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

20
Jurnal : SAKTI BIDADARI 2017 Vol.I
ISSN:2580-1821

Anda mungkin juga menyukai