Anda di halaman 1dari 8

SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN

PT. MODERN WIDYA TEHNICAL


DENGAN
PT. GREEN DIAMOND INDONESIA
PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PAPUA
No. 056/SPK.MWT/VIII/2012

Pada hari ini , Sabtu tanggal sebelas bulan Agustus tahun Dua Ribu Dua Belas, kami
yang bertanda tangan di bawah ini :

I Nama : Ir. RICKY


Jabatan : Direktur PT. Modern Widya Tehnical
Alamat : Jl. Pusat Bisnis Jayapura, Blok G No. 18-19
Ruko Dok 2, Jayapura
Dalam hal ini bertindak dan atas nama PT. MODERN WIDYA TEHNICAL,
Selanjutnya di sebut PIHAK KESATU / PEMBERI TUGAS

II Nama : GABRIEL SIUHI MARIA


Jabatan : Direktur Utama PT.Green Diamond Indonesia
Alamat : KPR Exim C6 Belakang Dinas Kesehatan
Kota Raja, Jayapura
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. PAPUA SINAR ANUGRAH,
selanjutnya di sebut PIHAK KEDUA

Kedua belah Pihak berdasarkan :

1. Surat penawaran dari PT. GREEN DIAMOND INDONESIA No. 20/GDI/VII/2012


tertanggal 16 Juli 2012
2. Revisi Surat Penawaran dari PT. GREEN DIAMOND INDONESIA No.
23/GDI/VII/2012 tertanggal 21 Juli 2012

Selanjutnya kedua belah Pihak menyatakan telah menyetujui dan bersepakat untuk
mengikat diri dalam Surat Perjanjian Kerja Pekerjaan Pembangunan Rumah Sakit
Umum Daerah Papua di Jalan Dok 2 Papua dengan sesuai dengan Kontrak Surat
Perintah Kerja dari PT. MODERN WIDYA TEHNICAL No. 329/SPK.mod/MWT/V/2012
tertanggal 7 Juli 2012. Dengan ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat sebagaimana
dalam pasal-pasal tersebut di bawah ini.
I. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Papua meliputi :


Pekerjaan Tanah, Pekerjaan Pondasi, Pekerjaan Struktur Beton Lantai 1, Lantai 2,
ring balok, kusen, pintu, jendela, kaca.

II.SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN PEKERJAAN

PIHAK KEDUA harus melaksanakan pekerjaan berdasarkan dokumen-dokumen,


ketentuan-ketentuan dan persyaratan sebagai berikut :

1. Dokumen kontrak merupakan kesatuan dokumen-dokumen yang tak terpisahkan


dan terdiri dari
a. Surat Perjanjian Kerja
b. Surat Penawaran
c. Perincian Biaya Pekerjaan (Bill Of Quantity)
d. Daftar harga bahan dan upah
e. Syarat-syarat umum
f. Spesifikasi Teknis, Arsitektur
g. Gambar-gambar pelaksanaan dan gambar detail.
2. Algement Voorwaarden voor de Uitvoering bij Aaneming van open bare Werken
(AV) yang di sahkan dengan Surat Keputusan Pemerintah No.9 tanggal 21 Mei
1941 dan tambahan Lembaran Negara No. 14571, Sepanjang ketentuan-ketentuan
yang tercantum di dalamnya tidak bertentangan dengan syarat-syarat pelaksanaan
termasuk pada ayat 1 pasal ini.
3. Peraturan Umum Dinas Pemeriksaan bahan-bahan Bangunan di Indonesia TAHUN
1971
4. Ketentuan-ketentuan / Standar-standar lain seperti PBI tahun 1971 (Peraturan
Beton Bertulang 1971), AVE PUIL.
5. Undang-undang Republik Indonesia No.18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.
6. Peraturan Umum Dinas Keselamatan Kerja, Depeartemen Tenaga Kerja.
7. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat.
8. Peraturan-peraturan dari instansi yang berwenang, yang ada hubungannya dengan
pelaksanaan pekerjaan tersebut pada pasal I
9. Petunjuk-petunjuk dan pernyataan tertulis yang di berikan oleh Direksi Pengawas
untuk mencapai tujuan dan maksud Perjanjian ini.
III. URUTAN BERLAKUNYA KETENTUAN

Apabila dalam Dokumen Kontrak terdapat ketetapan-ketetapan yang saling


bertentangan, maka urutan kebenaran interprestasi berdasarkan :
1. Surat Perjanjian Kerja
2. Addendum
3. Gambar Kerja
4. Perincian Biaya dan Volume Pekerjaan (Bill Of Quantity)
5.Spesifikasi Teknik, Arsitektur
6.Syarat-syarat Umum
Pada dasarnya interprestasi harus di artikan kepada ketetapan yang paling mendekati
dengan masalahnya, sehingga semua keputusan akhir disetujui dan saling
menguntungkan kedua belah pihak.

IV. WAKTU PELAKSANAAN

Pekerjaan pembangunan tersebut harus diselesaikan dalam waktu 8 ( delapan ) bulan


kalender, terhitung sejak tanggal 11 Agustus 2012 sampai dengan tanggal 11 Maret
2013. Satu hari sesudah jangka waktu tersebut pekerjaan harus sudah selesai
memenuhi syarat-syarat sebagaimana di atas dalam Dokumen Kontrak dan diserahkan
untuk pertama kalinya oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU dengan suatu
Berita Acara Penyerahan Pekerjaan.

V. MASA PEMELIHARAAN

1. Jangka waktu pemeliharaan berlangsung selama 1 ( satu ) bulan kalender,


Terhitung mulai saat pekerjaan ini diserahkan untuk pertama kalinya dan khusus
untuk penutup atap melalui satu kali musim hujan.
2. Selama masa pemeliharaan ini PIHAK KEDUA atas biayanya sendiri wajib
melaksanakan perbaikan-perbaikan konstruksi dan segala kekurangan akibat
pemakaian bahan dibawah standar atau karena kelalaian PIHAK KEDUA dalam
memenuhi kewajiban-kewajibannya sesuai dengan Dokumen Kontrak.
3. Apabila PIHAK KEDUA gagal didalam melaksanakan perbaikan-pernbaikan
tersebut diatas, maka setelah dua kali Surat Peringatan dari Direksi Pengawas,
perbaikan pekerjaan itu akan dilaksanakan oleh PIHAK KETIGA atas perintah
PIHAK KESATU dan atas biaya PIHAK KEDUA atau dengan cara memotong
pembayaran yang menjadi hanya PIHAK KEDUA.
4. Pada akhir masa pemeliharaan, PIHAK KEDUA akan menyerahkan pekerjaan
kep[ada PIHAK KESATU dengan suatu Berita Acara Penyerahan Pekerjaan.
VI. BIAYA PEKERJAAN

1. Dari hasil negosiasi, biaya pekerjaan tersebut telah di sepakati sebesar


Rp. 9.250.500.000,00 ( Sembilan milyar Dua ratus lima puluh juta Lima Ratus Ribu
Rupiah) dengan system kontrak Fixed and Lump Sum Price.
2. Biaya tersebut sudah termasuk keuntungan kontraktor, diluar PPN.

VII. CARA PEMBAYARAN

1. Cara Pembayaran yang telah disepakati :

a. Angsuran I 25 % x Rp. 9.250.000.000,00 =Rp. 2.312.500.000,00


Yang akan di bayarkan setelah pekerjaan mencapai 25 %
b. Angsuran II 25 % x Rp. 9.250.000.000,00 =Rp. 2.312.500.000,00
Yang akan di bayarkan setelah pekerjaan mencapai 50 %
c. Angsuran III 25 % x Rp. 9.250.000.000,00 =Rp. 2.312.500.000,00
Yang akan di bayarkan setelah pekerjaan mencapai 75 %
d. Angsuran IV 25 % x Rp. 9.250.000.000,00 =Rp. 2.312.500.000,00
Yang akan di bayarkan setelah pekerjaan mencapai 100 %
2. Jatuh tempo pembayaran 2 ( dua ) minggu sejak kuitansi tagihan oleh Pemberi
tugas.

VIII. DIREKSI PENGAWAS

1. Untuk melaksanakan pengendalian pekerjaan, PIHAK KESATU menunjuk Direksi


Pengawas yang bertindak untuk dan atas nama PIHAK KESATU, dalam hal ini akan
di beritahukan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA.
2. PIHAK KEDUA harus mematuhi segala petunjuk dan perintah tertulis Direksi
Pengawas.

IX. PELAKSANA PIHAK KEDUA

1. Ditempat pekerjaan harus selalu ada wakit dari PIHAK KEDUA yang di tunjuk
sebagai Pelaksana / tenaga yang Ahli dan di berikan wewenang atau Kuasa penuh
untuk mewakili PIHAK KEDUA dan dapat menerima, memberikan, memutuskan dan
menyelesaikan segala perintah dan petunjuk dari Direksi Pengawas.
2. Penunjuk Pelasana ini sebelumnya harus mendapat persetujuan dari PIHAK
KESATU.
3. Apabila menurut pertimbangan Direksi Pengawas, Pelaksana yang digunakan oleh
PIHAK KEDUA tidak memenuhi persyaratan, maka PIHAK KEDUA harus segera
menggatu dengan tenaga lain yang memenuhi syarat.
4. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas segala kerugian yang di derita PIHAK
KESATU sebagai akibat perbuatan orang-orang yang di pekerjakan.

X. KENAIKAN HARGA

1. Kenaikan harga bahan-bahan, alat-alat dan upah selama masa pelaksanaan


pekerjaan ini di tanggung sepenuhnya oleh PIHAK KEDUA.
2. Pada dasarnya PIHAK KEDUA tidak dapat mengajukan tuntutan klaim atas
kenaikan harga bahan-bahan, alat-alat dan upah keculi bila terjadi tindakan atau
kebijaksanaan pemerintah Republik Indonesia di bidang moneter yang di umumkan
secara resmi dan diatur dengan Peraturan Pemerintah Khususnya untuk pekerjaan
pemborongan dan atas kenaikan harga bahan secara resmi oleh pemerintah yang
mempunyai pengaruh besar terhadap nilai kontrak.

XI. PEKERJAAN TAMBAHAN / KURANG

1. Penyimpangan-penyimpangan dan atau perubahan-perubahan yang merupakan


penambahan atau pengurangan pekerjaan, hanya di anggap sah bila telah
mendapat perintah tertulis dari PIHAK KESATU dengan menyebutkan jenis dan
perincian pekerjaan secara jelas.
2. Perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga
yang disetujui oleh kedua belah pihak, jika tidak tercantum dalam daftar harga
satuan pekerjaan.
3. Untuk pekerjaan tersebut diatas dapat dibuatkan Surat Perintah Kerja Tambahan
(Addendum) atau perubahan (Addendum) yang mengatur perubahan pasal-pasal
dalam Surat Perjanjian ini.
4. Direksi Pengawas dengan persetujuan PIHAK KESATU dapa mengeluarkan
instruksi tertulis yang menghendaki perubahan berupa pekerjaan tambahan dan
atau pekerjaan yang kurang layak dan tidak merubah isi kontrak ini.
5. PIHAK KESATU berhak untuk mengurangi item pekerjaan, volume pekerjaan dan
merubah spesifikasi material demi efisiensi biaya pembangunan.
6. Yang dimaksud perubahan pekerjaan tambahan atau pekerjaan kurang adalah yang
terjadi karena perubahan atau penggantian atas rencana, kualitas pekerjaan yang
tercantum dalam gambar-gambar / RKS dan terurai dalam spesifikasi, serta
termasuk penambahan, pembatalan, atau penggantian dari macam maupun standar
setiap bahan atau barang yang di pergunakan dalam pekerjaan di laksanakan
dengan perintah tertulis dari PIHAK KESATU.
XII. LAPORAN

1. PIHAK KEDUA membuat laporan berkala setiap senin baik mengenai pelaksanaan
pekerjaan secara keseluruhan maupun pelaksanaan pekerjaan dan segala sesuatu
yang berhubungan dengan pekerjaan.
2. PIHAK KEDUA membuat catatan yang jelas mengenai kemajuan pekerjaan yang
telah di laksanakan dan jika di minta oleh PIHAK KESATU untuk keperluan
pemeriksaan sewaktu-waktu dapat di serahkan.
3. Segala laporan / catatan tersebut dalam ayat 1 dan 2 pasal ini diisi pada formulir
yang telah di setujui oleh Direksi Pengawas.
4. PIHAK KEDUA wajib membuat dan menyerahkan kepada PIHAK KESATU foto-foto
dokumentasi proyek yang di masukkan dalam album proyek, berisi tentang
pelaksanaan, perkembangan, kegiatan hasil kerja dari tiap-tiap bagian pekerjaan
sampai selesai.

XIII. SANKSI DAN DENDA

1. Jika PIHAK KEDUA setelah mendapatkan peringatan tertulis 2 ( dua ) kali berturut-
turut tidak mengindahkan kewajiban sesuai yang tersebut dalam perjanjian ini, maka
untuk setiap hari kelalaian, PIHAK KEDUA wajib membayar denda kelalaian
sebesar Rp. 500.000,00 ( Lima ratus ribu rupiah ) dengan ketentuan bahwa PIHAK
KEDUA, tetap di wajibkan memperbaiki pekerjaan yang di lalaikan tersebut atas
biaya PIHAK KEDUA. Dan denda tersebut akan di potongkan pada pembayaran
angsuran dari PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA.
2. Jika terjadi keterlambatan schedule tahapan pekerjaan yang di akibatkan oleh
PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA wajib membayar denda keterlambatan
sebesar 1 ‰ ( Satu Permil ) dari harga keseluruhan, tiap tahap pekerjaan untuk
setiap hari kalender keterlambatan. Jumlah denda dari ayat 2 pasal ini setinggi-
tingginya 5 % ( Lima Persen ) dari harga seluruh pekerjaan.
3. Keterlambatan yang tidak disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian PIHAK
KEDUA, tidak di kenakan sanksi tersebut ( ayat 2 )

XIV. PERSELISIHAN

1. Bilamana terjadi perselisihan atara PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA yang
berkaitan dengan atau terjadi karena perjanjian ini, maka selama pelaksanaan atau
setelah selesai pekerjaan, maka perselisihan tersebut akan di selesaikan secara
musyawarah untuk mufakat oleh PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA dan segala
hasil yang dicapai dari musyawarah tersebut secara hukum bersifat mengikat dan
merupakan putusan akhir serta secara tertulis dan ditanda tangani oleh pihak-pihak
yang bersangkutan.
2. Apabila musyawarah tersebetut ayat 1 ( satu ) Pasal ini tidak tercapai kesepakan,
maka kedua belah pihak sepakat menyerahkan perselisihan tersebut kepada Badan
Arbitrase Nasional Indonesia ( BANI ) untuk diselesaikan pada tingkat pertama dan
terakhir menurut prosedur dan peraturan dari Badan Arbitrase Nasional Indonesia
(BANI) yang berlaku.
3. Pada dasarnya PIHAK KESATU hanya mempertimbangkan dalam penambahan
waktu pelaksanaan atas terjadinya keadaan memaksa tersebut.

XVII. ATURAN TAMBAHAN

Segala sesuatu yang belum diatur dalam Perjanjian ini atau perubahan-perubahan
yang di pandang perlu oleh Kedua Belah Pihak, akan diatur lebih lanjut dalam Surat
Perjanjian Tambahan ( Addendum ) tertulis dan merupakan Perjanjian yang tidak
terpisahkan dari Surat Perjanjian ini.

XVIII. LAIN-LAIN

Perjanjian ini dibuat rangkap 2 ( dua ) bermaterai cukup yang sama kuatnya untuk
PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA.

XIX. PENUTUP

Surat Perjanjian ini di tandatangani oleh Kedua Belah pihak di Jakarta pada hari ini dan
tanggal tersebut di bawah ini.

Jakarta, 11 Agustus 2012

PIHAK KEDUA PIHAK KESATU


PT. GREEN DIAMOND INDONESIA PT MODERN WIDYA TEHNICAL

GABRIEL SIUHI MARIA Ir. R I C K Y


Direktur Utama Direktur
BERITA ACARA SERAH TERIMA PEKERJAAN
Nomor : 078 / BA – MWT/ III / 2013

Penyerahan Pertama Pekerjaan yang telah selesai di laksanakan

Nama Kegiatan : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PAPUA

Pada hari ini Jumat tanggal Lima Belas Bulan Maret Tahun Dua Ribu Tiga Belas, kami yang
bertanda tangan dibawah ini, masing-masing :

1. Nama : Ir. R I C K Y
Jabatan : Direktur PT MODERN WIDYA TEHNICAL
Alamat : Jl. Pusat Bisnis Jayapura, Blok G No. 18-19
Ruko Dok 2, Jayapura

Dengan ini di sebut PIHAK PERTAMA

2. Nama : GABRIEL SIUHI MARIA


Jabatan : Direktur Utama PT.Green Diamond Indonesia
Alamat : KPR Exim C6 Belakang Dinas Kesehatan
Kota Raja, Jayapura
Dengan ini di sebut PIHAK KEDUA

Telah mengadakan Serah Terima Pekerjaan yang telah selesai di laksanakan sebagai berikut :
PIHAK KEDUA selaku Pelaksana Pekerjaan Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Papua
tersebut diatas dengan ini menyerahkan Pekerjaan tersebut kepada PIHAK PERTAMA sebagai
pemberi Kerja. Dengan ini menerima Penyerahan Pekerjaan yang selesai di laksanakan oleh
PIHAK KEDUA selaku pelaksana Pembangunan Kegiatan tersebut diatas, satu dan lainnya
sesuai dengan Surat Perjanjian Nomor : 056/SPK.MWT/VIII/12 Tanggal 11 Agustus 2012
dengan ketentuan PIHAK KEDUA wajib memelihara Pekerjaan tersebut selama 1 ( satu ) bulan.

Demikian Berita Acara ini di tandatangani di Jakarta pada Hari, Tanggal tersebut diatas oleh
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, serta di buat rangkap 2 ( dua ) untuk di pergunakan
seperlunya.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


PT. GREEN DIAMOND INDONESIA PT MODERN WIDYA TEHNICAL

GABRIEL SIUHI MARIA Ir. R I C K Y


Direktur Utama Direktur

Anda mungkin juga menyukai