PENDAHULUAN
Serumen merupakan campuran dari material sebaseus dan hasil sekresi apokrin
dari glandula seruminosa yang berkombinasi dengan epitel deskuamasi dan rambut.
Serumen umumnya dapat ditemukan di kanalis akustikus eksternus.
Bila lama tidak dibersihkan atau membersihkan dengan cara yang yang salah
serumen akan menimbulkan sumbatan pada kanalis akustikus eksternus. Keadaan ini
disebut serumen prop (serumen yang menutupi kanalis akustikus eksternus).
Sumbatan serumen kemudian dapat menimbulkan gangguan pendengaran yang
timbul akibat penumpukan serumen di liang telinga dan menyebabkan rasa tertekan
yang mengganggu.
Serumen secara fisiologis dapat dikeluarkan bersama-sama dengan bantuan
gerakan rahang pada waktu bicara dan menelan. Serumen dapat berfungsi sebagai
proteksi, mengangkut debris epitel, sebagai pelumas kanalis, untuk mencegah
kekeringan epidermis. Produksi serumen yang berlebihan dapat menyumbat kanalis
auditorius eksternus disebut serumen prop, serumen obturans atau impacted cerumen
sehingga dapat menyebabkan penurunan pendengaran, mengganggu pandangan untuk
memeriksa membrane timpani, telinga terasa penuh yang mengganggu kenyamanan
penderita. Proses penyumbatan ini dipengaruhi oleh bentuk kanalis yang sempit dan
berkelok-kelok, kekentalan serumen, iritasi yang berulang akibat kebiasaan mengorek
kanalis auditorius ekternus.
Berdasarkan penelitian sebelumnya didapatkan insiden serumen
obsturan sebanyak 22,9% (109 siswa) dari 487 siswa yang diteliti di Semarang tahun
2010. Distribusi jenis kelamin pada penelitian ini terdiri dari 273 laki-laki dan 214
perempuan dengan distribusi serumen obsturan sebanyak 63 (12,9%) laki-laki dan 46
(9,4%) perempuan.
1
Upaya dalam pemeliharaan kesehatan telinga dapat dilakukan seandainya kita
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan serumen obsturan,
sehingga insidensi serumen obsturan dapat berkurang yang akhirnya akan
mengurangi gangguan pendengaran dan komplikasi yang disebabkan oleh serumen
obsturan. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa di Indonesia pada
tahun 2007 insidensi serumen obsturan sebesar 18,7 %.
Bila terjadi pada kedua telinga maka serumen prop ini menjadi salah satu
penyebab ketulian pada penderita. Suara dari luar tidak dapat masuk ke dalam telinga
dan dengan demikian suara tidak dapat menggetarkan oleh membran timpani.
BAB II
STATUS PASIEN
2
I. Identitas Pasien
Nama : Tn. AS
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 60 tahun
Pekerjaan : Pensiun PNS
Agama : Islam
Alamat : Simpang Pino
Masuk RS Tanggal: 13 Januari 2020
RM : 125530
II. Anamnesis
3
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama seperti pasien
III. Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital :
- suhu : 36,8 0C
- Kepala : normocefali
- Bibir : basah
Thoraks :
4
o Cor dan Pulmo
o Inspeksi : Simetris kanan dan kiri
o Perkusi : sonor
o Inspeksi : Rata
o Perkusi : timpani
V. Diagnosis kerja
Cerumen prop AD/S
VI. PENATALAKSANAAN
Irigasi serumen
Otilon 3 dd 4 gtt AD/S
5
VII. PROGNOSIS
BAB III
6
TINJAUAN PUSTAKA
Secara anatomi telinga luar dapat dibagi menjadi aurikula (pinna) dan liang
telinga (canalis acusticus eksternus/CAE). Telinga luar dipisahkan dengan
telinga dalam oleh membran timpani. aurikula dan 1/3 lateral liang telinga tediri
dari kartilago elastis yang secara embrional berasal dari mesoderm dan sejumlah
kecil jaringan subkutan yang ditutupi oleh kulit dan adeneksanya. Hanya
lobulus pinna yang tidak memiliki kartilago dan terdapat lemak.2
7
Gambar 3.2 Perkembangan Aurikula
Aurikula berasal dari enam tonjolan mesenkim, tiga tonjolan dari arkus brankial
pertama dan lainnya dari arkus brankial kedua. Pada kehamilan yang normal
tonjolan mesenkim kartilaginosa bersatu membentuk aurikula. Aurikula akan
berpindah posisi menjadi lebih tinggi yaitu dari posisi semula dekat comissura
lateralis oris ke area temporal dengan pertumbuhan selektif dari mandibula2
8
Gambar 2.4 Liang Telinga. a. bagian kartilaginosa. b. bagian osseus
Kanalis akustikus eksternus dapat dibagi menjadi 2 bagian. Bagian luar, 40%
dari CAE, adalah bagian kartilaginosa dan terdapat lapisan tipis jaringan
subkutan diantara kulit dan kartilago. 2 Kulit yang melapisi bagian kartilaginosa
lebih tebal dari bagian tulang, selain itu juga mengandung folikel rambut yang
banyaknya bervariasi tiap individu namun ikut membantu menciptakan suatu
sawar dalam liang telinga.1 Bagian dalam, 60% dari CAE, adalah bagian osseus
terutama dibentuk oleh timpanic ring dan terdapat jaringan lunak yang sangat
tipis antara kulit, periosteum dan tulang. 2 Anatomi bagian ini sangat unik karena
merupakan satu-satunya tempat dalam tubuh dengan kulit langsung terletak di
atas tulang tanpa adanya jaringan subkutan. Dengan demikian daerah ini sangat
peka dan tiap pembengkakan akan sangat nyeri karena tidak terdapat ruang
untuk ekspansi.1 Terdapat penyempitan pada pertemuan bagian kartilaginosa
dan bagian osseus kanalis akustikus eksternus yang disebut isthmus.2
Panjang kanalis akustikus eksternus pada orang dewasa rata-rata 2,5 cm. Karena
posisi membran timpani yang miring, maka bagian posterosuperior kanalis
akustikus eksternus lebih pendek 6 mm dari bagian anteroinferior. Kanalis
9
akustikus eksternus membentuk kurva seperti huruf S arah superior dan
posterior dari lateral ke medial. Kanalis akustikus eksternus juga mengarah ke
hidung sehingga pada pemeriksaannya aurikula perlu ditarik ke superior, lateral
dan posterior untuk meluruskan kanalis akustikus eksternus.2
Bagian lateral kanalis akustikus eksternus dibatasi oleh meatus. Bagian medial
dibatasi oleh membran tympani dan bagian squamosa tulang temporal yang
menjadi barier yang baik terhadap penyebaran infeksi bila membran tersebut
utuh. Bila terjadi perforasi membran tympani infeksi dapat menyebar kembali
dan terus menyebar dari telinga tengah ke kanalis akustikus eksternus.
Tympanic ring yang berbentuk seperti tapal kuda dan bagian squamosa tulang
temporal memisahkan kanalis akustikus eksternus dengan fossa cranial media,
yang jarang terjadi penyebaran infeksi secara langsung ke intracranial.2
10
Sedangkan aliran vena dari aurikula dan meatus yaitu melalui vena temporalis
superfisialis dan vena aurikularis posterior kemudian bersatu membentuk vena
retromandibular yang biasanya terpisah dan keduanya bertemu di vena
jugularis, pertemuan terakhir terdapat pada vena jugularis eksterna namun
demikian juga menuju ke sinus sigmoid melalui vena emissarius mastoid.
11
3. 3. 2. ALIRAN LIMFATIK TELINGA LUAR
Gambar. Aliran Limfatik Kelenjar Getah Bening pada Kepala dan Leher
4. 1. SERUMEN
4. 1. 1. DEFINISI SERUMEN
Serumen adalah suatu campuran dari material sebasea dan sekresi
apokrin dari kelenjar seruminosa yang bersatu dengan epitel deskuamasi dan
rambut.5
Serumen ditujukan hanya pada hasil sekresi dari kelenjar seruminosa
pada kanalis akustikus eksternus, merupakan unsur yang membentuk earwax.
Komponen lain berupa lapisan besar hasil deskuamasi keratin skuamosa (sel-sel
12
mati, penumpukan sel pada lapisan luar kulit), keringat, sebum dan bermacam-
macam substansi asing. Subtansi asing ini dapat berupa zat-zat eksogen yang
dapat masuk ke kanalis akustikus eksternus, contohnya spray rambut (hair
spray) sampo, krim untuk mencukur janggut, bath oil, kosmetik, kotoran dan
sejenisnya. Komponen utama earwax adalah keratin.
Gambar. Serumen pada cotton bud, tipe basah dan tipe kering
Serumen dibagi menjadi tipe basah dan tipe kering. Serumen tipe kering dapat dibagi
lagi menjadi tipe lunak dan tipe keras.13
13
Warna sebenarnya dari serumen tidak dapat diketahui hanya melalui mata
telanjang namun harus dilakukan apusan setipis-tipisnya dari sampel. Pigmen yang
menjadi zat pemberi warna pada semen masih belum dapat teridentifikasi.13
Kanalis akstikus eksternus memiliki banyak struktur yang berperan dalam
produksi serumen. Yang terpenting adalah kelenjar seruminosa yang berjumlah 1000-
2000 buah, kelenjar keringat apokrin tubular yang mirip dengan kelenjar keringat
apokrin yang terdapat pada ketiak. Kelenjar ini memproduksi peptide, padahal
kelenjar sebasea terbuka ke folikel rambut pada kanalis akustikus eksternus yang
mensekresi asam lemak rantai panjang tersaturasi dan tidak tersaturasi, alkohol,
skualan, dan kolesterol.12
4. 1. 3. FISIOLOGI SERUMEN
Serumen memiliki banyak manfaat untuk telinga. Serumen menjaga
kanalis akustikus eksternus dengan barier proteksi yang akan melapisi dan
mambasahi kanalis. Sifat lengketnya yang alami dapat menangkap benda asing,
menjaga secara langsung kontak dengan bermacam-macam organisme, polutan,
dan serangga. Serumen juga mempunyai pH asam (sekitar 4-5). pH ini tidak
dapat ditumbuhi oleh organisme sehingga dapat membantu menurunkan resiko
infeksi pada kanalis akustikus eksternus.12
Proses fisiologis meliputi kulit kanalis akustikus eksternus yang berbeda
dari kulit pada tempat lain. Pada tempat lain, sel epitel yang sudah mati dan
keratin dilepaskan dengan gesekan. Karena hal ini tidak mugkin terjadi dalam
kanalis akustikus eksternus migrasi epitel squamosa merupakan cara utama
untuk kulit mati dan debris dilepaskan dari dalam.5
Fungsi Serumen11
Membersihkan
Pembersihan kanalis akustikus eksternus terjadi sebagai hasil dari proses yang
disebut “conveyor belt” process, hasil dari migrasi epitel ditambah dengan
gerakan seperti rahang (jaw movement). Sel-sel terbentuk ditengah membran
14
timpani yang bermigrasi kearah luar dari umbo ke dinding kanalis akustikus
eksternus dan bergerak keluar dari kanalis akustikus eksternus. Serumen pada
kanalis akustikus eksternus juga membawa kotoran, debu, dan partikel-pertikel
yang dapat ikut keluar. Jaw movement membantu proses ini dengan menempatkan
kotoran yang menempel pada dinding kanalis akustikus eksternus dan
meningkatkan pengeluaran kotoran.
Lubrikasi
Lubrikasi mensegah terjadinya desikasi, gatal, dan terbakarnya kulit kanalis
akustikus eksternus yang disebut asteatosis. Zat lubrikasi diperoleh dari
kandungan lipid yang tinggi dari produksi sebum oleh kelenjar sebasea.
Fungsi sebagai Antibakteri dan Antifungal
Serumen bersifat bakterisidal terhadap beberapa strain bakteri. Serumen
ditemukan efektif menurunkan kemampuan hidup bakteri antara lain
haemophilus influenzae, staphylococcus aureus dan escherichia colli.
Pertumbuhan jamur yang biasa menyebabkan otomikosis juga dapat dihambat
dengan signifikan oleh serumen manusia. Kemampuan anti mikroba ini
dikarenakan adanya asam lemak tersaturasi lisosim dan khususnya pH yang
relatif rendah pada serumen (biasanya 6 pada manusia normal).10
Diduga serumen berperan penting dalam meningkatkan sistem pertahanan
tubuh dalam merespon infeksi. Mungkin paparan bakteri dapat menginduksi
peningkatan regulasi komponen anti bacterial pada serumen.
Studi imunohistokimia menduga terdapat reaksi imun yang dimediasi oleh
antibodi yang ada pada serumen dan menjaga kanalis akustikus eksternus dari
infeksi.
15
mereka sebut Gangguan Retensi Korneosit yang memunjukkan adanya
penumpukan serumen.13
Keratosis Obturans
Beberapa pasien mendapati adanya benda yang putih seperti mutiara
pada telinga mereka dan terbentuk dari keratin skuamosa yang
terkompresi. Jenis ini sangat sulit untuk dibersihkan. Bila berlanjut
lembar keratin akan berdeskuamasi sampai ke lumen kanalis akustikus
eksternus dan massa akan bertambah banyak. Tekanan dari massa ini
akan menimbulkan erosi pada tulang kanalis akustikus eksternus.13
16
migrasinya ke arah luar. Juga tehadap iktiosis resesif X-linked, keratin
menjadi terakumulasi dan berwarna coklat gelap.13
17
Gambar. Cara Membersihkan Kanalis Akustikus Eksternus3
18
Gambar. Memasang kapas pada ujung aplikator dengan memutar aplikator1
19
telinga tidak diperbolehkan. Sumbatan lubang telinga oleh pelepasan kulit
sebaiknya dibersihkan secara manual dengan kapas yang dililitkan pada pelilit
kapas daripada dengan irigasi.
4. 2. 1. Zat serumenolisis
20
superinfeksi jamur. Komplikasi lain yang mungkin adalah ototoksisitas
yang dapat terjadi bila terdapat perforasi.13
Zat serumenolitik ini biasanya digunakan 2-3 kali selama 3-5 hari
sebelum pengangkatan serumen.9
21
4. 2. 2. Penyemprotan telinga
22
4. 2. 3. Metode Kuretase3,9
23
memastikan keutuhan membran timpani, sebaiknya irigasi tidak
dilakukan.
4. 3. 1. SERUMEN PROP6
24
sulfatase di bagian osseus kanalis akustikus eksternus menunjukkan
lebih tinggi daripada level dibagian kartilagnosa. Kekurangan steroid
sulfat mungkin mencegah pemisahan keratinosit normal pada stratum
korneum bagian osseus dan menyebabkan akumulasi lapisan
keratinosit.
25
4. 3. 2. SERUMINAL GLAND ADDENOMA (Ceruminoma,
Hidradenoma)6
4. 3. 4. CERUMINOMA6
26
Gambar. Macam-macam Serumen (10)
Cerumen removal sequence with Sullivan speculum loop for the video
otoscope. Top left: Cerumen in situ; top right: angulated loop entering ear
canal; lower left: loop positioned medial to site of cerumen; lower right:
cerumen extracted.
27
IV. KESIMPULAN
1. Earwax atau serumen adalah suatu campuran dari material sebasea dan sekresi
apokrin dari kelenjar seruminosa yang bersatu dengan epitel deskuamasi dan
rambut.Terdapat Serumen dibagi menjadi tipe basah dan tipe kering. Serumen
tipe kering dapat dibagi lagi menjadi tipe lunak dan tipe keras.
2. Serumen normal ditemukan di kanalis akustikus eksternus dengan fungsi
diantaranya membersihkan, lubrikasi dan sebagai antibakteri dan antifungi.
3. Diagnosis ditegakkan berdasarkan keluhan yang didapat dari pasien berupa
pendengaran menurun sampai tuli ringan, adanya tekanan di telinga sampai rasa
nyeri telinga dan gambaran dari serumen baik dari konsistensi maupun dari
warna serumen.
4. Penanganan serumen dilakukan dengan menggunakan obat tetes telinga yang
bersifat seruminolisis, penyemprotan telinga, dan metode dengan instrumentasi
seperti kuretase dan penyedotan (suction).
28
DAFTAR PUSTAKA
1. Adam G.L., Boies L.R., Highler P.A., BOIES Buku Ajar Penyakit THT (BOIES
Fundamentals of Otolaryngology). Edisi 6. 1997. Balai Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
2. Bailey B.J., Johnson J. T., Newlands S. D., Head & Neck Surgery
Otolaryngology. 4th Edition. 2006. Lippincot Williams & Wilkins.
3. Ballenger J. John, Penyakitt Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher. 13th
edition. Binarupa Aksara
5. Brian J. G.B., Michael H., Peter K., Atlas of Clinical Otolaryngology. 2001.
Mosby Yaer Book.
9. Nurbaiti I. Prof, Dr., Sp.THT., Efiaty A.S. Dr., Sp.THT., Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung dan Tenggorok. Balai Penerbit FKU1, Jakarta.Guest
29
LAPON KASUS
SERUMEN PROP
Disusun oleh:
dr. Nyimas Hoirunisa
Pembimbing :
dr. Agrina Nurlisyari Sp.THT-KL
30