Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa

Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri

atas komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan

aliran informasi, materi, atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Istilah ini

sering digunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di

mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat.

Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling

berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item

penggerak, contoh umum misalnya seperti negara. Negara merupakan suatu

kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling

berhubungan sehingga membentuk suatu negara di mana yang berperan

sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara tersebut.

Kata "sistem" banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari,

dalam forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk

banyak hal, dan pada banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi

beragam. Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah

sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka.

1
Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu: tujuan,

masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik

serta lingkungan. Berikut penjelasan mengenai elemen-elemen yang

membentuk sebuah system.

System informasi akuntansi mengakui dan merekam transaksi yang

terjadi, mencatat, meringkas, dan melaporkan informasi kepada para pemakai

informasi. Jika proses tersebut dilakukan dengan menggunakan computer,

maka sebuah system informasi disebut dengan system yang berbasis

computer, jika tidak menggunakan alat bantu computer, maka sebuah system

infor masi disebut dengan system manual baik pada system berbasis computer

maupun system manual, dalam urutan aktifitas yang dijalankannya terjadi

aliran data dan informasi.

Dalam system informasi akuntansi manajerial, informasi mengalir

menuju 2 arah , yaitu mengalir dari atas ke bawah (top-down) dari bawah ke

atas (botton-up). Top down flow adalah system yang mencatat dan meringkas

transaksi dan kejadian ekonomi yang terjadi di jenjang manajemen puncak .

dalam sebuah organisasi dan meneruskan serta mendistribusikan informasi ke

jenjang organisasi yang lebih rendah. Button-up flow adalah system yang

mencatat dan meringkas transaksi dan kejadian ekonomi yang terjadi pada

jenjang organisasi paling bawah. Kemudian secara terstrukrtur melaporkan

informasi kepada manajemen puncak.

2
B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah:

1. Bagaimana alur informasi yang terdapat dalam sistem akuntasni

manajerial?

2. Bagaimana aliran informasi dari atas ke bawah (top down information

flow)?

3. Bagaimana aliran informasi dari bawah ke atas (botton up information

flow)?

4. Bagaimana cara pengumpulan data pada sistem akuntansi

pertanggungjawaban?

5. Bagaimana proses pelaporan keuangan dan akuntansi

pertanggungjawaban?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan,

maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaiman aliran informasi pada sistem informasi

akuntansi manajerial.

2. Untuk mengetahui aliran informasi dari bawah ke atas (top button

information flow)

3. Untuk mengetahui aliran informasi dari atas ke bawah (button up

information flow).

3
4. Untuk mengetahui cara pengunpulan data pada sistem akuntansi

pertanggungjawaban.

5. Untuk mengetahui proses pelaporan keuangan dan akuntansi

pertanggungjawaban.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Arus Informasi

Sistem informasi akuntansi mengakui dan merekam transaksi yang terjadi,

mencatat, meringkas dan melaporkan informasi kepada para pemakai informasi.

Jika proses tersebut dilakukan dengan menggunakan computer, maka sebuah

system informasi disebut dengan system yang berbasis computer, jika tidak

menggunakan alat bantu computer, maka sebuah system informasi disebut dengan

system manual.baik pada system berbasis computer maupun system manual,

dalam urutan aktivitas yang dijalankannya terjadi aliran data dan informasi.

Dalam system informasi akuntansi manajerial, informasi mengalir menuju

2 arah, yaitu mengalir dari atas ke bawah (top-down) dari bawah ke atas (botton-

up). Top down flow adalah system yang mencatat dan meringkas transaksi dan

kejadian ekonomi yang terjadi di jenjang manajemen puncak dalam sebuah

organisasi dan meneruskan serta mendistribusikan informasi ke jenjang

organisasai yang lebih rendah. Botton-up flow adalah system yang mencatat dan

meringkas transaksi dan kejadian ekonomi yang terjadi pada jenjang organisasi

paling bawah, kemudian secara terstruktur melaporkan informasi kepada

manajemen puncak.

5
B. Aliran Informasi Dari Atas Ke Bawah (Top Down Information Flow)

Aliran Informasi Dari Atas Ke Bawah (Top Down Information Flow)

adalah sistem yang mencatat dan meringkas transaksi dan kejadian ekonomi yang

terjadi di jenjang manajemen puncak dalam sebuah organisasi dan meneruskan

serta mendistribusikan informasi ke jenjang organisasi yang lebih rendah. Disebut

juga dengan sistem penganggaran.

Bagian dari informasi dari atas ke bawah meliputi:

a. Struktur Organisasi, Sebuah struktur organisasi memberikan lingkungan bagi

aliran informasi. Agar system penganggaran dapat berfungsi secara tepat,

lingkungan tersebut harus memiliki karakteristik sebagai berikut:

 Organisasi harus menetapkan sebuah struktur yang membedakan setiap

segmen yang terlibat.

 Organisasi harus memiliki ketentuan yang jelas mengenai wewenang

dan tanggungh jawab setiap manajer segmen.

 Setiap karyawan harus memberikan laporan hanya kepada atasan

langsungnya.

 Manajemen puncak harus menetapkan secara jelas hubungan atasan-

bawahan antar karyawan.

b. Pernyataan Kebijakan, yang dimiliki oleh perusahaan menjelaskan tentang

harapan manajemen puncak tentang perilaku karyawan. Pernyataan kebijakan

ini memberikan arahan bagi karyawan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai

6
dengan urutan jabatan. Agar dapat berjalan secara efektif, pernyataan

kebijakan harus lengkap dan memiliki daya paksa. Salah satu jenis

pernyataan kebijakan adalah standar perilaku sebagai berikut:

 Kepatuhan terhadap hukuman dan peraturan yang berlaku

 Hubungan dengan aparat pemerintah

 Pencatatan yang benar terhadap dana, aktiva dan pengeluaran kas

 Kegiatan di luar tugas yang bertentangan dengan kepentingan

perusahaan

 Perusahaan anak dan perusahaan afiliasi

 Laporan-laporan dan jaminan

c. Tujuan Kinerja, sistem penganggaran yang efektif mensyaratkan bahwa

manajemen menetapkan tujuan kinerja untuk setiap segmen dalam organisasi.

d. Tujuan organisasi dan tujuan manajemen, umumnya perusahaan menetapkan

tujuan dengan menggunakan ukuran berupa residual income yaitu laba operasi

bersih yang diperoleh pusat investasi di atas imbas hasil minimum yang diminta

atas aktiva operasi yang digunakan atau return on invested capital yaitu rasio

profitabilitas yang dihitung dengan membagi laba bersih terhadap total modal

perusahaan.

e. Metoda-metoda penyusunan tujuan department, jika manajemen puncak

menetapkan tujuan departemental untuk jenjang manajer yang lebih bawah,

maka sebuah system penganggaran kinerja disebut system otoritatif. System

ini berarti system penganggaran bergantung pada otoritas manajeman puncak

7
untuk memotivasi karyawan guna mencapai tujuannnya. Alternative lain

yang dapat digunakan adalah perusahaan memberi kesempatan kepada para

manajer jenjang organisasi yang lebih bawah untuk berpartisipasi dalam

penyususnan tujuan kinerjanya sendiri. System penganggaran ini disebut

system penganggaran partisipatif. Proses informasi yang mengalir ke jenjang

yang lebih bawah dinamakan amplifikasi informasi.

C. Aliran Informasi Dari Bawah Ke Atas ( Bottom Up Information Flow)

Informasi jenis ini berasal dari kejadian atau transaksi yang terjadi pada

jenjang yang paling bawah dalam struktur organisasi. System yang mencatat

transaksi. Memprosesnya dan melaporkan kepada manajer yang lebih atas

disebut system pelaporan pertanggung jawaban. System pelaporan

pertanggungjawaban mencatat realisasi kegiatan yang telah dilaksanakan oleh

setiap segmen organisasi. Realisasi kegiatan ini dapat berupa satuan moneter

pendapatan dan biaya, atau data statistic jam kerja dan unit produksi.

Bagian aliran informasi dari bawah ke atas terdiri dari :

a. Pusat Pertanggungjawaban

1) Pusat biaya, adalah pusat pertanggungjawaban yang oleh sistem

pengendalian manajemen masukannya diukue dalam satuan monoter,

sedangkan keluarannya tidak diukur dalam satuan moneter. Sebagai

contoh yaitu bagian produksi.

2) Pusat laba, adalah suatu unit organisasi yang di dalamnya pendapatan

dan beban diukur secar moneter.

8
3) Pusat Investasi, suatu pusat pertanggungjawaban dalam suatu

organisasi untuk menilai kinerja para manajernya berdasarkan pada

laba yang diperoleh dan dihubungkan dengan dana investasi.

b. Laporan Kinerja

System akuntansi pertanggung jawaban mengkomunikasikan

informasi yang dihasilkan dalam laporan yang berisi informasi tentang

realisasi, anggaran, selisih antararealisasi dan anggaran. Untuk setiap

pusat pertanggungjawaban.laporan kinerja untuk pusat laba dan pusat

investasi pada dasarnya sama, yang berbeda adalah isi laporannya.

D. Pengumpulan Data pada Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban

System akuntansi pertanggungjawaban mengalirkan informasi dari bawah

keatas berupa realisasi dan dari atas kebawah berupa anggaran kerja. System ini

menghasilkan laporan kinerja untuk setiap pusat pertanggungjawaban, yang

meringkas anggaran pendapatan, anggaran biaya, realisasi pendapatan dan

realisasi biaya. Pengumpulan data yang dilakukan oleh perusahaan mengunakan

kode pertanggungjawaban yaitu mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pusat

pertanggungjawaban dan berdasarkan rekening dalam bagan rekening sekaligus.

Klasifikasi ini dilakukan melaliu tiga tahap yaitu:

 Transaksi diklasifikasikan sesuai dengan rekening yang tercantum

dalam bagan rekening.

 Transaksi diklasifikasikan sesuai dengan tempat terjadinya biaya.

 Menggabungkan jenis transaksi dengan tempat terjadinya transaksi

9
Untuk mengumpulkan data, perusahaan menggunakan kode pertanggungjawaban

(respomsibility codes), yaitu meliputi:

a. Kode pertanggungjawaban

Kode ini digunakan untuk mencatat tempat terjadinya transaksi dan

digunakan untuk mengindenrifikasi siapa yang bertanggungjawab atas

transaksi tersebut.

b. Kode Rekening

Kode pertanggungjawaban hanya digunakan untuk mengidentifikasi

siapa yang bertanggungjawab terhadap transaksi tersebut. Oleh karena itu

perusahaan tetap membutuhkan kode rekening untuk keperluan pencatatan

dan pelaporan informasi. Oleh karena itu struktur kode rekening dalam

system akuntansi pertanggungjawaban merupakan kombinasi antara kode

rekening dan kode pertanggungjawaban.

c. Kode Anggaran

Dalam laporan kinerja ditunjukkan angka anggaran dan angka realisai

sekaligus, maka diperlukan kode tambahan agar angka yang dilaporkan

dapat dibedakan secara tegas, yaitu kode anggaran dan kode realisasi.

E. Pelaporan Keuangan dan Akuntansi Pertanggungjawaban

Pada dasarnya laporan kinerja yang dihasilkan oleh system informasi

akuntansi pertanggungjawaban hanya bermanfaat untuk keperluan intern

(manajemen). Oleh karena itu bentuk dan isi laporan kinerja sangat spesifik,

dan tidak bisa langsung dikonversi untuk menghasilkan laporan keuangan

10
untuk kepentingan ekstern. Dengan demikian system informasi akuntansi

harus menyusun kembali laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi

keuangan dengan menggunakan data yang dihimpun oleh system akuntansi

pertanggungjawaban.

Pelaporan akuntansi pertanggungjawaban harus bisa dilakukan oleh tiap

bagian yang mempertanggungjawabkan laporan yang mereka buat. Oleh

karena itu terdapat kelompok yang bertugas untuk mengawasi penggunaan

dana dan menangani apabila terjadi penyelewengan. Kelompok ini akan

memnaggil anggota organisasi yang melakukan kesalahan sehingga bisa

diketahui dengan pasti penyebab kesalahan tersebut. Akuntansi

pertanggungjawabn bisa disebut juga sebagi bentuk laporan akuntansi khusus

yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja keuangan suatu perusahaan.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

System informasi akuntansi mengakui dan merekam transaksi yang

terjadi, mencatat, meringkas, dan melaporkan informasi kepada para pemakai

informasi. Dalam system informasi akuntansi manajerial, informasi mengalir

menuju 2 arah , yaitu mengalir dari atas ke bawah (top-down) yaitu sistem

yang mencatat dan meringkas transaksi dan kejadian ekonomi yang terjadi di

jenjang manajemen puncak dan mendistribusikannya ke jenjang yang lebih

rendah dan dari bawah ke atas (botton-up).yaitu system yang mencatat

transaksi kemudian memprosesnya dan melaporkan kepada manajer yang

lebih atas.

B. SARAN

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya sistem informasi akuntansi

manajerial adalah suatu sistem yang diberlakukan perusahaan untuk

mengantisipasi terjadi kecurangan dan memperkuat sistem agar dalam

pelaksaan tugas-tugas dalam perusahaan dapat dipertanggungjawabkan. Oleh

karenanya sebaiknya sistem informasi akuntansi manajerial seharusnya

dilaksanakan dengan baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://media.neliti.com/media/publication/235981-pengaruh-penerapan-sistem-

informasi-akun-f9b74eeb.pdf Diakses pada tanggal (24 Januari 2020)

http://id.wikipedia.org/wiki/sistem Diakses pada tanggal (24 Januari 2020)

http://akbunhi.blogspot.com/2014/01/sistem-informasi-akuntansi-

manajerial.html Diakses pada tanggal (24 Januari 2020)

13

Anda mungkin juga menyukai