Anda di halaman 1dari 8

Profesionalisme Guru

1. Pengertian
Menurut kamus umum bahasa Indonesia (WJS. Purwadarminta) kompetensi
berarti (kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu
hal. Pengertian dasar kompetensi (competency) yakni kemampuan atau
kecakapan. Istilah kompetensi sebenarnya memiliki banyak makna
sebagaimana yang dikemukakan berikut.
Descriptive of qualitative nature or teacher behavior appears to be entirely
meaningful (Broke and Stone, 1995). Kompetensi merupakan gambaran
hakikat kualitatif dari perilaku guru yang tampak sangat berarti. Competency
as a rational verformance which satisfactorily meets the objective for a desired
condition (Charles E.Johnson, 1974).
Kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang
dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. The state of legally
competent or qualified (Mc. Leod 1989). Keadaan berwewenang atau
memenuhi syarat menurut ketentuan hukum.
Adapun kompetensi guru (teacher competency) the ability of a teacher to
responsibility perform has or her duties apropriately. Kompetensi guru
merupakan kemampuan seseorang guru dalam melaksanakan kewajiban-
kewajiban secara bertanggung jawab dan layak.
Dengan gambaran pengertian tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa
kompetensi merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam
melaksanakan profesi keguruannya. Selanjutnya beralih pada istilah
“professional” yang berarti a vocation an which professional knowledge of
some departement a learning science is used in itsbapplications to the other or
in the practice of an art found it.
Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa suatu pekerjaan yang
bersifat professional memerlukan beberapa bidang ilmu yang secara sengaja
harus dipelajari dan kemudian diaplikasikan bagi kepentingan umum. Atas
dasar pengertian ini, ternyata pekerjaan professional berbeda dengan
pekerjaan lainnya karena suatu profesi memerlukan kemampuan dan keahlian
khusus dalam melaksanakan profesinya.
Kata “professional” berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian dan
sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian seperti guru,
dokter, hakim, dan sebagainya. Dengan kata lain pekerjaan yang bersifat
professional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang
khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh
mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain. (Nana Sudjana,
1988).
Dengan bertitik tolak pada pengertian ini, maka pengertian guru professional
adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang
keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru
dengan kemampuan maksimal. Atau dengan kata lain, guru professional
adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki
pengalaman yang kaya di bidangnya. (Agus F. Tamyong, 1987)
Dedi Supriadi dalam bukunya “Mengangkat Citra dan Martabat Guru” telah
menjelaskan secara sederhana ketiga istilah tersebut. Professional menunjuk
pada suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab,
dan kesetiaan terhadap profesi. Lenih lanjut dinyatakan bahwa suatu profesi
secara teori tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak dilatih atau
disiapkan untuk itu.
Sementara professional menunjuk pada dua hal. Pertama, menunjuk pada
penampilan atau performance atau kinerja seseorang yang sesuai dengan
tuntutan professinya. Misalnya, pekerjaan itu dilaksanakan secara
professional. Kedua, menunjuk pada orang yang melakukan pekerjaan itu,
misalnya ‘dia seorang yang professional’.
Istilah professionalisme menunjuk pada derajat penampilan dan performance
seseorang dalam melaksanakan pekerjaan atau profesi. Ada yang
professionalesmenya tinggi, sedang bdan ada pu;a yang rendah. Menurut Dedi
Supriadi, professionalisme menuntut tiga prinsip utama, yakni well, educated,
well trained, well paid atau memperoleh pendidikan yang cukup,
mendapatkan pelatihan yang memadai, dan menerima gaji yang memadai.
Dengan kata lain professionalisme menuntut pendidikan yang tinggi,
kesempatan memperoleh pelatihan yang cukup, dan akhirnyanmemperoleh
bayaran atau gaji yang memadai. Dengan kata lain professionalisme menuntut
pendidikan yang tingg, kesempatan memperoleh pelatihan yang cukup, dan
akhirnya memperoleh bayaran atau gaji yang memadai.
Profesi menurut Sikun Pribadi dalam Oemar Hamalik (2003:1) pada
hakikatnya adalah suatu pernyataan atau janji yang terbuka, bahwa seseorang
akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti
biasa, karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu.
Danim (2002:20) profesi berasal dari istilah profession atau dalam bahasa lain
profecus artinya mengakui, mengakukan, menyatakab mampu, atau ahli dalam
melaksanakan praktek tertentu.
Suatu profesi erat kaitannya dengan jabatan atau pekerjaan tertentu yang
dengan sendirinya menuntut keahlian, ppengetahuan, dan keterampilan
tertentu. Guru adalah jabatn professional. Artinya mereka memangku suatu
jabatan yang merupakan suatu profesi. Profesi juga merupakan suatu budaya
yang berlaku bagi manusia sebagai makhluk sosial yang dilandasi ilmu
pengetahuan, teknologi Dn seni, sebagai dasar untuk pengembangan diri dan
kemandirian ekonomik (Engkoswara, 2004:86).
Profesi tidak cukup dengan body of knowledge saja, karena profesi juga harus
dibuktikan dengan penerapan dilapangan yang hanya bisa diwujudkan di
dunia kerja yang dilakukan berdasarkan kode etik profesi. Oleh sebab itu,
sertifikasi ijazah yang hanya diperoleh di jalur pendidikan formal belum tentu
serta merta menjamin terbentuknya profesi secara utuh. Oleh sebab itu uji
kompetensi profesi masih diperlukan untuk memperoleh sertifikasi
kompetensi profesi (Nurhadi, 2005:4).
Guru yang bermutu adalah guru yang professional. Menurut Danim
(2002)untuk melihat apakah guru dapat dikatakan professional atau tidak,
dapat dilihat dari dua perspektif. Pertama dilihat dari tingkatan pendidikan
minimal dan llatar belakang peendidikan untuk jenjang sekolah tempat ia
menjadi guru. Kedua, penguasaan guru terhadap materi bahan ajar, mengelola
proses pembelajaran, mengelola siswa, melakukan tugas-tugas bimbingan,
dan lain-lain.
2. Persyaratan profesi.
Profesi memerlukan persyaratan khusus antara lain :
a. Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu
pengetahuan yang mendalam.
b. Enekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai bidang
profesinya.
c. Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai.
d. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang
dilaksanakannya.
e. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan (Moh.
Ali, 1985).

Selain itu, masih ada persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap pekerjaan
yang tergolong dalam suatu profesi antara lain :

a. Memiliki kode etik, sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan


funsinya.
b. Memiliki klien/objek layanan yang tetap, seperti dokter dengan pasiennya,
guru dengan muridnya.
c. Diakui oleh masyarakat karena memang diperlukan jasanya di masyarakat.

Atas dasar persyaratan tersebut, jelaslah jabatan professional harus ditempuh


melalui jenjang pendidikan yang khusus mempersiapkan jabatan itu.

Guru wajib memiliki Kualifikasi Akademik, kompetensi, Sertifikasi Pendidik,


sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.

3. Jenis-jenis Kompetensi
Dalam pasal 28, PP 19 2005, dijelaskan bahwa
1) Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai
agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2) Kualifikasi akademik sebagaimana dimakasu pada ayat (1) adalah tingkat
pendidikan minimal yang harus dipenuhi pleh seorang pedidik yang
dibuktikan dengan ijazah dan /atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
3) Kompetemsi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi :
a. Kompetensi pedagogik
b. Kompetensi kepribadian
c. Kompetensi profesional; dan
d. Kompetensi sosial.
4) Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan /atau sertifikat keahlian
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tetapi memiliki keahlian khusus
yang diakui dan diperlukan dapat diangkat menjadi pendidik setelah
melewati uji kelayakan dan kesetaraan.

Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelakaran peserta


didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Kompetensi Pedagogik sekurang-kurangnya meliputi:

1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; pemahaman terhadap


peserta didik;
2) Pengembangan kurikulum atau silabus;
3) Perancangan pembelajaran;
4) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis;
5) Pemanfaatan teknologi pembelajaran;
6) Evaluasi hasil belajar; dan
7) Pengembanagn peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya.

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,


stabi, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan
berakhlak mulia.
Kompetensi kepribadian sekurang-kurangnya mencakup kepribadian yang:

1) Beriman dan bertakwa;


2) Berakhlak mulia;
3) Arif dan bijaksana;
4) Demokratis;
5) Mantap;
6) Berwibawa;
7) Stabil;
8) Dewasa;
9) Jujur;
10) Sportif;
11) Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat;
12) Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.

Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi


pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya
membimbing peserta didik memenuhi Standar Nasional Pendidikan.

Kompetensi profesional sekurang-kurangnya meliputi penguasaan:

1) Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi
program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan /atau kelompok mata
pelajaran yang akan diampu; dan
2) Konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan,
yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan
pendidikan, mata pelajaran, dan /atau kelompok mata pelajaran akan
diampu.

Kompetensi sosial sekurang-kurangya meliputi kompetensi untu:

3) Berkomunikasi lisan, tulis, dan /atau isyarat secara santun;


4) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional;
5) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau wali peserta
didik;
6) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan
norma serta sistem nilai yang berlaku; dan
7) Menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.

Kemampuan dasar yang harus dimiliki sebagai profesionalisasi tugas guru menurut
Zainal Aqib (2002: 102-110) adalah:

1. Menguasai bahan, meliputi:


a. Menguasai bahan kurikulum mata pelajaran dan kurikulum sekolah
b. Menguasai nahan pendalaman/aplikasi pelajaran
2. Mengelola program belajar mengajar, meliputi:
a. Merumuskan tujuan intruksional
b. Mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar
c. Memilih dan menyusun prosedur instruksional yang tepat
d. Melaksanakan program belajar mengajar
e. Mengenal kemampuan (entry behavior) anak didik
f. Merencanakan dan melaksanakan pengajaran remidial
3. Mengelola kelas, meliputi:
a. Mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran
b. Menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi
4. Menggunakan media, meliputi:
a. Mengenal, memilih, dan menggunakan media
b. Membuat alat-alat bantu pelajaran sederhana
c. Menggunakan dan mengelola laboratorium dalam rangka proses belajar
mengajar
d. Mengembangkn laboratorium
e. Menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar
f. Menggunakan micro teaching unit dalam proses belajar mengajar
5. Menguasai landasan-landasan kependidikan, meliputi:
a. Mempelajari konsep dan masalah pendidikan dan pengajaran dengan
sudut tinjauan sosiologis, filosofis, historis, dan psikologis.
b. Mengenal fungsi sekolah sebagai lembaga sosial yang secara potensial
dapat memajukan masyarakat dalam arti luas serta pengaryh timbal balik
antara sekolah dan masyarakat,
6. Mengelola interaksi belajar mengajar, meliputi:
a. Mempelajari cara-cara memotivasi siswa untuk belajar.
b. Menggunakan cara-cara memotivasi siswa.
c. Mempelajari macam-macam bentuk pertanyaan.
d. Menggunakan macam-macam bentuk pertanyaan secara tepat.
e. Mempelajari beberapa mekanisme psikologis belajar mengajar di sekolah
(transfer, reinforcement, retention, dan sebagainya).
f. Mengkaji faktor-faktor positif dan negatif dalam proses belajar.
g. Mempelajari cara-cara berkomunikasi antar pribadi.
h. Menggunakan cara-cara berkomunikasi antar pribadi.
7. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran, meliputi:
a. Mempelajari fungsi penelitian.
b. Mempelajari bermacam-macam teknik dan prosedur penilaian.
c. Menyusun teknik dan prosedur penilaian.
d. Mempelajari kriteria pemilihan teknik dan prosedur penilaian.
e. Menggunakan teknik dan prosedur penilaian.
f. Mengolah dan menginterpretasikan hasil penilaian.
g. Menggunakan hasil penilaian untuk perbaikan proses belajar mengajar.
h. Menilai teknik dan prosedur penilaian.
i. Menilai keefektifan program pengajaran.
8. Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan,
meliputi:
a. Mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan di
sekolah
b. Menyelenggarakan program layanan bimbingan di sekolah
9. Mengenal dan menyelenggarakan program administrasi sekolah,
meliputi:
a. Mengenal penyelenggaraan administrasi sekolah
b. Menyelenggarakan administrasi sekolah
10. Memahami prinsip-prinsip dan mentafsirkan hasil-hasil penelitian
pendidikan guna keperluan pengajaran, meliputi:
a. Mempelajari dasar-dasar penggunaan metode ilmiah dalam penelitian
pendidikan.
b. Mempelajari teknik dan prosedur penelitian pendidikan, terutama sebagai
konsumen hasil-hasil penelitian pendidikan.
c. Menafsirkan hasil-hasil penelitian untuk perbaikan pengajaran.

Anda mungkin juga menyukai