Anda di halaman 1dari 21

Daftar Esensial Obat-obat Kloter TKHI 2017

Nama Obat Indikasi


Analgetik/Antipiretik/Antiinflamasi
nyeri ringan sampai sedang seperti sakit kepala, sakit gigi,
Asam Mefenamat dismenore primer, termasuk nyeri karena trauma, nyeri
otot, dan nyeri pasca operasi.

yeri ringan sampai sedang antara lain nyeri pada penyakit


gigi atau pencabutan gigi, nyeri pasca bedah, sakit kepala,
Ibuprofen gejala artritis reumatoid, gejala osteoartritis, gejala juvenile
artritis reumatoid, menurunkan demam pada anak.

nyeri dan radang pada penyakit reumatik; osteoartritis yang


Meloksikam memburuk (jangka pendek); ankilosing spondilitis.

sebagai terapi awal dan akut untuk rematik yang disertai


inflamasi dan degeneratif (artritis rematoid, ankylosing
Natrium Diclofenac spondylitis, osteoartritis dan spondilartritis), sindroma nyeri
dan kolumna vertebralis, rematik non-artikular, serangan
akut dari gout; nyeri pascabedah,
nyeri ringan sampai sedang, nyeri sesudah operasi cabut
Paracetamol gigi, pireksia.
ANTI ALERGI/ANAFILAKSIS
gejala alergi seperti hay fever, urtikaria; pengobatan darurat
KLORFENIRAMIN MALEAT
reaksi anafilaktik.
LORATADIN gejala alergi seperti hay fever, urtikaria.
DEKSAMETASON supresi inflamasi dan gangguan alergi
ANTIBIOTIK/ANTIVIRUS
infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, infeksi pada
AMOX mulut
infeksi-infeksi yang disebabkan oleh organisme yang peka,
infeksi saluran nafas atas (tonsillitis, pharingitis), infeksi
AZITROMISIN saluran nafas bawah (bronchitis, pneumonia), infeksi kulit &
jaringan lunak

infeksi bakteri gram positif dan gram negatif. Profilaksis


SIPROFLOKSASIN pada bedah saluran cerna bagian atas. Lihat juga keterangan
di atas.

infeksi yang disebabkan oleh Salmonella sp., Hemophilus


TIAMFENIKOL
influenzae

Infeksi serius akibat bakteri anaerob atau bakteri aerob


gram positif. Infeksi serius saluran nafas (emfiema,
CLINDA
pnemonitis anaerob, abses paru), infeksi serius jaringan
lunak dan kulit, septikemia
Pengobatan infeksi herpes simplex pada pasien immune
compromised, profilaksis infeksi herpes simpleks,
pengobatan herpes genital parah pada pasien
ASIKLOVIR immunocompromised parah, pengobatan infeksi varicella
zoster primer dan kambuhan pada pasien
immunecompromised
ANTIMIGREN

Serangan migren akut dan migren varian yang tidak


ERGOTAMIN responsif terhadap analgesik.

vertigo, tinnitus dan kehilangan pendengaran terkait dengan


BETAHISTIN MESILAT penyakit Meniere.
FLUNARIZIN
ANTIPARKINSON

parkinsonisme, gangguan ekstrapiramidal karena obat


TRIHEXIFENIDIL
(kecuali tardive dyskinesia).

ANTI AGREGASI PLATELET

ASETOSAL profilaksis penyakit serebrovaskuler atau infark miokard.


mengobati gejala-gejala iskemia seperti ulkus, rasa sakit dan
SILOSTAZOL dingin pada penyakit oklusi arteri kronik

menurunkan kejadian aterosklerotik (infark miokardia,


stroke, dan kematian vaskuler) pada pasien dengan riwayat
CLOPIDOGREL aterosklerosis yang ditandai dengan serangan stroke yang
baru terjadi, infark miokardia yang baru terjadi atau
penyakit arteri perifer yang menetap.

HEMOSTATIK
ASAM TRANEKSAMAT fibrinolisis lokal; menoragia.
FITOMENADION (VIT K) JELAS
ANTISEPTIK
POVIDON IODIDA JELAS
RIVANOL JELAS
DIURETIK
udem karena penyakit jantung, hati, dan ginjal. Terapi
FUROSEMID tambahan pada udem pulmonari akut dan udem otak yang
diharapkan mendapat onset diuresis yang kuat dan cepat.

HIDROCLOROTIAZIDE edema, hipertensi.

edema dan asitas pada sirosis hati, asites malignan,


SPIRONOLAKTON sindroma nefrotik, gagal jantung kongestif;
hiperaldosteronism primer.

ANTIDIABETIK

meningkatkan sekresi insulin sehingga efektif hanya jika


masih ada aktivitas sel beta pankreas; pada pemberian
GLIBENKLAMID
jangka lama sulfonilurea juga memiliki kerja di luar
pankreas.

NIDDM (tipe 2) pada orang dewasa bila pengaturan pola


GLIKAZID makan, olahraga dan penurunan berat badan belum
mencukupi untuk mengontrol kadar gula darah
diabetes mellitus tipe 2, terutama untuk pasien dengan
METFORMIN berat badan berlebih (overweight),

ANTIANGINA

SOSORBID DINITRAT profilaksis dan pengobatan angina; gagal jantung kiri.

ISOSORBID MONOHIDRAT profilaksis angina; tambahan pada gagal jantung kongesif.

ANTIARITMIA

pengobatan takikardia yang berkaitan dengan sindrom


Wolff-Parkinson-White. Obat ini digunakan untuk
AMIODARONE pengobatan aritmia lain bila obat-obat lain tidak efektif atau
dikontraindikasikan dan sebaiknya dimulai hanya di Rumah
Sakit atau di bawah supervisi dokter spesialis jantung

ANTIHIPERTENSI
KAPTOPRIL hipertensi ringan sampai sedang

hipertensi ringan sampai sedang; gagal jantung kongestif


RAMIPRIL (tambahan);

BISOPROLOL FUMARATE hipertensi dan angina, gagal jantung kronik.

Hipertensi; feokromositoma; angina; aritmia, kardiomiopati


obstruktif hipertrofik, takikardi ansietas, dan tirotoksikosis
PROPANOLOL (tambahan); profilaksis setelah infark miokard; profilaksis
migren dan tremor esensial.

TETRAZOSIN
AMLODIPIN hipertensi, profilaksis angina.
Daftar Esensial Obat-obat Kloter TKHI 2017

Dosis Kontra Indikasi


Analgetik/Antipiretik/Antiinflamasi
500 mg 3 kali sehari sebaiknya setelah makan; selama tidak pengobatan nyeri peri operatif pada operasi CABG,
lebih dari 7 hari. peradangan usus besar.

ehamilan trimester akhir, pasien dengan ulkus peptikum


(ulkus duodenum dan lambung), hipersensitivitas, polip
Dewasa, dosis yang dianjurkan 200-250 mg 3-4 kali sehari pada hidung, angioedema, asma, rinitis, serta urtikaria
ketika menggunakan asam asetilsalisilat atau AINS lainnya.

Oral, osteoartritis, 7,5 mg sehari bersama makan, jika perlu


naikkan hingga maksimum 15 mg sekali sehari. Reumatoid gagal ginjal (kecuali kalau menerima dialisis), gagal hati
artritis, ankilosing spondilitis 15 mg sekali sehari bersama berat.
makan, mungkin dapat dikurangi hingga 7,5 mg sehari;
LANSIA: 7,5 mg sehari

Hipersensitivitas pada diklofenak atau zat pengisi lain, ulkus,


oral, 75-150 mg/hari dalam 2-3 dosis, sebaiknya setelah pendarahan, atau perforasi usus atau lambung, trimester
makan terakhir kehamilan, gangguan fungsi hepar, ginjal, jantung

oral 0,5–1 gram setiap 4–6 jam hingga maksimum 4 gram gangguan fungsi hati berat, hipersensitivitas
per hari
ANTI ALERGI/ANAFILAKSIS
4 mg tiap 4-6 jam; maksimal 24 mg/hari. serangan asma akut, bayi prematur.
10 mg/hari bayi prematur dan bayi baru lahir, asma akut, kehamilan
Oral, umum 0,5 - 10 mg/hari
ANTIBIOTIK/ANTIVIRUS
500 mg tiap 8 jam

gangguan fungsi hati.

infeksi saluran napas, 250-750 mg dua kali sehari.

Dewasa, anak-anak, dan bayi berusia di atas 2 minggu, 50 hipersensitif terhadap tiamfenikol; gangguan fungsi hati dan
mg/kg bb sehari dalam dosis terbagi 3-4 kali sehari. ginjal yang berat

Infeksi serius. Dewasa, 150-300 mg tiap 6 jam. Infeksi lebih kolitis pseudomembran, diare, nyeri abdomen, gangguan
serius. 300-450 mg tiap 6 jam pada tes fungsi hati, ruam makulopapular.
Pengobatan herpes simpleks: 200 mg (400 mg pada
immunocompromised atau bila ada gangguan absorpsi) 5
kali sehari, selama 5 hari (dapat diberikan lebih lama jika
muncul lesi baru selama pengobatan atau jika
penyembuhan belum sempurna)

ANTIMIGREN

Hipertensi berat atau tidak cukup terkontrol, gangguan hati


pada mula kerja : 1-2 tablet, maksimal 4 Tablet dalam 24 dan ginjal, penyakit pembuluh darah perifer, penyakit
jam. Dapat diulang dengan interval tidak kurang dari 4 hari, vaskuler obliteratif dan sindrom Raynaud, hamil, menyusui,
Maksimal : 8 Tablet per minggu penyakit jantung koroner, hipertiroid, sepsis, porfiria.

Dosis awal 16 mg tiga kali sehari, lebih baik bersama paeokromositoma, hipersensitivitas komponen obat,
makanan; Dosis untuk dewasa 24-48 mg per hari dalam 3 kehamilan (lampiran 4), dan menyusui (lampiran 5).
dosis terbagi.

ANTIPARKINSON

1 mg/hari, dinaikkan bertahap. Dosis pemeliharaan 5-15


mg/hari, terbagi dalam 3-4 kali pemberian. LANSIA: dosis di etensi urin, glaukoma (sudut sempit), dan obstruksi saluran
cerna.
batas bawah dari kisaran dosis.

ANTI AGREGASI PLATELET

Asetosal 150-300 mg sebagai dosis tunggal diberikan segera


setelah kejadian iskemik dan kemudian diikuti dengan ukak peptik yang aktif; hemofilia dan gangguan perdarahan
pemberian jangka panjang asetosal 75 mg sehari sekali lain.
untuk mencegah serangan penyakit jantung selanjutnya.
predisposisi pada pendarahan (seperti tukak lambung aktif,
stroke hemoragik pada 6 bulan terakhir, operasi pada 3
bulan terakhir, proliperatif retinopati akibat diabetes,
dewasa, 100 mg 2 kali sehari (30 menit sebelum atau 2 atau hipertensi yang tidak dikontrol);riwayat takikardi ventrikel,
2 jam setelah makan). fibrilasi ventrikel, dan multifokal ventrikel ectopics,
perpanjangan interval QT, gagal jantung kongestif; gangguan
fungsi hati sedang hingga berat; gangguan fungsi ginjal

75 mg sekali sehari dengan atau tanpa makanan. Tidak hipersensitivitas, perdarahan aktif seperti ulkus peptikum
diperlukan penyesuaian dosis pada pasien lanjut usia atau atau perdarahan intrakranial, menyusui
dengan kelainan fungsi ginjal.

HEMOSTATIK
oral, fibrinolisis lokal, 15-25 mg/kg bb 2-3 kali sehari. gangguan ginjal yang berat; penyakit tromboembolik.

ANTISEPTIK

DIURETIK
Oral: Udem. Dewasa, dosis awal 40 mg pada pagi hari, gagal ginjal dengan anuria, prekoma dan koma hepatik,
penunjang 20-40 mg sehari, tingkatkan sampai 80 mg sehari defisiensi elektrolit, hipovolemia, hipersensitivitas.
pada udem yang resistensi

edema, dosis awal 12,5-25 mg sehari, untuk penunjang jika


mungkin dikurangi; edema kuat pada pasien yang tidak
mampu untuk mentoleransi diuretika berat, awalnya 75 mg gangguan hati berat, gangguan ginjal berat (kreatinin klirens
sehari. Hipertensi, dosis awal 12,5 mg sehari, jika perlu < 30 mL/menit), hipokalemia refraktori, hiperkalsemia,
tingkatkan sampai 25 mg sehari (lihat juga keterangan hamil dan menyusui (lihat lampiran 4 dan 5).
diatas). Usia Lanjut. Pada pasien tertentu (terutama usia
lanjut) dosis awal 12,5 mg sehari mungkin cukup.

100-200 mg sehari, jika perlu tingkatkan sampai 400 mg;


Anak. dosis awal 3 mg/kg bb dalam dosis terbagi.

ANTIDIABETIK

Sulfonilurea sedapat mungkin dihindari pada gangguan


dosis awal 5 mg 1 kali sehari; segera setelah makan pagi fungsi hati (lampiran 2); gagal ginjal (lampiran 3) dan pada
(dosis lanjut usia 2.5 mg, tetapi hindari- lihat keterangan di porfiria. Sulfonilurea sebainya tidak digunakan pada ibu
atas) disesuaikan berdasarkan respon: dosis maksimum 15 menyusui dan selama kehamilan sebaiknya diganti dengan
mg sehari). terapi insulin (lihat juga lampiran 4). Sulfonilurea
dikontraindikasikan jika terjadi ketoasidosis.

hipersensitif terhadap gliklazid; diabetes tipe 1; diabetes pre


dosis awal 40-80 mg 1 kali sehari; ditentukan berdasarkan koma dan koma, diabetes ketoasidosis; kelainan fungsi ginjal
respon: hingga 160 mg diberikan bersama sarapan, dosis dan fungsi hati berat (dalam hal ini penggunaan insulin
lebih tinggi diberikan terbagi, maksimal 240 mg/hari dalam direkomendasikan); pengobatan bersamaan dengan
1-2 kali.
mikonazol (lihat interaksi).
dosis ditentukan secara individu berdasarkan manfaat dan
tolerabilitas. Dewasa & anak > 10 tahun: dosis awal 500 mg
gangguan fungsi ginjal, ketoasidosis, hentikan bila terjadi
setelah sarapan untuk sekurang-kurangnya 1 minggu, kondisi seperti hipoksia jaringan (sepsis, kegagalan
kemudian 500 mg setelah sarapan dan makan malam untuk pernafasan, baru mengalami infark miokardia, gangguan
sekurang-kurangnya 1 minggu, kemudian 500 mg setelah hati),
sarapan, setelah makan siang dan setelah makan malam.
Dosis maksimum 2 g sehari dalam dosis terbagi.

ANTIANGINA
hipersensitivitas terhadap nitrat; hipotensi atau
hipovolemia; kardiopati obstruktif hipertrofik, stenosis
Sublingual, 5-10 mg. aorta, tamponade jantung, perikarditis konstruktif, stenosis
mitral; anemia berat, trauma kepala, perdarahan otak
glaukoma sudut sempit.

hipersensitivitas terhadap nitrat; hipotensi atau


dosis awal 20 mg 2-3 kali sehari atau 40 mg 2 kali sehari (10 hipovolemia; kardiopati obstruktif hipertrofik, stenosis
mg 2 kali sehari pada pasien yang belum pernah menerima aorta, tamponade jantung, perikarditis konstruktif, stenosis
nitrat sebelumnya); bila perlu sampai 120 mg sehari dalam mitral; anemia berat, trauma kepala, perdarahan otak
dosis terbagi. glaukoma sudut sempit.
ANTIARITMIA

oral, 200 mg 3 kali sehari selama 1 minggu, 200 mg 2 kali bradikardi sinus, blok SA; kecuali bila digunakan pacu
sehari selama 1 minggu berikutnya; dosis penunjang, jantung hindarkan pada gangguan konduksi yang berat atau
biasanya 200 mg sehari atau dosis minimal yang diperlukan penyakit nodus SA; gangguan fungsi tiroid; kehamilan dan
untuk mengendalikan aritmia menyusui (lampiran 3); sensitivitas terhadap iodium;

ANTIHIPERTENSI
hipertensi, digunakan sendiri, awalnya 12,5 mg 2 kali sehari;
jika digunakan bersama diuretika (lihat keterangan), atau ipersensitif terhadap penghambat ACE (termasuk
pada usia lanjut; awalnya 6,25 mg 2 kali sehari (dosis angiodema); penyakit renovaskuler (pasti atau dugaan);
pertama sebelum tidur); dosis penunjang lazim 25 mg 2 kali stenosis aortik atau obstruksi keluarnya darah dari jantung;
sehari; maksimal 50 mg 2 kali sehari (jarang 3 kali sehari kehamilan (lihat lampiran 4); porfiria.
pada hipertensi berat).

ipersensitif terhadap penghambat ACE (termasuk


ika respon pasien tidak memuaskan terhadap dosis 5-10 mg angiodema);
sehari, dianjurkan terapi kombinasi dengan antihipertensi stenosis aortik penyakit renovaskuler (pasti atau dugaan);
atau obstruksi keluarnya darah dari jantung;
lain seperti diuretika nonkalsium atau antagonis kalsium. kehamilan (lihat lampiran 4); porfiria.

asma, gagal jantung yang tak terkendali, bradikardi yang


Hipertensi dan angina. Satu tablet 5 mg sehari sekali pada nyata, hipotensi, sindrom penyakit sinus, blok AV derajat
pagi hari sebelum atau sesudah makan dua atau tiga, syok kardiogenik; feokromositoma.

oral, hipertensi, dosis awal 80 mg 2 kali sehari, tingkatkan


dengan interval mingguan bila perlu; dosis penunjang 160- asma, gagal jantung yang tak terkendali, bradikardi yang
320 mg sehari. Hipertensi portal, dosis awal 40 mg 2 kali nyata, hipotensi, sindrom penyakit sinus, blok AV derajat
sehari, tingkatkan sampai 80 mg 2 kali sehari sesuai dengan dua atau tiga, syok kardiogenik; feokromositoma.
frekuensi jantung; maksimal 160 mg 2 kali sehari.

hipertensi atau angina, dosis awal 5 mg sekali sehari; syok kardiogenik, angina tidak stabil, stenosis aorta yang
maksimal 10 mg sekali sehari. signifikan, menyusui (lampiran 5).
Efek Samping

gangguan sistem darah dan limpatik berupa agranulositosis,


anemia hipoplasia sumsum tulang, penurunan hematokrit,
eosinofilia, leukopenia, pansitopenia, dan purpura
trombositopenia.

pusing, sakit kepala, dispepsia, diare, mual, muntah, nyeri


abdomen, konstipasi, hematemesis, melena, perdarahan
lambung, ruam

jarang terjadi efek samping,

sedasi, gangguan saluran cerna, efek antimuskarinik,


hipotensi, kelemahan otot, tinnitus, euforia, nyeri kepala,
stimulasi SSP, reaksi alergi, kelainan darah.
lesu, nyeri kepala; sedasi dan mulut kering, jarang; lihat
keterangan di atas.

mual, muntah, diare; ruam (hentikan penggunaan), jarang


terjadi kolitis karena antibiotik

anoreksia, dyspepsia, flatulens, konstipasi, pankreatitis,


hepatitis, syncope, pusing, sakit kepala, mengantuk, agitasi,
ansietas, hiperaktivitas, asthenia, paraesthesia,

lihat keterangan di atas, juga flatulen, disfagia, pankreatitis,


takikardia, hipotensi, udem, kemerahan, berkeringat,
gangguan dalam bergerak, tinnitus, vaskulitis, tenosinovitis,
eritema, nodosum, hemorrhagic bullae, petechiae dan
hiperglikemia; nyeri dan flebitis pada tempat penyuntikan.

diskrasia darah (anemia aplastik, anemia hipoplastik,


trombositopenia dan granulositopenia), gangguan saluran
pencernaan (mual, muntah, glositis, stomatitis dan diare),
reaksi hipersensitif (demam, ruam angioedema, dan
urtikaria), sakit kepala, depresi mental, neuritis optik dan
sindrom grey.
nausea, muntah, nyeri abdominal, diare, sakit kepala,lelah,
ruam kulit, urtikaria,pruritis, fotosensitifitas, hepatitis,
jaundice, dyspnoea, angiodema, anafilaksis, reaksi neurologi
(termasuk pusing, bingung, halusinasi dan mengantuk) gagal
ginjal akut, penurunan index hematologi;

mual, muntah, vertigo, nyeri abdomen, diare, kram otot,


dan terkadang sakit kepala bertambah, nyeri dada, iskemia
miokard dan intestinal, jarang infark miokard

gangguan saluran cerna, sakit kepala, ruam kulit, dan


pruritus.

mulut kering, gangguan saluran cerna, pusing, penglihatan


kabur; lebih jarang: retensi urin, takikardia, hipersensitivitas,
gugup; dosis tinggi pada pasien yang peka: bingung, eksitasi,
gangguan jiwa.
diare, kotoran tidak normal, sakit kepala; mual, muntah,
dispepsia, perut kembung, nyeri perut; takikardi, jantung
berdebar, angina, aritmia, nyeri dada; rhinitis; pusing;
ekimosis; ruam kulit, gatal; edema, astenia;

Dispepsia, nyeri perut, diare; perdarahan (termasuk


perdarahan saluran cerna dan intrakranial); lebih jarang
mual, muntah, gastritis, perut kembung, konstipasi, tukak
lambung dan usus besar, sakit kepala, pusing, paraestesia,
leukopenia, platelet menurun (sangat jarang
trombositopenia berat), eosinofilia, ruam kulit, dan gatal;
jarang vertigo; sangat jarang kolitis, pankreatitis, hepatitis,
vaskulitis, kebingungan, halusinasi, gangguan rasa,
gangguan darah (termasuk trombositopenia purpura,
agranulositosis, dan pansitopenia), dan reaksi seperti
hipersensitivitas (termasuk demam, glomerulonefritis, nyeri
sendi, sindrom Steven Johnson, linchen planus.

mual, muntah, diare (kurangi dosis); pusing pada injeksi


intravena cepat.
gangguan elektrolit, dehidrasi, hipovolemia, hipotensi,
peningkatan kreatinin darah.

anoreksia, penurunan nafsu makan, iritasi lambung, diare,


konstipasi, sialadenitis, pankreatitis, jaundice, xanthopsia,
gangguan penglihatan sementara, leukopenia, neutropenia/
agranulositosis, thrombositopenia, anemia aplastik,
anaemia hemolitik, depresi sumsum tulang belakang

gangguan saluran cerna; impotensi, ginekomastia,


menstruasi tidak teratur, letargi, sakit kepala, bingung; ruam
kulit; hiperkalemia; hiponatremia; hepatotoksisitas,
osteomalasia, dan gangguan darah dilaporkan.

umumnya ringan dan jarang, diantaranya gangguan


gastrointestinal seperti mual, muntah, diare dan konstipasi

eaksi pada kulit dan jaringan subkutan (rash, pruritus,


urtikaria, eritema
anoreksia, mual, muntah, diare (umumnya sementara),
nyeri perut, rasa logam, asidosis laktat (jarang, bila terjadi
hentikan terapi), penurunan penyerapan vitamin B12,
eritema, pruritus, urtikaria dan hepatitis.

sakit kepala berdenyut, muka merah, pusing, hipotensi


postural, takikardi (dapat terjadi bradikardi paradoksikal).

sakit kepala berdenyut, muka merah, pusing, hipotensi


postural, takikardi (dapat terjadi bradikardi paradoksikal).

mikrodeposit di kornea yang reversibel (kadang-kadang


dengan silau di malam hari), jarang gangguan penglihatan
akibat neuritis optik; neuropati perifer dan miopati
(biasanya reversibel bila obat dihentikan); bradikardia dan
gangguan konduksi; fototoksisitas dan jarang pewarnaan
kulit menjadi abu-abu yang persisten;
hipotensi; pusing, sakit kepala, letih, astenia, mual
(terkadang muntah), diare, (terkadang konstipasi), kram
otot, batuk kering yang persisten, gangguan kerongkongan,
perubahan suara, perubahan pencecap (mungkin disertai
dengan turunnya berat badan), stomatitis, dispepsia, nyeri
perut; gangguan ginjal; hiperkalemia

hipotensi; pusing, sakit kepala, letih, astenia, mual


(terkadang muntah), diare, (terkadang konstipasi), kram
otot, batuk kering yang persisten, gangguan kerongkongan,
perubahan suara, perubahan pencecap (mungkin disertai
dengan turunnya berat badan), stomatitis, dispepsia, nyeri
perut; gangguan ginjal; hiperkalemia

bradikardi, gagal jantung, hipotensi, gangguan konduksi,


bronkospasme, vasokonstriksi perifer, gangguan saluran
cerna, fatigue, gangguan tidur, jarang ruam kulit dan mata
kering (reversibel bila obat dihentikan), eksaserbasi
psoriasis.

bradikardi, gagal jantung, hipotensi, gangguan konduksi,


bronkospasme, vasokonstriksi perifer, gangguan saluran
cerna, fatigue, gangguan tidur, jarang ruam kulit dan mata
kering (reversibel bila obat dihentikan), eksaserbasi
psoriasis.

nyeri abdomen, mual, palpitasi, wajah memerah, edema,


gangguan tidur, sakit kepala, pusing, letih;

Anda mungkin juga menyukai