Anda di halaman 1dari 10

MUTU SEKOLAH:

ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA GURU


Oleh :
Handriyani Timor, Udin Syaefudin Saud, Dadang Suhardan
Universitas Pendidikan Indonesia
(Email: handriyani.timor@gmail.com)

ABSTRAK:

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan keterlaksanaan kepemimpinan kepala sekolah, kinerja guru dan mutu
Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Bandung Barat, serta menganalisis pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan
kinerja guru baik secara parsial maupun bersama-sama terhadap mutu Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Bandung
Barat. Pendekatan yang digunakan dalam peneitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Sampel
yang digunakan sebanyak 207 sekolah dari populasi sejumlah 678 sekolah. Hasil pelaksanaan penelitian menunjukkan
bahwa mutu Sekolah Dasar Negeri Kabupaten Bandung Barat berada pada kategori tinggi, kepemimpinan kepala
sekolah dan kinerja guru berada pada kategori cukup tinggi. Terdapat hubungan yang lemah namun berpengaruh antara
kepemimpinan kepala sekolah terhadap mutu sekolah. Terdapat hubungan yang lemah namun signifikan dan
bepengaruh antara kinerja guru terhadap mutu sekolah. Secara simultan, kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru
memiliki hubungan yang lemah namun signifikan, dan berpengaruh positif terhadap mutu sekolah. Oleh karena itu perlu
adanya peningkatan kualitas kepemimpinan sesuai dengan konteks di lapangan.

Keywords: Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kinerja Guru, Mutu Sekolah

ABSTRACT

The purpose of this research was to describe the implementation of principal leadership, teacher performance and
quality of primary school in West Bandung regency, and to analyze the influence of principal leadership and teacher
performance either partially or together to the quality of public elementary school in West Bandung regency. The
approach used in this research is quantitative approach with descriptive method. The sample used is 207 schools from
a population of 678 schools. The result of the research shows that the quality of State Elementary School of West
Bandung Regency is in the high category, principal leadership and teacher performance are in high enough category.
There is a weak but influential relationship between the principal's leadership of school quality. There is a weak but
significant relationship and the influence between teacher performance on school quality. Simultaneously, principal
leadership and teacher performance have weak but significant relationships, and have a positive effect on school
quality. Therefore it is necessary to improve the quality of leadership in accordance with the context in the field.

Keywords: Principal Leadership, Teacher Performance, School Quality

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan aspek untuk berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah,


membangun bangsa dalam mewujudkan warga kinerja guru dalam proses pembelajaran untuk
negara yang handal professional dan berdaya menghasilkan lulusan yang lebih baik atau
saing tinggi. Pendidikan juga merupakan cara berkualitas dalam meningkatkan mutu pendidikan.
yang efektif sebagai proses nation and character Upaya meningkatkan mutu sekolah merupakan
building, menentukan perjalanan dan regenerasi titik strategis dalam upaya untuk menciptakan
suatu bangsa. Pendidikan selalu menjadi topik pendidikan yang berkualitas.
yang hangat bagi negara-negara di penjuru dunia, Mutu menurut Edward Deming adalah
tak terkecuali Indonesia. Pendidikan diperoleh di kesesuian dengan kebutuhan pasar atau
sekolah. komsumen. Perusahaan yang bermutu ialah
Sekolah sebagai sebuah organisasi sosial perusahaan yang menguasai pangsa pasar karena
dirancang untuk dapat memberikan sumbangan hasil produksinya sesuai dengan kebutuhan
dalam upaya peningkatan kualitas kehidupan bagi konsumen, sehingga menimbulkan kepuasan bagi
masyarakat. Upaya meningkatkan mutu sekolah konsumen. Jika konsumen puas, mereka akan
perlu ditata, diatur, dikelola dan diberdayakan setia dalam membeli produk perusahaan baik
agar proses belajar di sekolah berjalan dengan berupa barang maupun jasa. Berbeda dengan
lancar. Pengelolaan sekolah yang dimaksud Deming, Josep Juran mendefinisikan mutu
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXV No.1 April 2018 21
sebagai kecocokan penggunaan produk (fitnes for pendidikan yang bermutu adalah lulusan yang
use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang
pelanggan. Kecocokan penggunaan produk lebih tinggi atau terserap pada dunia usaha atau
tersebut didasarkan atas lima ciri utama: teknologi dunia industri.
yaitu kekuatan, psikologis yaitu rasa atau status, Mutu dalam konteks “hasil pendidikan”
waktu yaitu kehandalan, kontraktual yaitu ada mengacu pada hasil yang dicapai oleh sekolah.
jaminan dan etika yaitu sopan santun. Sedangkan Sekolah dikatakan bermutu apabila sekolah
menurut Crosby, mutu ialah conformance to tersebut berhasil memenuhi SNP (Standar
requirement yaitu sesuai dengan yang Nasional Pendidikan). Delapan standar yang harus
diisyaratkan atau distandarkan. Suatu produk dipenuhi oleh sekolah menurut Peraturan
memiliki mutu apabila sesuai dengan standar atau Pemerintah Nomor 13 tahun 2015 Pasal 1 tentang
kriteria mutu yang telah ditentukan, standar mutu Standar Nasional Pendidikan, pertama standar
tersebut meliputi bahan baku, proses produksi, kompetensi lulusan, yang mencakup sikap,
dan produk jadi (Sallis, 2010; Yamit, 2005). pengetahuan dan keterampilan. Kedua, standar isi
Kepuasan pelanggan menjadi tujuan adalah kritetia mengenai ruang lingkup materi dan
utama mutu. Dalam konteks sekolah pelanggan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi
dibagi menjadi tiga tingkatan, pelanggan primer lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan
adalah orang yang langsung menerima jasa tertentu. Ketiga, standar proses adalah kriteria
pendidikan seperti peserta didik. Pelanggan mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satu
sekunder adalah orang yang mendukung satuan pendidikan untuk mencapai standat
pendidikan seperti orangtua dan pemerintah. kompetensi lulusan. Keempat, standar pendidikan
Pelanggan tersier adalah orang yang secara tidak dan tenaga kependidikan adalah kriteria mengenai
langsung memiliki andil dan peranan penting pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik
terhadap pendidikan seperti pemerintah, pegawai maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.
dan masyarakat. Selain itu, terdapat juga istilah Kelima, standar sarana dan prasarana, adalah
pelanggan internal dan pelanggan eksternal. kriteria mengenai ruang belajar, tempat
Pelanggan internal yaitu orang yang mengelola berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan,
institusi pendidikan seperti kepala sekolah, guru laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain,
dan staf. Sedangkan pelanggan eksternal yaitu tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber
siswa, masyarakat, pemerintah dan dunia industri. belajar lain yang diperlukan untuk menunjang
Suatu hal dikatakan bermutu apabila sesuai proses pembelajaran, termasuk penggunaan
dengan standar dan kriteria mutu yang telah teknologi informasidan komunikasi. Keenam,
ditetapkan (Suharsaputra, 2010). standar pengelolaan adalah kriteria mengenai
Pengertian mutu dalam konteks perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
pendidikan mengacu pada proses pendidikan dan kegiatan pendidikan pada satuan pendidika din
hasil pendidikan. Proses pendidikan yang bermutu kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar
terlihat dari berbagai input, sedangkan hasil tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan
pendidikan mengacu pada prestasi yang dicapai pendidikan. Ketujuh, standar pembiayaan
oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu. pendidikan adalah kriteria mengenai komponen
Proses dan hasil pendidikan yang bermutu saling dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan
berhubungan, tetapi proses yang baik adalah tidak yang berlaku selama satu tahun. Kedelapan,
salah arah. Sekolah harus merumuskan dengan standar penilaian pendidikan adalah kriteria
baik target yang akan dicapai dalam kurun waktu mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen
yang ditentukan (Sumarno, 2012; Sudadio, 2012) penilaian hasil belajar peserta didik. Hasil
Sumbangan pendidikan terhadap penilaian standar akan menentukan ketercapaian
pembangunan bangsa tidak hanya sekedar mutu sekolah. Pemerintah dan warga sekolah
penyelenggaraan pendidikan, namun pendidikan hendaknya mendorong dan mengarahkan sekolah-
yang bermutu, baik dari input, proses, output dan sekolah yang masih berada di bawah SNP dan
outcome. Input pendidikan yang bermutu yaitu bagi sekolah yang telah memenuhi SNP didorong
guru-guru yang bermutu, peserta didik yang memacu mutunya lebih tinggi lagi hingga dapat
bermutu, kurikulum , fasilitas dan berbagai aspek mencapai standar internasional (Kurniadin &
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Machali, 2012).
Proses pendidikan yang bermutu yaitu proses Penelitian tentang mutu sekolah telah
pembelajaran yang bermutu. Output pendidikan banyak dilakukan. Penelitian di Kerajaan Bahrain
yang bermutu adalah lulusan yang memiliki menunjukkan bahwa untuk menjamin mutu
kompetensi yang disyaratkan. Outcome terdapat lembaga yaitu The Education & Training
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXV No.1 April 2018 22
Quality Authority (BQA) yang bertanggung jawab pemerintah, ataupun dunia usaha yang berada
terhadap penjaminan mutu pendidikan di Bahrain. di sekitar lingkungan sekolah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu 4. Pendekatan proses
pendidikan dipengaruhi oleh infrastruktur sekolah, Diperlukan pendekatan proses dalam
keterlibatan orang tua dan penggunaan teknologi mencapai tujuan organisasi. Dengan
dalam pendidikan (Albaker, 2017). Penelitian lain pendekatan yang sesuai, berbagai program
juga menunjukkan adanya peran dewan sekolah Akan berjalan dengan baik.
dan pihak pengelola sekolah dalam pengendalian 5. Pendekatan sistem manajemen
mutu (Hooge & Honingh, 2014). Sedangkan Pendekatan sistem manajemen menciptakan
penelitian di Brazil menunjukkan bahwa iklim kerja yang kondusif bagi semua
organisasi internasional juga berperan dalam organisasi yang terlibat didalamnya, yaitu
penjaminan mutu sekolah. Dalam hal ini Brazil guru dan staf serta juga kepala sekolah. Iklim
diinspirasi oleh pemikiran pendidikan Amerika kerja yang kondusif akan berpengaruh
Serikat (Kauko et al. 2016). terhadap peningkatan mutu sekolah.
Penelitian ini mengungkap bagaimana 6. Perbaikan berkelanjutan
mutu sekolah yang terkait dengan peranan Sekolah harus selalu mengadakan perbaikan
kepemimpinan sekolah dan dampaknya terhadap berkelanjutan dan terus menerusterhadap
mutu guru. proses pembelajaran dengan pemberian
Ukuran mutu adalah terpenuhinya layanan. Perbaikan yang berkelanjutan akan
kebutuhan, keinginan dan harapan pengguna, memperbaiki segala kekurangan yang pernah
karena mutu itu relatif, maka proses dan hasil terjadi dan dapat meningkatkan mutu
pendidikan saling berhubungan. Untuk mengukur sekolah.
mutu suatu sekolah dapat dilakukan dengan 7. Pendekatan faktual untuk pengambilan
beberapa cara, pertama melihat kompetensi guru keputusan
dalam mengajar, kedua melihat metode Pendekatan faktual dalam pengambilan
pendidikan dan pengajaran, ketiga, visi dan misi keputusan sangat diperlukan agar setiap
sekolah, keempatkurikulum pendidikan, kelima keputusan yang diambil dapat dijalankan
prestasi sekolah dan keenam fasilitas pendukung. dengan baik.
Menurut Sallis, E indikator mutu sekolah 8. Hubungan pemasok yang saling
dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya : (1) menguntungkan
Costumer fokus, (2) Leadership, (3) Involvement Pemasok disebut juga input pendidikan. Guru
of people, (4) Process aproach, (5) System dan siswa memiliki hubungan dari hasil
aproach to management, (6) Continious proses pembelajaran yang terjadi.
improvement, (7) Factual approach to decision Kepemimpinan kepala sekolah
making, (8) Mutualy beneficalsupplier berpengaruh terhadap guru dan prestasi siswa.
relationship (Sallis, 2010). Komponen indikator Perilaku kepemimpinan mempengaruhi prestasi
mutu sekolah: siswa dengan cara yang positif dengan cara
1. Fokus pada konsumen memebantu guru, mendengarkan, mendukung
Siswa merupakan pelanggan pada dunia memfasilitasi apa yang guru butuhkan pada
pendidikan, menjadi fokus dalam akhirnya prestasi siswa akan meningkat. Hal ini
menentukan pemberian layanan. dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah
2. Kepemimpinan yang efektif, gaya kepemimpinan yang
Dalam mennentukan keberhasilan demokratis, perilaku kepala sekolah. (Soehner,
pencapaian mutu pendidikan kepemimpinan David Ryan, 2012).
sangat diperlukan. Pemimpin memiliki peran Peran kepala sekolah sangat penting untuk
penting dalam pengambilan keputusan, keberhasilan sekolah. Mereka memainkan banyak
dijadikan contoh dan suri tauladan yang baik peran sebagai pemimpin. Mulai dari mengawasi
dan akan membawa organisasi pendidikan ke staf, berinteraksi dengan siswa, mengawasi
arah yang lebih baik. disiplin kerja dengan keluarga dan masyarakat,
3. Keterlibatan orang mengelola fasilitas sekolah, membantu dalam
Agar tercapainya mutu pendidikan kurikulum, rencana pengembangan staf, dan
keterlibatan berbagai pihak sangat mengelola anggran. Dengan banyaknya
diperlukan. Proses pendidikan tidak akan tanggungjawab maka tidak mengherankan bahwa
berjalan dengan baik apabila tidak ada kepemimpinan kepala sekolah yang kuat
dukungan dari pihak yang berkepentingan, memberikan kontribusi bagi sekolah yang efektif.
seperti orangtua siswa, masyarakat, Kepala sekolah bertugas melakukan pembinaan
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXV No.1 April 2018 23
terhadap guru agar terjadi peningkatan 3. Menciptakan dan mempertahankan keadaan di
pembelajaran di kelas. Kepala sekolah bawah yang kualitas mengajar dan belajar
mengundang orang yang ahli dalam konsep dan untuk berkembang
metode pembelajaran guna peningkatan mutu 4. Mempengaruhi, mengembangkan dan
sekolah. Kepala sekolah bergabung dengan memberikan harapan masyarakat dan belajar
komunitas kepala sekolah, mereka saling berkembang
mengunjungi sekolah satu sama lain sebagai 5. Berkontribusi terhadap perkembangan
umpan balik yang bermanfaat bagi guru (Van pendidikan abad ke-21 di tingkat lokal,
Voorhis & Sheldon, 2004) (West, 2017). nasional dan internasional.
Ada 4 dasar kepemimpinan kepala Diantara faktor-faktor penentu sekolah,
sekolah, yaitu: menetapkan arah, mengembangkan efek kepala sekolah menempati posisi kedua
orang-orang, mendesain ulang organisasi, dan setelah guru dalam memfasilitasi pembelajaran
mengelola instruksional mengajar dan program siswa. Kepala sekolah dengan efektifitas tinggi
pembelajaran). Namum pada pelaksanaannya dinilai sebagai kunci untuk menginisiasi,
bergantung pada kondisi sekolah. Menetapakan mengimplementasikan dan memelihara
arah bertujuan untuk membangun motivasi dan kesuksesan sekolah. Kosekuensinya, kepala
tujuan moril individu. Mengembangkan orang- sekolah diharapkan untuk mendorong dan
orang bertujuan untuk mengembangkan mengembangkan visi sekolah serta
kemampuan individu dan berkelanjutan, untuk memberdayakan para pemangku kepentingan,
mendapatkan hasil yang maksimalmotivasi dan untuk membangun dan menjaga kondisi-kondisi
kapasitas kerja harus kondusif. Praktek mendesain yang diperlukan untuk kesuksesan sekolah. Untuk
ulang organisasi adalah praktek untuk itu, tugas-tugas kepemimpinan dalam kegiatan
mewujudkan pengelolaan intruksional program pengajaran di sekolah berkembang menjadi tugas
belajar mengajar, dalam prakteknya, pemimpin atau peran utama bagi para kepala sekolah.
memberikan koordinasi, membantu memberikan (Stronge, dkk, 2013) (Yusup, 2014).
stabilitas yang sangat diperlukan agar terjadi Guru merupakan suatu profesi yang
perbaikan (Fitriati, Romdana, & Rosyidi, 2014) memiliki keahlian khusus dan tidak dapat
Kepala sekolah dapat menggunakan dilakukan oleh sembarang orang. Guru juga
standar sebagai panduan untuk menjadi pemimpin merupakan tenaga profesional yang memberikan
yang lebih baik. Peran kepala sekolah sejak abad pelayanan kepada siswa dengan tugas utama
ke 20 adalah hal yang paling menarik yang adalah mengajar. Tugas-tugas pokok yang harus
dikalukan di masyarakat. Kepala sekolah dilakukan guru meliputi proses perencanaan,
membantu menciptakan masa depan juga proses, dan penilaian hasil belajar. Pengawasan
bertanggungjawab dalam pengembangan anak- proses pembelajaran tidak dilakukan guru, tetapi
anak sehingga dapat menjadi pelajar yang sukses, oleh kepala sekolah atau pengawas untuk
percaya diri, individu yang aktif dan kreatif. terlaksananya proses pembelajaran yang efektif
Kepala sekolah merupakan pendidik profesional dan efisien. Dengan demikian, kinerja guru adalah
terkemuka di sekolah, mereka menginspirasi hasil kerja yang ditunjukan oleh guru atas
siswa, staf dan anggota masyarakat secara pekerjaan mengajar yang telah dilaksanakan
berkesinambungan dan meningkatkan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
pembelajaran. Kepala sekolah berkolaborasi Seperti, membuat perencanaan pembelajaran,
dengan banyak orang agar tercapai kesejahteraan melaksanakan pembelajaran dan mengevaluasi
seluruh siswa, bekerja dengan orang lain mencari pembelajaran sebagai tugas dan tanggungjawab
solusi kreatif dan inovatif agar tercapainya yang terwujud dalam hasil belajar siswa.
kualitas yang baik. Kepala sekolah memperoleh Kinerja guru merupakan tingkat
kemampuan kepemimpinannya melalui keberhasilan guru secara keseluruhan selama
pendidikan formal dan informal, mereka terus periode tertentu dalam melaksanakan tugas
menerus belajar dan mengembangkan dengan dibandingkan dengan berbagai kemungkinan,
praktek profesional sehari-hari (Government, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran
2015). kriteria yang telah ditentukan, termasuk dalam
Standar Kepala Sekolah menurut AISTL mengelola pembelajaran sebagai realisasi konkret
(Australia Institute for Teaching and School dari kompetensi yang dimilikinhya. Kinerja guru
Leadership) : dipengaruhi oleh kompetensi guru yaitu
1. Meningkatkan prestasi siswa di semua bersumber dari dalam diri guru. Aspek yang
tingkatan dan semua tahap diukur untuk menilai kinerja guru meliputi
2. Mempromosikan ekuitas dan keunggulan merencanakan pembelajaran, melaksanakan
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXV No.1 April 2018 24
pembelajaran, dan mengevaluasi pembelajaran. mengakibatkan seseorang mau dan rela untuk
Kinerja guru yang rendah akan memberikan menggerakkan kemampuan untuk melakukan
dampak pada mutu sekolah yang rendah. tanggung jawab dan kewajibannya dalam
Kinerja bersifat relatif, bisa tinggi atau pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Jadi
rendah. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa motivasi dalam bekerja ini berpengaruh terhadap
faktor, hal itu disebabkan oleh berbagai macam keinginan dari guru untuk meningkatkan kinerja
faktor yang mempengaruhinya, diantaranya (1) atau tidak. Faktor selanjutnya adalah supervisi
personal factor, ditunjukan tingkat keterampilan, kepala sekolah.. Kepala sekolah mengetahui
kompetensi yang dimiliki, motivasi dan komitmen tentang tugasnya, mengatur irama bagi sekolah
individu. (2) Leadership factor, ditentukan yang dipimpinnya. melaksanakan peran dan
kualitasdorongan dan bimbingan yang dilakukan fungsi yang mempengaruhi kinerja guru. Jadi
manajer dan team leader. (3) Team factor, faktor internal yang mempengaruhi kinerja guru
ditunjukan dengan kualitas dukungan yang yaitu kemampuan mengajar dan motivasi kerja,
diberikan rekan sekerja. (4) Sistem factors, sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi
ditunjukan adanya sistem kerja dan fasilitas yang kinerja guru yaitu supervisi kepala sekolah
diberikan organisasi. (5) Contextual/situasional (Yuliani, 2015).
factor, ditunjukan tingginya tingkat tekanan Perlu adanya upaya untuk meningkatkan
lingkungan internal dan eksternal. Selain itu mutu sekolah dasar yang akan berimbas kepada
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja peningkatan mutu pendidikan secara umum. Jika
yaitu : (1) variabel individu, meliputi kemampuan, hal ini tidak dilakukan maka tujuan pendidikan
keterampilan, mental, fisik, latar belakang dasar yang senada dengan pendidikan nasional
keluarga, tingkat sosial, pengalaman demografi tidak akan tercapai. Berdasarkan hasil uraian
(umur, asal-usul, jenis kelamin. (2) Variabel diatas hal-hal yang sangat mempengaruhi mutu
organisasi, meliputi sumber daya, kepemiminan, sekolah adalah kepemimpinan kepala sekolah
imbalan (sistem penghargaan atau reward dimana didalamnya terdapat kinerja guru sebagai
system), sruktur organisasi, desain pekerjaan. (3) faktor yang menentukan keberhasilan dalalm
Variabel psikologis, meliputi persepsi, sikap, pembelajaran di kelas.
kepribadian, belajar dan motivasi (Suharsaputra, Setelah penulis telaah, maka terdapat
2010). beberapa faktor penting yang mempengaruhi mutu
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sekolah salah satunya adalah dari kepemimpinan
guru diantaranya adalah kemampuan mengajar, kepala sekolah Sehingga dalam penelitian ini
motivasi kerja, supervisi kepala sekolah. Untuk penulis ingin mengetahui bagaimana gambaran
meningkatkan kinerja guru yang baik dibutuhkan kepemimpinan kepala sekolah pada SD Negeri
kemampuan mengajar yang baik. Kemampuan yang ada di Kabupaten Bandung Barat serta
mengajar adalah sesuatu yang dimiliki oleh guru seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala
untuk melakukan pekerjaan dalam kegiatan sekolah dan kinerja guru terhadap mutu sekolah
belajar siswa. Selain dari kemampuan mengajar, pada SD Negeri yang ada di Kabupaten Bandung
motivasi kerja juga dapat mempengaruhi kinerja Barat?
guru motivasi adalah daya pendorong yang
METODE PENELITIAN

Populasi dalam penelitian ini adalah Kecamatan Cililin, Ngamprah dan Parongpong
Sekolah Dasar negeri yang ada di Kabupaten dan wilayah tertinggal yaitu Kecamatan
Bandung Barat berjumlah 678 sekolah dengan Sindangkerta. (Riduwan & Akdon, 2007)
jumlah sampel yang digunakan sebanyak 206 (Sugiyono, 2012).
sekolah. Jumlah populasi yang cukup besar Sampel penelitian diambil sebanyak 20-
membuat peneliti harus mengambil sampel pada 25 % karena populasi pada penelitian sebanyak
populasi penelitiaan. Peneliti mengambil wakil 678 sekolah. Maka sampel penelitian berkisar
dari setiap wilayah geografis yang ada. Seperti antara 136-170 sekolah yang tersebar di lima
yang kita ketahui, bahwa Kabupaten Bandung kecamatan, yaitu : kecamatan Lembang, Cililin,
Barat terbagi menjadi 3 wilayah maju, Ngamprah, Parongpong dan Sindangkerta
berkembang dan tertinggal. Peneliti menggunakan (Riduwan & Akdon, 2007).
Startified random sampling area, berdasarkan Untuk mengumpulkan data pada
wilayah maju, berkembang dan tertinggal maka penelitian ini peneliti menggunakan teknik
diambil sampel, untuk wilayah maju yaitu observasi terstruktur dengan instrumen penelitian
Kecamatan Lembang, wilayah berkembang yaitu berupa kuesioner (angket) dan studi kepustakaan,
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXV No.1 April 2018 25
yaitu data-data teoritis yang berhubungan dengan
teori-teori yang digunakan dan mempunyai
kaitannya dengan masalah yang sedang diteliti,
sehingga peneliti memperoleh referensi dan Keterangan :
peneliti memperoleh tambahan ilmu pengatahuan = Skor rata-rata yang dicari
dalam mengkaji dan menganalisis serta dapat x = Jumlah skor gabungan (hasil kali
membantu pemecahan masalah yang sedang frekuensi dengan bobot nilai untuk
diteliti. setiap alternatif jawaban)
Teknik analisis data dalam penelitian ini n = Jumlah responden
menggunakan analisis statistik, diantaranya adalah
Analisis Deskriptif Variabel Penelitian Hasil WMS kemudian diinterpretasikan (diberi
Analisis deskriptif dalam penelitian bobot) untuk tiap dimensi yang berhubungan
bertujuan untuk melihat kecenderungan distribusi dengan pembentukan mutu sekolah.
frekuensi variabel serta menentukan tingkat Pengujian Hipotesis Penelitian
ketercapaian responden pada masing-masing Untuk mengetahui kesimpulan dari penelitian,
variabel yang diteliti. Untuk melihat gambaran dilakukanlah uji hipotesis. Teknik yang digunakan
umum setiap variabel dapat diperoleh dari skor dalam melakukan pengujian hipotesis adalah uji
rata-rata dengan menggunakan teknik Weighted korelasi sederhana, uji korelasi determinasi dan
Mean Scored (WMS) menggunakan rumus analisis regresi.
berikut:

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil perhitungan WMS yang sedangkan nilai terendah adalah dimensi
telah diinterpterasikan diktahui bahwa mutu merencanakan pembelajaran sebesar 7%.
sekolah menunjukkan nilai rata-rata sebesar 13, Berdasarkan hasil perhitungan statistik,
18% dengan kategori tinggi. Mutu sekolah terbagi ditemukan korelasi antara kepemimpinan kepala
menjadi 9 dimensi, yaitu struktur kurikulum, sekolah terhadap mutu sekolah yaitu sebesar
program pembelajaran, pengelolaan kesiswaan, 0,099. Jika dibandingkan dengan nilai rtabel
penilaian, kualifikasi lulusan, pendidik dan tenaga sebesar 0,098, yang diperoleh berdasarkan jumlah
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, sampel yaitu 444, maka nilai r hitung 0,099 lebih
dan pembiayaan sekolah. Program pembelajaran besar dari r tabel (0,099 > 0,098. Kesimpulannya
merupakan dimensi dengan nilai tertinggi yaitu bahwa “Terdapat pengaruh antara kepemimpinann
16, 40% (tinggi) sementara dimensi dengan nilai kepala sekolah terhadap mutu Sekolah Dasar
terendah adalah dimensi sarana dan prasarana Negeri di Kabupaten Bandung Barat”. Besaran
dengan nilai 10, 40% (cukup). pengaruh tersebut berdasarkan hasil analisis
Variabel kepemimpinan kepalan sekolah koefisien determinasi menunjukkan pengaruh
menunjukkan nilai rata-rata sebesar 10, 92% yang rendah. Hal ini terlihat dari besaran angka
dengan kategori cukup. Kepemimpinan kepalan koefisien determinasi sebesar 7%, artinya bahwa
sekolah terbagi menjadi 7 dimensi, yaitu “Kepemimpinan Kepala Sekolah memberikan
kepribadian, jiwa sosial, kepemimpinan pengaruh sebesar 7% terhadap mutu sekolah,
pembelajar, pengembangan sekolah, manajemen sedangkan sisanya 93 % dipengaruhi oleh variabel
sumber daya, jiwa kewirausahaan dan supervisi. lain”. Berdasarkan hasil analisis regresi, diketahui
Dimensi kepemimpinan pembelajar memiliki nilai bahwa hasil regresi kepemimpinan kepala sekolah
tertinggi yaitu 15, 55% dan dimensi jiwa dengan mutu sekolah menunjukkan angka 2,081.
kewirausahaan merupakan dimensi dengan nilai Maka dapat disimpulkan bahwa koefesien regresi
terendah yaitu 8, 76%. signifikan, sehingga “Kepemimpinan Kepala
Variabel kinerja guru menunjukkan nilai Sekolah berpengaruh signifikan terhadap Mutu
rata-rata sebesar 9, 61 % dengan kategori cukup. Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Bandung
Kinerja guru terbagi menjadi 3 dimensi, yaitu Barat”.
merencanakan pembelajaran, melaksanakan Besarnya pengaruh kinerja guru terhadap
pembelajaran dan mengevaluasi pembelajaran. mutu sekolah adalah 0,188. Skor tersebut
Dimensi dengan nilai tertinggi adalah dimensi menunjukan bahwa terdapat hubungan yang
melaksanakan pembelajaran dengan nilai 14,6 % rendah antara kepemimpinan kepala sekolah dan
kinerja guru terhadap mutu Sekolah Dasar Negeri
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXV No.1 April 2018 26
di Kabupaten Bandung Barat. Sedangkan kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru
kontribusi kepemimpinan kepala sekolah dan memberikan kontribusi terhadap variabel mutu
kinerja guru terhadap mutu sekolah yang dihitung sekolah sebesar 32% sedangkan sisanya 68%
menggunakan rumus Koefisien Diterminan ditentukan oleh variabel lain.
sebesar 0,32 x 100% = 32%, artinya variabel

PEMBAHASAN

Mutu sekolah korelasi yang kemudian didukung dengan hasil


Berdasarkan hasil yang didapat dari analisis koefesien determinasi yang menunjukkan
analisis data penelitian pada mutu sekolah dasar hubungan kinerja guru terhadap mutu sekolah
negeri di Kabupaten Bandung Barat menunjukkan dasar negeri di kabupaten Bandung Barat sebesar
hasil rata-rata 13,18% yang berada pada kategori 3,30 % sedangkan 96,7% dipengaruhi oleh faktor
tinggi. Nilai ini didapat dari rata-rata dimensi lain yang tidak diteliti oleh peneliti.
mutu sekolah yaitu: indikator struktur kurikulum Sedangkan untuk mengetahui signifikansi
sebesar 13, 60%, program pembelajaran 16,40%, korelasi antar variabel X2 dengan variabel Y
pengelolaan kesiswaan 12,84%, penilaian dengan membandingkan antara thitung dengan
11,01%, kualifikasi lulusan 11,36%, pendidik dan ttabel berdasarkan perhitungan SPSS 20.0
tenaga kependidikan 15,45%, sarana dan diketahui 4,015 sedangkan pada tabel dengan dk =
prasarana 10,40%, pengelolaan 13, 04% dan (n-2) sebesar 1,965 Dengan demikian
pembiayaan sekolah 14,50%. Hasil skor dimensi menunjukkan thitung lebih besar daripada ttabel
program pembelajaran mencapai hasil yang baik (2,772 > 1,645). Artinya terdapat pengaruh yang
berada pada rata-rata tertinggi dibandingkan signifikan antara kinerja guru dengan mutu
dengan dimensi lainnya. sekolah. Pengaruh kinerja guru terhadap mutu
sekolah ditunjukkan dalam persamaan:
Kinerja Guru Ŷ = 84,817 + 0,209X2
Berdasarkan hasil yang didapat dari Nilai 84,817 merupakan nilai konstanta
analisis data penelitian pada kinerja guru pada yang menunjukkan bahwa jika tidak ada
sekolah dasar di Kabupaten Bandung Barat hubungan sama sekolah dari kinerja guru, maka
menunjukkan hasil rata-rata 9,61% yang berada mutu sekolah sebesar 84, 817 sedangkan nilai
pada kategori cukup. Nilai ini didapat dari rata- 0,209 merupakan regresi yang menunjukkan
rata kinerja guru yaitu: merencanakan bahwa setiap adanya kenaikan kinerja guru
pembelajran 7%, melaksanakan pembelajaran sebesar 1, maka akan ada kenaikan nilai mutu
14,6% dan mengevaluasi pembelajaran 7,24%. sekolah sebesar 0,209 dan setiap adanya kenaikan
Hasil skor dimensi melaksanakan pembelajaran kinerja guru 10, maka akan ada diikuti kenaikan
mencapai hasil yang baik berada pada rata-rata efektivitas sekolah sebesar 2,09.
tertinggi dibandingkan dengan dimensi lainnya. Dari temuan tersebut, terbukti bahwa
kinerja guru secara signifikan memiliki pengaruh
Pengaruh Kinerja Guru Terhadap Mutu terhadap mutu sekolah. Menurut hasil perhitungan
Sekolah analisis koefesien determinasi, kinerja guru
Berdasarkan hasil analisis korelasi, terhadap mutu sekolah sebesar 3,3%. Artinya
diperoleh nilai p value = 0,000. Nilai P value kinerja guru yang lebih tinggi dapat memberikan
tersebut kurang dari taraf signifikansi 0,05. Hal ini dukungan yang lebih besar dari 3,3% terhadap
berarti hipotesis menyatakan bahwa terdapat mutu sekolah dasar di Kabupaten Bandung Barat.
pengaruh kinerja guru terhadap mutu sekolah Penemuan di lapangan dilihat dari
dasar negeri di kabupaten Bandung Barat perhitungan WMS yang telah diinterpretasikan
“diterima” karena signifikan. Hasil skor program pembelajaran berada pada
Berdasarkan hasil perhitungan yang rata-rata tertinggi dibandingkan dengan dimensi
didapat korelasi antara kinerja guru terhadap mutu lainnya, dan dimensi perencanaan pembelajaran
sekolah sebesar r = 0,188. Setelah memperhatikan memiliki nilai rata-rata terendah.
koefesien korelasi maka pengaruh kinerja guru Dilihat dari variabel kinerja guru
terhadap mutu sekolah menunjukkan korelasi ditemukan bahwa pada dimensi merencanakan
rendah. Dapat disimpulkan dari hasil korelasi pembelajaran berada pada tingkat yang rendah
tersebut terdapat pengaruh yang positif mengenai yaitu masih rendahnya kemampuan guru dalam
kinerja guru terhadap mutu sekolah dasar negeri merumuskan indikator, merumuskan tujuan
di Kabupaten Bandung Barat. Dari hasil analisis pembelajaran, memilih bahan ajar, metode dan
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXV No.1 April 2018 27
strategi pembelajaran, memilih media hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat
pembelajaran dan merumuskan bahan evaluasi pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan
dengan. Sebagai salah satu contoh masih ada guru kinerja guru terhadap mutu sekolah dasar negeri
yang tidak membuat perencanaan pembelajaran di Kabupaten Bandung Barat “diterima”.
sebelum mengajar, juga ada yang menggunakan Berdasarkan perhitungan uji signifikansi
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) tahun ganda diperoleh nilai Fhitung sebesar 8,429
lalu tanpa direvisi terlebih dahulu. sedangkan Ftabel pada tingkat kepercayaan 95%
Dilihat dari variabel mutu sekolah dengan dk (n-2) diperoleh harga Ftabel sebesar
ditemukan bahwa, dimensi sarana dan prasarana 1,169. Setelah diketahui bahwa nilai Fhitung >
berada pada katagori yang rendah. Permasalahan Ttabel. Dengan demikian, dapat disimpulkan
yang terjadi saat ini, daya dukung pengembangan bahwa terdapat korelasi ganda positif yang
sarana belum ada, terutama dalam mengakses signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah
informasi dari luar, alat cetak atau printer dan alat dan kinerja guru terhadap mutu sekolah.
bantu administrasi masih kurang. Untuk itu setiap Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai
sekolah perlu mengadakan hotspot dan Adjusted R Square antara kepemimpinan kepala
modem/flash untuk mengakses informasi yang sekolah dan kinerja guru terhadap mutu sekolah
lebih up to date, juga pengadaan printer laptop dasar negeri di kabupaten Bandung Barat sebesar
dan mesin scaner. 0,032 atau 32% jika melihat kriteria harga
Berdasarkan hasil analisis korelasi, koefesien korelasi menunjukkan tingkat pengaruh
diperloeh p value = 0,000. Nilai P value tersebut yang rendah.
kurang dari taraf signifikansi 0,05. Hal ini berbarti

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Simpulan dependen dan ini berarti hipotesis penelitian


Berdasarkan data dan hasil analisis dalam kedua dapat diterima.
penelitian ini menunjukkan pengaruh antara Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa
variabel-variabel yang memengaruhi mutu kepemimpinan kepala sekolah kinerja guru
sekolah dasar negeri di Kabupaten Bandung mempunyai hubungan yang signifikan dengan
Barat, yang terdiri dari kepemimpinan kepala mutu sekolah dan memberikan pengaruh. Hal ini
sekolah dan kinerja guru dan didukung dengan dapat diartikan bahwa variasi yang terjadi pada
data dan fakta empririk. Berdasarkan uji hipotesis variabel mutu sekolah tentang kepemimpinan
yang telah dipaparkan dapat disimpulkan sebagai kepala sekolah dan kinerja guru diprediksi
berikut: berpengaruh dalam meningkatkan mutu sekolah.
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa Artinya bahwa kepemimpinan kepala sekolah dan
kepemimpinan kepala sekolah mempunyai kinerja guru sebagai variabel independen
hubungan dengan mutu sekolah dan memberikan mempunyai pangaruh yang positif dan signifikan
pengaruh terhadap mutu sekolah. hal ini dapat terhadap mutu sekolah sebagai variabel dependen
diartikan bahwa variasi yang terjadi pada variabel berarti hipotesis penelitian ketiga dapat diterima.
mutu sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah
diprediksi mampu meningkatkan mutu sekolah. Rekomendasi
Artinya bahwa kepemimpinan kepala sekolah 1. Dinas Pendidikan disarankan perlu
sebagai variabel independen mempunyai pengecekan pengadaan sarana dan prasarana
pangaruh yang positif dan signifikan terhadap yang menunjang proses pembelajaran,
mutu sekolah sebagai variabel dependen dan ini diantaranya perbaikan gedung sekolah,
berarti hipotesis penelitian pertama dapat pengadaan alat-alat laboratorium, pengadaan
diterima. komputer di sekolah .
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa 2. Kepala sekolah selaku pemimpin sekolah
kinerja guru mempunyai hubungan dengan mutu hendaknya meningkatkan mutu sekolah,
sekolah dan memberikan pengaruh. Hal ini dapat disarankan sebaiknya kepala sekolah selalu
diartikan bahwa variasi yang terjadi pada variabel dapat meningkatkan kompetensinya terlebih
mutu sekolah tentang kinerja guru diprediksi lagi yang berhubungan dengan kompetensi
berpengaruh dalam meningkatkan mutu sekolah. kewirausahaan dengan cara mengikuti
Artinya bahwa kinerja guru sebagai variabel pelatihan maupun dengan mengikuti
independen mempunyai pangaruh yang positif dan pendidikan lanjutan untuk kepala sekolah..
signifikan terhadap mutu sekolah sebagai variabel Mengikuti pelatihan-pelatihan tentang
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXV No.1 April 2018 28
kepemimpinan baik itu yang dilakukan oleh 4. Bagi peneliti yang tertarik meneliti tentang
dinas maupun oleh pihak terkait. Kepala kepemimpinan kepala Sekolah Dasar dan
sekolah memiliki kualifikasi S2 Administrasi kinerja guru terhadap mutu Sekolah Dasar
Pendidikan. . alangkah baiknya jika penelitian selanjutnya
3. Guru hendaknya berupaya meningkatkan memiliki cakupan pembahasan yang lebih
kompetensi profesional yang dimilikinya luas dan mendalam tentang mutu sekolah
dengan mengikuti berbagai kegiatan yang berhubungan dengan sarana dan
pelatihan dan berperan aktif dalam kegiatan- prasarana, kepemimpinan kepala sekolah
kegiatan yang berhubungan dengan dilihat dalam jiwa kewirausahaan, dan
peningkatan profesionalismenya. kinerja mengajar guru dilihat dari sisi
merencanakan pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Albajer, Khaled. 2017. Analytical View of & Francis e-Library.


Bahrain’s Government Schools’ https://doi.org/10.4324/9780203417010
Performance: A Quality Perspective, Soehner, David Ryan, T. (2012). The
journals.sagepub.com/home/sgo. Interdependence of Principal School
Doi.org/10.1177/21582440177365 Leadership and Student Achievement.
Fitriati, R., Romdana, R., & Rosyidi, U. (2014). Scholar-Practitioner Quarterly, 5(3), 274–
The Practice of the School Principal’s 288. Retrieved from
Leadership in Sekolah Indonesia Kuala http://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ974355.pdf
Lumpur (SIKL): The Study of Leadership Stronge, J., & dkk. (2013). Kualitas Kepala
Styles and Techniques with Cognitive Sekolah Yang Efektif (Terjemahan). Jakarta:
Mapping Approach. Procedia - Social and PT Indeks.
Behavioral Sciences, 115(Iicies 2013), 258– Sudadio. (2012). Peningkatan Mutu Pendidikan
268. Dasar dan Menengah di Provinsi banten
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.02.434 Melalui Manajemen Berbasis Sekolah.
Government, A. (2015). Australian Professional Jurnal Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan.
Standard for Principals and the Leadership Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif
Profiles. Carlton South: Educational Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Services Australia. Suharsaputra. (2010). Administrasi Pendidikan.
Hooge, Edith dan Marlies Honingh. 2014. Are Bandung: PT Refika Aditama.
School Boards aware of the educational Sumarno. (2012). Manajemen Pengetahuan Untuk
quality of their schools?. Educational meningkatkan Mutu Sekolah. Pekbis Jurnal,
Management Administration & Leadership, 4.
42 (45), 139-154. DOI: Van Voorhis, F., & Sheldon, S. (2004).
10.1177/1741143213510509 Principals’ roles in the development of US
Kauko, Jaakko, dkk. 2016. The emergence of programs of school, family, and community
quality assessment in Brazilian basic partnerships. International Journal of
education. European Educational Research Educational Research, 41(1 SPEC. ISS.),
Journal, 15 (5), 558-579. DOI: 55–70.
10.1177/1474904116662889 https://doi.org/10.1016/j.ijer.2005.04.005
Kurniadin & Machali. (2012). Manajemen West, L. (2017). Principal and coach as partners.
Pendidikan Konsep dan Prinsip Pengelolaan The Journal of Mathematical Behavior.
Pendidikan. Manguwoharjo: Ar-Ruzz https://doi.org/10.1016/j.jmathb.2017.02.003
Media. Yamit, Z. (2005). Manajemen Kualitas Produk
Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2015 dan Jasa. Jogjakarta: Ekonisia.
tentang Standar Nasional Pendidikan Yuliani, T. (2015). Faktor-Faktor Yang
Riduwan, & Akdon. (2007). Rumus dan Data Mempengaruhi Kinerja Guru SMA Negeri
dalam Analisis Statistika (2nd ed.). Di Balikpapan. Jurnal Akuntansi, 270–280.
Bandung: Alfabeta. Yusup, M. (2014). Peran Kepala Sekolah Sebagai
Sallis, E. (2010). Total Quality Management in Pemimpin Pemelajaran. Jurnal Administrasi
Education (Third edit). London: the Taylor Pendidikan.

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXV No.1 April 2018 29


Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXV No.1 April 2018 30

Anda mungkin juga menyukai