Anda di halaman 1dari 6

FORUM PERUBAHAN KERANGKA USULAN TUGAS AKHIR

D3/ D4-TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MAARIF HASYIM LATIF
Yang bertanda-tangan dibawah ini :

Nama : JOKO PURWANTO

NIM : 441219921

Dengan ini mengajukan usulan PERUBAHAN USULAN TUGAS AKHIR sebagai


berikut :

1. Judul Penelitian

Prevalensi Tingkat Kesembuhan Pasien Tuberculosis(TBC) dengan Kadar Gula


Darah Normal dan Hiperglikemia

2.Metodologi Penelitian

a. Latar Belakang Masalah

1. Angka prevalansi/kejadian

Insiden dan prevalensi diabetes mellitus (DM) meningkat cepat di dunia.DM


telah diketahui sebagai salah satu faktor resiko tuberculosis(TB).DM cenderung
memberikan efek negative terhadap hasil terapi TB.Penderita DM cenderung
mengalami kegagalan dalam terapi TB dibanding dengan bukan penderita
DM.Management efektif menghendaki unsur-unsur yang sama termasuk deteksi dini,
terapi ter-standart dan terarah, serta pemberian obat yang efektif.
Tuberculosis (TB) adalah penyakit infeksi paru yang menjadi penyebab utama
kesakitan dan kematian seluruh dunia dan merupakan problem kesehatan di Negara
dengan social ekonomi menengah kebawah. TB sebagai penyebeb kematian kedua dari
penyakit infeksi dan menginfeksi 9,4 juta orang serta membunuh 1,7 juta di dunia setiap
tahun (WHO, 2013). Di Indonesia TB menjadi penyebab kematian tertinggi kedua
setelah strok. Dan menjadi pembunuh nomer satu diantara penyakit menular
(Balitbangkes,2008).
Penderita diabetes militus (DM) beresiko lebih tinggi berkembang menjadi TB
dibanding tanpa DM. penelitian menunjukkan di Negara dengan prevalensi DM
meningkat ,prevalensi TB juga meningkat. TB dan DM tergolong dalam 10 penyebab
utama di dunia pada Negara menengah dan kebawah. Beban kesehatan akibat TB akan
meningkat sehubungan dengan meningkatnya prevalensi DM (Magee M.J,2011).
2. Penderita TBC di Puskesmas Kesamben
Penderita TBC di wilayah Puskesmas Kesamben banyak ditemukan pasien TB dengan
DM. Dalam beberapa dekade terakhir, prevalensi TB, khususnya TB Multi Drug
Resistant TB (MDR- TB), dan kasus DM di dunia, kembali muncul sebagai masalah
kesehatan masyarakat yang signifikan. Hubungan DM dan TB lebih menonjol di
negara-negara berkembang dimana TB endemik dan prevalensi DM meningkat 1.
Hubungan antara diabetes mellitus dan tuberkulosis dalam menyebabkan
penyakit manusia telah dikenal selama berabad-abad. Perbaikan sanitasi, nutrisi yang
lebih baik, dan kepadatan yang kurang menyebabkan kejadian tuberkulosis. Dalam
beberapa dekade terakhir, tuberkulosis telah berkembang menjadi masalah di negara-
negara berpenghasilan rendah.
Kemajuan program pemerintah telah dilakukan dalam mengurangi kejadian
tuberkulosis selama dua dekade terakhir. Namun, penyakit ini tetap menjadi penyebab
utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. Diabetes diperkirakan menjadi
penyebab 15% kasus tuberkulosis saat ini, terutama karena diabetes merusak
pertahanan host.
Efek diabetes terhadap perkembangan dan tingkat keparahan tuberkulosis, dan
keterkaitan kompleks antara nutrisi, obesitas, diabetes, dan tuberkulosis menimbulkan
masalah pada kesehatan masyarakat dan pengobatan klinis. Pada populasi yang
berisiko terhadap kedua penyakit tersebut, kombinasi antara tuberkulosis dan diabetes
mellitus merupakan ancaman kesehatan di seluruh dunia.
Pasien dengan diabetes bersamaan mengalami hasil pengobatan TB yang lebih buruk,
tingkat kekambuhan yang lebih tinggi setelah pengobatan tuberkulosis, dan risiko kematian
yang lebih tinggi dari TBC dibandingkan dengan pasien tuberkulosis saja.
Diabetes dan Tuberkulosis sering terjadi secara bersamaan dan saling
menyulitkan untuk pengobatan di berbagai tingkatan. Oranisasi Kesehatan Dunia dan
Uni Internasional Tubrculosis paru mengembangkan kerangka kerja kolaboratif untuk
perawatan dan pengendalian diabetes dan tuberkulosis dengan cara menekankan
skrining dua arah pada kedua penyakit tersebut secara rutin.
Beberapa penelitian di negara berpenghasilan rendah telah banyak melakukan
pembuktian hubungan ini dalam kaitannya dengan peningkatan prevalensi DM dan
TB di negara berkembang

3.Pemeriksaan Kadar Glukosa dengan Penderita Tuberculosis di Puskesmas


Kesamben
Penelitian ini berjenis deskriptif dengan desain studi Crossectional. Populasi dalam
penelitian ini adalah pasien TB di Kecamatan Kesamben. Jumlah sampel sebanyak
20 pasien positif TB yang dipilih dengan cara simple random sampling.
Kriteria inklusi adalah pasien menderita TB yang tinggal di daerah wilayah
Kecamatan Kesamben, dan berusia 15 – 70 tahun. Kriteria ekslusi adalah
penderita TB komplikasi berat, dan menderita TB selain paru. Gula darah pasien
diambil adalah gula darah puasa. Pasien dimabil darahnya pada pukul 08.00 WIB.
Pemeriksaan gula darah memakai alat glukotes dengan spesifikas dan sensitivitas
Didapatkan 20 pasien TB yang menjadi responden dalam penelitian ini. Adapun
karakteristik pasien dalam penelitian ini dapat dilihat pada grafik berikut :

10%

KAMBUH
47%
SUSPEK TB

43% POSITIF

4. Berdasarkan hal tersebut, kami tertarik untuk melakukan penelitian


Prevalensi Tingkat Kesembuhan Pasien Tuberculosis(TBC) dengan Kadar Gula
Darah Normal dan Hiperglikemia.

b. Rumusan Masalah

Bagaimanakah hubungan antara Kadar Gula Darah Normal dan Hiperglikemia


dengan tingkat kesembuhan Penderita Tuberculosis (TBC)

c. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Kadar Gula
Darah Normal dan Hiperglikemia dengan tingkat kesembuhan penderita
Tuberculosis (TBC) di Puskesmas Kesamben

d. Hipotesa (dugaan sementara)

Terdapat hubungan antara Kesembuhan Pasien Kadar Gula Darah Normal dan
Hiperglikemia dengan pasien Penderita Tuberculosis (TBC)

e. Manfaat Penelitian
1.Untuk peneliti : dapat mengembangkan dan memberikan tambahan ilmu
pengetahuan dalam bidang teknologi laboratorium medik khususnya ilmu tentang
penyakit Gula Darah dan TBC

2.Untuk masyarakat : memberikan wawasan atau pengetahuan kepada masyarakat


khususnya TBC dengan Gula darah

3.Metode Penelitian (Pengumpulan dan Analisa Data)

Metode penelitian yang digunakan adalah metode tes cepat dengan


menggunakan alat glukotets dengan metode cepat monukoler,TCM ,dan Pemeriksaan
BTA untuk bulan ke-2,ke-5 dan kesembuhan.

4. Tempat, Jadwal dan Biaya Penelitian

a.Tempat Penelitian

Laboratorium Puskesmas Kesamben

b. Jadwal Penelitian

Kegiatan Bulan
I II III IV V VI
Studi pustaka      
Persiapan penelitian  
Penelitian  
Pengumpulan dan Analisa
 
Data
Pembahasan dan
 
penyusunan TA
c. Biaya Penelitian

No Rincian Biaya
1. Sampel Rp.350.000
2. Bahan Penelitian Rp.250.000
3. Alat Penelitian Rp.350.000
4. Analisa Data Rp.500.000
5. Penyusunan TA Rp.300.000
6. DLL (sesuai Kebutuhan ) Rp.275.000
Total Biaya Rp.2.025.000

5. Lampiran – Lampiran (Data pendukung)

1. Lembar Permintaan

2. TB 01 dan TB 06

3. Hasil/Data pemeriksaan Glukosa dan pemeriksaan TBC

6. Sumber Pustaka Penelitian (Dosen/ pakar dan jurnal terkait)

*Askandar Cokropawiro,1996.Klasifikasi dan Dasar-Dasar Terapi DM,Edisi 2

*Dr.Asik Surya,MPPM,2008.Pedoman Nasional Penangulangan Tuberculosis Edisi 2

*Utoyo Sukaton,1993.Ahli Penyakit Dalam,Konsensus Pengelolaan DM

*Bakterilogi Klinik,Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan,Depkes RI Jakarta 1989

*Pedoman Nasional Penangulangan Tuberkulosis,Catatan ke 8 Depkes RI Jakarta 2002

*Patologi Klinik dan Haematologi dr.U.Subroto,Surabaya

*Modul Pelatihan Teknis Tenaga Laborat Puskesmas Puskesmas Tingkat Lanjut,Depkes


RI Pusat Laboratorium Kesehatan 1995

*Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan,AY Sutedjo,SKM


*Pedoman Pengobatan dasar di Puskesmas ,Ditjen Pembinaan Kesehatan Masyarakat
Depkes RI 1987

7. Dosen Pembimbing

Pembimbing I : Anton Yuntarso S.T, M.Si.


Pembimbing II : Hj.Dheasy Herawati,S.Si.,M.Si.

Jombang,20 November 2019


Mahasiswa,

(Joko Purwanto)

Anda mungkin juga menyukai