Anda di halaman 1dari 15

HARGA POKOK PROSES LANJUTAN

PROGRAM STUDI KOMPUTERISASI AKUTANSI

PROGRAM DIPLOMA III

DOSEN PEMBIMBING :

PATMAWATI, SE., M.SI., AK., CA

DISUSUN OLEH :

NAMA : M.Wahyu Juliansa

NIM : 09020581822001

KELAS : KA .2 A
FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNVERSITAS SRIWIJAYA
2019

Latar Belakang

Metode harga pokok proses merupakan metode pengumpulan biaya


produksi yang digunakan oleh perusahaan yang mengolah produknya
secara massa. Didalam metode ini, biaya produksi dikumpulkan untuk
setiap proses selama jangka waktu tertentu, dan biaya produksi per satuan
dihitung dengan cara membagi total biaya p r o d u k s i dalam periode
tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dari proses
tersebut selama jangka waktu yang bersangkutan.

Ada beberapa hal yang menjadi karakteristik metode Harga PoKok


Proses, yaitu :

1. Pengumpulan biaya produksi per departemen produksi per periode


akuntansi.

2. Perhitungan HPP per satuan dengan cara membagi total biaya produksi
yang dikeluarkan selama periode tertentu dengan jumlah satuan produk
yang dihasilkan selama periode yang bersangkutan.
3. Penggolongan biaya produksi langsung dan tak langsung seringkali
tidak diperlukan.

4. Elemen yang digolongkan dalam BOP terdiri dari biaya produksi


selain biaya bahan baku dan biaya bahan penolong dan biaya tenaga
kerja (baik yang langsung maupun tidak langsung). BOP dibebankan
berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi.

5. Harga Pokok proses pada umumnya menggunakan metode Harga


Pokok Proses-Tanpa Memperhitungkan Persediaan Produk Dalam
Proses Awal

 Adanya Persediaan Awal Barang Dalam Proses

Apabila pada awal periode terdapat persediaan awal barang dalam proses
maka timbul masalah untuk menentukan harga pokok barang jadi. Hal
ini tiimbul karena persediaan barang dalam proses tersebut telah
mempunyai harga pokok yang berasal dari periode sebelumnya.

Untuk menentukan harga pokok barang jadi terdapat 3 metode yaitu :

1) Metode Harga Pokok Rata-rata (Weighted Average)


Di departemen – Pertama :
a. Dihitung total biaya untuk masing-masing jenis biaya produksi, yaitu : biaya
bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik dengan cara biaya yang
melekat pada persediaan barang dalam proses awal ditambah biaya-biaya
periode berjalan.

b. Dihitung jumlah unit ekuivalen produksi yang dihasilkan dalam periode yang
bersangkutan : Barang jadi (yang ditransfer ke departemen berikutnya)
ditambah barang dalam proses akhir menurut unit ekuivalen. Harga pokok
rata-rata kemudian dihitung berdasarkan total biaya dibagi jumlah unit
ekuivalen.

Di departemen – Lanjutan :
a. Dihitung harga pokok rata-rata yang berasal dari departemen
sebelumnya. Harga pokok tersebut terdiri dari : Harga pokok
persediaan awal dan harga pokok yang diterima pada periode yang
bersangkutan.

b. Dihitung harga pokok rata-rata per satuan yang ditambahkan


dalam departemen yang bersangkutan.

c. Menghitung harga pokok rata-rata per satuan di departemen


yang bersangkutan dengan cara : Harga pokok rata-rata dari
departemen yang bersangkutan dengan cara : Harga pokok rata-rata
dari departemen yang mendahului ditambah harga pokok rata-rata
di
departemen yang bersangkutan.

Penghitungan Laporan harga pokok dengan mengggunakan metode


rata-rata tidak mengalami banyak perubahan dari metode yang sudah
dibahas sebelumnya.
Berikut hal-hal penting yang disajikan dalam perhitungan dengan metode
rata-rata tertimbang.
Biaya Per Unit :

Biaya yang melekat pd PDP awal + Biaya yang dikeluarkan pada periode

sekarang

Biaya per unit =


-----------------------------------------------------------------------------------------
Unit Produk Equivalen

Unit Produk Equivalen


UPE sama dengan semua unit produk yang telah selesai (100%
tingkat penyelesaiannya) tanpa memperhatikan tingkat penyelesaian pada
PDP awal ditambah dengan PDP akhir sesuai dengan tingkat
penyelesaiannya.

UPE = Unit selesai + (%penyelesaian x PDP akhir)

Biaya yang dibebankan ke Departemen

Biaya yang melekat pada PDP awal ditambahkan dengan biaya


yang dikeluarkan untuk proses produksi periode yang bersangkutan.

Pertanggungjawaban biaya(penhghitungan harga pokok produksi)

Harga pokok produk dihitung dengan mengalikan unit equivalen


dengan biaya per unit equivalen.
2) Metode Harga Pokok FIFO (First - In, First - Out)
Perhitungan harga pokok adalah sebagai berikut :

a. Proses produksi dianggap untuk menyelesaikan produk dalam


proses awal menjadi produk selesai.

b. Setiap elemen harga pokok produk dalam proses awal tidak


digabungkan dengan elemen biaya yang terjadi dalam periode
yang bersangkutan.

c. Harga pokok produk dalam proses awal periode tidak perlu dipecah
kembali menurut elemennya ke dalam setiap elemen biaya.
d. Produksi ekuivalen = (Produksi dalam proses awal x tingkat
penyelesaian yang dibutuhkan) + Produksi Current + (Produk
dalam proses akhir x Tingkat penyelesaian yang sudah dinikmati).

e. Besarnya harga pokok satuan setiap elemen biaya dihitung sebesar


elemen biaya yang terjadi pada periode yang bersangkutan dibagi
jumlah produksi ekuivalen dari elemen biaya yang
bersangkutan.

Contoh 1:

PT. Nadia memiliki 2 departemen produksi yaitu departemen I dan departemen II.
Perusahaan ini menggunakan sistem harga pokok proses untuk menghitung biaya
produknya. Berikut data produksi PT. Nadia selama bulan Januari 2007 :
Keterangan Departemen I Departemen II

BDP awal 10.000 unit 15.000 unit


Biaya dari BDP awal :

 BBB Rp 150.000 -

 BTKL 143.000 Rp 125.000

 BOP 172.000 140.000

 Dari Departemen I - 450.000

Masuk proses 85.000 unit ???? unit

Selesai 80.000 90.000

Hilang 5.000 (awal) 1.000 (akhir)

BDP akhir ??? 4.000 unit

Biaya bulan Januari :


 BBB Rp 2.750.000 Rp -

 BTKL 3.150.000 4.260.000

 BOP 2.900.000 3.840.000

Tingkat Penyelesaian :
BDP awal :
 BBB 60 % -

 Dari departemen I - 100 %

 Biaya Konversi 30 % 40%

BDP Akhir :
 BBB 100 % -

 Dari Dept. I - 100 %

 Biaya Konversi 45 % 40 %
Jawab :

Laporan Harga Pokok Produksi


Departemen I
Bulan Januari 2007

Skedul Kuantitas

Input :

BDP awal 10.000 unit

Masuk proses 85.000

---------- + 95.000 unit

Output :
Selesai& ditransfer ke dept. II 80.000 unit

BDP akhir 10.000

Hilang (awal) 5.000

----------+ 95.000 unit

 Pembebanan Biaya

Elemen Total Biaya Unit Biaya per


Ekuivalen unit

BBB 150.000 + 2.750.000 = Rp 2.900.000 90.000 Rp 32,22

BTKL 143.000 + 3.150.000 = Rp 3.293.000 84.500 38,97

BOP 172.000 + 2.900.000 = Rp 3.072.000 84.500 36,36

Total Rp 9.265.000 Rp107,55


 Perhitungan Biaya
Produk selesai , ditransfer ke dept. II :

80.000 x Rp 107,55 = * Rp 8.603.815

BDP akhir (10.000 unit) :

BBB : (10.000 x 100%) x Rp 32,22 = Rp 322.200

BTKL : (10.000 x 45 %) x Rp 38,97 = 175.365

BOP : (10.000 x 45 %) x Rp 36,36 = 163.620

-------------- +

661.185

----------------+

Total HP. Produksi di Departemen I Rp 9.265.000

* Ada selisih Rp 185 karena pembulatan, seharusnya Rp 8.604.000

 Keterangan

Unit Ekuivalen :
BBB = 80.000 + (10.000 x 100 %) = 90.000
BTKL dan BOP = 80.000 + (10.000 x 45 %) = 84.500
Laporan Harga Pokok Produksi

Departemen II

Bulan Januari 2007

 Skedul Kuantitas

Input :

BDP awal 15.000 unit

Dari departemen I 80.000


------------- + 95.000 unit

Output :

Selesai & ditransfer ke gudang 90.000

BDP akhir 4.000

Hilang (akhir) 1.000

------------- + 95.000 unit

 Pembebanan Biaya

Elemen Biaya Total Biaya Unit Biaya Per


Ekuivalen Unit

Dari Dept. I 450.000 + 8.603.815 = 9.053.815 95.000 Rp95,30


47,35
BTKL 125.000 + 4.260.000 = 4.385.000 92.600
42,98
BOP 140.000 + 3.840.000 = 3.980.000 92.600

Total Rp 17.418.815 Rp 185,63


 Perhitungan Biaya

Produk selesai : 90.000 x Rp 185,63 = *Rp16.707.457

Hilang akhir : 1.000 x Rp 185,63 = 185.630

Harga Pokok Produk selesai ditransfer ke gudang Rp 16.893.087

BDP akhir ( 4.000 unit) :

Dari Dept. I = 4.000 (100%) x Rp 95,30 = Rp 381.200

BTKL = 4.000 (40%) x Rp 47,35 = 75.760

BOP = 4.000 (40%) x Rp 42,98 = 68.768

----------------+
525.728

------------------

Total HP. Produksi di Departemen II Rp 17.418.815

 Keterangan
Unit ekuivalen :
Dari Dept. I = 90.000 + 4000 (100%) + 1.000 = 95.000 unit
Biaya Konversi = 90.000 + 4.000 (40%) + 1.000 = 92.600

* Ada selisih Rp 700 karena pembulatan

Anda mungkin juga menyukai