Full PDF
Full PDF
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tugas Akhir
Disusun Oleh
Nama : Stefanus Dwi Prasetya
NIM : 035214034
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Final Project
ii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
iii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Pernyataan
Bahwa di dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk
memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh pihak lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan di dalam daftar pustaka.
Penulis
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Intisari
vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kata Pengantar
Pujian dan ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugrahNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Tugas akhir ini merupakan
salah satu syarat untuk mencapai derajat sarjana S-1 program studi Teknik Mesin,
Pembahasan tugas akhir ini tentang unjuk kerja mesin diesel yang digunakan
pada kendaraan kereta api, yaitu mesin diesel 8 silinder type v dengan injeksi
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya tugas akhir ini tidak terlepas dari
bantuan dan dukungan dari banyak pihak, sehingga pada kesempatan kali ini penulis
1. Ir. Greg. Heliarko, S.J., S.S., B.S.T., M.A., M.Sc. selaku Dekan Fakultas
Teknik.
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12. Dan yang terakhir, untuk semua pihak yang telah turut membantu
Tentu saja banyak kekurangan di dalam penulisan kali ini. Untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun, baik sebelum maupun sesudah
adanya revisi.
Semoga penulisan tugas akhir ini berguna bagi mahasiswa Teknik Mesin dan
pembaca lainnya. Jika ada kesalahan dalam penulisan naskah ini penulis minta maaf
Penulis
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Daftar Isi
Halaman Judul i
Title Page ii
Lembar Pengesahan iii
Daftar Panitia Penguji iv
Pernyataan v
Intisari vi
Kata Pengantar vii
Daftar Isi viii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1. Latar belakang masalah 1
1.2. Batasan masalah 1
1.3. Metode perumusan masalah 2
1.4. Metode penyelesaian masalah 2
1.5. Metode pengumpulan data 2
1.6. Tujuan pembuatan tugas akhir 3
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Mesin diesel telah berkembang pesat sejak ditemukan oleh Rudolf Diesel.
Aplikasinya sangat luas, terutama untuk kendaraan niaga. Mesin diesel digunakan
baik dalam transportasi darat, laut, maupun udara. Pembahasan penulis saat ini
mesin diesel 8 silinder dengan tipe - v injeksi langsung yang digunakan pada
kendaraan kereta api. Pada mesin tersebut sistem masuk udara sudah memakai
turbocharger untuk mengatasi masalah kekurangan suplai udaranya, dimana udara ini
sangat mempengaruhi efisiensi motor diesel. Jika suplai udara pada motor diesel
tidak terpenuhi, maka pembakaran bahan bakar pada mesin akan berkurang, sehingga
mengakibatkan daya yang dihasilkan oleh motor diesel juga mengalami penurunan.
Penggunaan bahan bakar yang banyak akan meningkatkan daya mesin karena
daya poros diperoleh melalui perubahan energi kimia atau nilai kalor bahan bakar.
Akan tetapi jika hal ini tidak diimbangi dengan suplai udara yang cukup pada motor
diesel maka peningkatan daya pada motor diesel tidak akan optimal.
elemen-elemen mesin.
1. Metode wawancara
membaca literatur yang diperoleh dari PT. Kereta Api Yogyakarta yang berupa
data-data spesifikasi atau buku acuan lainnya yang berhubungan yang didapat
BAB II
DASAR TEORI
poros engkolnya digolongkan menjadi tiga macam yaitu mesin diesel putaran rendah,
mesin diesel putaran sedang, dan mesin diesel dengan putaran tinggi. Mesin diesel
putaran rendah kecepatan putar poros engkol lebih rendah dari 500 rpm, mesin diesel
sedang memiliki putaran poros engkol antara 500-1000 rpm, sedangkan untuk
putaran mesin diesel memiliki kecepatan putar poros engkol lebih dari 1000 rpm.
Mesin diesel putaran rendah sebagian besar digunakan sebagai penggerak alat
transportasi yang membutuhkan daya yang besar dan tidak memerlukan kecepatan
yang tinggi. Mesin diesel dengan kecepatan tinggi digunakan sebagai penggerak
Pada saat ini mesin diesel juga banyak dipergunakan dan dikembangkan sebagai
dalam ruang bakar melalui nozel dalam bentuk kabut. Bahan bakar ini kemudian
dibakar oleh panas udara yang telah dikompresikan di dalam silinder. Untuk
di dalam ruang bakar harus mencapai 500°C atau lebih. Oleh karena itu mesin diesel
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
memiliki perbandingan kompresi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan mesin
bensin yaitu antara 1:15 sampai dengan 1 : 22 tetapi pada mesin diesel kereta api
yang dibahas oleh penulis kompresi rasionya hanya 1 : 15,7. hal ini dikarenakan
mesin diesel hanya digunakan untuk memutar generator yang akan menghasilkan
kompresi mesin bensin tidak dapat dibuat terlalu tinggi karena pada mesin bensin
1. Mesin diesel memiliki efisiensi panas yang lebih tinggi, hal ini berarti bahwa
bahan bakar diesel kira-kira 25% lebih rendah dibandingkan dengan mesin
2. Mesin diesel lebih tahan lama dan tidak memerlukan electric igniter. Hal ini
3. Momen pada mesin diesel tidak berubah pada jenjang tingkat kecepatan yang
luas, hal ini berarti bahwa mesin diesel lebih fleksibel dan mudah
dioperasikan.
mesin bensin, hal ini berarti suara dan getaran mesin diesel lebih keras.
2. Tekanan pembakarannya yang lebih tinggi maka mesin diesel harus dibuat
lebih kuat dan kokoh, sehingga dengan daya kuda yang sama mesin diesel
3. Mesin diesel memerlukan sistem injeksi bahan yang presisi. Dan ini berarti
gaya yang besar untuk memutarnya, hal ini berarti diperlukan motor starter
Apabila perbandingan kompresi 16, maka tekanan kompresi dan temperatur adalah
Prinsip kerja motor diesel putaran tinggi dapat dilihat pada gambar 2.2
(prinsip kerja motor diesel), piston yang bergerak secara translasi (bolak-balik) di
dalam silinder dihubungkan dengan pena engkol dari poros engkol yang berputar
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8
Campuran bahan bakar dan udara dibakar di dalam ruang bakar, yaitu ruangan yang
dibatasi oleh dinding silinder, kepala piston dan kepala silinder. Gas pembakaran
yang terjadi itu mampu menggerakkan piston dan selanjutnya menggerakkan atau
memutar poros engkol. Pada kepala silinder terdapat katup hisap dan katup buang.
Katup hisap berfungsi memasukkan udara segar ke dalam silinder, sedangkan katup
buang berfungsi mengeluarkan gas pembakaran yang sudah tidak terpakai dari dalam
Jika piston berada pada posisi terjauh dari kepala silinder, seperti terlihat
pada gambar 2.2(2) dan katup hisap dan katup buang ada pada posisi tertutup, maka
gerakan piston ke atas seperti terlihat pada gambar 2.2(2) merupakan gerakan
menekan udara di dalam silinder (langkah kompresi). Gerakan tersebut terakhir akan
tersebut. Akhirnya pada saat piston mencapai posisi terdekat dengan silinder seperti
terlihat pada gambar 2.2(3), maka pada motor diesel pada umumnya tekanan dan
(Sumber : Wiranto Arismunandar, Motor Diesel Putaran Tinggi, hal 4). Namun
beberapa saat sebelum piston mencapai posisi (3) tersebut di atas, bahan bakar
maksimumnya terjadi beberapa saat setelah piston mulai bergerak ke bawah. Pada
peristiwa ini gas hasil pembakaran mendorong piston bergerak ke bawah (langkah
ekspansi). Seperti terlihat pada gambar 2.2(3), dan selanjutnya memutar poros
engkol. Beberapa saat piston sebelum mencapai posisi (4) katup buang mulai terbuka
sehinga gas hasil pembakaran keluar dari dalam silinder. Selanjutnya, gas hasil
pembakaran dipaksa keluar dari dalam silinder oleh gerakan piston dari bawah ke
atas (langkah buang). Beberapa saat piston sebelum mencapai posisi (1), katup hisap
mulai terbuka dan beberapa saat setelah piston mulai bergerak ke bawah lagi katup
buang sudah menutup. Dalam hal ini, gerakan piston ke bawah akan mengakibatkan
udara segar dari luar (atmosfer) akan terhisap masuk ke dalam silinder (langkah
Pada posisi (3) dan (4) tersebut pada gambar 2.2, piston seolah-olah berhenti
atau dengan kecepatan nol. Posisi dimana terjadi pada keadaan tersebut disebut
dengan nama “titik mati”. Piston pada saat berada pada posisi (3) dimana piston
berada pada posisi paling dekat dengan kepala silinder disebut dengan “Titik Mati
Atas” (TMA). Sedangkan pada saat piston berada pada posisi (4) dimana piston
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
berada pada posisi terjauh dari kepala silinder disebut dengan “Titik Mati Bawah”
(TMB). Jarak antara titik mati atas (TMA) dengan titik mati bawah (TMB) disebut
dengan “panjang langkah” (langkah). Contoh proses yang diberikan di atas meliputi :
langkah kompresi, langkah ekspansi, langkah buang dan langkah hisap, terjadi
poros engkol. Mesin yang dalam satu siklusnya meliputi langkah kompresi, langkah
ekspansi, langkah buang dan langkah hisap selama dua putaran poros engkol disebut
dengan mesin empat langkah. Dalam hal ini, gas hasil pembakaran mendorong piston
pada saat langkah ekspansi saja, selebihnya ketiga langkah yang lain terjadi hal yang
sebaliknya. Untuk memungkinkan hal tersebut diatas bisa terjadi, maka sebagian
energi gas hasil pembakaran selama proses ekspansi harus diubah dan disimpan
Mesin yang dalam satu siklus kerjanya dengan satu putaran poros engkol
disebut dengan mesin dua langkah. Dalam hal ini kira-kira 1/3 gerakan piston dari
TMA ke TMB yang terakhir dan 1/3 gerakan piston dari TMB ke TMA yang
pertama digunakan untuk mengeluarkan gas hasil pembakaran dari dalam silinder
dan untuk memasukkan udara segar dari atmosfer (dan bahan bakar pada motor
bensin) ke dalam silinder. Proses pembuangan gas hasil pembakaran sudah tak
terpakai dan pengisian udara segar ke dalam silinder disebut dengan pembilasan.
langkah. Demikian juga dengan motor bensin berukuran kecil, biasanya juga bekerja
dengan siklus dua langkah. Namun motor diesel dengan putaran tinggi tidak pernah
pembakaran yang tidak sempurna. Secara grafik dapat diperlihatkan pada Grafik 2.2
dibawah ini :
Mengurangi besarnya detonasi yang terjadi dapat dilakukan dengan metode sebagai
berikut :
Bakarnya
konfigurasi ruang bakar mesin diesel untuk menjamin bahan bakar yang
udara. Cara yang digunakan disini meliputi pembentukan ruang masuk kedalam
silinder, atau dengan jalan menambahkan ruang bakar bantu yang dapat
efisiensi pembakaran. Ruang bakar yang digunakan pada mesin diesel adalah sebagai
berikut
utama yang terdapat diantara kepala silinder dan piston. Ruang bakar yang berada
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13
diatas piston merupakan salah satu bentuk yang dirancang untuk menyempurnakan
pembakaran. Dapat dikatakan mesin diesel putaran tinggi yang menggunakan ruang
bakar jenis ini bekerja dengan puncak piston berongga supaya diperoleh pusaran
udara, seperti terlihat pada gambar 2.3. bentuk rongga-rongga bertekanan dapat
1. Multi spherical
2. Hemispherical
3. Spherical
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
Ruang bakar yang berada di atas piston merupakakan salah satu bentuk yang
putaran tinggi yang menggunakan ruang bakar jenis ini bekerja dengan puncak piston
berongga supaya diperoleh pusaran udara, seperti terlihat pada gambar 2.5, pusaran
lebih tinggi pada puncak piston, jika dibandingkan pada dasar rongga. Pusaranan
Gambar 2.6 Beberapa benruk rongga pada kepala piston motor diesel putaran tinggi
ke dalam silinder dibuat berputar mengelilingi sumbu silinder, seperti terlihat pada
gambar 2.7(a) dan (b). Untuk ruang bakar dengan rongga piston yang dangkal,
banyak digunakan pusaran induksi. Gambar 2.8 menunjukkan “katup berkelok” atau
“katup berselubung” yang terpasang pada system tersebut pada gambar 2.7(a).
Konstruksi katup ini bertujuan untuk menahan aliran melalui kira-kira separuh
katup berkelok menurunkan effisiensi volumetric. Pada gambar 2.7(b) pipa isap
dibuat sedikit miring dan dalam arah tangensial terhadap dinding silinder. Gambar
2.9 menunjukkan aliran melalui lubang spiral, yaitu bentuk yang sebaik-baiknya
untuk membentuk pusaran udara. Dalam mesin- mesin dua langkah pusaran udara
Dua jenis pusaran diatas lebih lemah jika dibandingkan dengan gerakan udara
di dalam ruang bakar kamar pusar atau ruang bakar kamar muka. Oleh karena itu,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
perlu ada usaha memperbaiki pencampuran bahan bakar dan udara dengan
Untuk hal itu, hendaknya penyemprotan bahan bakar berlubang banyak diletakkan
dengan (h).
Keuntungan:
Kerugian:
Tipe ruang bakar kamar depan dapat dilihat pada gambar 2.10 dibawah ini,
Sebagian akan terbakar di tempat dan sisanya yang tidak terbakar akan bergerak
melalui saluran kecil antara ruang bakar kamar depan dan ruang bakar utama dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18
selanjutnya akan terurai menjadi partikel yang halus dan terbakar habis di ruang
Keuntungan:
1. Pemakaian bahan bakar lebih luas, bahan bakar yang relative kurang baik
2. Karena pada tipe mesin ini digunakan tipe nozzle trotle, maka diesel knock
rendah dan mesin tidak terlalu peka terhadap perubahan timing injeksi.
Kerugian:
Tipe kamar pusar dapat dilihat pada gambar 2.11 dibawah ini, kamar pusar
pusar dan membentuk aliran turbulensi. Sebagian akan terbakar di tempat dan
sisanya yang tidak terbakar akan dibakar habis di main combustion chamber
Keuntungan:
1. Dapat dicapai kecepatan mesin yang tinggi karena turbulensi kompresi tinggi.
2. Gangguan pada nozzle (tipe pin) lebih kecil, karena menggunakan nozzel tipe
pin.
3. Operasi mesin lebih halus dengan tingkat kecepatan yang lebih luas sehingga
Kerugian:
2. Efisiensi panas dan konsumsi bahan bakarnya lebih buruk dari pada mesin
injeksi langsung .
3. Masih menggunakan glow plug (busi pijar), tidak efektif untuk kamar pusar
Konstruksi mesin diesel dapat diperlihatkan pada gambar 2.12 dibawah ini
2.5 Turbocharger
Daya poros diperoleh melalui pengubahan energi kimia atau nilai kalor bahan
bakar. Makin banyak bahan bakar yang dapat dibakar, makin besar daya yang dapat
dihasilkan. Hal itu dapat terjadi jika tersedia udara secukupnya; biasanya dengan
faktor kelebihan udara lebih besar dari pada batas asap. Maka hal itupun berarti
bahwa daya mesin dibatasi oleh kemampuan mesin tesebut mengisap udara yang
sehingga sebagian dari udara segar juga keluar dari dalam silinder. Hal itu
merupakan kerugian yang tidak dapat dihindari. Jadi, udara yang dimasukkan ke
isapnya lebih tinggi daripada tekanan udara atmosfer sekitarnya. Hal ini diperoleh
dengan jalan memaksa udara atmosfer masuk ke dalam silinder selama langkah isap,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22
Supercharger digerakkan dengan daya yang dihasilkan oleh mesin itu sendiri;
atau dengan jalan memanfaatkan energi gas buang untuk menggerakkan turbin gas
jumlah udara atau campuran bahan bakar – udara segar yang bisa dimasukkan lebih
besar daripada dengan proses pengisapan oleh torak pada waktu langkah isap.
Tekanan udara dengan supercharger akan menaikkan sekaligus tekanan isap dan
tekanan buang.
80%); mesinpun menjadi lebih kompak lagipula ringan. Boleh dikatakan motor
diesel dengan turbocharger dapat bekerja lebih efisien, pemakaian bahan bakar
spesifiknya lebih rendah (5 – 15%). Hal ini berarti turbocharger yang dipakai adalah
Dilihat dari konstruksi dan harganya, motor diesel di bawah 100 PS tidak
ketinggian lebih dari 1500 meter di atas laut, supercharger mempunyai arti penting
dalam usaha mengatasi kerugian daya yang disebabkan oleh berkurangnya kepadatan
udara atmosfer di tempat tersebut. Mesin dengan daya di antara 100 – 200 PS yang
banyak dipakai pada kendaraan laut, tidak memperlihatkan pembatasan yang tegas;
terbuka kemungkinan untuk menggunakan bahan bakar dengan bilangan setana yang
lebih rendah. Akan tetapi jangan hendaknya melupakan tekanan dan temperatur gas
sehingga tekanannya naik. Kompresor digerakkan oleh turbin; hal ini dapat dilihat
pada adanya poros yang menghubungkan rotor kompresor dan rotor turbin yang
digerakkan oleh gas buang motor bakar torak yang menggunakan turbocharger
tersebut. Udara yang keluar dari kompresor mengalir ke dalam saluran isap motor;
melalui karburator atau penyemprot bahan bakar, pada motor Otto. Selanjutnya udara
gambar 2.13.
Gambar 2.13 Konstruksi sebuah turbocharger dengan katup udara (KK) dan katup
gas buang (KT) dalam keadaan tertutup. Sumber: Arismunandar, hal. 116.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24
BAB III
1. Siklus ideal
2. Siklus aktual
3. Siklus gabungan
antara siklus ideal dan siklus aktual untuk melakukan perhitungan pada motor diesel.
Untuk menjelaskan makna dari diagram p-v pada motor torak terlebih dahulu
perlu kita pakai beberapa idealisasi, sehingga prosesnya dapat dipahami secara lebih
mudah. Proses yang sebenarnya ( aktual ) berbeda dengan proses yang ideal tersebut,
dimana perbedaan tersebut menjadi semakin besar jika idealisasi yang digunakan itu
terlalu jauh menyimpang dari keadaan yang sebenarnya, proses siklus yang ideal itu
biasa disebut dengan siklus udara, dengan beberapa idealisasi sebagai berikut:
1. Fluida kerja dalam silinder adalah udara, dimana udara dianggap sebagai gas
4. Pada akhir proses ekspansi, yaitu saat piston mencapai TMB, fluida kerja
didinginkan sehingga tekanan dan suhunya turun mencapai tekanan dan suhu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25
5. Tekanan fluida kerja di dalam silinder selama langkah buang dan langkah hisap
adalah konstan dan sama dengan tekanan dan suhu udara luar.
Pada waktu piston berada pada TMB ( titik r ) udara dalam kondisi atmosfer.
Gerakan piston dari TMB ke TMA ( titik c ) menyebabkan udara pada kondisi
Pada waktu piston berada pada posisi TMA udara dipanasi pada tekanan konstan
sehingga menyebabkan suhu dan volume udaranya naik, proses ini berakhir pada
titik c. Selanjutnya, gerakan piston dari TMA ke TMB merupakan proses ekspansi
isentropik. Pada saat piston mencapai posisi TMB ( titik z ) udara didinginkan hingga
pada kondisi atmosfer ( titik a ). Gerakan piston selanjutnya dari TMB ke TMA yaitu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26
dari titik a - o adalah langkah buang pada tekanan konstan. Sedangkan gerakan
piston yang berikutnya dari TMA ke TMB, yaitu dari titik o -a adalah langkah
hisap pada tekanan konstan yang sama dengan tekanan buang. Jika siklus kerja
Pada siklus aktual hambatan hidraulik ( rugi- rugi gesekan fluida ) yang
timbul pada sistem pemasukan akan menurunkan tekanan udara yang masuk ke
ruang bakar juga bervariasi. Tampak pada gambar 3.2 langkah pengisapan r - a kurva
Kompresi udara pada siklus aktual diikuti dengan pertukaran panas antara dinding
silinder dengan udara. Oleh karena itu garis kompresi pada diagram p-v bukan garis
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27
pembakaran sampai mendekati TMA. Sehingga tekanan gas pada proses ini tidak
bergerak naik menurut garis vertikal seperti pada pembakaran yang terjadi dalam
volume konstan, tetapi mengikuti kurva yang semakin menjauhi sumbu y. Setelah
perpindahan panas antara gas hasil pembakaran dengan dinding silinder. Oleh karena
itu proes ekspansi tidak berlangsung secara adiabatik, tetapi berlangsung secara
Seperti telah dijelaskan di atas pada langkah isap terjadi penurunan tekanan
atmosfer yang sesungguhnya, hal ini disebabkan karena rugi- rugi gesekan fluida
pada sistem pengisapan. Udara luar pada tekanan atmosfer mengalir masuk ke dalam
ruang bakar karena adanya perbedaan tekanan yang lebih rendah di dalam ruang
bakar.
Sejumlah muatan udara segar dialirkan saat langkah hisap, hal ini terjadi
karena adanya perbedaan tekanan antara udara luar ( tekanan atmosfer ) dengan
tekanan dalam silinder karena adanya penambahan volume silinder yang disebabkan
gerak langkah piston dari titik mati atas (TMA) menuju titik mati bawah (TMB).
Pengaliran muatan segar ini melalui saluran hisap dan akan melewati katup hisap
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
28
saat terbuka. Katup hisap terbuka beberapa derajat sebelum TMA saat langkah
buang. Saat torak menuju TMB, campuran segar mengalir ke dalam silinder.
1. Tahanan hidraulis dari sistem saluran hisap, tekanan akan direduksi sebesar ? P.
2. Adanya sisa hasil pembakaran di dalam silinder yang mendiami sebagian volume
silinder.
3. Pemanasan campuran udara – bahan bakar oleh permukaan dinding saluran hisap
campuran.
segar yang terhisap ke dalam silinder karena kerapatan muatan berkurang. Pengaruh
tahanan hidraulik muatan dapat dicari bila diketahui rugi–rugi tekanan ? Pa dalam
Tekanan di dalam silinder selama proses pengisian dapat dicari secara tepat bila
prosesnya stabil. Pada mesin 4 langkah saat mencapai kecepatan dan daya rata-rata
Pa. Tekanan akhir langkah hisap dihitung dengan persamaan 3.1 (Petrovsky, Marine
Dengan:
Po = Tekanan udara luar dengan menggunakan turbo 2,5 atm (= 0,2532 Mpa)
Pa = ( 0,95) Po
= 0,95 x 0,2532
= 0,2405 Mpa
Drop pressure atau penurunan tekanan yang terjadi dihitung dengan menggunakan
persamaan 3.2 (Petrovsky, Marine Internal Combusion Engine, hal 207) yaitu
sebagai berikut :
dengan :
∆Pa = (0,04) Po
= 0,04 x 0,2532
= 0,0101 Mpa
(Petrovsky, Marine Internal Combusion Engine, hal 29) yaitu sebagai berikut :
To + ? T w + ?rTr
Ta = ................................................................................................. (3.3)
1 + ?r
Dengan:
yang panas.
338 + 15 + 0 × 800
Ta =
1+ 0
= 353 K
aktual We yang dikompresi di dalam silinder dengan jumlah Wo yang akan diisikan di
dalam volume kerja silinder Vd pada tekanan dan suhu udara luar (p0 dan T0 ). Pada
mesin tanpa supercharger, p0 dan T0 menyatakan tekanan dan suhu udara luar, tapi
pada mesin dengan supercharger p0 = psup dan T0 = Tsup yang merupakan tekanan dan
suhu udara setelah melewati blower. Maka efisiensi pengisian dapat dihitung dengan
ε pa 1
ηch = ⋅ ⋅
ε − 1 p 0 Ta
(1 + γr )
T0
15,7 0,2405 1 ..................................................................... (3.4)
= ⋅ ⋅
15,7 − 1 0,2532 353
(1 + 0 )
338
= 0,97
Dengan:
e = Perbandingan kompresi.
Langkah kompresi merupakan lanjutan dari langkah hisap. Katup hisap akan
tertutup sebelum piston akan mencapai TMB, akhirnya pada saat piston mencapai
posisi terdekat dengan silinder maka pada motor diesel pada umumnya tekanan dan
temperaturnya berturut-turut dapat mencapai kurang lebih 30 kg/cm2 dan 550o C dan
hal tersebut disebut dengan proses kompresi (Sumber: Wiranto Arismunandar, hal 4)
temperatur dan tekanan pada akhir langkah kompresi, dihitung dengan menggunakan
yang besarnya 1,34 – 1,39 (sumber : Petrovsky, Marine Internal Combustion Engine,
hal 33). Eksponen politropis dicari dengan metode trial error dari persaman 3.5
(sumber : Petrovsky, Marine Internal Combustion Engine, hal 34) yaitu sebagai
berikut :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
32
(
A + B + Ta ε k1 −1 + 1 = ) 1,985
..................................................................................... (3.5)
k1 − 1
dengan :
Pc = Pa × ε n1 ............................................................................................................................. (3.6)
Dengan:
e = Perbandingan kompresi
Pc = Pa × e n1
= 0,2405 ×15,7 1,373
= 10,546 MPa
persamaan 3.7 (Petrovsky, Marine Internal Combustion Engine, hal 32) yaitu sebagai
berikut :
Dengan:
e = Perbandingan kompresi
Tc = Ta × ε n1 −1
= 353 × 15,7 (1, 373−1)
= 985,928 K
Proses pembakaran terjadi saat piston berada beberapa derajat sebelum TMA.
Campuran udara dan bahan bakar yang terkurung di dalam ruang bakar dimampatkan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
34
pada saat proses kompresi, sehingga tekanan dan suhu di dalam ruang bakar naik
secara tiba-tiba.
Pada proses ini terjadi pembakaran campuran bahan bakar dan udara. Unsur
dan o kg Oksigen.
1 kg = c kg + h kg + o kg
C + O2 = CO2
12 kg C + 32 kg O2 = 44 kg CO2
32 44
1 kg C + kg O2 = CO2
12 12
32 44
1 kg C + c × kg O2 = c × CO2
12 12
Dalam mol :
c c
1 kg C + kg O2 = CO2
12 12
2 C + O2 = 2CO
24 kg C + 32 kg O2 = 56 kg CO
32 56
1 kg C + kg O2 = kg CO
24 24
c c
c kg C + 32 kg O2 = 56 kg CO
24 24
24 kg C + 1 mol O2 = 2 mol CO
c c
c kg C + mol O2 = mol CO
24 12
2 H2 + O2 = 2 H2 O
4 kg H2 + 32 kg O2 = 36 kg H2O
h h
h kg H2 + 32 kg O2 = 36 H2O
4 4
4 kg H2 + 1 mol O2 = 2 mol H2O
h h
h kg H2 + mol O2 = mol H2O
4 2
Sehingga dengan melihat reaksi diatas, jumlah oksigen (O2 ) secara teoritis yang
c h 0
O2 = + − mol
12 4 32
0
dimana = mol O2 yang terlibat dalam pembakaran 1 kg bahan bakar
32
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
36
C = 86 %
H = 13 %
O2 = 1 %
Sehingga kebutuhan udara secara teoritis dapat dihitung dengan persamaan 3.8
1 c h o
Lo ' = ( + − ) ........................................................................................... (3.8)
0,21 12 4 32
Jumlah udara yang digunakan mesin akan bertambah besar, mengecil atau
susunan campuran bahan bakar dan udara. Perbandingan jumlah udara yang ikut
perhitungan pembakaran mesin tanpa turbocharger. Pada motor diesel putaran tinggi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
37
harga a = 1,3 – 1,7 (Sumber : Petrovsky, Marine Internal Combustion Engine, hal
0,86
M co2 =
12
= 0,071 mol
0,13
M H2O =
2
= 0,065 mol
'
M O2 = 0,21(a − 1)Lo
= 0,21(1,5 − 1)0,494
= 0,052 mol
M N2 = 0.79 × a × Lo '
= 0,79 × 1,5 × 0,494
= 0,585 mol
0,071
Vco2 =
0,773
= 0,091
0,065
VH2 O =
0,773
= 0,084
0,052
VO2 =
0,773
= 0,067
0,585
VN2 =
0,773
= 0,756
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
38
Kebutuhan udara total secara aktual dapat dihitung dengan persamaan 3.9
(petrovsky, Marine Internal Combustion Engine, hal 38) yaitu sebagai berikut :
L' = Lo'×a
= 0,494 × 1,5
= 0,741kg
(sumber : Petrovsky, Marine Internal Combustion Engine, hal 40) yaitu sebagai
berikut :
?Mg
µ0 = 1 + ........................................................................................................... (3.10)
aLo'
dengan :
?Mg = M g − aLo'
= 0,773 - 1,5 × 0,494
= 0,032
0,032
µ0 = 1 +
1,5 × 0, 494
= 1,043
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
39
µo + γ r
µ= ............................................................................................................. (3.11)
1+γ r
dengan :
1,043 + 0,035
µ=
1 + 0,035
=1,0415
Kapsitas molar rata-rata dari gas volume konstan dapat dihitung dengan
dengan :
H2 O 5,79 0,000112
N2 4,62 0,00053
O2 4,62 0,00053
Sehingga dari persamaan 3.13 dibawah ini ( sumber : Petrovsky, Marine Internal
sehingga didapatkan :
(mC v )g = Ag + BgTz
= 5,00024 + 0,00064402 . TZ
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
41
(mC v )g = Ag + Bg Tz
= 5,00024 + 0,00064402 Tz
(mC p )g = (mC v )g + 1,985 kcal/mol o C ……………………………….. (3.14)
= 5,00024 + 0,00064402 Tz + 1,985
= 6,98524 + 0,00064402 Tz
Nilai kapasitas molar isokhorik pada akhir kompresi dapat dihitung dengan
persamaan 3.15, ( sumber : Petrovsky, Marine Internal Combustion Engine, hal 48)
sebagai berikut :
Dengan:
? =pz/pc= 0,094822681Pz
0 ,85 × 10100
+ [5,14254 + 1,985 . x λ ].985 , 928 = 1,0415 (6 ,98524 + 0 , 00064402 xT z )T z
1,5 × 0 , 494 (1 + 0 )
persamaan 3.17, ( sumber : Petrovsky, Marine Internal Combustion Engine hal 48)
Pz = Pc × λ …………………………………………………….…………………. (3.17)
diketahui, maka terlebih dahulu dinyatakan dalam variabel pz. dari persamaan diatas
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
43
diperoleh :
Pz
λ=
Pc
Pz
=
10,546
= 0,094822681Pz
Tz
Pz = Pcµ. ....................................................................................................................... ( 3.18)
Tc
Dengan :
µ = Koefisien molar
Maka didapat :
Tz
Pz = Pc × µ ×
Tc
Pz × Tc
Tz =
µ × Pc
P × 985,928
= z
1,0415 × 10,546
= 89,763Pz
Dengan memilih ? = 0,83 dan nilai kalor bahan bakar Ql = 10100 kkal/kg, maka
0 ,85 × 10100
+ [5,14254 + 1,985 .xλ ].985 ,928 = 1,0415 (6 ,98524 + 0 ,00064402 xT z )T z
1,5 × 0, 494 (1 + 0 )
0,85 × 10100
+ [5,14254 + 1,985 . x 0 ,094822681 Pz ].985 ,928
1,5 × 0 ,494 (1 + 0 )
( )
= 1,0415 6 ,98524 + 64 ,402 .10 − 5 x 89 ,763 Pz 89 ,763 Pz
− b ± b − 4ac
2
Pz =
2a
− 467,46 ± ( 467,46) 2 − 4.5,40447.(− 16619,12 )
=
2 × 5,40447
− 467,46 ± 760,12
=
10,8
Maka didapatkan akar-akar Pz1 = 27,1 dan Pz2 = -113,665. Karena untuk tekanan
Pz × Tc
Tz =
µ × Pc
27,1× 985,928
= K
1,0415 × 10,546
= 2432,58 K
Pz
?= ................................................................................................................................. ( 3.19)
Pc
maka didapat :
27,1
?=
10,546
= 2,57
Setelah terjadi proses pembakaran bahan bakar dengan udara karena tekanan
yang sangat kuat, maka dihasilkan tenaga yang mampu mendorong piston dari TMA
ke TMB. Langkah ini adalah proses perubahan energi panas menjadi energi mekanik.
Karena gerakan piston dari TMA menuju TMB, maka volume silinder akan menjadi
(n2 ), dengan mengetahui besarnya eksponen politropis, maka dapat dihitung tekanan
dan temperatur pada akhir langkah ekspansi. Setelah langkah ekspansi dilanjutkan
dengan proses pembuangan, yang diawali saat katup buang mulai terbuka.
persamaan 3.20 (Petrovsky, Marine Internal Combustion Engine, hal 50) yaitu
sebagai berikut :
µ × Tz
?= ………………………………………………………………………... (3.20)
? × Tc
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
46
maka didapat :
1,0415 × 2432,58
?=
2,57 × 985,928
= 0,9998805 = 1
Petrovsky, Marine Internal Combustion Engine, hal 41) yaitu sebagai berikut :
ε
δ = ................................................................................................................... (3.21)
ρ
15,7
δ =
1
= 15,7
homogen (sumber : Petrovsky, Marine Internal Combustion Engine, hal 89) yaitu
sebagai berikut :
1 1,985
Ag + Bg Tz 1 + k2 −1 =
δ k2 − 1
sehingga didapat :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
47
1 1,985
5,00024 + 6, 4402 ×10 − 4 × 2432,581 + −
k 2 −1
=0
15,7 k 2 − 1
1 1,985
5,00024 + 1,566631 + −
k 2 −1
=0
15,7 k 2 − 1
Apabila persamaan di atas diselesaikan dengan metode trial error maka didapat
3.22 (Petrovsky, Marine Internal Combustion Engine, hal 52) yaitu sebagai berikut :
pz
P eks = ............................................................................................................... (3.22)
dn2
dengan :
n2 = Koefisien politropis
pz
Peks =
δ n2
27,1
=
15,7 1,27
= 0,820Mpa
3.23 (Petrovsky, Marine Internal Combustion Engine, hal 52) yaitu sebagai berikut :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
48
Tz
Teks = .............................................................................................................. (3.23)
d n2−1
dengan :
Tz
Teks =
d n2−1
2432,58
=
15,71,27−1
= 1156,57 K
Harga pc terlebih dahulu diubah dari megapaskal (MPa) menjadi Kg/cm2 . Tekanan
pc 1 1 1 1
pit = ? 1 − n2 −1 − 1 − n1−1
e − 1 d n2 − 1 e n1 − 1
...................................... (3.24)
dengan :
e = Perbandingan kompresi
pc 1 1 1 1
pit = ? 1 − n2 −1 − 1 − n1 −1
e − 1 d n2 − 1 e n1 − 1
10,546 1 1 1 1
pit = 2,571 −
1,27−1
− 1 −
1,373−1
15,7 − 1 15,7 1,27 − 1 15,7 1,373 − 1
= 2,347Mpa , menjadi = 2347Kpa
2347
= = 23,935 kg/cm 2
98,07
3.25 (Petrovsky, Marine Internal Combustion Engine, hal 55) yaitu sebagai berikut :
dengan :
Pi = 23,935 × 0,98
= 23, 456 kg/cm 2
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
50
Kerja yang dilakukan gas di dalam silinder pada langkah kerja disebut kerja
indikasi. Kerja indikasi dan daya indikasi mesin dihitung dengan menggunakan
persamaan 3.26 dan 3.27 (Petrovsky, Marine Internal Combustion Engine, hal 57-58)
Wi = Pi × Vd ............................................................................................................... (3.26)
Dengan
n = putaran mesin
i = jumlah silinder
sebagai berikut :
Wi = 23,456x 0,0109407
=0,25663kg.m
10 4 piVd ⋅ n ⋅ i pi ⋅ Vd ⋅ n ⋅ i
Ni = = hp ............................................................................(3.27)
60 × 75 × z 0,9
dengan :
n = putaran mesin
I = jumlah silinder
Efisiensi mekanis menyatakan perband ingan daya kuda rem dan daya indikasi.
= 0,88 X 23,456
= 20,641 kg/cm2
Nb
= ηm x Ni
= 0,88 x 2395,16
= 2107,74 hp
Nb .................................................................................................... (3.29)
T = 9,74 ×10 5.
n
2107,74
T = 9 ,74 × 10 5 .
1050
= 1 .955 .179 ,772 kg.m
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
52
Efisiensi mekanis menyatakan perbandingan daya kuda rem dan daya indikasi.
Nb
ηm = ................................................................................................................................(3.30)
Ni
2107,74
?m =
2395,16
= 0,88
= 88%
(Petrovsky, Marine Internal Combustion Engine, hal 57) yaitu sebagai berikut :
Pe = ? m × Pi ............................................................................................................ (3.31)
Dengan:
Pe = ? m × Pi
= 0,83 × 23,456
= 19,46848 kg/cm 2
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
53
(Petrovsky, Marine Internal Combustion Engine, hal 57) yaitu sebagai berikut :
p e .v d .ni
Nb = ........................................................................................................ (3.32)
0,45.z
Dalam satuan berat (sumber : Petrovsky, Marine Internal Combustion Engine, hal
37), menjadi :
Dengan demikian massa teoritis udara yang diperlukan untuk proses pembakaran 1
L 0 = 28,95L'0
= 28,95 × 0,494
= 14,301 kg
Dalam unit volumetrik pada suhu 15 o C dan tekanan 735,5 mmHg (Petrovsky, hal.
37)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
54
L''0 = 24,4L'0
= 24,4 × 0,494
= 12,0536 m 3
atau dalam unit volumetrik pada suhu T0 (301 K) dan tekanan p0 (1 atma)
T0
Lo ' ' ' = L''0 m 3 per kg bahan bakar (0.3)
288p0
301
Lo ' ' ' = 12,0536
288 × 1
= 12,597 m3
3.33 (sumber : Petrovsky, Marine Internal Combustion Engine, hal 63) yaitu sebagai
berikut :
Vd × ? ch × n × 60 × i
Fh = ..................................................................................... (3.33)
2 × a. × Lo '''
dengan :
Massa jenis bahan bakar (minyak solar) 0,85 kg/L. Sehingga kebutuhan bahan bakar
141,533
dalam liter per jam = = 166,51 Liter/jam
0,85
Fh
Fs =
8
141,533
=
8
= 17,69kg / jam
Sehingga panas yang dihasilkan pembakaran bahan bakar pada tiap silinder adalah
q = Fs x Qi
= 17,69x 10100
= 178685,4125Kkal/jam
3.11.2. Konsumsi Bahan Bakar Tiap Jam Untuk Indikasi Daya (Ni)
Konsumsi bahan bakar tiap jam untuk indikasi daya (hp) dihitung dengan
Fh
Fi =
Ni
166,51
Fi =
2395,16
= 0,06952 Liter/Hp. jam
3.35 (sumber : Petrovsky, Marine Internal Combustion Engine, hal 63) yaitu sebagai
berikut :
Fi
F=
ηm
dengan :
?m = efisiensi mekanis
0,06952
F=
0,88
= 0,078999 Liter/Hp. jam
Konsumsi bahan bakar per jam untuk indikasi break thermal dihitung dengan
Fh
Fb =
Nb
166,51
Fb =
1987,99
= 0,083758 Liter/Hp. jam
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
57
selama pembakaran bahan bakar untuk memperoleh daya indikasi pada mesin (Ni).
Efisiensi indikasi panas untuk daya (Hp) dan daya breakthermal (Hp) dihitung
dengan menggunakan persamaan 3.33 dan 3.34 (sumber : Petrovsky, Marine Internal
632
?i =
Fi × Q t
Dengan:
632
?i =
0,06952 × 10100
= 0,90
= 90%
632
?b =
Fb × Q t
632
?b =
0,083758 × 10100
= 0,74708
= 74,708%
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
58
BAB IV
Silinder adalah bagian dari motor bakar yang berfungsi sebagai rumah piston
dan merupakan tempat piston bergerak lurus bolak balik. Seluruh proses siklus motor
Silinder dibuat dari besi tuang, pada mesin kereta api ini karena memiliki 8
silinder maka pengaturan dibuat tipe V dengan dua batang engkol yang dipasangkan
pada pena engkol masing- masing sehingga panjang mesin setengahnya saja dan lebih
kuat. Konstruksi silinder terdiri dari silinder liner dan rongga air pendingin (water
jacket ) yang dicetak menjadi satu kesatuan untuk kedelapan silinder yang berbentuk
1. Suhu pembakaran
2. Tekanan pembakaran
mekanik dengan adanya gerak naik turun torak dalam tiap silinder. Mesin harus
memenuhi kedua kebutuhan, dengan tujuan untuk merubah tenaga panas menjadi
Bahan silinder dipilih besi tuang kelabu FC-25 yang mempunyai kekuatan
1
b = 0,045D + ................................................................................................................ ( 4.1)
16
dengan:
1
b = 0,045(9) +
16
= 0,4675inci
= 11,8745mm
Tebal dinding mantel air pendingin dapat dihitung dengan persamaan emperis
4.2 (sumber : Maleev, internal Combustion Engine, hal 411) yaitu sebagai berikut :
1
b1 = 0,032 D + ( ) .......................................................................................................... ( 4.2)
16
dengan:
1
b1 = 0,032 × 9 + ( )
16
= 0,3505 inci
= 8,9027 mm
4.1.3 Tebal Rongga antara Silinder Liner dengan Dinding Mantel Air
Tebal rongga antara silinder liner dengan dinding mantel air dapat dihitung
dengan persamaan emperis 4.3 (sumber : Maleev, internal Combustion Engine, hal
1
c = 0,08D + ( ) ................................................................................................................. ( 4.3)
4
dengan:
c = Tebal rongga antara silinder liner dengan dinding mantel air (inci)
1
c = 0,08 × 9 + ( )
4
= 0,97 inci
= 24,638 mm
s= .................................................................................... ( 4.3)
d o − di
2 2
dengan:
409)
dari perhitungan kerja siklus didapat nilai Pz = 27,1Mpa = 27.100 Kpa (27.100: 6,895
tangensial
203.045,7
k=
40.956
= 4,957
(sumber : Maleev, Internal Combustion Engine, hal 400) yaitu sebagai berikut :
aEqb(1 − m/3)
so = .......................................................................................................... (4.4)
2k(1 − µ)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
62
dengan:
(q=178685,4125Kkal/jam)
m : (do/di) – 1
k : Angka konduksi rata-rata, Btu-in/ft2o Fjam = 320 Btu- in/ft2o Fjam, (sumber
Tegangan pada bagian dalam silinder dapat dihitung dengan persamaan 4.6
(sumber : Maleev, Internal Combustion Engine, hal 400) yaitu sebagai berikut:
aEqb(1 + m/3)
si = .......................................................................................................... ( 4.6)
2k(1 − µ)
Tegangan karena tekanan gas silinder dapat dihitung dengan persamaan 4.7
dan 4.8 (sumber : Petrovsky, Marine Internal Combusion Engine, hal 400) yaitu
sebagai berikut :
Pz(r o + ri )
2 2
dengan:
2Pz × ri
2
2 × 3.930,384 × 4,5 2
σmin =
4,966 2 − 4,5 2
= 36.085,9 psi
4.9 (sumber : Petrovsky, Marine Internal Combusion Engine, hal 391) yaitu sebagai
berikut :
s total = s mak − s i
= 40.016,288 − 15.631,82
= 24.384,468
Tegangan total pada permukaan luar silinder dihitung dengan persamaan 4.10
(sumber : Petrovsky, Marine Internal Comb usion Engine, hal 391) sbb:
s total = s min + s o
= 36.085,9 + 14.585,41
= 50.671,31
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
65
Kepala silinder dengan pendingin air dibuat dari bahan cor yang mampu
menahan tekanan tinggi yang karena perbandingan kompresi yang besar. Dengan
bahan ini juga dapat dimungkinkan untuk menaikkan perbandingan kompresi. Besi
cor yang digunakan adalah SC 25 dengan kekuatan tarik 2200 kg/cm2 . (sumber :
yang tinggi. Dengan menggunakan aluminium ruang bakar masih dapat menerima
perbandingan kompresi yang tinggi tanpa ada detonasi. Kekuatan yang diijinkan
t h = 0,09D
= 0,09 × 228,6
= 20,574 mm
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
66
Tegangan karena tekanan gas dapat dihitung dengan persamaan 4.12 (sumber
Dengan:
c = Konstanta = 0,31
aE(t e − t i )
s= ................................................................................................................ ( 4.13)
2(1 − µ)
dengan:
te-ti = Perbedaan suhu antara bagian luar dan dalam silinder (250o C), (Sumber :
s tot = s d + s
= 46.497 ,58 + 24.143,83
= 70.641,41 psi
disempurnakan.
Sudah barang tentu ruang bakar tersebut merupakan beberapa alternatif yang
Seperti konstruksi ruang bakar kamar muka, ruang bakar ini juga dibagi
menjadi dua bagian tetapi kamar turbulen bervolume antara 80 – 90 % dari volume
sisa. Di samping itu kedua ruang bakar tersebut dihubungkan oleh suatu saluran yang
berpenampang lebih luas. Konstruksi ruang bakar turbulen dapat dilihat pada gambar
4.1. Pada langkah kompresi, udara dipaksa masuk ke dalam ruang turbulen sehingga
Sudah barang tentu udara itu akan berputar makin kencang jika kecepatan
torak yang mendorong udara tersebut masuk ke dalam kamar turbulen bertambah
basar. Bahan bakar disemprotkan ke dalam arus udara yang berputar di dalam kamar
turbulen.
Putaran udara itu turut membantu proses pengabutan bahan bakar dan
pencampurannya dengan udara. Oleh karena itu motor diesel dengan ruang bakar
turbulen tidak memerlukan penyemprot tekanan tinggi. Seperti motor diesel dengan
ruang bakar kamar muka, motor diesel dengan ruang bakar turbulen menggunakan
kg/cm2 . Motor diesel dengan ruang bakar turbulen juga memerlukan alat pemanas
ruang turbulen. Sesudah mesin bekerja dengan baik alat pemanas tidak diperlukan
lagi. Makin tinggi temperatur dinding kamar turbulen makin cepat pula periode
persiapan pembakaran. Karena itu dalam periode pembakaran cepat dapatlah dicegah
terjadinya laju kenaikan tekanan yang terlalu tinggi. Di samping itu, udara yang
terkendali. Maka ruang bakar turbulen sangat baik untuk motor diesel kecepatan
tekanan dalam periode pembakaran cepat berkisar di antara 2,5 – 4 kg/cm2 /derajat
sudut engkol. Pemakaian bahan bakar spesifiknya mendekati motor diesel dengan
Pada mesin diesel modern, volume ruang bakar tipe kamar pusar yaitu
Vc . p
= 0, 4 − 0,6 . Perhitungan tersebut didasarkan pada volume sisa / volume ruang
Vc
π
Vs = × D 2 × S ..................................................................................... (4.15)
4
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
70
dengan :
D = Diameter silinder = 88 mm
S = Panjang langkah = 92 mm
π
Vs = × 228,6 2 × 266,7
4
= 10.940.700,38 mm 3
= 10.940,70038 cc
4.2.1 Piston
Piston adalah benda bundar yang digerakkan fluida atau menggerakkan fluida
dalam silinder, memiliki fungsi utama yaitu menerima desakan akibat pemuaian gas
pembakaran dan meneruskan tenaga ke poros engkol melalui batang hubung. Piston
yang digunakan pada mesin diesel putaran tinggi dibuat dari bahan aluminium,
supaya ringan sehingga gaya inersia yang terjadi pada putaran tinggi pun tidak
terlalu besar. Piston juga harus menyebarkan panas dari ruang bakar menuju dinding
silinder.
2. Ring piston
Ring piston biasanya digunakan untuk melindungi kebocoran gas silinder dari
3. Badan piston
Badan piston berfungsi sebgai bantalan untuk menahan gaya gesek yang
terjadi antara piston denga silinder liner yang disebabkan oleh pergerakan
4. Piston pin
gas- gas dari ruang bakar, tetapi juga harus dapat memindahkan kalor dari piston ke
dinding silinder dengan sebaik-baiknya, supaya piston tidak terlalu panas. Fungsi-
Melihat fungsi ini, maka piston haruslah dirancang secara khusus. Bahan
piston harus tahan terhadap perubahan suhu dan tekanan yang bervariasi dan piston
harus ringan. Karena tugasnya yang berat maka piston dilengkapi dengan cincin
piston yang fungsi utamanya adalah menahan kebocoran karena perbedaan tekanan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
72
yang tinggi antara ruang bakar dan ruang engkol sesaat setelah mesin melakukan
Kepala piston harus tahan terhadap tegangan yang timbul karena tekanan gas
?T = 150°C, Perbedaan suhu puncak tengah piston (T1 = 400 o C). Suhu pinggir
Dari data diatas diketahui diameter silinder dalam = 228,6 mm, untuk
menghindari adanya pemuaian karena suhu yang tinggi, maka diameter piston dibuat
lebih kecil. Antara piston dengan silindernya diberi kelonggaran sebasar ?D, untuk
D1 = (1 − 0,01)D
= (0,99)228. 6
= 226.314 mm
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
74
Petrovsky, Marine Internal Combusion Engine, hal 371) yaitu sebagai berikut :
D 2 = (1 − 0,0018)D
= (0,998)228.6
= 228.188 mm
tekanan pembakaran. Karena gaya tersebut merupakan gaya yang terbesar pada
Tebal kepala piston dapat dihitung dengan persamaan 4.18 (Lichty, Internal
0,1 × Pz
t1 = D ...............................................................................................................(4.18)
σ1
dengan :
0,1 × Pz
t1 = D
σ1
0,1 × 3.930,384
=9
5500
= 2,406 inci
= 61,11 mm
1 1
t 2 = − t 1 ...................................................................................................................(4.19)
3 2
1
t 2 = 61,11
3
= 20,37 mm
Tebal dinding beralur untuk cincin piston dapat dihitung dengan persamaan
4.20 (sumber : Maleev, Internal Combustion Engine, hal 501) yaitu sebagai berikut :
dengan:
1 1
b : kedalaman alur cincin piston = + tebal cincin = + 0,12756 =
64 64
0,14318 inci
Tebal dinding bagian badan piston dapat dihitung dengan persamaan 4.21
(sumber : Maleev, Internal Combustion Engine, hal 501) yaitu sebagai berikut :
t 4 = (0,25)t 3
= 0,25 ×15,066875
= 3,7667 mm
maka dipilih dengan batas 1,1 x D, sehingga didapat perhitungan sebagai berikut :
H = (1,1)228,6
= 251,46 mm
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
77
Jarak sumbu pena piston dengan alas piston dapat dihitung dengan persamaan
4.23 (sumber : Khovakh, Internal Comustion Engine, hal 439) yaitu sebagai berikut :
H 1 = (0,5)251,46
= 125,73 mm
maka dipilih dengan batas 0,71 x H, sehingga didapat perhitungan sebagai berikut
H 2 = (0,71)251,46
= 178,5366 mm
maka dipilih dengan batas 0,08 x D, sehingga didapat perhitungan sebagai berikut
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
78
h = (0,08)228,6
= 18,288 mm
Jarak cincin yang satu dengan lainnya dapat dihitung dengan persamaan 4.26
(sumber : Khovakh, Internal Comustion Engine, hal 439) yaitu sebagai berikut :
maka dipilih dengan batas 0,05 x D, sehingga didapat perhitungan sebagai berikut
h 1 = (0,05)228,6
= 11,43 mm
pemuaian pada umumnya tinggi. Koefesien pemuaian tersebut kira-kira dua kali
lebih besar dari pada silinder besi tuang atau baja. Bahkan pada logam paduan “Lo-
termalnya, koefisien pemuainya masih 1,5 kali lebih besar. Selama mesin bekerja
menghasilkan daya poros yang besar, pusat puncak piston dan tepi piston dapat
mencapai temperatur berturut-turut 400°C dan 200° - 250°C. Jadi temperature pada
kedua bagian tersebut dapat berada pasa 150°C (Sumber : Wiranto Arismunandar,
Motor Diesel Putaran Tinggi, hal 101). Hal ini yang menyebabkan mengapa piston
Untuk piston multi- spherical volumnya sudah diketahui dari pengukuran di lapangan
Perhitungan ini didasarkan pada volume sisa diatas kepala piston saat piston
π
V ps = × D 2 × c ..............................................................................................................(4.27)
4
dengan : c = Clearance antara kepala piston dengan kepala silinder (untuk mesin
diesel harga c = 0, clearance yang ada karena adanya pemasangan paking dengan
Vps = Vpk
π
Vps = × 228,6 2 × 5,1
4
= 209.214,7429 mm 3
= 209,2147 cc
Selain itu pada kepala silinder juga terdapat cekungan dudukan katup, yang
dengan perbandingan kompresi yang sama seperti pada mesin dengan piston sperical
maka volume ruang bakar pada piston berada di Titik Mati Atas dapat dicari dengan
ε=
(Vs + Vc)
Vc
Vs
= +1
Vc
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
80
Vs
Vc =
(ε − 1)
10.940,70038
=
12,7 − 1
= 935,1026cc
Antara piston dan silinder terdapat kelonggaran (clearence) agar piston dapat
bergerak bolak balik secara bebas. Namun karena tekanan pembakaran yang tinggi
dan silinder. Untuk mengatasi hal tersebut diatas diperlukan cincin piston yang
berfungsi :
bakar
2. Sebagai penyekat agar minyak pelumas tidak masuk ke dalam ruang bakar
bakar.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
81
Supaya piston dapat bergerak dengan bebas pada silinder, maka antara piston
dengan silinder harus diberi kelonggaran dan dilumasi dengan sebaik-baiknya. Untuk
mengatasi kebocoran yang terjadi pada celah antara piston dan silinder , maka piston
dilengkapi dengan cincin piston. Cincin piston itu disebut “cincin gas” atau “cincin
kompresi”.
empat atau sejenisnya yang terpotong pada satu tempat. Celah C antara kedua ujung
sambungannya, seperti pada gambar 4.3(b), terlihat lebih lebar jika ada dalam
keadaan bebas dan menjadi lebih sempit jika terpasang pada silinder. Dalam keadaan
terpasang akan terjadi tekanan kontak antara cincin dengan dinding silinder, kira-kira
1 kg/cm2 .
Gambar 4.3 Cincin Piston dalam Keadaan Terpasang dalam Silinder dan
Keadaan Bebas.
pada langkah ekspansi, dimana kerapatan udara dapat dipertahankan dengan sebaik-
baiknya. Pada keadaan tersebut sisi luar cincin menekan rapat pada dinding silinder,
sedangkan sisi bawah cincin piston menekan rapat pada dinding bawah alurnya yang
merupakan bidang datar. Kebocoran udara atau gas tidak dapat dicegah, tetapi
jumlahnya tidak terlalu banyak. Misalnya tekanan gas pembakaran adalah p, maka
tekanan dalam ruang antara cincin yang pertama dan kedua adalah p1 . Jika laju
perubahan tekanan tidak besar dan kelonggaran daerah pertama (Bp-B) serata (Tp-T)
tidak kecil, maka tekanan gas kepada cincin yang pertama dapat dilihat pada gambar
4.5(a). Oleh karena pada sisi bawah dan sisi luar cincin terdapat lapisan minyak
pelumas dan distrib usi tekananya berubah linier dari p sampai p1 , maka tekanan gas
di sisi atas lebih besar daripada sisi bawah, dan tekanan gas di sisi dalam lebih besar
Gambar 4.5 Distribusi Tekanan dan Gaya pada Penampang Cincin Kompresi.
Apabila gas pembakaran lolos dari cincin kompresi yang pertama, p1 akan naik dan
kalu lolos dari cincin kompresi yang kedua, dan seterusnya, maka gas dapat masuk
ke ruang engkol. Jika kebocoran terjadi terlalu besar maka gas pembakaran akan
silinder. Maka dalam hal tersebut, cincin piston pertama yang terletak pada bagian
b = D ( 3 . Pw / s a ) 1/2 ..........................................................................(4.28)
dengan:
b = 9 ( 3 . 5 / 29869 ) 1/2
= 0,2017 in
= 5,123 mm
h = 0,7 b ...............................................................................................................................(4.29)
h = 0,7 b
= 0,7 (5,123 )
= 3,5861 mm
Jarak sela cincin piston pada saat belum terpasang dapat dihitung dengan
persamaan 4.30 (sumber : Maleev, Internal Combustion Engine, hal 506) yaitu
sebagai berikut :
i = 4 . b ................................................................................................................................(4.30)
i = 4 .b
= 4 (5,123 )
= 20, 492 mm
i1 = 0,002 . D .....................................................................................................................(4.31)
i1 = 0,002 . D
= 0,002 ( 9 ) in
= 0,018 in
= 0,4572 mm
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
86
piston dan silinder yang saling bergesekan, dilakukan oleh percikan minyak pelumas
dari pena piston dan pangkal batang penggerak yang disebabkan oleh gaya
sentrifugal. Dalam hal ini, pelumasan bantalan pangkal batang penggerak dilakukan
dengan jalan menyalurkan minyak pelumas dari pompa minyak pelumas yang keluar
dari dalam bantalan tersebut di atas dipercikkan oleh gaya sentrifugal sehingga
mengenai dinding dalam silinder dan piton. Dalam mesin putaran tinggi, jumlah
Untuk itu, diperlukan cincin yang diperlukan untuk mencegah minyak pelumas
masuk ke dalam ruang bakar. Jika tidak,maka minyak pelumas yang masuk ke dalam
silinder bersama dengan gas buang. Keadaan tersebut akan mengakibatkan polusi
udara, kerak-kerak pada dinding ruang bakar, pada alurcincin piston, pada ujung
nozel penyemprot bahan bakar, katup buang dan dudukannya, sehingga sangat
merugikan.
Gambar 4.6 diatas menunjukkan sebuah cincin minyak (a) yang terpasang
pada piston (b). Apabila piston bergerak dari TMA ke TMB, teori bawah E1
Apabila piston bergerak dari TMB ke TMA, tepi E3 menggaruk minyak pelumas dan
minyak pelumas tidak menghilangkan samna sekali minyak pelumas dari permukaan
Lebar celah ujung cincin piston pelumas i2 = 0,08 – 0,12 mm, dipilih 0,1 mm.
Tebal cincin ini diperbesar karena adanya lubang – lubang pada arah tebalnya
Dengan memperhitungkan pemuaian termal piston yang dibuat dari logam paduan
aluminium, maka pena piston yang dibuat berdiameter sedemikian rupa sehingga ia
dapat berputar bebas selama nesin bekerja. Dalam hal tersebut, diameter pena piston
dibuat sedikit lebih besar daripada bantalanya pada piston. Dengan demikian, pada
waktu memasang pena piston pada bantalannya, piston harus dipanasi terlebih dahulu
maka dipasang alat penyetop pena piston untuk mencegah pena piston terlepas dari
rumahnya, dalam arah aksial. Untuk hal tersebut, biasanya dipakai cincin kunci
sehingga gaya dorong yang dialami piston akan diteruskan ke batang piston dengan
perantara pena piston. Melihat sistem keria tersebut, maka pena piston akan
mengalami beben yang besar sesuai danga besarnya gaya yang terjadi sehabis
langkah pembakaran. Pena piston harus mampu manahan tegangan geser yang
timbul.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
89
do = 0,26 × D
= 0,26 × 228,6
= 59,436 mm
= 2,34 inchi
Perbandingan diameter luar dan diameter dalam pena dapat dihitung dengan
persamaan 4.33 (sumber : M. Khovakh, Motor Vehicle Engine, hal 459) yaitu
sebagai berikut :
d1
Rd = = 0,68 ................................................................................. (4.33)
do
d1
Rd = = 0,68
do
di = 40,41648 mm
= 1,5912 inchi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
90
lpp = 0,8 D
= 0,8 (228,6)
= 182,88 mm
4.2.3.4 Gaya Yang Diterima Oleh Pena Piston Akibat Tekanan Gas Hasil
Pembakaran
Gaya yang diterima oleh pena piston akibat tekanan gas hasil pembakaran
Fpp = Pz × A ......................................................................................................................(4.35)
A = Piston displacement
Fpp = Pz.A
π
= 3.930,384 x
2
x 9
4
= 249.913,466 lb
= 249.913,466 × 4,448 N = 1.111.615,099 N
1.111.615,099
= = 113.430,112.kg
9,806
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
91
(sumber : Petrovsky, Marine Internal Combusion Engine, hal 372) yaitu sebagai
berikut :
Fpp L1 L2
M maks = x − .................................................................................................(4.36)
2 2 4
Dengan:
(sumber : Petrovsky, Marine Internal Combusion Engine, hal 372) yaitu sebagai
berikut :
p do 4 − di 4
W= x ......................................................................... (4.37)
32 do
dengan:
p do 4 − di 4
W= x
32 do
3,14 (3,122) 4 − ( 2,122) 4
= x
32 3,122
= 2,3486 in
3
(sumber : Petrovsky, Marine Internal Combusion Engine, hal 372) yaitu sebagai
berikut :
M maks
sb = ..........................................................................................................................(4.38)
w
M maks
sb =
w
39.090,85
=
2,3486
= 16.644,006 lb/in
2
Tegangan geser yang terjadi dapat dihitung dengan persamaan 4.39 (sumber :
Petrovsky, Marine Internal Combusion Engine, hal 372) yaitu sebagai berikut :
Fpp
Tsh = .........................................................................................................................(4.39)
2x A
dengan :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
93
p
A= x ( do 2 − di 2 )
4
π
(
= × 3,122 2 − 2,122 2
4
)
= 4,11654in
2
Fpp
Tsh =
2x A
113.430,112
=
( 2 x 4,11654)
= 13.777,36 Psi
Untuk meneruskan daya dari piston ke poros engkol digunakan batang piston.
Gerak bolak balik piston dirubah oleh batang piston menjadi gerak putar pada poros
Semakin tinggi putaran mesin, maka gaya inersia dan gaya sentrifugal semakin tinggi
pula.
Pada ujung batang penggerak dipasang busing silinder sebagai bantalan pena
piston, yang dibuat dari bahan perunggu timah hitam atau perunggu fosfor.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
94
dibuat terbagi menjadi dua bagian, dimana dipasang bantalan-bantalan pena engkol.
Kedua bagian tersebut kemudian diikat dengan baut. Beberapa konstruksi pangkal
batang penggerak digambarkan pada gambar 4.8, sedangkan gambar 4.9 merupakan
konstruksi yang sama dengan gambar 4.8(b). Beda utama antara kedua konstruksi
bahwa batang penggerak dapat dikeluarkan dari mesin dengan jalan menariknya
melalui bagiuan atas silinder, maka ukuran B itu sangat menentukan. Jika dengan
konstruksi tersebut pada gambar 4.8(a), hal tersebut akan dapat dilakukan, maka
dengan piston melalui bagian atas silinder, maka poros engkol harus dilepas terlebih
dahulu dari rumah engkol. Sebelumnya, baut-baut pengkal batang penggerak harus
dilepas terlebih dahulu. Setelah poros engkol dilepaskan, barulah batang penggerak
Misalnya diameter bantalan adalah Db cm, panjang bantalan Lb cm, dan beban
Fb
bantalan adalah Fb kg, maka dibagi luas bidang bantalan, kira-kira
Db × Lb
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
96
1. Bantalan Kelmet
Karena bantalan harus mampu menahan tekanan bidang yang besar, maka
sebagian bahan bantalan dipilih campuran tembaga dan timah hitam yang
dituangkan pada permukaan dalam dari tabung baja berdinding tipis itu. Bantalan
tersebut dinamai “Bantalan Kelmet”. Tebal lapisan tembaga timah hitam adalah
0,5 sampai 1 mm, dengan kadar timah hitam 25 - 50% (sumber : Wiranto
Arismunandar, Motor Diesel Putaran Tinggi, hal 108). Sebagian timah hitam itu
hitam yang tinggi itu sangat membantu dan cocok sekali dengan sifat minyak
bantalan, maka bantalan yang lebih lunak itu akan aus, tetapi tanpa
mengakibatkan goresan atau kikisan yang berarti. Lihat gambar 4.10, disamping,
terlalu tinggi di suatu tempat pada bantalan. Dengan demikian tidak akan terjadi
Tabung silinder baja berdinding tipis yang dibuat dengan lapisan logam
sangat berguna untuk memepertahankan kelonggaran yang tepat antara poros dan
bantalan tersebut diatas, seringkali bantalan tersebut diatas silapisi oleh lapisan
tipis paduan timah hitam dan putih, sehingga terbentuk “metal tiga lapis”
(Trilayer metal). Dengan cara demikian, korosi timah hitam karena asam hasil
Untuk memperoleh bantalan yang lebih kuat dari pada bantalan Kalmet,
menahan tekanan bidang kira-kira 400 kg/cm2 . Kadar timah putih kurang lebih 6
sampai 40% (sumber : Wiranto Arismunandar, Motor Diesel Putaran Tinggi, hal
109). Penggunaan timah putih yang lebih rendah akan menambah ketahananya
terhadap tekanan bidang yang lebih besar, tetapi lebih cenderung membentuk
terlalu banyak timah putih akan mengurangi kekuatannya, sehingga perlu dipakai
metal pendukung yang lebih efektif untuk menahan aluminium pada temperatur
tinggi.
Panjang batang piston adalah jarak antara sumbu pena engkol sampai dengan
sumbu pena piston. Panjang batang piston dapat dihitung dengan rumus impiris
dengan persamaan 4.40 (sumber : Petrovsky, Marine Internal Combusion Engine, hal
R
= (3 − 4) ..........................................................................................................................(4.40)
I
dengan :
R
Diambil nilai = 3,3
I
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
99
I = 3,3 × R
= 3,3 × 4,5
= 14,85 inci
= 377,19 mm
Petrovsky, Marine Internal Combusion Engine, hal 372) yaitu sebagai berikut :
1
D 2 PL 3
d cp = a ..........................................................................................................(4.41)
ss
dengan :
Dari tabel 4.1 dengan harga S/L = 0,98 ˜ 1 , maka dipilih koefisien pena a = 1,25
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
100
1
9 × 3.930,384 × 10,5 3
2
d cp = 1,25
18000
= 2,986 inci
= 75,837 mm
Panjang pena engkol besar dapat dihitung dengan persamaan 4.42 (sumber :
l cp = (1,375)75,837
= 104,2758mm
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
101
Dalam operasinya, sebuah mesin khususnya motor bakar torak 4 tak dengan
bahan bakar solar membutuhkan saluran masuknya udara segar, sedangkan saluran
pengeluaran hasil pembakaran berlangsung pada saat tertentu yang diatur oleh poros
engkol pada sudut tertentu. Hal tersebut diatur oleh katup masuk dan katup buang
yang dipasang pada kepala silinder atau disebut overhead cam (OHV).
Sebagai penggerak poros kem digunakan timing gear dan digerakkan oleh
poros engkol dengan perbandingan transmisi setengah. Jadi putaran poros kem
Sesuai dengan fungsinya sebagai pembuka dan penut up saluran masuk dan
buang maka katup harus cukup rapat. Bahan untuk membuat katup dipilih baja
4.3.1 Katup
Diameter throat katup hisap (dthi) maksimum = 71,14 mm (2,8 inchi), minimum 35
mm ( 1,37 inchi).
Diameter throat katup buang (dthb) maksimum = 62,25 mm (2,45 inchi), minimum 30
mm (1,18 inchi).
Kecepatan udara melalui katup isap dihitung dengan persamaan 4.43 (sumber :
Petrovsky, Marine Internal Combusion Engine, hal 414), yaitu sebagai berikut :
Cm × A
Wn = ( m / dt ) ...................................................................................................(4.43)
a maks
dengan :
2 × S× n
Cm =
60
2 × 0,2667 × 1050
=
60
= 9,3345m/ dt
d thi
h maks = ..................................................................................................................(4.44)
4 cos α
dengan :
40
h maks =
4 cos 45
= 19,035 mm
= 1,9cm
a maks = 0,001253 m 2
9,3345 × 0,04102
Wn =
0,001253
= 305,5875 m/dt
Ukuran katup yang lain dihitung dengan persamaan empiris (sumber : M. Khovakh,
(sumber : M. Khovakh, Motor Vehicle, Engine, hal 523) yaitu sebgai berikut :
d li = 1,055 × 40
= 40,2 mm
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
104
(sumber : M. Khovakh, Motor Vehicle, Engine, hal 523) yaitu sebagai berikut :
d lr = 1,055 × 35
= 36,9 mm
(sumber : M. Khovakh, Motor Vehicle, Engine, hal 523) yaitu sebagai berikut :
d 2i = 1,11× 40
= 44,4 mm
(sumber : M. Khovakh, Motor Vehicle, Engine, hal 523) yaitu sebagai berikut :
d 2r = 1,11 × 35
= 38,85 mm
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
105
Tinggi bahu kepala minimum masuk dapat dihitung dengan persamaan 4.49
(sumber : M. Khovakh, Motor Vehicle, Engine, hal 523) yaitu sebagai berikut :
h li = 0,035 × 40
= 1,4 mm
Tinggi bahu kepala minimum keluar dapat dihitung dengan persamaan 4.50
(sumber : M. Khovakh, Motor Vehicle, Engine, hal 523) yaitu sebagai berikut :
Tinggi bahu kepala maksimum masuk dapat dihitung dengan persamaan 4.51
(sumber : M. Khovakh, Motor Vehicle, Engine, hal 523) yaitu sebagai berikut :
h 2i = 0,115 × 40
= 4,6 mm
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
106
Tinggi bahu kepala maksimum keluar dapat dihitung dengan persamaan 4.52
(sumber : M. Khovakh, Motor Vehicle, Engine, hal 523) yaitu sebagai berikut :
(sumber : M. Khovakh, Motor Vehicle, Engine, hal 523) yaitu sebagai bereikut :
d s(in) = 0,205 × 40
= 8,2 mm
(sumber : M. Khovakh, Motor Vehicle, Engine, hal 523) yaitu sebagai berikut :
d s(ex) = 0,25 × 35
= 8,75 mm
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
107
Tinggi dudukan katup hisap dapat dihitung dengan persamaan 4.55 (sumber :
h si = 0,215 × 40
= 8,6 mm
Tinggi dudukan katup buang dapat dihitung dengan persamaan 4.56 (sumber :
h sr = 0,215d thr
= 0,215 × 35
= 7,525 mm
d s(ei) = 1,23 × 40
= 49,2 mm
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
108
(sumber : M. Khovakh, Motor Vehicle, Engine, hal 523) yaitu sebagai berikut :
l bui = 9 × 8,2
= 73,8 mm
l bur = 9d s(ex)
= 9 × 8,75
= 78,75 mm
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
109
Diameter luar bush hisap dapat dihitung dengan persamaan 4.61 (sumber : M.
Diameter luar bush buang dapat dihitung dengan persamaan 4.62 (sumber :
d b(ur) = 1,5ds(ex)
= 1,5 × 8,75
= 13,125 mm
Diameter alur tempat kunci hisap dapat dihitung dengan persamaan 4.63
d kki = 0,7ds(in)
= 0,7 × 8,2
= 5,74 mm
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
110
Diameter alur tempat kunci buang dapat dihitung dengan persamaan 4.64
Tabal piringan katup hisap dapat dihitung dengan persamaan 4.65 (sumber :
di = 0,5 x dth Pz
s b .................................................................................................(4.65)
di = 0,5 x dth Pz
sb
276,333
= 0,5 x 40
1100
= 10,024 mm
Tebal piringan katup buang dapat dihitung dengan persamaan 4.66 (sumber :
dr = 0,5 x dth Pz
s b .................................................................................................(4.66)
dr = 0,5 x dth Pz
sb
276,333
= 0,5 x 35
1100
= 8,7712 mm
Tinggi angkat maksimum katup hisap dapat dihitung dengan persamaan 4.67
dth i
hmaks(i) = ............................................................................................................. (4.67)
4 cos a
dengan :
a = 45°
dth i
hmaks(i) =
4 cos a
40
=
4 cos 45
= 14,1 mm
Tinggi angkat maksimum katup buang dapat dihitung dengan persamaan 4.68
dthi
hmaks(r) = ............................................................................................................. (4.68)
4 cos a
dthi
hmaks(r) =
4 cos a
35
=
4 cos 45
= 12,4 mm
Fungsi pegas katup adalah untuk merapatkan katup pada dudukannya, serta
agar tangkai katup selalu berhubungan dengan tuas katup, sehingga tidak terjadi
pukulan pada tangkai katup yang dapat menimbulkan suara ketukan. Untuk
menghindari ketukan pada saat mesin beroperasi, maka pada saat pemasangan pegas
diberikan simpangan awal pegas atau beban awal sehingga katup akan selalu
menutup.
Diameter lingkar pegas katup hisap dapat dihitung dengan persamaan 4.69
Diameter lingkar pegas katup buang dapat dihitung dengan persamaan 4.70
Dp = (4 − 10)dp ................................................................................................................(4.71)
Dp = 7dp
1
dp = Dp
7 3.15 Pelatuk (Rocker Arm)
1
dp = x 28
7
= 4 mm
katup atau antara poros nok dengan ujung katup sehingga apabila poros nok
mengangkat tapet maka gerakan ini akan diteruskan ke katup melalui pelatuk.
Pelatuk dibuat dari bahan besi tuang atau baja tekan atau aluminium yang dibuat
dengan mesin. Ada bermacam- macam jenis pelatuk yang digunakan pada kendaraan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
114
atau motor, namun peltuk yang sering digunakan yaitu pelatuk yang menggunakan
Antara ujung batang katup dengan ujung pelatuk tidak selalu bersinggungan
tetapi ada celahnya. Celah inilah yang disebut dengan celah katup yang besarnya
a. Gaya akibat tekanan gas. Gaya akibat tekanan gas yang terjadi dapat dihitung
π .d 2
Fg = ±∆Pg. ..............................................................................................................(4.72)
4
dimana :
?Pg = tekanan gas dalam silinder selama periode kerja katup, untuk
π × 62,25
Fg = ±5.
4
= ±5 × 48.866
= 244,33
Tapet dan batang penumbuk adalah piranti yang digunakan pada sistem
pergerakan katup. Tapet berhubungan dengan poros nok dan batang penumbuk,
sedang ujung yang lain dari batang penumbuk berhubungan pelatuk. Batang
penumbuk ini dibuat dengan bentuk berlubang dibagian dalam dengan tujuan untuk
mengurangi beratnya.
Batang penumbuk digunakan pada motor dengan poros nok berada pada blok
silinder yang dikenal dengan OHV. Sebelum nok mengangkat batang penumbuk
a. Tapet mekanik.
batang penumbuk dapat duduk dengan tepat. Bagian bawah dari tapet, yaitu
bagian yang bersingguangan dengan poros nok dikeraskan sehingga tidak mudah
aus. Bagian bawah dibuat cekungan dengan jari-jari cekungan yang cukup besar,
cekungan ini dikombinasikan dengan titik tengah dari nok yang digeser sedikit
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
116
akan menghasilkan gerak putar tapet itu sendiri sehingga kemungkinan aus pada
satu sisi akan dapat dielakan. Ada pula tapet yang bagian bawahnya dilengkapi
dengan roler (sebuah roda kecil) yang dipasang melintrang terhadap poros nok,
sehingga pada saat nok mengangkat tapet, roler ini akan berputar sehingga
mengurangi gesekan yang timbul. Karena sudah dipasang roler maka tapet ini
tidak peelu dan tidak boleh berputar seperti tapet tanpa roler. Untuk menjaga agar
b. Tapet hidrolik
Tapet hidrolik menggunakan oli mesin sebagai media agar dapat bekerja. Oli
mesin masuk ke dalam tapet melalui saluran oli dan lubang oli pada badan tapet
terus masuk ke dalam plunyer. Dari plunyer oli terus mengalir ke bawah melaui
lubang pemasukan sampai ke dalam ruangan katup bola. Pada saat nok belum
mengangkat tapet, pegas plunyer akan menahan plunyer sehingga bagian atasnya
katup yang ada pada sistem pergerakan katup. Pada saat nok mulai mengangkat
tapet, oli yang berada di bagian dalam ruang katup bola dan pegas katup bola
penumbuk dan seterusnya akan membuka katup. Setelah katup menutup kembali,
karena adanya pegas plunyer yang berfungsi untuk mendorong badan tapet
mengangkat tapet.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
117
Camshaft adalah suatu bagian mesin yang berfungsi untuk mengatur saat
katup membuka dan saat katup menutup. Camshaft mengubah gerak putar menjadi
gerak lurus padas katup. Camshaft biasanya dibuat dari bahan baja dimana pada
bagian nok dikeraskan melalui proses perlakuan panas sehingga tidak mudah aus.
katup. Camshaft berputar lebih lambat dari putaran poros engkol dengan
perbandingan 1 : 2, hal ini karena katup-katup motor membuka sekali setip empat
langkah torak atau setiap dua putaran poros engkol, berarti setiap dua putaran poros
Diameter poros kam (dcs) dapat dihitung dengan persamaan 4.73 () yaitu
sebagai berikut :
Diameter luar badan camshaft (d1 ) dapat dihitung dengan persamaan 4.74
d 1 = 1,65 × 72,009
= 118,81485 mm
4.75 (sumber : M. Khovakh, Motor Vehicle,Engine, hal 415) yaitu sebagai berikut :
b = 0,275 × 72,009
= 19,8025 mm
Lebar poros atau pusat kegiatan cams haft (b1 ) dapat dihitung dengan
sebagai berikut :
b 1 = 0,7 × 118,81485
= 83,1704 mm
Poros engkol berfungsi merubah gaya bolak-balik piston menjadi gerak putar,
1. Ukuran dan bentuk bagian-bagian poros engkol meliputi tap utama, pena
antara pena engkol dan pipi engkol ) dan letak lubang pelumas pada pena
engkol.
3. Karakteristik tegangan dari bahan poros engkol seperti batas luluh, batas
Poros engkol harus didesain dan dicek sesuai atau sama dengan bentuk poros
engkol pusat, dengan menggunakan crankpin pada titik mati, saat momen lentur
Akhirnya, ketebalan lapisan oli yang maksimum hmm harus dicek. Suatu poros engkol
didisain baru, langkah awal akan menentukan nilai diameter dan panjang dari
Harga k bervariasi dari 0,8 – 1,1. Momen banding dari pin didagikan tiap beban
0,5.P.lo . Ini didistribusikan secara merata dan bias mene rima momen lentur yang
lebih besar, sampai pada P.lo . diasumsikan nilai rata-rata 0,5 P.lo = 0,75 P.K.do , dan
0,75.P.k.d o = 0,0981.d o2 .s
Khovakh, Motor Vehicle,Engine, hal 544), dimana tegangan yang diizinkan adalah
0,75.P.k
do = ...............................................................................................................(4.78)
0,0981.S
0,75 . 8000.0,8
do =
0,0981.266,7
= 13,54486 mm
Setelah itu tekanan pada bantalan P/lo .do harus dicek dan besarnya antara 1.200 –
Ketebalan dari crank cheek dapat dihitung dengan persamaan 4.79 (sumber :
t = ( 0, 45 − 0,75).d o ..........................................................................................................(4.79)
t = 0,6.d o
= 0,6 ×13,54486
= 8,1269 mm
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
122
Momen bending poros dalam journal dapat dihitung dengan persamaan 4.80
M = 0,0981.d12 .S
M ..............................................................................................................(4.81)
d1 = 3
0,0981.S
262.770
d1 = 3
0,0981 × 266,7
= 21,5755 mm
Diameter luar badan crankshaft (d2 ) dapat dihitung dengan persamaan 4.82
d 2 = 1.8 × d 1 ........................................................................................................................(4.82)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
123
d 2 = 1,8 × 21,5755
= 38,8359 mm
persamaan 4.83 (sumber : M. Khovakh, Motor Vehicle Engine, hal 545) yaitu
sebagai berikut :
d o 1 = (1,4)d 0 ......................................................................................................................(4.83)
d o1 = 1,4 × 13,54486
= 18,9628 mm
Lebar poros atau pusat kegiatan crankshaft (t 1 ) yaitu sama dengan panjang
4.83 (sumber : M. Khovakh, Motor Vehicle,Engine, hal 518) yaitu sebagai berikut :
d 3 = 0,5 × 21,5755
= 10,78775 mm
Tebal pipi dan lebar pipi dapat dihitung dengan persamaan 4.84 dan 4.85
t 2 .w = 0,4d 3
3
w = 0,4d ...............................................................................(4.84)
t2
t.w 2 = d3
d3
t = 2 .................................................................................(4.85)
w
sehingga didapat perhitungan sebagai berikut :
2
0,4d 3
t 2 = d 3
t
0,4d 6
3 = d 3
t
t3 = d 3 × 0,4
= 7,184883 x 0,4
t = 5,2938 cm
= 52,938 mm
0,4 (d3 )
w =
t2
0,4 (7,184883 )
=
5, 29382
= 5,29399 cm
= 52,9399mm
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
125
Panjang poros dudukan poros duduk (L) sama dengan panjang pena engkol
l = lcp = 98,79 mm
L = l + lcp + 2t
= 98,79 + 98,79 + 2(52,9386)
= 303,4572 mm
Roda gila adalah suatu bagian mesin yang berfungsi untuk menjaga
keseimbangan putaran mesin dengan jalan meredam tenaga yang berlebihan pada
langkah ekspansi dan kemudian memberikannya lagi pada saat langkah isap dan
kompresi.
1. Untuk menjaga perubahan (fluktuasi) kecepatan agar berada pada batas yang
diijinkan.
2. Dengan altenator yang bekerja paralel, untuk menjaga agar kecepatan sudut
naik atau turun pada batas yang ditentukan, sebanding dengan kecepatan
4. Untuk membawa piston pada tekanan kompresi saat bekerja pada kecepatan
rendah.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
126
Perhitungan tenaga lebih yang terjadi dapat dihitung dengan persamaan 4.86
33000 x ihp x ? e
?E = ...........................................................................................(4.86)
n
Dengan:
2395,16
: = 2885,735
0,83
0,83
Constant, ? e
Number Four Two
Type of engine
of cylinder stroke stroke
engines engines
single acting,
0,08 0,07
11 twin tandem, crank at
– 0,09 – 0,08
90o
dengan persamaan 4.87 (Maleev, Internal Combustion Engine, hal 553) yaitu sebagai
berikut :
Dengan:
k : Jari-jari girasi
n : Putaran motor
normal speed)
Spinning machinery—coarse to 50
Belt
fine – 65
35
DC generator, single Belt—direct coupled
– 50
50
DC generator, parallel Belt—direct coupled
– 70
60
AC generator, single Belt—direct coupled
– 90
20
Boat propeller, up to 100 HP Direct coupled or by gear
– 30
Idling 5
Automobile engines
Normal speed 100
drg
k=
4
30
=
4
= 7,5 in.
= 0,62484 ft, maka
163,77
w=
0,62484 2
= 419,465 lb
Jika berat jenis bahan = 500 lb/ft3 , maka tebal roda gila dapat dihitung dengan
persamaan 4.88 (Sumber: Maleev, Internal Combustion Engine, hal 553) yaitu
sebagai berikut :
w
t= ................................................................................................................................(4.88)
A .?
w
t=
A .?
419, 465
=
π
( × 1,25 2 ) .500
4
= 0,684.ft
= 208,6 mm
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
131
BAB V
langsung
Ukuran mesin
Kapasitas
Alat – alat
1 exhauster compressor
Langkah Hisap
Langkah Kompresi
Langkah Pembakaran
Langkah Ekspansi
13 Konsumsi bahan bakar per daya horse power (Fi) 0,06952 Liter/Hp.jam
Untuk akurasi yang lebih tinggi lagi, perhitungan siklus (Bab III) dapat diganti
dengan suatu metode eksperimen langsung. Dengan mengukur kecepatan, suhu, dan
tekanan gas, maka dapat dirancang suatu siklus mesin diesel dengan lebih baik.
Silinder
Kepala silinder
Piston
Cincin Piston
2 tekanan antara cincin piston dan dinding silinder (Pw) 3,5 – 6 psi
Pena Piston
Pena Engkol
Katup
Pegas Katup
Rocker Arm
Camshaft
Poros Engkol
Roda Gila
5.2. Bahan
• Camshaft = Baja
5.3. Kesimpulan
Mesin diesel pada kereta api ini memiliki perbandingan kompresi dan
putaran mesin yang rendah dibanding mesin diesel lain pada umumnya. Pada kereta
api mesin diesel berfungsi untuk memutar generator saja, dimana generator akan
menghasilkan listrik dan digunakan untuk menghidupkan motor traksi yang akan
daya yang besar, daya 1950 Hp tidak akan didapat jika mesin diesel ini tidak
5.4. Saran
Untuk akurasi yang lebih tinggi lagi, perhitungan siklus (Bab III) dapat
suhu, dan tekanan gas buang dengan suatu alat ukur, Perhitungan siklus merupakan
Daftar Pustaka
1995.
Singapore.
1968.