Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN AKHIR

PERANCANGAN ELEMEN MESIN

RIPPLE MILL

Oleh :

Bagus Trianto : (1607113492)


Dhimas Budhi Pratama : (1607112462)
Hidayat : (1607123769)
Ridho Fharozi : (1607123762)

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN S1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan pada Allah SWT.yang telah memberikan


kesehatan pada penyusun sehingga dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat
waktu. Shalawat beriring salam tidak lupa kita haturkan pada nabi besar
Muhammad Saw. Karena berkat beliau kita dapat hidup di mana penuh dengan
ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Dalam penyusunannya,penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen
dan juga teman yang telah memberikan dukungannya, kasih dan kepercayaan
yang begitu besar. Semoga semua ini bisa memberikan kebahagiaan dan
menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun penyusun berharap isi dari laporan praktikum penulis ini bebas
dari kekurangan dan kesalahan,namum selalu ada yang kurang. Oleh karena itu,
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar tugas
Perancangan Elemen Mesin ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penyusun
ucapkan terima kasih,semoga tugas ini bisa bermanfaat.

Pekanbaru, Desember 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2
1.4 Batasan Masalah ............................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Prinsip Kerja .................................................................................................. 3
2.2 Teori Dasar Elemen Mesin ............................................................................ 3
2.2.1 Poros .................................................................................................. 3
2.2.2 Poros Dengan Beban Torsi Murni ..................................................... 5
2.2.3 Belt ..................................................................................................... 7
2.2.4 Motor Listrik .................................................................................... 10
BAB III METODOLOGI
3.1 Gambar Teknik ............................................................................................ 11
3.2 Alur Rancangan Umum ............................................................................... 12
3.3 Alur Rancangan Elemen Mesin 1 (Volume Wadah Ripple Mill ) ............... 14
3.4 Alur Rancangan Elemen Mesin 2 ( Motor Listrik ) .................................... 14
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Perhitungan .................................................................................................. 15
4.1.1 Poros ..................................................................................................... 15
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 20
5.2 Saran ............................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Poros .................................................................................................... 4
Gambar 2.2 Spindel ................................................................................................. 5
Gambar 2.3 Gandar ................................................................................................. 5
Gambar 2.4 Round Belts ......................................................................................... 7
Gambar 2.5 Flat Belts ............................................................................................. 7
Gambar 2.6 V-belts ................................................................................................. 8
Gambar 2.7 Banded V-belts .................................................................................... 8
Gambar 2.8 Linked V-belt ...................................................................................... 9
Gambar 2.9 Timing belt ........................................................................................ 10
Gambar 2.10 V-ribbed belts .................................................................................. 10
Gambar 2.11 Motor Listrik ................................................................................... 10
Gambar 3.1 Rotor .................................................................................................. 11
Gambar 3.2 Piringan ............................................................................................. 11
Gambar 3.3 Poros .................................................................................................. 11
Gambar 3.4 Puli .................................................................................................... 12
Gambar 3.5 Penutup Ripple Plate ......................................................................... 12
Gambar 3.6 Ripple Plate ....................................................................................... 12
Gambar 3.7 Flow Chart ......................................................................................... 13
Gambar 4.1 Dimensi Poros ................................................................................... 15
Gambar 4.2 Bantalan ............................................................................................. 16
Gambar 4.3 Baut ................................................................................................... 17
Gambar 4.4 Motor ................................................................................................. 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses mesin pemecah biji kelapa sawit ( Ripple Mill ) dengan
menggunakan mono rotor, merupakan salah satu jenis proses pemecahan biji
kelapa sawit. Rotor yang bergerak relatif terhadap benda kerja akan menghasilkan
pemecahan biji. Pemecahan biji dapat dikatakan berhasil apabila, hasil yang
didapatkan dari proses pemecahan biji sesuai dengan desain alat yang dirancang.
Sehubungan dengan itu, diperlukan adanya suatu metode untuk memperbaiki
sistem kerja guna mendapatkan kesempurnaan sistem produksi.
Efektifitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau
peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan
efisiensi merupakan kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan
benar atau meminimumkan biaya penggunaan sumber daya untuk mencapai
keluaran yang telah ditentukan. Sehubungan dengan itu diperlukan teknologi
untuk pembuatan mesin pemecah biji kelapa sawit ( Ripple Mill ).
Pada kesempatan ini akan dirancang bangun sebuah mesin pemecah biji
kelapa sawit ( Ripple Mill ) dengan metode penggilas yang menggunakan motor
listrik ( sebagai penggerak utama ), untuk menggerakkan pully sebagai penerus
daya ke komponen-komponen didalam mesin seperti, poros, belt,rotor dan lain-
lain. Mesin ini juga dilengkapi dengan ripple bar dan ripple plate yang berbentuk
segitiga yang dapat dibongkar pasang, guna untuk peningkatan efesiensi mesin.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada Ripple Mill yang akan kami rancang ulang
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana rancang bangun mesin pemecah biji kelapa sawit (Ripple Mill).
2. Bagaimana efesiensi Ripple Mill.

1
2

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari dipilihnya Ripple Mill sebagai alat yang akan dirancang
ulang adalah sebagai berikut :
1. Mampu merancang ulang Ripple Mill.
2. Mampu mendapatkan efesiensi Ripple Mill.

1.4 Batasan Masalah


Agar pembahasan tugas ini tidak terlalu mengambang maka penulis
membatasi permasalahan yaitu tentang merancang Ripple Mill dengan ukuran
sekala kecil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prinsip Kerja


Ripple Mill merupakan suatu alat yang digunakan pada pabrik kelapa sawit
untuk proses pengolahan inti yang berfungsi untuk memecahkan nut sehingga inti
terlepas dari cangkang. Pada Ripple Mill terdapat rotor yang berputar pada Ripple
Plate bagian yang diam. Biji masuk diantara rotor dan ripple plate sehingga
saling berbenturan dan memecahkan cangkang dari inti.
Biji masuk ke Ripple Mill untuk dipecah sehingga inti terpisah dari
cangkang. Biji yang masuk melalui rotor akan mengalami gaya sentrifugal
(menjauhi pusat putaran) sehingga biji keluar dari rotor dan terbanting dengan
kuat yang menyebabkan cangkang pecah. Cangkang dan inti yang sudah terpisah
diangkut oleh Craked Mixture Conveyor lalu masuk Creaked Mixture Elevator
dan diolah untuk proses berikutnya untuk mendapatkan inti kelapa sawit.

2.2 Teori Dasar Elemen Mesin


2.2.1 Poros
Poros merupakan salah satu komponen terpenting dari suatu mesin yang
membutuhkan putaran dalam operasinya. Secara umum poros digunakan untuk
meneruskan daya dan putaran. Hal penting dalam perencanaan poros adalah
sebagai berikut:
a. Kekuatan Poros :
 Beban poros transmisi, puntir, lentur, gabungan puntir dan lentur,
beban tarikan atau tekan (misal : poros baling-baling kapal, turbin)
 Kelelahan, tumbukan, konsentrasi tegangan seperti pada poros
bertingkat dan beralur pasak.
 Poros harus didesain dengan kuat.
b. Kekakuan Poros
 Untuk menerima beban lentur atau defleksi akibat pntiran yang lebih
besar.

3
4

c. Putaran Kritis
 Jika suatu mesin putarannya dinaikkan maka pada suatu harga putaran
tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa. Putaran ini disebut
putaran kritis.
 Putaran kerja harus lebih kecil dari putaran kritis (n < ns)
d. Korosi
 Perlindungan terhadap korosi untuk kekuatan dan daya tahan terhadap
beban.
e. Bahan Poros
 Disesuaikan dengan kondisi operasi.
 Baja konstruksi mesin, baja paduan dengan pengerasan kulit tahan
terhadap keausan, baja krom, nikel, baja krom molibden dll.
f. Standar diameter poros transmisi
 25 s/d 60 mm dengan kenaikan 5 mm.
 110 s/d 140 mm dengan kenaikan 15 mm.
 140 s/d 500 mm dengan kenaikan 20 mm.
Poros terbagi menjadi beberapa jenis, berikut adalah beberapa jenis dari
poros :
a. Poros transmisi
 Beban berupa : momen puntir dan momen lentur
 Daya dapat ditransmisikan melalui : kopling, roda gigi, belt, rantai.

Gambar 2.1 Poros


5

b. Spindel
 Poros transmisi yang relatif pendek, misal : poros utama mesin
perkakas dengan beban utama berupa puntiran.
 Deformasi yang terjadi harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus
teliti.

Gambar 2.2 Spindel


c. Gandar
 Poros yang tidak berputar.
 Menerima beban lentur, misalnya pada roda-roda kereta.

Gambar 2.3 Gandar

2.2.2 Poros Dengan Beban Torsi Murni


a. Poros bulat (pejal)
𝑇 𝜏
 =
𝐽 𝑟

T : torsi (N-m)
J : momen inersia (𝑚4 )
𝜏 : tegangan geser ijin torsional (N/m2)
𝑟 : jari-jari poros (m) = d/2
𝜋
 J = 32 𝑑 4
6

𝑇 𝜏
 𝜋 4 = 𝑑
𝑑
32 2
𝜋
𝑇= .𝜏.𝑑 3
16

3 16. 𝑇
𝑑= √ (rumus diameter poros beban torsi murni)
𝜋. 𝜏

Syarat pemakaian rumus :


 Beban torsi murni.
 Poros bulat, pejal, masif.
 Beban lain tidak diperhitungkan.
 Diameter poros yang dihasilkan merupakan diameter poros
minimum, sehingga harus diambil yang lebih besar.

b. Untuk poros berlubang dengan beban puntir murni


do : diameter luar
di : diameter dalam
𝜋
J = 32 (𝑑04 − 𝑑01
4
)
𝑑0
r=
2

maka :
𝑇 𝜏
=
𝐽 𝑑0
2
𝑇 𝜏
𝜋 4 =
4 𝑑0
32 (𝑑0 − 𝑑1 ) 2
16T 𝑑0 = 𝜋. 𝜏 (𝑑04 − 𝑑01
4
)
𝑑 4
= 𝜋. 𝜏 𝑑04 (1 − [𝑑 𝑖 ] )
0

= 𝜋. 𝜏 𝑑04 (1 − 𝐾 4 )

𝜋
T = 16 𝜏. 𝑑03 (1 − 𝐾 4 )
𝑑
k adalah faktor diameter (ratio) 𝑑 𝑖
0
7

2.2.3 Belt
Di bawah ini akan diuraikan berbagai macam belt yang pernah ada dan
digunakan untuk keperluan otomotif maupun untuk konstruksi lainnya.
a. Round Belts
Round belts terbuat dari solid rubber atau rubber dengan cord. Belt ini
hanya digunakan untuk beban ringan seperti untuk sewing machian projector
films.

Gambar 2.4 Round Belts

b. Flat Belts
Penggunaan flat belts semakin berkurang dengan digunakannya V-belts
pada sistem pemindah tenaga. Flat belt terbuat dari leather rubberized fabric
dan cord. Flat belt semakin tidak digunakan karena membutuhkan pulley
yang lebih besar, tempat yang luas dan kurang flexible. Flat belt juga
dipergunakan sebagai conveyor belt bilamana belt tersebut membawa beban.
Flat belt umumnya digunakan sebagai pemindah tenaga high power untuk
mesin penggerak yang terpisah dengan mesin yang digerakkan. Contoh:
sawmills.

Gambar 2.5 Flat Belts


8

c. V-belts
V-belts banyak digunakan untuk memindahkan beban antara pulley
yang berjarak pendek. Gaya jepit ditimbulkan oleh bentuk alur V. Gaya tarik
atau load yang lebih besar menghasilkan gaya jepit belt yang kuat.
Keuntungan V-belts adalah seperti berikut.
 Gaya jepit belt memungkinkan sudut kontak yang lebih kecil dan
perbandingan kecepatan yang lebih tinggi.
 Meredam kejutan terhadap motor dan bearing akibat perubahan beban.
 Memiliki level vibrasi dan noise yang lebih rendah.
 Mudah dan cepat dalam melakukan penggantian dan perawatan.
 Efficiency transmisinya tinggi (mencapai 45%).

Gambar 2.6 V-belts

d. Banded V-belts
Banded V-belts adalah multiple V-belt yang dibentuk cetak permanen tie
band. Banded V-belts mengurangi timbulnya masalah pada penggerak
dimana belts bergeser, melintir dan terlepas dari alurnya.

Gambar 2.7 Banded V-belts


9

e. Linked V-belts
Linked V-belt dibentuk dari multiple belt yang disusun saling
menyambung. Digunakan untuk penggerak-penggerak besar dengan memiliki
jarak center yang tetap, dimana terdapat kesulitan untuk memastikan ukuran
belts yang tetap. Link dapat ditambah atau dikurangi untuk mendapatkan
panjang belt yang tetap.

Gambar 2.8 Linked V-belt

f. Timing Belts

Timing belt merupakan aksi gabungan antara chain dan sprocket pada
bentuk flat belt. Bentuk dasarnya merupakan flat yang memiliki gigi-gigi
berukuran sama pada permukaan kotak dengan gigi pulley. Sebagaimana
penggerak gear rantai, membutuhkan kelurusan pada perpasangan pulley.
Keuntungan timing belt ini adalah sebagai berikut.

 Tidak terjadi slip atau variasi kecepatan.


 Membutuhkan perawatan yang ringan.
 Mampu digunakan pada range beban yang lebar.
 Memiliki efficiency mekanis tinggi karena tidak terjadi gesekan atau slip,
initial tension berkurang dan memiliki kontruksi yang tipis.
10

Gambar 2.9 Timing belt

g. V-Ribbed Belts
V-ribbed belts merupakan gabungan alur luar berbentuk V-belt. Lapisan
inti penguat terdapat pada bagian daftar belt. Sebagaimana V-belt
berkemampuan memindahkan power tergantung pada aksi jepit antara alur
dan belt.

Gambar 2.10 V-ribbed belts

2.2.4 Motor Listrik


Motor induksi adalah suatu mesin listrik yang merubah energi listrik
menjadi energi gerak dengan menggunakan gandengan medan listrik dan
mempunyai slip antara medan stator dan medan rotor.

Gambar 2.11 Motor Listrik


BAB III
METODOLOGI

3.1 Gambar Teknik


a. Rotor

Gambar 3.1 Rotor


b. Piringan

Gambar 3.2 Piringan


c. Poros

Gambar 3.3 Poros

11
12

d. Puli

Gambar 3.4 Puli


e. Penutup Ripple Plate

Gambar 3.5 Penutup Ripple Plate


f. Ripple Plate

Gambar 3.6 Ripple Plate

3.2 Alur Rancangan Umum


Adapun alur perencanaan secara umum adalah sebagai berikut:
a. Survey alat Ripple Mill di PT. Rama-rama Jaya Pramukti.
b. Mencari data mengenai elemen-elemen mesin dari alat yang akan
dirancang.
c. Perhitungan energi, rpm, torsi, dll.
d. Merancang ulang alat menggunakan dimensi sendiri.
13

Mulai

Daya Dari Motor

Transmisi

Rotor dan Ripple


Plate Berputar

Terjadi Pemisahan
Cangkang Dengan
Inti

Cangkang
Inti

Selesai

Gambar 3.7 Flow Chart


14

3.3 Alur Rancangan Elemen Mesin 1 (Volume Wadah Ripple Mill )


Untuk menampung biji sawit yang akan dipisahkan dengan intinya, kami
merancang ulang volume wadah Ripple Mill dengan ukuran yang kami tentukan
sendiri yaitu dengan ukuran 50cm x 50cm. Kemudian kami juga merancang ulang
besar dimensi stator bar dan rotor bar.

3.4 Alur Rancangan Elemen Mesin 2 ( Motor Listrik )


Jadi setelah kami merancang bagian volume wadah dan elemen didalamnya
kami akan menentukan motor listrik jenis apa yang kami gunakan. Untuk
mengetahui jenis motor listtik apa yang akan kami gunakan, yang pertama
menentukan volume dari wadah (beban), densitas biji sawit, besar puli yang akan
digunakan, jenis dan dimensi belt yang terakhir seberapa besar torsi yang
dibutuhkan untuk memecahkan cangkang biji sawit. Kemudian setelah semua data
didapat barulah kami dapat menentukan jenis motor listrik apa yang kami
gunakan.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Perhitungan
4.1.1 Poros

Gambar 4.1 Dimensi Poros

Mencari massa poros


Diketahui :
ρ Poros = 7850 Kg/m3 (S30 C)
d1 = 38 mm
d2 = 30 mm
d3 = 20 mm
L1 = 200 mm
L2 = 35 mm
L3 = 60 mm
Ditanya : Massa poros ?
Penyelesaian :
Volume = V1 + V2 + V3
V1 = 1/4.π.(d2). L = 2,26823 x 10−4 m3
V2 = 1/4.π.(d2). L = 2,4740 x 10−5 m3
V3 = 1/4.π.(d2). L = 1,8849 x 10−5 m3
Volume poros = V1 + V2 + V3 = 2,704 x 10−4 m3
Massa poros = ρ .V ....................(Sularso,1987.hal:27)
= 7850 Kg/m3 . 2,704 x 10−4 m3
= 2,1227 Kg

15
16

4.1.2 Bantalan ( Bearing )

Gambar 4.2 Bantalan

Diketahui :
d = 20 mm
L/d = 1,6
Massa = 20 Kg
F = m x g = 196,2
L = 1,6 x d
= 1,6 x 20 mm
= 32 mm
Ditanya : P = ?
Penyelesaian :
Tekanan Pada Bantalan
𝐹
P = 𝐿𝑥𝑑
98,1 𝑁
P = 32 𝑚𝑚 𝑥 20 𝑚𝑚 = 0,15 N/𝑚𝑚2

Tekanan ijin bantalan


P = 1,5 N/𝑚𝑚2 (Diktat Agustinus Purna Irawan) , karena P = 0,15
N/𝑚𝑚2 maka bantalan aman.
17

4.1.3 Baut

Gambar 4.3 Baut

Diketahui :
𝑑0 = 18 mm (M18)
Dari tabel baut diperoleh 𝑑𝑖 = 14,933 mm
Gaya awal baut :
F = 284 do
= 284 . ( 18 ) = 5112 kg
= 50148,72 N
Beban aksial pada baut :
𝜋
F= 4 . 𝑑𝑖 2 . σ𝑡
𝜋
50148,72 N = 4 . (14,933)2 mm . σ𝑡

σ𝑡 = 286,33 N/mm (tegangan tarik baut)

4.1.4 Motor

Gambar 4.4 Motor


18

a. Torsi tanpa beban/torsi inersia (Tl)


Persamaan yang digunakan menurut: Holiday & Hasnick,1982. Hal:11-4
Tl = I . ɑ
Dimana:
Ti = Torsi (Nm)
I = Inersia (kg. m2 )
ɑ = percepatan sudut (rad/s2 )
Ti = 0,379 kg.m2 x 0,23 rad/s2
= 0,087 Nm
b. Torsi dengan beban pemecah (T)
Persamaan yang digunakan menurut: Suryanto,1995. Hal:108
T = Ft . r
Dimana : T = Torsi (Nm)
Ft = Gaya tangensial (N)
r = Jari-jari rotor = ½ diameter rotor
= 62 mm
T = 1749N. 62mm
= 108,44 Nm
c. Torsi Total (Tt)
Tt = Torsi dgn beban + Torsi tnp beban
= 108,44 + 0,087
= 108,53 Nm
d. Daya Motor (P)
Persamaan yang digunakan menurut: Suryanto,1995. Hal:108
2 . 𝜋. 𝑛 . 𝑇
P= 60

Dimana:
P = daya motor (Kw)
N = putaran rotor (rpm)
T = torsi (Nm)
Maka :
2 . 𝜋. 135 𝑟𝑝𝑚 . 0,10 𝑁𝑚
P= = 1,4 KW
60

e. Daya Rencana (Pd)


19

Persamaan yang digunakan menurut: Sularso & Suga,1997. Hal: 7


Pd = Fc x P
Dimana :
Pd = daya rencana (Kw)
P = daya motor (Kw)
Fc = Faktor koreksi (diambil 1,2)
Maka:
Pd = 1,2 x 1,4Kw
= 1,68 Kw
= 2,28Hp => 3 Hp
Sehingga demikian daya motor yang diambil adalah 3 Hp.
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari perancangan ulang Ripple Mill adalah sebagai
berikut :
a. Hasil perancangan ulang yang dihasilkan menunjukkan bahwa
perancangan riiple mill harus dimulai dengan menentukan kapasitas atau
banyaknya biji yang akan diolah. Hal ini disebabkan apabila semakin
besar kapasitasnya maka semakin besar pula motor yang digunakan.
b. Dari data hasil perhitungan untuk mendapatkan efisiensi Ripple Mill,
maka kita harus benar – benar teliti dalam menentukan dimensi dari setiap
komponen yang ada.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberi pada perancangan Ripple Mill ini adalah :
a. Dalam memilih motor sebaiknya harus melihat kapasitas dari ripple plat
pada Ripple Mill sehingga persentase biji utuh dan biji pecah dapat
diminimalisir.
b. Diharapkan diakukan perancangan selanjutnya untuk menganalisa biji
dari varietas lain, dan alat pemecah biji lebih disempurnakan baik dari
bentuk dan kinerja alat.

20
DAFTAR PUSTAKA

Suryanto, Elemen Mesin I, 1995 ‘Pusat Pengembangan Pendidikan politeknik


Bandung’.
Sularso & Suga. K, 1997 ‘Dasar Perancangan dan Pemilihan Elemen
Mesin’,Jakarta, PT. Pradya Paramita

21

Anda mungkin juga menyukai