Anda di halaman 1dari 6

6 KARYA SENI DAERAH _bimbim

1. Janger Banyuwangen

instagram.com/jurnalis.spensabteam

Janger atau kadang disebut Damarwulan atau Jinggoan, adalah salah satu seni hibrida, di
mana unsur-unsur Jawa dan Bali bertemu dan merupakan pertunjukan rakyat yang mirip
dengan ketoprak dan ludruk. Acara ini hidup dan berkembang di wilayah Banyuwangi.

Gamelan, gerakan tari dan kostum mengambil budaya Bali, tapi bahasanya menggunakan
Bahasa Jawa dan saat bercanda menggunakan Bahasa Osing sebagai bahasa pengantar.
Ceritanya diambil dari budaya Jawa, kebanyakan Serat Damarwulan yang dianggap
penghinaan terhadap masyarakat Banyuwangi, yang malah berkembang dan nggak ditentang.

Busana pemain disesuaikan dengan peran. Peran panglima, prajurit, raja dan tokoh kalangan
atas umum menggunakan busana khas Bali yang biasa dipakai dalam pertunjukan Arja. Kaum
wanita istana memakai busana Bali yang dimodifikasi, yakni kuluk yang dihias bunga kamboja
dengan manik-manik, ter (penutup dada) dan biasanya memakai kain jarit berwarna
mengkilap. Yang unik, peran rakyat jelata justru memakai busana khas Jawa.

Tarian yang menjadi pengiring di Janger Banyuwangen ini bervariatif. Bisa dibuka dengan tari-
tarian khas Bali, seperti Baris, Legong, Pendet atau tari-tarian khas Banyuwangi seperti Jaran
Goyang, Jejer Gandrung, Seblang Lokento dan lain-lain.
2. Tari Jaranan Buto

instagram.com/ricardo_teguh

Jaranan Buto terdiri dari dua suku kata, yaitu Jaranan berarti Kuda Lumping dan Buto artinya
Raksasa. Jadi, Jaranan Buto adalah Kuda Lumping Raksasa. Keberadaan kesenian ini di
daerah Banyuwangi nggak bisa dilepaskan dari cerita rakyat, yaitu Menak Jinggo. Menak
Jinggo adalah raja Kerajaan Blambangan yang memiliki tubuh besar seperti raksasa (buto).

Seperti namanya, para pemain seni ini besar, kekar dan tinggi yang mengenakan kostum
mirip dengan buto, seperti kuda kepang berkepala raksasa atau berbentuk babi hutan dan
topeng kepala binatang buas. Kesenian yang dimainkan sekitar 16-20 orang ini, gerakan
tarinya mengekspresikan seperti "raksasa".

Gong, kendang, kethuk dan terompet adalah sebagai musik pengiringnya. Kesenian tari ini
sering dipertunjukkan pada khitanan dan upacara iring-iringan pengantin.
3. Tari Remo

instagram.com/rizki_afdillah

Dalam pertunjukannya, tarian yang berasal dari Jombang ini bercerita tentang perjuangan
seorang pangeran di medan perang. Karena, secara historis, Tari Remo adalah tarian yang
khusus dilakukan oleh penari laki-laki. Hal itu terkait dengan lakon yang dilakukan dalam
tarian ini. Sehingga, sisi maskulinitas penari diperlukan dalam melakukan tarian ini. Tarian ini
juga digunakan sebagai pengantar dalam Ludruk.

Namun, dalam perkembangannya menjadi lebih ganas jika ditarikan oleh perempuan,
sehingga menimbulkan gaya tari lainnya, yaitu Remo Putri atau Tari Remo gaya perempuan
dan banci. Seiring berjalannya waktu, mulai bergeser menjadi tarian menyambut tamu,
terutama tamu negara. Selain itu juga sering ditampilkan dalam festival seni daerah sebagai
upaya melestarikan budaya Jawa Timur.

Ciri khasnya adalah gerakan kakinya dinamis dan halus. Ciri khas lainnya adalah pada
ekspresi wajah, gerakan selendang atau sampur, kuda penari dan mengangguk-
menggelengkan kepala membuat tarian ini lebih menarik. Gamelan yang terdiri dari bonang
barung / babok, bonang penerus,
gambang, gender, gong, kempul, kenong, kethuk, saron, slentem siter dan suling menjadi
musik pengiringnya.

Irama yang sering dilakukan adalah Jula-Juli dan Tropongan, tetapi bisa juga dalam bentuk
Gending Gedok Rancak, Krucilan, Walangkekek atau kreasi baru.
4. Topeng Dongkrek

instagram.com/bagas_bimbim

Topeng Dongkrek adalah seni daerah asli dari Madiun. Kesenian ini berbentuk tari dan iringan
musik yang lahir sekitar tahun 1867 di Sub-Distrik Mejayan, Kawedanan Caruban, Madiun
pada masa kepemimpinan Raden Ngabehi Lo Prawirodipura. Waktu itu, Raden Prawirodipura
yang posisinya sebagai Palang (kepala desa) mencoba mencari solusi untuk wabah
penyakit (pageblug mayangkoro) yang menimpa rakyatnya.

Dia bermeditasi dan merenung di daerah Gunung Kidul Caruban dan mendapat wangsit untuk
membuat semacam tarian atau seni yang bisa mengusir penyakit tersebut. Asal-usul namanya
juga unik, berasal dari instrumen musik beduk / kendang yang berbunyi "dung" dan instrumen
bernama korek yang berbentuk kayu persegi, di satu ujungnya ada tangkai kayu bergerigi
yang ketika digesek berbunyi "krek".

Dalam perkembangannya, alat musik lainnya dimasukkan, seperti gong, gong berry, kenong
dan kentongan sebagai perpaduan budaya Cina, Islam dan Jawa. Dan dalam pertunjukannya,
ada tiga topeng yang digunakan, yaitu topeng raksasa (buto) dengan wajah menakutkan,
topeng wanita mengunyah kapur sirih dan topeng orang tua yang melambangkan kebajikan.

Jadi, kesimpulannya adalah niat jahat akhirnya akan larut dengan kebaikan dan kebenaran,
sesuai dengan moto atau sesanti "Surodiro joyoningrat, ngasto tekad darmastuti".

Oh iya, dulu, karena dampak politik Indonesia, seni Topeng Dongkrek cuman mengalami
masa kejayaan antara tahun 1867-1902. Selama penjajahan Belanda, seni ini dilarang dan
dalam kejayaan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun, seni ini dikait-kaitkan sebagai
seni genjer-genjer yang dikembangkan oleh PKI untuk menipu masyarakat umum.
5. Wayang Kayu

indonesiakaya.com

Salah satu wayang kayu yang terkenal di Jawa Timur adalah Wayang Timplong yang terbuat
dari kayu pinus yang sudah ada sejak tahun 1910-an di daerah Nganjuk. Pembuatannya
cukup rumit, karena kayu harus dipahat hingga pipih layaknya wayang kulit. Pengrajin
Wayang Timplong juga harus menghiraukan bentuk rinci dari wayang itu sendiri.

Wayang Timplong biasanya dimainkan dengan iringan bunyi gamelan. Suara gamelan berasal
dari beberapa alat musik tradisional yang umumnya berkembang di masyarakat Jawa dan Bali
seperti gambang bambu, kathuk, kempul, kendang dan kenong.

Wayang Timplong umumnya membawa cerita dari daerah asal seni ini. Biasanya
berhubungan dengan Kerajaan Mataram Kuno. Berdasarkan perkembangannya, cerita yang
disajikan dalam Wayang Timplong disesuaikan dengan situasi budaya yang saat ini sedang
berlangsung.
6. Wayang Wong

instagram.com/farhandmtt

Wayang Wong atau Wayang Orang adalah wayang yang dimainkan dengan menggunakan
orang sebagai tokohnya dan mengambil kisah Mahabarata dan Ramayana sebagai cerita
utama. Ada dua pandangan tentang asal-usul Wayang Wong. Pertama, diciptakan oleh Sultan
Hamangkurat I pada tahun 1731. Kedua, diciptakan oleh K.P.A Arya Mangkunegara I yang
pemainnya saat itu terdiri dari orang-orang istana.

Wayang Wong adalah perwujudan dari sebuah drama tari dari Wayang Kulit Purwa. Awalnya,
pada pertengahan abad ke-18, semua penarinya adalah penari pria, nggak ada penari wanita.
Wayang Wong yang berkembang di Jawa Timur adalah pengembangan Wayang Wong dari
Jawa Tengah yang diadaptasi dan disisipkan dengan Gending, Pendalangan dan Tari Jawa
Timuran yang khas.

Awalnya, Wayang Wong ditampilkan sebagai hiburan bagi kaum bangsawan, tetapi sekarang
menyebar menjadi sebuah bentuk seni yang populer. Dalam pertunjukannya, para pemain
mengenakan hiasan-hiasan yang ada pada wayang kulit. Untuk membentuk wajah
menyerupai wayang kulit (ketika dilihat dari samping), seringkali pemain Wayang Wong
wajahnya dihias / dimodifikasi dengan gambar atau lukisan tambahan.

Hal yang menarik tentang pertunjukan Wayang Wong adalah bahwa ada tarian kolosal atau
individu dari setiap pemain di setiap jeda cerita. Selain itu, Wayang Wong juga menampilkan
tokoh Punakawan sebagai suasana pencair, yang merupakan penggambaran
keadaan kawulo alit atau masyarakat pada umumnya dan para abdi dalem.

Anda mungkin juga menyukai