Penantianku Tak Terbalaskan
Penantianku Tak Terbalaskan
Flashback on
“ Tunggu aku,aku akan pulang untukmu. Aku janji ini tidak akan lama,kuharap kau mau
menungguku,” kata pemuda itu berusaha menenangkan wanita yang menangis di
hadapannya.
“ Aku takut jika kamu tidak menepati janjimu itu aku tidak mau,Ali” ujar wanita itu
“ Aku janji akan setia, cintaku hanya untukmu, Sha. Kamu tenang aja aku tidak akan macam
macam disana. Maaf jika aku jarang menghubungimu karena disana aku akan sibuk sekali,
kamu tidak akan sendirian disini. Ada ayah , bunda, abang farid, mbak salsa,iyakan? Jangan
menangis sayangku,ayolah.” Janji lelaki itu sambil mendekati wanita lalu memeluknya
“ Baiklah,jaga dirimu baik baik. ” kata lelaki itu melepaskan pelukan pada wanitanya lalu
mengusap kepalanya dan beranjak pergi.
Sedangkan wanita itu, Monisha azzahra hanya memandang punggung lelakinya, Ali
nurhakim yang melangkah menjauh. Meninggalkan nya pergi ke negeri orang membawa
sebait janji untuk kembali.
Pertukaran pelajar membuat Ali pergi, hal yang diimpikan lelaki itu akhirnya terwujud, dan
Monisha tidak ingin egois karena Ali pu berhak mengejar apa yang ia impikan.
Puas menangis di taman,Monisha melangkahkan kaki nyapergi dari taman. Melafalkan dalam
hati bahwa semuanya akan baik baik saja. “ Satu tahun,hanya satu tahun itu tidak akan
lama” batinnya.
Hari terus berlalu bulan berganti bulan. Tidak terasa bahwa ia bisa menjalani dua
bulannya tanpa Ali,meski setiap kali mengingatnya ia akan menagis. Bagaimana mungkin
Monisha tidak menangis, orang yang biasanya setiap hari datang memberi kejutan kejutan
kecil sejak dua bulan lalu meninggalkannya. Keluarga Ali terkadang rutin ke rumah Monisha
apalagi bundanya, Suci aisyah selalu datang membawakan makanan atau apapun. Karena
Monisha yang sebatang kara, keluarga Ali sangat menyayanginya dan Monisha bersyukur
dipertemukan pada keluarga Ali. Teringat betul saat pertama kali Ali mengenalkan pada
keluarganya, kala itu Ia gugup luar biasa karena takut jika keluarga Ali yang kaya raya tidak
menerimanya yang hidup sebatang kara. Tapi yang dipikirnya jauh karena keluarga Ali
menyambutnya dengan baik. Hal itu membuat Monisha semakin percaya pada Ali.
Selama dua bulan, Ali hanya sempat memberi kabar dua kali saja,ketika sampai dan
ketika setelah 1 minggu disana. Monisha memakluminya karena Ia percaya bahwa Ali sangat
sibuk.
Saat ini Monisha sedang ada di kelasnya, melamun. Hingga tak sadar bahwa bel telah
berbunyi. Teman sebangkunya, Shella anastasya melihatnya jengah,pasalnya semenjak Ali
pergi Monisha menjadi pendiam.
“ Iya iya maaf deh,abisnya lo dipanggil diem aja. Lo gausah ngelamun terus dong. Mikirin
Ali ya?” Tebak Shella yang dibalas anggukan oleh Monisha.
“ Gini ya, Monisha ku tercantik tersayang terlope lope . Lo gaboleh sedih,kalo lo sedih
gimana Ali nya mau semangat disana, harusnya lo bantu doa buat Ali supaya Ali cepat
pulang dan selamat “ Nasehatnya pada Monisha
“ iya iya ga sedih ini, thanks ya Shel udah ngertiin dan nashatin gue . “ ujar Monisha sambil
tersenyum lalu memeluk Shella.
“ Heh kalian, kalo mau pelukan silahkan keluar dari kelas saya” interupsi seseorang,pak Budi
yang dihadiahi cengiran oleh Shella dan Monisha.
Hari hari telah berlanjut, tak terasa hari ini adalah hari dimana Ali nya pulang,
Monisha sedang bersiap siap untuk menjemput Ali di bandara bersama keluarga Ali.
Hingga di bandara, Monisha menunggu Ali dengan tidak sabaran, keluarga Ali yang
melihatnya pun terkekeh geli. Hingga pandangannya tertujun pada seseorang yang baru
keluar di pintu keluar.
Monisha berlari ke arah Ali yang menarik kopernya, dipeluknya Ali sambil menangis
bahagia karena Ali-nya telah kembali sepertin janjinya. Ali membalas pelukan Monisha
sambil berbisik.
“ Baik, kamu bagaimana ? Aku selalu merindukanmu” kata Monisha masih menangis
sesenggukan.
“ Aku baik dan akupun merindukanmu” jawab Ali sambil melepaskan pelukannya lalu
menggandeng Monisha pada tempat orang tuanya. Lalu mereka semua pulang.
. Saat ini mereka sedang berada di Mall sedang makan selepas tadi menonton. Ali
pamit pergi ke toilet sedangkan Monisha melanjutkan makannya.
Sedang asyik makan tiba tiba hp Ali yang tertinggal menyala berkedip kedip tanda
ada telepon masuk. Monisha yang melihatnya hanya bersikap biasa saja “temannya paling”
batin Monisha. Tapi telepon itu tidak berhenti hingga Monisha mengambilnya tertera nama
Haustier yang artinya kesayangan dalam bahasa Jerman. Monisha yang tak enak hati ragu
untuk mengangkatnya. Entah bisikan darimana akhirnya Monisha mengangkatnya.
“ Sayang kamu kemana saja,kenapa tidak memberiku kabar hari ini? Kau sudah selamat di
Indonesia kan. Dan kamu tidak lupa kan menceritakan pada keluargamu bahwa aku
kekasihmu? Sayang... sayang.. ko diam saja”
DEGGG....
Suara di seberang sana membuat Monisha lemas lalu mematikan teleponnya. kekasih? Ali
nya telah berbohong Ali nya telah berkhianat pada janji nya. Cairan hangat itu mendesak
untuk dikeluarkan, hingga Ali yang baru datang panik karena Monisha menangis sambil
memegang Hp nya.
“ Sayang kamu kenapa?" Tanya Ali sambil memegang tangan Monisha dan langsung ditepis
keras oleh Monisha.
Monisha hanya diam lalu melemparkan Hp Ali dan beranjak pergi. Ali yang bingung hanya
mengambil Hp nya. Matanya terbelalak saat mengetahui penelpon terakhirnya. Ia segera
mengejar Monisha yang berlari. Mencekal tangannya yang berusaha meminta un tuk
dilepaskan.
“ Apa yang mau kamu jelasin? Tentang kamu yang udah punya kekasih lagi? Atau kamu
yang akan mengenalkan dia pada keluargamu? Itu? Ternyata kamu sama aja sama laki laki
lain. Nyesel aku udah nunggu kamu. Penantian aku dibalas pengkhianatan sama kamu, hari
ini aku minta kita putus. Terimakasih untuk semuanya.” Desis Monisha tajam.
“ Maaf aja ga cukup Li buat kembaliin keadaan. Intinya kamu berkhianat” Kata Monisha
sambil berlari meninggalkan Ali-nya.
Keesokan harinya, Monisha menyalakan televisi yang menampilkan acara tausyiah. Sambil
mendengarkan ia sarapan, hingga suapannya berhenti ketika pen tausyiah berkata
Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang maka Allah timpakan ke atas kamu pedihnya
sebuah pengharapan. Supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang
berharap selain DIA. Maka Allah menghalangimu dari perkara tersebut agar kamu kembali berharap
kepadaNYA. (Imam Syafi’i).
Flash back off
Setelah puas bercengkrama dengan Tuhan-Nya Monisha beranjak dari duduknya lalu memakai jilbab
nya untuk pergi. Ya setelah musibah itu ia mendapat hidayah untuk merasakan indahnya hijrah,
ahamdulillah.
Banyak hal yang ia dapat dari kejadian itu, pertama ia belajar bahwa terlalu mencintai makhluk-Nya
itu salah dan yang kedua ia belajar menjadi pribadi yang lebih baik.
END
PADA MANUSIA”
Saya Rinjani ayu tri rahmawati berusia 16 tahun lahir di Bandung, 03 Januari 2003. Saya
bersekolah di SMK Kesehatan Bhakti kencana majalaya. Kenali saya lebih dekat di sosial
media:
Terimakasih