Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LANDASAN TEORI
2.1. Umum
Struktur gedung terbagi menjadi dua yaitu struktur baja dan struktur beton
bertulang. Dalam (SNI, 2012) disebutkan bahwa, struktur bangunan gedung terdiri
dari struktur atas dan struktur bawah. Struktur atas merupakan bagian dari struktur
bangunan gedung yang berada di atas muka tanah, sedangkan struktur bawah
merupakan bagian dari struktur banguan gedung yang terletak dibawah muka
Gempa bumi terjadi karena fenomena getaran dengan kejutan pada kerak
bumi faktor utama yaitu benturan pergesekan kerak bumi yang mempengaruhi
permukaan bumi. Gempa bumi ini menjalar dalam bentuk gelombang ini
lebih kecil dibandingkan struktur yang tidak stabil. Hal ini disebabkan karena
5
6
menahan beban.
strukur gedung komponenya harus memiliki sistem penahan gaya lateral dan
kapasitas disipasi energi yang cukup untuk menahan gerak tanah desain dalam
sistem pemikul rangka momen kusus (SPRMK) yaitu dinding geser dan bresing
Struktur beton bertulang merupakan beton yang ditulangi dengan baja, dan
jumlah tulangan yang tidak kurang dari nilai minimum yang disyaratkan.
Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu
pecah, atau agregat agregat lain yang dicampur menjadi satu dengan suatu pasta
yang terbuat dari semen dan air membentuk suatu massa mirip batuan.
pengerasan. Sedangkan definisi beton dari segi teori yaitu campuran antara semen
potrland atau semen hidrolik lain, agregat halus, agregar kasar, dan air yang
regangan. Nilai modulus elastisitas beton dapat ditentukan secara empiris yaitu
dari nilai kuat tekan beton. Semakin besar kuat tekan beton, semakin besar pula
air.
sangat panjang.
murah (pasir, kerikil dan air) dan relatif hanya membutuhkan sedikit semen
dan pengadukannya.
b) Ada jenis baja yang tahan terhadap cuaca, bahkan tidak perlu di cat.
c) Dari segi kekuatannya, bahan baja lebih murah dari beton ataupun
besar-besaran.
terbuang.
konstruksi.
memenuhi persyaratan minimum. Sifat mekanis struktur bisa dilihat pada tabel 2.1
sebagai berikut:
Tabel 2.1. sifat mikanis struktural. (Sumber : RSNI T–03–2005 halaman 8).
BJ 34 340 210 22
BJ 37 470 240 20
BJ 41 410 250 18
BJ 50 500 290 16
BJ 55 550 410 13
10
Faktor beban dan kekuatan meliputi faktor reduksi kekuatan, φ diambil dari
Tabel 2.2. Faktor Reduksi Kekuatan Untuk Keadaan Batas Ultimit. (Sumber :
RSNI T–03–2005 halaman 10)
Situasi Rencana Faktur Reduksi Kekuatan. Q
1. Lentur 0.90
2. Geser 0.90
3. Aksial tekan 0.85
4. Aksial tekan
Aksial tarik
Akibat kuat tarik leleh 0.90
Terhadap kuat tarik fraktur 0.75
5. Penghubung geser 0.75
(kolom) dan pelat lantai. Rangka bangunan tinggi dapat dipandang secara
yang ada dilapangan dan disambung dengan tumpuan (sendi) balok bisa
2.4.1. Balok
balok merupakan elemin bangunan yang dapat diandalkan untuk menangani gaya
geser dan momen lentur. balok merupakan suatu komponen dibuat secara terpisah,
beban kerja, momen lentur, lendutan izin, gaya geser dan gaya torsi sebagai suatu
1. Balok Induk
Balok induk adalah balok yang bertumpu pada kolom dan balok
diantaranya:
2. Balok Anak
Balok anak adalah balok yang betumpu pada balok induk atau
tidak betumpu langsung pada kolom. Balok anak ini berguna untuk
3. Balok Bagi
2.4.2. Kolom
Kolom merupakan batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul
beban dari balok. Kolom disebut juga suatu elemen dari struktur tekan yang
memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga suatu keruntuhan pada
suatu kolom merupakan suatu kritis yang dapat meyebabkan runtuhnya lantai
yang bersangkutan yang juga runtuh total seluruh struktur. Kolom juga berfungsi
Rangka plat lantai meneruskan gaya gravitasi dan lateral ke kolom dan dinding.
Tata letak plat lantai tergantung pada bentuk dan sistem struktur bangunan. Beban
gravitasi diteruskan oleh plat lantai secara langsung atau melalui rangka lantai ke
yang bermacam-macam, seperti pelat padat dicor setempat, pelat berusuk atau
beton bertulang, struktur baja, kolomkolom dan bisa juga bertumpu langsung
pada permukaan tanah. Secara umum pelat di bagi menjadi 2 arah yaitu pelat
dalam memikul beban lateral akibat gempa pada dasarnya berbeda dengan
merupakan salah satu sistem struktur yang dirancang untuk menahan beban
gempa rencana. Pada struktur baja sistem rangka pemikul momen terbagi atas 3
tipe, yaitu :
2012) pada SRPMK dan SRPMM dari hasil pengujian kualifikasi menunjukan
rotasi inelastis sekurang kurangnya 0,3 dan 0,2 radian pada semua sambungan
radian. Selain faktor deformasi inelastis dari ketiga sistem rangka pemikul
momen ini juga dapat dibedakan dari perilaku kinerja struktur gedung dalam
inelastik yang cukup besar akibat gempa rencana, melalui kelelehan balok
pada rangka dan kelelehan pada ujung kolom dasar. Pada sistem ini kolom
didesain lebih kuat dari pada balok yang kita kenal dengan “strong colum weak
perhitungan struktur gedung yang masuk pada zona 5 dan 6 yaitu wilayah
Percepatan Puncak Batuan Dasar dengan Periode Ulang 500 tahun pada
(SNI, Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk gedung, 2002), wilayah kota
pagar Alam yang termasuk pada zona gempa 5 sehingga analisis strukturnya
Tabel 2.3. Faktor R ,Cd , dan ῼ0 : untuk sistem penahan gaya gempa SRPMK.
(SNI, 2012)
Faktor Batasan sistem struktur dan
Faktor pembe batasan
Koefisien
Sistem penahan kuatlebih sa tinggistruktur, hn (m)c
modifikasi
gayaseismik sistem ran Kategori desain seismik
respons Ra
ῼ0 g
deflek
si Cdb B C Dd Ed Fe
Rangka baja
8 3 5½ TB TB TB TB TB
pemikul momen
15
khusus
Rangka batang
baja pemikul 7 3 5½ TB TB 48 30 TI
momen khusus
Rangka beton
bertulang
8 3 5½ TB TB TB TB TB
pemikul momen
Khusus
Rangka baja
canai dingin
pemikul momen 3½ 3o 3½ 10 10 10 10 10
khusus dengan
pembautan
Catatan :
TB = Tidak Dibatasi
TI = Tidak Diijinka
Shaf (2008) menyatakan bahwa salah satu sistem struktur yang kuat
terhadap beban gempa adalah struktur gedung sistem ganda (Dual System
Structure). Struktur sistem ganda berupa gabungan rangka dengan dinding geser
ruang pemikul beban gravitasi secara lengkap, sedangkan beban lateral yang
diakibatkan oleh gempa dipikul oleh sistem rangka pemikul momen dan dinding
keduanya dapat mengalami Defleksi Lateral yang sama, atau setidaknya Space
Tabel 2.4. Faktor R ,Cd , dan ῼ0 : untuk sistem penahan gaya gempa, sistem
ganda paling sedikit 25% gaya gempa yang ditetapkan. (SNI, 2012)
Koefisie Faktor Faktor Batasan sistem struktur dan
n kuatlebih pembesa ba tasan
Sistempenaha modifika sistem ran tinggistruktur, hn (m)c
ngayaseismik si ῼ0g defleksi Kategori desain seismik
respons Cdb
Ra B C Dd Ed Fe
Rangka baja
dengan
bresing 7 2½ 5½ TB TB TB TB TB
konsentris
Khusus
Dinding
geser beton 7 2½ 5½ TB TB TB TB TB
bertulang
khusus
Dinding
geser beton 6 2½ 5 TB TB TI TI TI
bertulang
biasa
Dinding
geser pelat 8 3½ 6½ TB TB TB TB TB
baja khusus
Catatan :
TB = Tidak Dibatasi
TI = Tidak Diijinkan.
untuk menahan gaya lateral akibat gempa bumi dan angin. Shear wall
beberapa lantai gedung dan memastikan bahwa struktur tidak runtuh akibat
yang berfungsi untuk menahan gaya lateral yang besar akibat beban gempa tidak
boleh runtuh akibat gaya lateral, karena apabila dinding geser runtuh karena gaya
lateral maka keseluruhan struktur bangunan akan runtuh karena tidak ada elemen
struktur yang mampu menahan gaya lateral. Oleh karena itu, dinding geser harus
didesain untuk mampu menahan gaya lateral yang mungkin terjadi akibat beban
Sistem dinding geser pada dasarnya dapat dibagi menjadi sistem terbuka
dan sistem tertutup. Sistem terbuka terdiri dari unsur linear tunggal atau gabungan
Apabila susunan dinding geser simetris, maka resultan gaya lateral akan
melalui titik berat dari kekakuan relatif bangunan. Selain itu dinding geser
sangat efisien dalam menahan beban vertikal maupun lateral dan tidak
Sedangkan untuk susunan dinding geser yang tidak simetris atau asimetris,
maka resultan gaya lateral tidak melalui titik berat kekakuan bangunan.Pada
18
gambar dibawah ini terlihat portal berada di kiri dan kanan dinding serta hanya
geser atau shearwall dapat dibangun pada sisi luar bangunan maupun sisi
dalam bangunan, tanpa adanya batasan geometris dari dinding geser itu
sendiri. Sistem dinding geser dibagi menjadi dua bagian, yaitu sistem terbuka dan
sistem tertutup. Dinding geser ini, di sisi luar bangunan ataupun dalam
diharapkan dinding geser tidak runtuh akibat gaya geser. Berdasarkan letak
2. Frame walls adalah dinding geser yang menahan beban lateral, dimana
3. Core walls adalah dinding geser yang terletak di dalam wilayah inti
pusat dalam gedung yang biasanya diisi tangga atau poros lift.
19
(1) flexural wall (dinding langsing), yaitu dinding geser yang memiliki
(2) squat wall (dinding pendek), yaitu dinding geser yang memiliki
dinding menahan momen guling yang terjadi akibat beban gempa, yang
tersebut.
geser yang berfungsi untuk menahan gaya lateral yang besar akibat beban
gempa tidak boleh runtuh akibat gaya lateral, karena apabila dinding geser
runtuh karena gaya lateral maka keseluruhan struktur bangunan akan runtuh
karena tidak ada elemen struktur yang mampu menahan gaya lateral. Oleh karena
20
itu, dinding geser harus didesain untuk mampu menahan gaya lateral yang
(a) Flexural Shear Wall (b) Squat Shear Wall (c) Counpled Shear Wall
Gambar: 2.4. Jenis Shear Wall berdasarkan geometrinya
Elemen ini berupa batang yang dipasang pada portal struktur. Karakteristik
dari elemen ini merupakan dominasi aksial yang terjadi ketika gaya lateral
terjadi. Di mana pada saat gempa terjadi, gaya lateral yang diterima oleh
struktur akan diteruskan pada elemen bracing ini sebagai gaya aksial.
Gaya tarik yang ditimbulkan pada sistem bresing vertikal konstris akan
melawan gaya desak sehingga secara umum struktur akan mengalami tekuk
akibat desakan gaya lateral tersebut. Sistem ini mempunyai 5 tipe bentuk bresing
21
martin, 1994).
utamanya bertemu atau saling memotong dalam satu titik. kekakuan sistem ini
terjadi akibat adanya elemen pengaku yang berfungsi sebagai penahan gaya
lateral yang terjadi pada struktur. Penyerapan energi pada sistem ini
dilakukan melalui pelelehan yang dirancang terjadi pada pelat buhul. Sistem
ini daktilitasnya kurang begitu baik` sehingga kegagalannya ditentukan oleh tekuk
depormasi inelastis yang cukup besar akibat gaya gempa rencana. SRBKK
memiliki tingkat daktilitas yang lebih tinggi dari pada tingat daktilitas
yang lebih kecil pada saat terjadinya tekuk pada bresing tekan.
bagian dari balok yang disebut link dan direncanakan secara khusus. EBF
diharapkan dapat mengalami deformasi inelastis yang cukup besar pada link
saat memikul gaya-gaya akibat beban gempa rencana karena element link
(a). Diagonal Braced SBF (b). Split-Braced EBF (c). V-Braced EBF
Gambar: 2.6. Rangka Bracing eksentrik
Pemilihan profil bresing tergantung dari besarnya gaya aksial yang bekerja,
Profil bracing bisa berupa profil siku ganda, profil kanal, profil T, profil WF
dan profil tampang berongga (bulat atau kotak). Pemilihan profil bracing juga
Oleh karena itu, kapasitas tegangan tariknya lebih besar dari kapasitas tegangan
tekan sehingga di asumsikan hanya tegangan tarik diagonal yang aktif. Jika batang
hanya batang diagonal tekan akan aktif bekerja hanya sampai proses pretress akhir
2.11. Pembebanan
Menurut (Effendi, Wesli, Chandra, & Akbar, 2017) Beban merupakan gaya
atau aksi lainnya yang diperoleh dari berat seluruh bangunan, penghuni, barang-
24
pembebanan pada struktur gedung terdiri atas beban gravitasi (vertikal) dan beban
lateral (horizontal).
Beban mati yaitu berat semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap,
peralatan tetap yang merupakan bagian tak terpisahkan dari gedung. Beban mati
dibagi terdiri dari dua yaitu berat sendiri bahan bangunan dan komponen gedung.
berat sendiri bahan bangunan dan komponen gedung bisa dilahat pada tabel di
bawah ini:
merupakan semua bahan yang terjadi akibat penghuni atau pengguna suatu
gedung, termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang yang
dapat berpindah, mesin-mesin serta peralatan yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung itu,
Khususnya pada atap, beban hidup dapat termasuk beban yang berasal dari air
hujan.
26
Peluang untuk terjadi beban hidup penuh yang membebani semua bagian
dan semua unsur struktur pemikul secara serempak selama unsur gedung tersebut
adalah sangat kecil, maka pada perencanaan balok induk dan portal dari sistem
pemikul beban dari suatu struktur gedung, beban hidupnya dikalikan dengan suatu
ditinjau.
Tabel 2.7. beban hidup pada lantai gedung. (PPIUG, dalam Anindityo P 2011)
No Lantai gedung Beban Satuan
Lantai dan tangga rumah tinggal, kecuali yang disebut
1 200 Kg/m2
no 2
8 Tangga, tangga bordes dan gang dari yang disebut no 3 300 Kg/m2
dalam mendaesain struktur. Pada daerah tertentu tekanan angin yang besar dapat
pada suatu titik akan tergantung kecepatan angin, rapat masa udara lokasi yang
Beban gempa merupakan semua beban statik ekuivalen yang bekerja dalam
gedung ataau bagian yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa
itu, maka yang diartikan dengan gempa disini ialah gaya-gaya didalam struktur
tersebut yang terjadi oleh gerakan tanah akibat gempa. Semua bagian banguan
harus dirancang dan dibangun sehingga berlaku sebagai suatu kesatuan untuk
menahan gaya horizontal struktur yang dirancang untuk memiliki kelenturan atau
pada unsur-unsur struktur, maka struktur juga harus dapat menahan akibat
kelelahan.
Untuk berbagai kategori risiko struktur bangunan gedung dan non gedung
sesuai (SNI, 2012) pengaruh gempa rencana harus dikalikan dengan suatu faktor
keutamaan Ie. Khusus untuk struktur bangunan dengan kategori risiko IV, bila
IV 1,50
Dalan (SNI, Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk gedung, 2002),
besarnya selama umur struktur bangunan 50 tahun adalah sebesar 10 persen atau
gempa dengan periode ulang 500 tahun. Respons spekrum ditentukan berdasarkan
(dua) persen atau gempa dengan periode ulang 2500 tahun yang merupakan
2. MCER probabilistic.
Tata cara ini menentukan pengaruh gempa rencana yang harus ditinjau
dalam perencanaandan evaluasi struktur bangunan gedung dan non gedung serta
Menurut (SNI, 2012) Setiap struktur harus dianalisis untuk pengaruh gaya
lateral statik yang diaplikasikan secara independen di kedua arah ortogonal. Pada
setiap arah yang ditinjau, gaya lateral statik harus diaplikasikan secara simultan di
tiap lantai. Untuk tujuan analisis, gaya lateral di tiap lantai dihitung sebagai
berikut :
Fx = 0,01Wx
Keterangan:
pada perioda pendek) dan S1 (percepatan batuandasar pada perioda 1 detik) harus
ditetapkan masing-masing dari respons spektral percepatan 0,2 detik dan 1 detik
dalam peta gerak tanah seismik pada pasal 14 dengan kemungkinan 2 persen
(SNI, 2012) Berdasarkan sifat-sifat tanah pada situs, maka situs harus
diklasifikasi sebagai kelas situs SA, SB, SC, SD,SE, atau SF. Bila sifat-sifat tanah
tidak teridentifikasi secara jelas sehingga tidak bisa ditentukan kelas situs-nya,
struktur tersebut, seperti beban gravitasi dan beban lateral. Beban gravitasi
adalah beban mati dan beban hidup pada struktur, sedangkan beban lateral adalah
beban angin dan beban gempa. Macam-macam kategori level kinerja struktur
antara lain:
(1) Operasional
Bila terjadi gempa, tidak ada kerusakan berarti pada struktur dan
𝐷t−𝐷1
Maksimum ilastis drif t = ℎ
Dimana:
ratio drift menurut ATC-40 yang ditunjukkan pada Tabel kajian dinding geser
Tabel. 2.10 Batasan Rasio Drift Atap Menurut ATC-40 (sumber : ATC-40,
1996)
Peformance Level
Struktural
Parameter IO Damage Kontrol LS
Stability
𝑣𝑖
Maksimum Total Drift 0,01 0,01 S.D 0,02 0,02 0,33𝑝𝑖
tersebut, dan banyak diantaranya yang bekerja bersamaan. Efik beban harus
digabung apabila bekerja pada garis kerja yang sama dan harus dijumlahkan
34
penentuan aksi beban dilakukan ebih tepat, maka faktor keamanan yang dibuat
a. I.4D
Dimana:
D : beban mati
L : beban hidup
W : beban angin
E : beban gempa
dengan judul penelitian “Kajian Pemakaian Shear Wall dan Bracing pada
Displacement, Base Shear dan level kinerja pada kedua model struktur.
gdan dinding geser bisa dilihat dari hasil analisa pepormance arah X dan
lantai 15;
bracing;
Occupancy (IO).
38
3. Dari peneitian yang dilakukan oleh Sri Haryono, Dian Arumningsih Diah
batas layan dan batas ultimit, Peraturan yang digunakan sni 2002,
kecil.
bangunan dan Shear Wall pada inti bangunan. Peturan dari penelitian ini
menggunakan SNI 2012 struktur gedung dan non gedung tahan gempa,
beban RSP.
42
pengembangan riset oleh Dr. Edward L. Wilson pada tahun 1970 di University of
Etabs merupakan salah satu program analisa struktur yang cukup populer
didunia dan banyak dipakai oleh konsultan-konsultan struktur kelas dunia. Etabs
metode input yang sangat interaktif dan mudah. Oleh karena itu. Program ini
layak dipelajari dan dipahami oleh para praktisi perencana struktur. Kelebihan
high rise building seperti bangunan perkantoran, apartemen, rumah sakit, dll.
perencanaan struktur, yaitu analisis frame baja, analisis frame beton, analisis
balok komposit, analisis baja rangka batang, analisis dinding geser. Penggunaan
program ini untuk menganalisis struktur, terutama untuk bangunan tinggi sangat
tepat bagi perencana struktur karena ketepatan dari output yang dihasilkan dan