DHF
OLEH
Kelompok 14
Tingkat 2.4
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
“Om Swastyastu”
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Sang Hyang Widhi
Wasa, karena atas berkat rahmat beliau penulis mampu menyelesaikan tugas “Promosi
Kesehatan” dengan membahas tentang “Konsep Dasar Pendidikan Kesehatan” dalam bentuk
makalah.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi
teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak/Ibu selaku pembimbing yang telah memberikan penulis tugas, serta petunjuk kepada
penulis. Sehingga penulis termotivasi untuk menyelesaikan tugas.
2. Orang tua yang juga turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan
sehinga tugas ini selesai.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Demikian yang dapat penulis sampaikan dan terima kasih.
“Om Santih Santih Santih Om”
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan.....................................................................................................................2
A. Kasus Fiktif.............................................................................................................22
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan.................................................................................................................48
B. Saran.......................................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah penyakit yang disebabkan oleh karena virus
dengue yang termasuk golongan abrovirus melalui gigitan nyamuk Aedes Aegygti
betina. Penyakit ini biasa disebut Demam Berdarah Dengue (Hidayat, 2006: 123).
Sekitar 2,5 milyar (2/5 penduduk dunia) mempunyai resiko untuk terkena infeksi virus
Dengue. Lebih dari 100 negara tropis dan subtropics pernah mengalami letusan DBD.
Kurang lebih 500.000 kasus setiap tahun dirawat di rumah sakit dan riuan orang
meninggal.
Pada tahun 1953, Quaintos dkk melaporkan kasus DBD di Filifina, kemudian disusul
negara lain seperti Thailand dan Vietnam. Kasus DB pertama kali dilaporkan di
Indonesia pada tahun 1986 (di Jakarta dan Surabaya). Pada tahun-tahun selanjutnya DB
cenderung meningkat. (Mekadiana, 2007). Kasus DB di Indonesia sampai dengan tahun
2007, telah mencapai 19.031 kasus, diantaranya 336 penderitanya meninggal dunia.
Morbiditas dan mortalitas DHF bervariasi dan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara
lain status imun, kondisi vector nyamuk, transmisi virus dengue, virulensi virus, dan
kondisi geografi setempat. Secara keseluruhan, tidak terdapat perbedaan angka kejadian
berdasarkan jenis kelamin penderita, tetapi kematian akibat penyakit ini lebih banyak
terjadi pada anak-anak.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan DHF
(Dengue Haemoragic Fever) .
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian penyebab, tanda dan gejala, serta komplikasi yang muncul
pada klien dengan DHF.
ditetapkan.
2. Etiologi
Virus dengue termasuk genus Falvivirus, keluarga flaviride. Terdapat empat
serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Keempatnya ditemukan di
Indonesia dengan DEN-3 serotipe terbanyak. Infeksi salah satu serotype Akan
menimbulkan antibody terhadap serotype yang bersangkutan, sedangkan antibody
yang terbentuk terhadap serotype lain sangat kurang, sehingga tidak dapat
memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotype tersebut. Seorang yang
tinggal di daerah endemis dengue terhadap infeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama
hidupnya. Keempat serotype virus dengue dapat ditemukan di berbagai daerah di
Indonesia. (Sudoyo Aru, dkk 2009).
3. Klasifikasi
Klasifikasikan DHF menurut derajat penyakitnya dibagi menjadi 4 golongan, yakni:
1. Derajat I
Adanya demam disertai dengan gejala klinis lain, tanpa adanya perdarahan
spontan. Biasanya mengalami panas sekitar 2-7 hari, Uji tourniquet hasilnya ialah
positif, trombositipenia, & hemokonsentrasi.
2. Derajat II
Sama dengan derajat I, ditambah dengan adanya beberapa gejala perdarahan
spontan seperti adanya petekie, hematemesis, ekimosis, perdarahan gusi, melena,
dan ditemukan pula adanya perdarahan pada kulit.
3. Derajat III
Ditandai oleh adanya gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah & cepat
(>120x/mnt) tekanan nadi sempit, tekanan darah mengalami penurunan.
4. Derajat IV
Nadi tidak teraba Sama sekali, tekanan darah juga tidak teratur, anggota
gerak/akral teraba dingin, berkeringat & kulit tampak pucat/biru.
4. Manifestasi Klinis
1. Demam
Demam biasanya terjadi dengan Cara yang mendadak berlangsung dalam waktu 2
– 7 hari kemudian kembali turun menuju suhu yg normal atau bisa lebih rendah.
Diikuti dengan berlangsung demam, beberapa gejala klinik yang tidak spesifik
dapat muncul misalnya anoreksia, adanya nyeri punggung, nyeri tulang dan pula
nyeri persediaan, nyeri kepala serta rasa lemah juga dapat menyertainya.
2. Perdarahan
Perdarahan umumnya dapat terjadi pada hari ke 2 disaat demam & umumnya
terjadi pada kulit & dapat di dukung dengan hasil uji tocniquet yg positif mudah
terjadi adanya perdarahan pada vena, purpura dan petekia.
3. Hepatomegali
Ketika demam pertama kalinya muncul biasanya hati sudah bisa teraba, meski
pada anak yg kurang gizi hati juga sudah diraba. apabila terjadi peningkatan dari
hepatomegali & hati telah teraba kenyal harus di perhatikan kemungkinan akan
adanya tejadi sebuah renjatan pada penderita.
4. Renjatan (Syok)
Syok umumnya dapat terjadi pada hari ke 3, dimulai dengan beberapa tanda
kegagalan sirkulasi yakni kulit terasa lembab, merasa dingin pada ujung hidung,
jari tangan, jari kaki serta adanya sianosis disekitar mulut. Apabila syok terjadi
ketika masa demam maka biasanya akan menunjukan prognosis yang amat buruk.
5. Tanda dan Gejala
Tanda dan Gejala Penyakit DHF :
1. Meningkatkan suhu tubuh
2. Nyeri pada otot seluruh tubuh
3. Suara serak
4. Batuk
5. Epistaksis
6. Disuria
7. Nafsu makan menurun
8. Muntah
9. Ptekie
10. Ekimosis
11. Perdarah gusi
12. Muntah darah
6. Pohon Masalah
Membentuk&melepask Mengaktifkan
PGE2 Hipothalamus
an zat C3a, C5a system komplemen
Mual, muntah
Ketidakefektifan
pola nafas Penekanan intraabdomen
Ketidak seimbangan nutrisi
Nyeri kurang dari kebutuhan
tubuh
7. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Soegijanto (2002), pemeriksaan diagnostic pada pasien DHF meliputi:
1. Laboratorium ( Darah lengkap )
a. Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat 20% atau lebih)
Normal : pria 40-48 %
b. Trombositopeni (Jumlah trombosit kurang dari 100.000 mm³)
Normal : 150000-400000/ui
c. Perpanjangan masa perdarahan dan berkurangnya tingkat protobin
d. Asidosis
e. Kimia darah : hiponatremia, hipokalemia, hipoproteinemia
2. Uji tourniquet positif
Menurut WHO dan Depkes RI (2000), uji tourniquet dilakukan dengan cara
memompakan manset sampai ketitik antara tekanan sistolik dan diastolik selama
lima menit. Hasil dipastikan positif bila terdapat 10 atau lebih ptekie per 2,5 cm².
Pada DHF biasanya uji tourniquet memberikan hasil positif kuat dengan dijumpai
20 ptekie atau lebih. Uji tourniquet bias saja negatif atau hanya positif ringan
selama masa shok, dan menunjukkan hasil positif bila dilakukan setelah masa
pemulihan fase shok.
3. Radiologi foto thorak
50% ditemukan efusi fleura, efusi pleura dapat terjadi karena adanya rembesen
plasma.
4. Urine
Albuminuria ringan
5. Sumsum Tulang
Awal hiposeluler kemudian menjadi hiperseluler pada hari ke 5 dengan
gangguan maturasi. Hari ke 10 biasanya normal.
6. Pemeriksan Serologi
Dilakukan pengukuran titer antibody pasien dengan cara haemaglutination
inhibition tes (HI test)/ dengan uji pengikatan komplemen (complemen fixation
test/ CFT) diambil darah vena 2-5 ml
7. USG
Hematomegali-splenomegali
8. Penatalaksanaan Medis
Indikasi rawat inap pada dugaan infeksi virus dengue yaitu:
o Panas 1-2 hari disertai dehidrasi (karena panas, muntah, masukan kurang) atau
kejang–kejang
o Panas 3-5 hari disertai nyeri perut, pembesaran hati uji torniquet positif/negatif,
kesansakit keras (tidak mau bermain), Hb dan Ht/PCV meningkat
o Panas disertai perdarahan- perdarahan
o Panas disertai renjatan. (UPF IKA, 1994 ; 203)
1. Fase Demam
Pemberian cairan oral untuk mencegah dehidrasi. Apabila cairan oral tidak
dapat diberikan karena tidak mau minum, muntah atau nyeri perut
yang berlebihan, maka perlu diberikan cairan melalui intravena,
direkomendasikan juga untuk pemberian parasetamol. Pemeriksaan kadar
hematokrit secara berkala atau jika tidak tersedia bisa digunakan pemeriksaan
hemoglobin.
9. Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi dari sampai ujung
kaki. Berdasarkan tingkatan (grade) DHE keadaan fisik anak berikut
a. Grade I: kesadaran kompos mentis; keadaan umum lemah; tanda-tanda vital nadi
lemah.
b. GradeII: kesadaran kompos mentis; keadaan umum lemah; adanya perdarahan
spontan petekia: perdarahan gusi dan telinga; nadi lemah, kecil, tidak teratur.
c. Grade III: kesadaran apatis; somnolen; keadaan umum lemah, nadi lemah, kecil,
tidak teratur; tensi menurun.
d. Grade IV: kesadaran koma; nadi tidak teraba; tensi tidak terukur; pernapasan
tidak teratur; ekstrimitas dingin; berkeringat; dan kulit nampak biru.
Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan pada muka karena demam (flushy),
mata anemis, hidung kadang mengalami perdarahan/epistaksis (grade IL,III,IV).
Pada mulut didapatkan mukosa mulut kering, perdarahan gusi, kotor. dan nyeri
telan. Tenggorokan mengalami hiperemia faring, terjadi perdarahan telinga (grade
I,III, 1v).
d. Dada
Bentuk simetris, kadang-kadang sesak, pada foto thoraks terdapat adanya cairan
yang tertimbun pada paru sebelah kanan (efusi pleura), Rales , Ronchi biasanya
pada grade III, IV.
e. Pasa abdo sen terdapat nyeri tekan, pembesaran hati (hepatomegal). Dan asites .
f. Ekstremitas, yaitu akral dingin, nyeri otot, dan sendi serta tulang.
1.
3 Resiko syok
berhubungan
dengan
kekurangan
volume cairan
IV. Implementasi
Dilakukan sesuai dengan intervensi.
V. Evaluasi
a. Evaluasi formatif (proses)
Fokus pada evaluasi proses (formatif) adalah aktivitas dari proses
keperawatan dan hasil kualitas peayanan asuhan keperawatan. Evaluasi proses
harus dilaksanakan segera setelah perencanaan keperawatan
diimplementasikan untuk membantu menilai efektivitas intervensi tersebut.
Evaluasi proses harus terus menerus dilaksanakan hingga tujuan yang telah
ditentukan tercapai. Metode pengumpulan data dalam evaluasi proses terdiri
atas analisis rencana asuhan keperawatan, pertemuan kelompok, wawancara,
observasi klien, dan menggunakan form evaluasi. Ditulis pada catatan
perawatan. Contoh: membantu pasien duduk semifowler, pasien dapat duduk
selama 30 menit tanpa pusing.
b. Evaluasi Sumatif (hasil)
Rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa status
kesehatan sesuai waktu pada tujuan. Ditulis pada catatan perkembangan.
Focus evaluasi hasil (sumatif) adalah perubahan perilaku atau status kesehatan
klien pada akhir asuhan keperawatan. Tipe evaluasi ini dilaksanakan pada
akhir asuhan keperawatan secara paripurna.
BAB III
PEMBAHASAN
A. KASUS FIKTIF
Seorang anak berusia 12 tahun menjalani MRS diagnosa DHF dengan keluhan demam,
nyeri pada punggung dan tulang hilang timbul, kepala pusing. TD 100/80 mmHg, rentang
suhu 38o-39oC sudah terjadi hampir 3 hari SMRS dan saat ini 38,7oC. Uji torniket positif,
petekie (+), mual (+), muntah (+), BAB terakhir encer. Pasien saat ini merasa lemas dan
tidak mampu melakukan aktivitas fisik.
B. PEMBAHASAN KASUS FIKTIF
DENGAN DHF
I. IDENTITAS
A. Anak
1. Nama : An.D
2. Anak yang ke :1
3. Tanggal lahir/umur : 11 Januari 2009/ 10 tahun
4. Jenis kelamin : Perempuan
5. Agama : Hindu
B. Orang tua
1. Ayah
a. Nama :Tn.A (kandung/tiri)
b. Umur : 35
c. Pekerjaan : Wiraswasta
d. Pendidikan : SMA
e. Agama : Hindu
f. Alamat : Dauh Puri Kaja,Denpasar Utara
2. Ibu
a. Nama : Ny.D (kandung/tiri)
b. Umur : 33 tahun
c. Pekerjaan : Guru
d. Pendidikan : S1
e. Agama : Hindu
f. Alamat : Dauh Puri Kaja,Denpasar Utara
8. Tindakan operasi
An.D belum pernah dilakukan tindakan operasi.
9. Alergi
An.D tidak mempunyai riwayat alergi
10. Kecelakaan
An.D tidak pernah jatuh / cedera sampai dirawat di RS
Saat dikaji : Pasien mengatakan tidak nafsu mkan karena sulit untuk
menelan
3. Pola eliminasi
Sebelum sakit : Pasien BAB 1x/hari dengan konsistensi padat, dan BAK 5-6
x/hari dengan konsisitensi encer, berwarna kuning
Saat dikaji : Pasien BAB 3-5 x/hari dengan konsisitensi cair dan BAK
3x/hari
4. Pola aktivitas
Sebelum sakit : Pasien beraktifitas seperti bermain
5. Kebutuhan rekreasi
Sebelum sakit : Pasien hanya bermain berkumpul dengan teman dan
keluarganya.
6. Pola istirahat
Sebelum sakit : Pasien istirahat biasanya kalau siang hari dari jam 1-2,dan pada
malam hari dari jam 8
Saat dikaji : Pasien hanya berbaring karena lemas dan tidurnya kurang
teratur hanya sekitar 1 sampai 2 jam kalau siang, sedangkan malam sekitar 5-7 jam
8. Temperature suhu
Sebelum sakit : Suhu pasien normal
Saat dikaji : Suhu pasien 38,9 C
9. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Sebelum sakit : Pasien merasa nyaman dan lebih senang saat berada dirumah,
bermain, dan kumpul dengan keluarganya
Saat dikaji : Pasien telihat tidak nyaman dengan keadaan penyakitnya dan
keadaan RS mengeluh minta cepat pulang
I II III
BCG 1BLN - -
DPT 1BLN - -
POLIO 1BLN
CAMPAK 9BLN
WBC : 2,6
Ne : 2.0
Ly : 0,4
Mo : 0,2
Ba : 0,0
KBC : 1,25
AEB : 0,8
X. Analisa Data
Nama klien : An.D
No. register : 641827
No Data Fokus Etiologi Masalah
33
4. Kolaborasi 4 kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan dan Untuk Untuk mempercepat
elektrolit intravena, jika perlu. penyembuhan
Intervensi Pendukung : Intervensi Pendukung
- Berikan kesempatan pasien dan :Memberikan kesempatan
keluarga bertanya pada klien untuk menanyakan
hal yang belum dipahami
- jelaskan tanda dan gejala dehidrasi - Memberitahu tanda dan
gejala dari dehidrasi sehingga
dehidrasi dapat dicegah
- Anjurkan memperbanyak minum - Untuk mencegah terjadinya
kekurangan cairan setelah
melakukan olahraga ataupun
aktivitas berat
2. Nyeri akut Setelah dilakukan C. Intervensi Utama (manajemen C. Intervensi Utama
berhubungan intervensi keperawatan nyeri) (manajemen nyeri)
dengan agen selama ...x... jam maka e. Observasi Observasi
pencedera tingkat nyeri menurun Identifikasi lokasi, karakteristik, Untuk mengetahui lokasi,
fisiologis dengan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas durasi, frekuensi, kualitas,
Kriteria hasil : nyeri intensitas nyeri
8. Keluhan nyeri menurun
34
9. Meringis menurun Indentifikasi skala nyeri Mengetahui rentang skala
10. Sikap protektif menurun nyeri pasien
11. Gelisah menurun Identifikasi faktor yang Mengetahui faktor
12. Kesulitan tidur menurun memperberat dan memperingan penyebab nyeri
13. Frekuensi nadi membaik nyeri
Menarik diri menurun Monitor keberhasilan terapi Memberikan tindakan
komplementer yang sudah diberikan pendukung dalam meredakan
nyeri
Berikan teknik non farmakologis Memberikan tindakan
untuk mengurangi rasa nyeri ( mis. pendukung dalam meredakan
TENS, hipnosis, akupresure, Terapi nyeri
musik, biofeadback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres
hangat/dingin,terapi bermain)
Kontrol lingkungan yang Menjaga dan merawat keadaan
memperberat rasa nyeri lingkungan pasien
(mis. Suhu ruangan, cahaya,
kebisingan)
Berikan fasilitasi istirahat tidur Memberikan kenyamanan
terhadap pasien
35
f. Edukasi d. Edukasi
3. Jelaskan strategi meredakan nyeri 3. Memberikan tindakan
dalam meredakan nyeri
4. Anjurkan teknik nonfarmakologis 4. Membantu pasien
untuk mengurangi rasa nyeri (teknik mengurangi rasa nyeri
napas dalam)
g. Kolaborasi e. Kolaborasi
2. Kolaborasi pemberian analgetik, 2. Melakuakan kolaborasi
jika perlu dengan apoteker dalam
pemberian obat analgetik
D. Intervensi Pendukung D. Intervensi Pendukung
Observasi b. Observasi
Identifikasi faktor pencetus dan Untuk mengetahui apa faktor
pereda nyeri pencetus dan pereda nyeri
pasien
3. Risiko syok
berhubungan
dengan
kekurangan
volume cairan.
36
XIII. IMPLEMENTASI
37
-memberikan cairan oral. DS :
DO :
-melakukan pendinginan DS :
eksternal(kompres hangat) DO :
38
XIV. EVALUASI
No Dx Hari/ Evaluasi Tanda
Tgl/Jam Tangan
1
39
BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
Dengue haemorrhagic fever adalah penyakit infeksi tropis yang disebabkan oleh virus
dengue yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti betina. Asuhan keperawatan pada An.D
dengan Dengue Haemorragic Fever (DHF) di Ruang Cendrawasih RSUD Wangaya,
penulis melakukan tindakan selama 3 hari dan
penulis menemukan 3 diagnosa keperawatan yang muncul pada An. D yaitu :
4. Hipertermi b/d proses penyakit d/d suhu 38,7oC kulit bintik kemerahan
5. Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis d/d pasien tampak meringis, gelisah
6. Risiko syok b/d kekurangan volume cairan d/d pasien tampak lemas
B. SARAN
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan kepada An. D dengan Dengue
Haemorragic Fever (DHF) di ruang Cendrawasih RSUD Wangaya, maka saran yang dapat
diberikan untuk dijadikan pengalaman ke arah yang penulis tunjukan
kepada:
1. Pasien dan keluarga
Demi kesembuhan pasien penulis mengharapkan keluarga perlu memperhatikan keadaan
pasien dan membantu memenuhi kebutuhan pasien selama sakit untuk mempercepat
proses penyembuhan pasien. Keluarga diharapkan mampu merawat pasien setelah
perawatan di rumah
2. Mahasiswa
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah agar dapat memahami konsep-konsep serta dasar-
dasar teori sesuai dengan kasus yang diambil.
3. Pembaca
Disarankan untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan DengueHaemorrhagic Fever
sehingga dapat dilakukan upaya-upaya yang bermanfaat untuk mencegah maupun
menangani penyakit ini.
48
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, Gloria M., dkk. 2016. NIC (Nursing Intervention Classification). Singapura:
MocoMedia.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba Medika.
NANDA International. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi
10. Jakarta: EGC.
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC. Edisi Revisi Jilid 1. Yogyakarta: Mediaction
Nursalam M. Nurs, Rekawati Susilaningrum, Sri Utami, 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan
Anak. Jakarta: Salemba Medika
Suriadi dan Rita Yuliani.2010. Asuhan Keperawatan pada Anak Edisi 2. Jakarta: CV. Sagung
Seto
49