Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


Dosen pengampu : Ahmad Hidayat, S. IP., M. Si

DISUSUN OLEH :
DEDE RIZAL KURNIAWAN 6520119004

PROGRAM STUDI S1 STUDI PEMERINTAHAN


SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
STISIP WIDYAPURI MANDIRI SUKABUMI
2019
Komplek Gelanggang Cisaat
JL. Raya Cisaat No. 6 Telp./Fak. 0266-222867 Kab. Sukabumi
(e-mail : mandiri @ stisipwidyapuri.com – website : www.stisipwidyapuri.com)

1
Table of Contents
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. 3
BAB I ........................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................... 4
1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................................................................ 4
1.2 RUMUSAN MASALAH .................................................................................................................... 4
1.3 TUJUAN PENULISAN ...................................................................................................................... 4
BAB II .................................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN .................................................................................................................................. 5
2.1 Pengertian aqidah ......................................................................................................................... 5
2.2 Ruang Lingkup Aqidah ............................................................................................................... 5
2.3 fungsi dan peranan aqidah ........................................................................................................... 6
2.4 Tingkatan aqidah .......................................................................................................................... 6
2.5 Mengapa aqidah sangat penting dalam kehidupan manusia .................................................... 7
BAB III............................................................................................................................................... 10
PENUTUP .......................................................................................................................................... 10
3.1 KESIMPULAN ........................................................................................................................... 10
3.2 SARAN ......................................................................................................................................... 10
DAPTAR PUSTAKA ......................................................................................................................... 11

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas izin dan kehendakNya makalah
sederhana ini dapat saya selesaikan.
Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Agama Islam.
Adapun yang saya bahas dalam makalah sederhana ini mengenai Arti dan Ruang Lingkup
Aqidah.
Saya menyadari akan kemampuan diri sendiri. Dalam makalah ini saya sudah berusaha
semaksimal mungkin.Tapi saya sadar makalah ini masih banyak kekurangan disana-sini. Oleh
karena itu saya mengharapkan saran dan juga kritik membangun agar lebih maju di masa yang
akan datang.
Harapan saya, makalah ini dapat menjadi referensi bagi saya dalam mengarungi masa depan.
Saya juga berharap agar makalah ini dapat berguna bagi orang lain yang membacanya, amiin.

Sukabumi,4 Januari 2020

Penyusun

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Segala sesuatu yang Allah swt ciptakan bukan tanpa sebuah tujuan. Allah swt
menciptakan bumi berserta isinya, menciptakan sebuah kehidupan di dalamnya,bukanlah tanpa
tujuan yang jelas. Sama halnya dengan Allah swt menciptakan manusia. Manusia diciptakan oleh
Allah swt tidak sia-sia. Manusia diciptakan sebagai khalifah dibumi ini untuk mengatur dan
mengelola semua yang ada dibumi berserta segala sumber dayanya.

Oleh karena itu manusia harus bisa menjaga aqidahnya agar tidak menyimpang dari apa yang
diperintahkan Allah swt. Penyempurnaan aqidah yang lurus kepada Allah swt tidak luput dari
aqidah yang benar kepada malaikat-malaikat Allah swt,kitab-kitabnya yang diturunkan oleh
Allah kepada rasulnya yang untuk disampaikan kepada kita,umat manusia.

1.2 RUMUSAN MASALAH


A.apa itu aqidah?
B. apa saja ruang lingkup aqidah?
C. fungsi dan peranan aqidah
D.ada berapa tingkatan aqidah?
E.mengapa aqidah sangat penting dalam kehidupan manusia?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Makalah ini bertujuan untuk mempelajari atau memahami tentang pengertian aqidah dan ruang
lingkupnya terhadap perilaku manusia di muka bumi ini, yang dimana aqidah ini sangat penting
untuk kehidupan manusia agar manusia dapat mengelola bumi ini dengan bijak seperti yang di
sebutkan di atas. Sehingga para mahasiswa dapat diharapkan dapat mengambil hikmat dari
pembelajaran ini, semoga apa yang disampaikan penulis dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari hari.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian aqidah


ْ yang berarti ikatan, at-
Dalam bahasa Arab akidah berasal dari kata al-'aqdu (ُ‫)العَ ْقد‬

ِ ْ‫ )ا‬yang
tautsiiqu (ُ‫ )الت َّ ْوثِيْق‬yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu (ُ‫إلحْ َكام‬

artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah (ُ‫)الربْطُبِق َّوة‬


َّ yang berarti
mengikat dengan kuat.

Sedangkan menurut istilah (terminologi), akidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak
ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.

Jadi, Akidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah dengan
segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepadaNya, beriman kepada para
malaikatNya, rasul-rasul Nya, kitab-kitabNya, hari Akhir, takdir baik dan buruk dan mengimani
seluruh apa-apa yang telah shahih tentang prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin), perkara-perkara
yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma' (konsensus) dari salafush shalih, serta
seluruh berita-berita qath'i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah
ditetapkan menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma' salaf as-shalih.

2.2 Ruang Lingkup Aqidah

Apa yang akan kita pelajari dalam akidah ini. Ulama telah membagi ruang lingkup pembahasan
akidah ke dalam 4 (empat) pembahasan, yaitu:

1. Ilahiyat, yaitu pembahasan yang berkenaan dengan masalah ketuhanan utamanya


pembahasan tentang Allah.
2. Nubuwwat, yaitu pembahasan yang berkenaan dengan utusan-utusan Allah, yaitu para nabi
dan para rasul Allah.
3. Ruhaniyat, yaitu pembahasan yang berkenaan dengan makhluk gaib, seperti Jin, Malaikat,
dan Iblis.
4. Sam’iyyat, yaitu pembahasan yang bekenaan dengan alam ghaib, seperti alam kubur,
akhirat, surga, neraka, dan lain-lain.

5
2.3 fungsi dan peranan aqidah

1. Menuntun dan mengembangkan dasar ketuhanan yang dimiliki manusia sejak lahir

Manusia sejak lahir memiliki potensi keberagamaan (fitrah) sehingga sepanjang hidupnya
membutuhkan agama dalam rangka mencari keyakinan terhadap Tuhan. Aqidah islam
berperan memenuhi kebutuhan fitrah manusia tersebut, menuntun, dan mengarahkan manusia
pada keyakinan yang benar tentang Tuhan, tidak menduga-duga atau mengira-ngira, melainkan
menunjukkan Tuhan yang sebenarnya.

2. Memberi ketenangan dan ketentraman jiwa

Agama sebagai kebutuhan fitrah akan senantiasa menuntut dan mendorong manusia untuk
terus mencarinya. Aqidah memberikan jawaban yang pasti sehingga kebutuhan rohaniyahnya
dapat terpenuhi. Ia memperoleh ketenangan dan ketentraman jiwa yang di perlukanya.

3. Memberikan pedoman hidup yang pasti

Keyakinan terhadap tuhan memberikan arahan dan pedoman yang pasti sebab aqidah
menunjukkan kebenaran keyakinan yang sesungguhnya. Aqidah memberikan pengetahuan asal
dan tujuan hidup manusia sehingga manusia akan lebih jelas dan lebih bermakna.

2.4 Tingkatan aqidah


Tingkatan aqida ada beberapa yaitu:

a. Taqlid, yaitu tingkat keyakinan yang didasarkan atas pendapat orang yang diikutinya tanpa
dipikirkan.

b. Yakin, yaitu keyakinan yang didasarkan atas bukti, dan dalil yang jelas, tetapi belum sampai
menemukan hubungan yang kuat antara obyek keyakinan dan dalil yang diperolehnya. Hal ini,
memungkinkan orang terkecoh oleh sanggahan-sanggahan atau dalil-dalil lain yang lebih
rasional dan lebih mendalam.

c. ‘Ainul Yakin, yaitu tingkat keyakinan yang didasarkan atas dalil-dalil rasional, ilmiah dan
mendalam, sehingga mampu membuktikan hubungan antara obyek keyakinan dengan dalil-dalil

6
serta mampu memberikan argumentasi yang rasional terhadap sanggahan-sanggahan yang datang. Ia
tidak mungkin terkecoh oleh argumentasi lain yang dihadapkan kepadanya.

d. Haqqul yakin, yaitu tingkat keyakinan yang di samping didasarkan atas dalil-dalil rasional,
ilmiah, dan mendalam, dan mampu membuktikan hubungan antara obyek keyakinan dengan
dalil-dalil serta mampu menemukan dan merasakan keyakinan tersebut melalui pengalaman
agamanya.

2.5 Mengapa aqidah sangat penting dalam kehidupan manusia


Mengapa aqidah itu penting? Aqidah adalah perkara yang sangat penting karena di atasnya
dibangun amalan-amalan seorang muslim. Apabila aqidah seseorang telah rusak maka amalan
yang terbangun di atasnya akan ikut rusak pula. Nilai sebuah amalan bergantung pada bagus atau
tidaknya pondasi amalan itu. Karena aqidah dan amalan bagaikan ruh dan jasad. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫سلَّ َم‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬ َ ‫س ِمعْتُ النَّ ِب َّي‬ َ :َ‫ع ْن ُه َما قَال‬
َ ُ‫ب َر ِض َي هللا‬ ِ ‫طا‬ َّ ‫ع َم َر ب ِْن ال َخ‬ ُ ‫ع ْب ِد هللاِ ب ِْن‬
َ ‫الرحْ َم ِن‬
َّ ‫ع ْب ِد‬َ ‫ع َْن أ َ ِب ْي‬
ِ‫ َو َحج‬،‫الزكَا ِة‬ َّ ‫اء‬ ِ َ ‫ َوإِ ْيت‬،‫صالَ ِة‬ ُ ‫ش َها َد ِة أ َ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ هللاُ َوأَنَّ ُم َح َّمدًا َر‬
َّ ‫ َوإِقَا ِم ال‬،ِ‫س ْو ُل هللا‬ َ ;‫علَى َخ ْم ٍس‬ َ ‫سالَ ُم‬ ِ ‫ (بُنِ َي‬:‫يَقُ ْو ُل‬
ْ ‫اإل‬
ُ‫س ِلم‬
ُْ ‫ُوم‬
َ ‫ي‬ُّ ‫َار‬ ْ ‫ص ْو ِم َر َمضَانَ )ُ َر َواه‬
ِ ‫ُالبخ‬ َ ‫ َو‬،ِ‫البَ ْيت‬

Dari Ibnu ‘Umar radhiallahu ‘anhuma , beliau berkata: “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: “Islam di bangun di atas lima dasar; bersaksi bahwa tidak ada
sesembahan yang benar melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan
shalat, menunaikan zakat, berhaji ke Baitullah dan berpuasa di bulan Ramadhan”.” (Shahih, HR.
Al-Bukhari no. 8 dan 4514 dan Muslim no. 16) Berkata Al-Imam An-Nawawi: “Sesungguhnya
hadits ini adalah pondasi yang agung dalam mengilmui agama dan di atas pondasi inilah
tegaknya Islam. Hadits tersebut telah menghimpun rukun-rukun agama.”(Syarah Shahih Muslim,
1/152). Rasulullah Mengajarkan Mengapa Aqidah itu Penting

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam mengajarkan kepada para sahabat akan pentingnya
masalah aqidah dan tauhid. Mari kitak simak salah satu metode pengajaran agung itu, untuk
selanjutnya kita gunakan pula dalam membimbing anak-anak kita meretas jalan menuju hidayah
dan bimbingan Allah. Disebutkan dalam suatu hadits

7
:َ‫َّللاِ صلى هللا عليه وسلم فَقَال‬
َّ ‫س ْو َل‬ َ ‫ ُك ْنتُ َخ ْل‬:َ‫اس رضي هللا عنهما قَال‬
ُ ‫ف َر‬ ٍ َّ‫عب‬
َ ‫بن‬
ِ ِ‫ع ْب ِد هللا‬ ِ َّ‫ع َْن أَبِي ا ْلعَب‬
َ ‫اس‬
ْ ‫ َوإِذَا َ ا‬،َ‫سأ َ ِل هللا‬
َ‫ستَعَنت‬ ْ ‫سأ َ ْلتَ فَا‬
َ َ ‫ إِذَا‬، َ‫ احْ فَ ِظ هللاَ ت َ ِج ْدهُ ت ُ َجاهَك‬، َ‫ احْ فَ ِظ هللاَ يَحفَ ْظك‬:ٍ‫غالَ ُم إِني أُع َِل ُمكَ َك ِل َمات‬ ُ ‫(يَا‬
‫ و َل ِو‬،‫علَى أن يَنفَعُوكَ ِبشيءٍ لَ ْم يَ ْنفَعُوكَ إِال ِبشيءٍ قَد َكت َبَهُ هللاُ َلك‬ َ ‫ َوا ْعلَم أَنَّ األ ُ َّمةَ لَ ِو اجْ ت َ َمعَت‬،ِ‫ست َ ِعن ِباهلل‬
ْ ‫فَا‬
ُ‫ف) َر َواه‬
ُ ‫ص ُح‬
ُّ ‫ت ال‬ ِ ‫ َو َجف‬،‫ ُرفعَت األ َ ْقال ُم‬، َ‫علَ ْيك‬ َ ُ‫علَى أ َ ْن يَض ُُّروكَ ِبشيءٍ لَ ْم يَضروك إال بشيءٍ قَد َكتَبَهُ هللا‬ َ ‫اِجْ ت َ َمعوا‬
‫ف إلى هللاِ في‬ ْ ‫ تَعَ َّر‬، َ‫ِحفظ هللاَ ت َ ٍج ْدهُ أَ َما َمك‬
ِ ‫ (ا‬:‫غي ِْر التِ ْر ِمذِي‬ َ ‫ص ِح ْي ٌح َوفِي ِر َوايَ ِة‬
َ ٌ‫سن‬ ٌ ‫ َح ِدي‬:َ‫التِ ْر ِمذِي َوقَال‬
َ ‫ْث َح‬
‫ َوا ْعلَ ْم أنَّ النَّص َْر‬، َ‫خطئك‬ َ َ ‫ َو َما أ‬، َ‫ َوا ْعلَم أن َما أَخطأكَ لَ ْم يَكُن ِليُصيبك‬،‫عر ْفكَ في الشد ِة‬
ِ ُ‫صابَكَ لَ ْم يَكُن ِلي‬ ِ َ‫خاء ي‬
ِ ‫الر‬
َّ
)ً‫سر يُسرا‬ ِ ُ‫ َوأَنَّ َم َع الع‬،‫ب‬
ِ ‫ َوأَنَّ الفَ َر َج َم َع الكَر‬،‫صب ِْر‬
َّ ‫َم َع ال‬

Abul Abbas, Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: Aku pernah berboncengan
bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu beliau bersabda: ”Wahai anak kecil, sungguh aku
akan mengajarimu beberapa kalimat: Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu, jagalah Allah
niscaya engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu. Apabila kamu meminta sesuatu mintalah
kepada Allah, apabila engkau memohon pertolongan maka mintalah kepada Allah. Ketahuilah,
kalau seandainya umat manusia bersatu untuk memberikan kemanfaatan kepadamu dengan
sesuatu, niscaya mereka tidak akan mampu memberi manfaat kepadamu kecuali dengan sesuatu
yang telah Allah tentukan untukmu, dan kalau seandainya mereka bersatu untuk menimpakan
bahaya kepadamu dengan sesuatu, niscaya tidak akan membahayakanmu kecuali dengan sesuatu
yang telah Allah tetapkan akan menimpamu. Pena-pena telah diangkat dan lembaran-lembaran
telah kering.” (HR. at Tirmidzi, dan dia berkata hadits ini hasan shahih).

Dalam riwayat selain riwayat at Tirmidzi, dengan lafadz: ”Jagalah Allah niscaya engkau akan
mendapati-Nya di hadapanmu, ingatlah Allah dalam keadaan engkau lapang, niscaya Dia akan
mengingatmu dalam keadaan engkau sulit. Dan ketahuilah, bahwa segala sesuatu yang Allah
tetapkan luput darimu, niscaya tidak akan pernah menimpamu. Dan segala sesuatu yang telah
ditetapkan menimpamu, maka tidak akan luput darimu. Ketahuilah, bahwa pertolongan itu
bersama kesabaran dan kelapangan itu bersama kesulitan dan bersama kesukaran itu ada
kemudahan.” ( Diriwayatkan oleh Ahmad dalam al Musnad (1/307),

8
Hannad dalam az Zuhdu (1/304), ‘Abd bin Humaid dalam Musnadnya (hal. 214), ath Thabarani
dalam al Kabir (11243), al Hakim dalam al Mustadrak (3/623), al Lalika’i dalam I’tiqad Ahlis
Sunnah (4/614) dan al Baihaqi dalam Syu’abul Iman (2/27).

Inilah salah satu wasiat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam yang mewarnai kalbu Ibnu
Abbas, menghunjam dan mengakar, serta membuahkan keimanan yang mantap kepada Allah.
Kita juga melihat bagaimana metode dakwah Rasulullah shalallahu ‘alaihi Wassalam, hal
pertama kali yang ditanamkan adalah aqidah tauhid, bagaimana seharusnya manusia
memposisikan dirinya di hadapan Allah. Manusia seharusnya mencurahkan segala hidup dan
kehidupannya untuk menghambakan diri hanya kepada Allah. Tidaklah Rasulullah Shalallahu
‘alaihi Wassalam mendahulukan sesuatu sebelum masalah aqidah tauhid diajarkan.

Semua perkara dalam agama adalah penting. Sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Malik
tentang tidak ada perkara yang remeh dalam agama ini. Pada suatu saat Imam Malik pernah
ditanya dengan satu pertanyaan, kemudian beliau menjawab: “Saya tidak tahu”. Mendengar
jawaban ini si penanya terheran-heran dan berkata: “Sesungguhnya ini adalah masalah yang
sepele, dan aku bertanya tentang hal ini semata-mata karena ingin memberi tahu kepada sang
amir (penguasa)”. Melihat hal ini, Imam Malik marah seraya berkata: “Kau mengatakan ini
masalah sepele dan remeh? Tidak ada perkara yang remeh dalam agama ini! Tidaklah kau
mendengar ucapan Allah Subhanahu wa Ta’ala :

‫ المزمل‬.ً‫علَ ْيكَ قَ ْوالً ث َ ِقيال‬


َ ‫سنُ ْل ِقي‬
َ ‫إ ِِنَّا‬

“Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat.”(al-Muzammil: 5)


Itulah mengapa aqidah itu penting bahkan seluruh ilmu agama itu berat dan penting, karena
semuanya akan dipertanyakan pada hari kiamat.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Mengapa aqidah itu penting? Aqidah adalah perkara yang sangat penting karena di atasnya
dibangun amalan-amalan seorang muslim. Apabila aqidah seseorang telah rusak maka amalan
yang terbangun di atasnya akan ikut rusak pula. Nilai sebuah amalan bergantung pada bagus atau
tidaknya pondasi amalan itu. Karena aqidah dan amalan bagaikan ruh dan jasad.

3.2 SARAN
1. Menjauhkan manusia dari pandangan uang sempit dan picik
2. Menanamkan kepecayaan terhadap diri sendiri dan tahu harga diri
3. Membentuk manusia menjadi pribadi jujur dan adil
4. Menghilangkan sifat murung dan putus asa dalam menghadapi setiap persoalan dan
situasi
5. Membentuk kepribadian yang teguh, sabar, tabah, dan optimisme.
6. Menanamkan sifat ksatria, semangat dan berani , tidak gentar menghadapi resiko,
bahkan tidak takut maut.
7. Menciptakan hidup damai dan ridho.

10
DAFTAR PUSTAKA

Islam hari ini,8 Desember 2018,”Mengapa aqidah itu sangat penting


“https://islamhariini.com/mengapa-aqidah-itu-penting/, diakses pada pukul 10:07 wib.

Daud Ali, Muhammad, (1994), Agama Islam, Koordinator MKDU Agama, Universitas
Indonesia.

11

Anda mungkin juga menyukai