Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Biosains Pascasarjana Vol.

19 (2017) pp
© (2017) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

PENGARUH RENDAMAN AIR TERHADAP


KUALITAS DNA PADA SPERMA DENGAN
STR-CODIS D13S317 DAN D21S1

Abdul Hadi Furqoni*1, Ahmad Yudianto2, Puspa Wardhani3


Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga; Kampus B. Jl. Airlangga No. 4-6, Surabaya
60286, Telp. (031) 5041566 / Fax. (031) 5029856
Program Studi S2 Ilmu Forensik
e-mail : *1cocohadi01@gmail.com, yudi4n6@yahoo.co.id2, puspa_pk@yahoo.co.id3

Abstrak
Kriminalitas yang terjadi akibat kejahatan seksual banyak terjadi di mana-mana.
Kejahatan ini bisa menimpa beberapa orang dan dari berbagai umur. Dalam kasus ini pasti
akan di temukan barang bukti di tempat kejadian perkara. Salah satu bukti akibat kejahatan
seksual adalah bercak sperma. Bercak sperma dapat di temukan seperti pada pakaian yang
digunakan korban atau pelaku. Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh polisi tentunya
perlu cara untuk pengidentifikasi siapa pelaku dari kejahatan tersebut. Sampel bercak
sperma akan di isolasi DNA. Isolasi DNA adalah memisahkan DNA yang ada pada sel
sperma dengan komponen yang lainnya. Setelah DNA di dapatkan akan di ketahui kadar dan
kemurniannya. Hasil tersebut bisa di pengaruhi oleh media bercak sperma berada. Faktor-
faktor tersebut salah satunya media air dan kain katun. Sifat kain katun adalah mempunyai
kemampuan menyerap yang tinggi walaupun dalam keadaan basah sekalipun. Setelah isolasi
DNA, tahapan selanjutnya adalah amplifikasi. Proses amplifikasi dalam penelitian ini adalah
menggunakaan STR dengan lokus D13S317 dan D21S11.

Kata kunci : Kriminal, Sperma, DNA, STR-CODIS

Abstract
Case of crimes due to sexual crimes happen frequently and everywhere. This type of
crime may happen to a number of people and from different range of age. In this case, there
must be evidence in the crime scene. One of the evidences of sexual crime is sperm stain. Sperm
stain may be found such as on a clothing worn by the victims or criminals. Due to the limitation
of time that the police has, a method to identify who the real culprit of such crime is needed.
Sperm stain sample will be brought to the lab for DNA isolation. DNA isolation means
separating DNA in the sperm cell from the other components. After the DNA is obtained, the
concentration and purity will be identified. The result may be affected by the media where the
sperm is staining. One of the factors is water and cotton cloth media. The feature of cotton cloth
is that it is highly absorbent even though it is in wet condition. After DNA isolation, the next
step is amplification. Amplification process in this research is using STR with D13S317 and
D21S11 loci.

Keywords : Crime, sperm, DNA, STR-CODIS

JBP Vol. 19, No. 1, April 2017


Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 19 (2017) pp
© (2017) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

1. PENDAHULUAN Antonie van Leeuwenhoek (Adnan, 2006).


Semua sel maupun jaringan makhluk hidup
Pada zaman modern seperti sekarang, termasuk spermatozoa yang terdapat pada
banyak ditemukan tindakan melanggar hukum sperma mengandung (Deoxyribonucleic acid)
(kriminalitas) di berbagai belahan dunia, DNA (Robert, 2007). Sperma sering
terutama di negara miskin dan negara digunakan sebagai bukti untuk menyelesaikan
berkembang seperti Indonesia. Kriminalitas kasus pemerkosaan, terutama dalam
dapat berupa pembunuhan, terorisme, identifikasi pelaku.
pencurian, pemerkosaan dan sebagaiya. Dalam Sampel dari cairan ejakulat berupa bercak
Dunia Internasional, Indonesia menduduki sperma yang terdapat pada baju/kain di TKP
peringkat ke 62, dengan jumlah 0,00567 per ataupun cairan/swab vagina dapat dipengaruhi
1000 orang atau 5-6 per satu juta orang dalam oleh faktor-faktor luar yang dapat menurunkan
kasus pemerkosaan. Apabila jumlah penduduk kualitas DNA nya. Contoh faktornya seperti
Indonesia sebanyak 250 juta jiwa, maka ada suhu, kelembapan, cahaya, media sperti
1418 kasus pemerkosaan yang terjadi. Untuk sperma yang terdapat pada kain, rendaman air
ukuran Nasional, Provinsi Bandar Lampung tawar, dll. Penelitian yang dilakukan oleh
merupakan Provinsi dengan kasus Wahyuningsih (2008) tentang kain katun,
pemerkosaan tertinggi. Pada tahun 2009 telah disimpulkan bahwa kain katun mempunyai
terjadi 106 kasus pemerkosaan di Bandar sifat tidak kuat terhadap asam berat dan
Lampung, diikuti oleh Jakarta sebanyak 90 apabila di rendam pada air yang memiliki
kasus. Sedangkan Provinsi Bali hanya terjadi kadar asam tinggi akan merusak komponen
19 kasus pemerkosaan (Yulia, 2010). Sekian dari kain itu sendiri. Pada penelitian yang
banyak kasus pemerkosaan yang terjadi, selalu dilakukan oleh Nursida (2011) terdapat hasil
ditemukan masalah yang sulit untuk di bahwa jumlah rata – rata fragmen DNA hasil
selesaikan olek pihak berwajib. Tentunya amplifikasi Ikan kerapu pada toleran salinitas
untuk mengolah TKP pun ada batas waktu rendah lebih besar dibandingkan daripada ikan
untuk menilai kemurnian dari setiap tanda- yang toleran salinitas tinggi.
tanda yang ditemukan pada tempat kejadian. Dalam mengungkap tersangka dalam
Pada Perkap nomor 10 tahun 2009 kasus pemerkosaan, bisa dilakukan dengan
khususnya terkait tata cara dan persyaratan cara mengidentifikasi DNA yang terdapat
permintaan Pemeriksaan Teknis Kriminalistik pada bercak sperma yang ditemukan. Dalam
TKP pasal 6 ayat 1 huruf B menyatakan pelaksanaannya diperlukan primer seperti
“dalam hal tertentu dan keadaan mendesak (Short tandem repeat combined DNA index)
permintaan pemeriksaan dapat diajukan secara STR-CODIS untuk mengamplifikasi DNA
lisan atau melalui telepon, dan permintaan yang sangat sedikit. STR adalah bagian DNA
tertulis harus sudah disusulkan paling lama 7 yang pendek dan bersifat polimorfik yang
(tujuh) hari kerja setelah pemeriksaan TKP paling informatif berdasarkan PCR untuk
dilaksanakan”. Terbatasnya waktu yang mencoba untuk mengindividualisasi bahan
diberikan untuk bisa mengolah TKP, biologis. STR-CODIS sering di pakai pada
diharapkan pihak berwajib bisa kasus untuk identifikasi pada manusia di
memaksimalkan tugasnya dalam menemukan karenakan sudah di sepakati oleh lembaga
tanda-tanda yang dapat mengungkap kasus forensik dunia dan FBI sebagai cara yang
yang terjadi. Pada kasus pemerkosaan sering mudah untuk mencocokkan sampel yang ada
ditemukan barang bukti sebagai contoh di TKP dengan sampel terduga korban atau
sperma, baik di bagian tubuh korban, terutama tersangka (Butler, 2006).
vagina atau di media seperti pada kondom atau Berdasarkan latar belakang diatas maka
pakaian korban yang ada di TKP (tempat pada tesis ini akan membahas pengaruh
kejadian perkara). paparan rendaman air tawar dalam waktu yang
Sperma adalah sel reproduksi dari tubuh berbeda terhadap kualitas DNA pada bercak
jantan, yang diteliti pertama kali pada tahun sperma yang dideteksi dengan STR–CODIS
1677 oleh Stephen Ham, salah satu murid dari D13S317 dan D21S11.
JBP Vol. 19, No. 1, April 2017
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 19 (2017) pp
© (2017) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

Menurut Lewis (2003) purin terdiri


2. TINJAUAN PUSTAKA atas adenin (A) dan guanin (G), sedangkan
pirimidin dibedakan menjadi timin (T) dan
2.1 Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) sitosin (S). Adenin hanya akan
berpasangan dengan timin dan guanin
Sel merupakan unit struktural dan hanya berpasangan dengan sitosin. Adenin
fungsional dari organisme yang ditemukan dan timin dihubungan oleh dua atom
pertama kali oleh peneliti Inggris bernama hidrogen, sedangkan guanin dan sitosin
Robert Hooke. Sel eukariot jauh lebih dihubungkan dengan tiga atom hidrogen.
kompleks daripada sel prokariot, karena sel Molekul DNA dari mahluk hidup
eukariot memiliki membran dan organel diperoleh dengan cara melakukan ekstraksi
tertentu yang tidak dimiliki sel prokariot. DNA dari seluruh bagian biologis mahluk
Di dalam sebuah sel juga erdapat materi hidup tersebut, salah satunya adalah
genetik, tepatnya terletak pada inti sel dan spermatozoa. Ekstraksi DNA memiliki
mitokondria pada hewan atau kloroplast beberapa metode seperti medote fenol
pada tumbuhan. Materi genetik dapat klorofom, metode membran dialisis,
berupa Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) metode chilex (Toha, 2001). DNA yang
atau Ribonucleic Acid (RNA) (Campbell et bisa didapatkan dari proses ekstraksi relatif
all, 2004). sedikit, maka dari itu untuk kepentingan
Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) adalah analisis perlu dilakukan perbanyakan DNA.
asam nukleat yang membawa informasi Proses perbanyakan DNA itu disebut
genetik dari generasi ke generasi dengan amplifikasi DNA. Proses
selanjutnya. DNA terdapat pada nukleus, perbanyakan ini dilakukan melalui suatu
mitokondriapada hewan dan terdapat juga rangkaian reaksi yang di sebut dengan
pada kloroplas tumbuhan. Ada beberapa Polymerase Chain Reaction (PCR) (Son
perbedaan antara DNA tersebut, yaitu: 2007).
DNA nukleus yang disebut juga DNA
kromosomal, berbentuk benang lurus 2.2 Sperma
(linear) tak bercabang dan berasosiasi
sangat erat dengan protein histon, Sperma adalah sel reproduksi dari
sedangkan DNA mitokondria dan kloroplas tubuh jantan, yang diteliti pertama kali
berbentuk melingkar (sirkular) dan tidak pada tahun 1677 oleh salah satu murid dari
berasosiasi dengan protein histon. Antonie Van Leeuwenhoek. Sperma
DNA mitokondria dan kloroplas diproduksi melalui proses spermatogenesis
memiliki cirri khas, yaitu hanya yang terjadi didalam tubulus seminiferus
mewariskan sifat-sifat yang berasal dari pada testis. Spermatogenesis terdiri atas
ibu, sedangkan DNA nukleus memiliki tiga tahapan, yaitu berlangsung pada suhu
pola pewarisan sifat dari kedua orang 35o - 36 o. Apabila suhu tidak sesuai maka
tuanya (Raven dan Johnson, 2002). Ukuran proses spermatogenesis tidak akan berjalan
molekul DNA setiap spesies berbeda satu secara optimal, yang akan berpengaruh
dengan yang lainnya. Pada mitokondria pada jumlah dan bentuk sperma yang
berukuran 5µ, molekul DNA bakteri dihasilkan. Selain suhu, proses
berukuran 1,4 mm, sedangkan molekul spermatogenesis juga dipengaruhi oleh
DNA pada Riggs (Suryo, 2005). Menurut senyawa kimia, dan lain-lain (Johnson,
Watson dan Crick dalm Suryo (2005), 2003).
molekul DNA berbentuk double helix. Spermatogenesis atau proses
DNA terdiri atas susunankimia yang terdiri pembentukan sperma, terjadi di dalam
atas tiga macam molekul yaitu : yaitu gula testis, tepatnya terjadi di tubulus
pentose yang dikenal sebagai deoksirobisa, seminiferus. Spermatogenesis terjadi
asam fosfat, dan basa nitrogen yang terdiri setelah seorang laki-laki mengalami masa
atas basa purin dan pirimidin. puber (dewasa secara fisiologis).

JBP Vol. 19, No. 1, April 2017


Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 19 (2017) pp
© (2017) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

Spermatogenesis kemudian akan terjadi


secara teratur dan terus menerus seumur
hidup laki-laki.

Gambar 2. Tahapan Perkembangan Sel


Kecambah (Suryo, 2005)

2.2.2 Struktur Sperma

Gambar 1. Tahapan Spermatogenesis Setelah terbentuk sempurna,


(Suryo,2005) spermatozoa masuk ke dalam rongga
tubulus seminiferus, kemudian akibat
2.2.1 Tahapan Perkembangan Sel Kecambah kontraksi dinding tubulus spermatozoa
terdorong ke arah epididimis. Suasana
Tubulus seminiferus yang ada pada keseimbangan asam-basa dan elektrolit
testes pria, terdiri dari sel-sel diploid yang sesuai di intratubulus dan
yang dinamakan spermatogonia yang epididimis memberikan spermatozoa
akan berkembang menjadi sperma yang kemampuan untuk bergerak (motilitas
matang. Proses yang terjadi yaitu sperma) (Suryo, 2005). Sperma
adanya peralihan proses pembelahan diproduksi sebanyak 300 juta per hari.
serta perubahan struktur yang Rata-rata volume air mani untuk setiap
fungsional melalui proses pembelahan ejakulasi adalah 2,5 sampai 6 ml, dan
serta perubahan struktur secara rata-rata jumlah sperma yang
berurutan. Secara umum tahap diejakulasikan adalah 40-100 juta per
perkembangan sel germa hingga ml (Suryo, 2005). Ukuran sperma
menjadi spermatozoa meliputi: dewasa yaitu 60 µm.vSpermatozoa
1. Spermatogonium, biasanya terletak masak terdiri dari :
di tepi tubulus seminiferus. 1. Kepala (head, caput), terdiri dari
2. Spermatosit primer. sel berinti tebal dengan hanya
3. Spermatosit sekunder. sedikit sitoplasma, mengandung
4. Spermatid, berukuran relatif kecil inti (nukleus) dengan kromosom
dan mempunyai bakal tudung di dan bahan genetiknya. Pada bagian
bagian ujung inti. membran permukaan di ujung
5. Spermatozoa, sudah memiliki kepala sperma terdapat selubung
bagian kepala serta ekor. tebal yang disebut akrosom.
Akrosom mengandung enzim
hialuronidase dan proteinase yang
berfungsi untuk menembus lapisan
pelindung ovum. Ukuran kepala
sperma sendiri yaitu panjang 5µm
dan lebar 3µm. bagian posterior

JBP Vol. 19, No. 1, April 2017


Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 19 (2017) pp
© (2017) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

membran inti membentuk basal Gambar 5. Gambar Struktur Sperma


plate. Manusia (Suryo, 2005)

Menurut Suryo (2005) ada dua tipe


sperma, yaitu : sperma tipe X dan
sperma tiper Y. Sperma tipe X adalah
sperma yang membawa 22 kromosom
tubuh dan kromosom kelamin X yang
menentukan jenis kelamin perempuan.
Sperma tipe Y adalah sperma yang
membawa 22 kromosom tubuh dan
kromosom kelamin Y yang menentukan
Gambar 3. Struktur Kepala Sperma jenis kelamin laki-laki saat fertilisasi.
(Suryo, 2005) Sperma tipe X akan bergerak dengan
cepat dalam kondisi lingkungan yang
2. Leher (neck, cervix), asam, sedangkan sperma tipe Y akan
menghubungkan kepala dengan bergerak dengan cepat dalam kondisi
badan. Terdiri dari sembilan basa.
segmen kolom materi berserat,
berlanjut sebagai serat padat terluar 2.2.3 Struktur DNA dan Kromatin
ekor. Spermatozoa
3. Badan (middle piece,
corpus), panjangnya 5 µm, banyak Berbeda dengan sel somatik,
mengandung mitokondria yang spermatozoa manusia memiliki struktur
berfungsi sebagai penghasil energi dan integritas fungsional yang dikemas
untuk pergerakan sperma. dalam sistem yang unik. Materi DNA
4. Ekor (tail, caudal), panjangnya spermatozoa manusia dikemas dengan
45µm, berfungsi untuk mendorong bantuan protein khusus yang mengatur
spermatozoa masak ke dalam vas proses kondensasi dan dekompresi
deferen dan ductus ejakulotoris. melalui mekanisme tertentu.
Keseimbangan proses itu disinkronisasi
oleh struktur organisasi DNA
spermatozoa (Singh, 2011). Secara
struktural, sebagian besar DNA
spermatozoa melingkar menjadi toroid,
sebagian kecil berikatan dengan histon
Gambar 4. Struktur Sperma Manusia dan sisanya melekat di matriks inti
dengan Mikroskop spermatozoa matrix attachment regions
Elektron (Suryo, 2005) (MARs).
Organisasi DNA spermatozoa yang
paling padat berada di dalam toroid.
Selama proses maturasi, sebagian besar
protein histon yang berasosiasi dengan
DNA digantikan oleh protamin
(Gambar 2). Adanya protamin yang
berikatan dengan DNA, memungkinkan
terjadi proses kondensasi yang lebih erat
dan membuat DNA resisten terhadap
nuclease (Singh, 2011). Untuk
memperoleh struktur DNA yang padat,
proses pengemasan DNA spermatozoa
JBP Vol. 19, No. 1, April 2017
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 19 (2017) pp
© (2017) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

juga merupakan mekanisme kontrol dalam oosit. Hal tersebut


ekspresi gen. memungkinkan kerusakan histon DNA
Proses tersebut menahan akses ke spermatozoa ditransmisikan ke embrio
reading frame dan menyebabkan tidak tanpa terdeteksi dan termodifikasi.
terjadinya ekspresi gen selama Kejadian tersebut merugikan karena
spermatogenesis. Saat spermatozoa fusi kebanyakan DNA yang terikat di histon
dengan oosit protamin akan digantikan adalah kluster gen yang
seluruhnya dengan protein histon yang bertanggungjawab terhadap
disediakan oleh oosit saat empat jam perkembangan awal embrio (Singh,
pertama. Penggantian tersebut 2011).
memberikan kesempatan bagi genom Selain DNA spermatozoa yang
paternal untuk meningkatkan akses terikat dengan protamin dan histon
dalam memproduksi protein. Oleh bentuk terakhir organisasi spermatozoa
karena itu, keseluruhan proses adalah matrix attachment region
pengemasan DNA/kromatin (MAR). MAR merupakan bagian DNA
spermatozoa mengindikasikan fungsi yang melekat di lingkaran domain
struktur toroid untuk melindungi kromatin matriks inti kaya protein.
spermatozoa selama perjalanan dalam MAR berukuran tidak lebih dari 1000
saluran reproduksi laki-laki dan pasang basa dan berada di antara toroid
perempuan hingga terjadinya fertilisasi protamin yang menempelkan toroid di
dan tidak berperan dalam tempatnya disebut toroid linker. Toroid
perkembangan embrio (Singh, 2011). linker berisi histon dan sangat sensitif
Protamin terdiri atas pita besar terhadap aktivitas nuklease. MAR juga
bermuatan positif dan residu arginin berperan sebagai tempat pemeriksaan
yang dinetralkan oleh ikatan integritas DNA spermatozoa setelah
fosfodiester DNA. Interaksi tersebut fertilisasi. MAR bersama histon terikat
mengurangi repulsion antar ikatan DNA lain, langsung berasal dari materi
DNA, sehingga memungkinkan DNA genetik paternal yang diturunkan ke
berlipat-lipat untuk menciptakan toroid embrio dan penting untuk
yang kompak dan erat. Toroid berbaris perkembangan (Singh, 2011).
berdampingan untuk menghasilkan luas
permukaan maksimal. Protamin tidak 2.3 STR – CODIS
hanya memberikan pemadatan struktur
DNA, tetapi juga memberikan Amplifikasi adalah suatu penerapan
perlindungan dari kerusakan. Ikatan bioteknologi untuk memperbanyak DNA
disulfida antar molekul di kromatin sel pada kromosom. DNA dapat diperbanyak
spermatozoa lebih resisten terhadap hingga ratusan bahkan ribuan kali.
kerusakan mekanik dibandingkan Amplifikasi dapat dilakukan dengan
dengan sel somatik (Singh, 2011). berbagai metode, salah satunya dengan
Struktur DNA spermatozoa lainnya metode PCR (Polymerase Chain
adalah DNA yang terikat dengan histon. Reaction) yang ditemukan Karry Mullis
Histon terutama berikatan di daerah pada tahun 1983. Amplifikasi dengan
promotor gen. Seluruh famili gen yang metode PCR membutuhkan primer.
vital untuk spermiogenesis dan masa Primer adalah sekuen oligonukleotida
fertilisasi awal secara khusus (umumnya 10-20 nukleotida) khusus
berasosiasi dengan histon di yang akan berikatan dengan DNA pada
spermatozoa. DNA yang berikatan daerah yang spesifik (Butler, 2006).
dengan histon memberikan akses pada Keberhasilan amplifikasi dengan
reading frame. Histon DNA metode PCR dipengaruhi oleh kesesuaian
spermatozoa tidak digantikan oleh primer dengan bahan ekstraksi dan
histon pascafertilisasi yang ditemukan optimalisasi PCR. Apabila primer tidak
JBP Vol. 19, No. 1, April 2017
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 19 (2017) pp
© (2017) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

sesuai dengan bahan ekstraksi akan polimorfik yang paling informatif


menyebabkan daerah lain (bukan daerah berdasarkan PCR untuk mencoba untuk
sasaran) yang teramplifikasi atau bahkan mengindividualisasi bahan biologis.
tidak ada daerah yang diamplifikasi. Lokus STR terdiri dari urutan tandem
Optimalisasi ini menyangkut suhu berulang (masing-masing dua sampai
denaturasi dan penempelan (annealing) tujuh pasang basa panjangnya), sangat
DNA dalam mesin PCR (Butler, 2006). informatif, dan ketika diperkuat secara
Penggunaan teknologi DNA typing bersamaan dalam PCR multipleks, bisa
telah datang dan tercapai oleh FBI dari sangat efektif untuk mengidentifikasi
bank data DNA nasional yang disebut berbagai sampel forensik. Keputusan
CODIS (Combined DNA Index System). untuk memilih lokus STR sebagai
Dua tujuan utama untuk operasi CODIS penanda genetik untuk CODIS sangat
yang membantu peneliti dalam jelas (Butler, 2006).
identifikasi tersangka kejahatan Laboratorium FBI bersama
kekerasan, dan meningkatkan efektivitas komunitas ilmuan forensik untuk
laboratorium forensik dengan membangun inti lokus STR untuk indeks
menyediakan perangkat lunak untuk DNA nasional. Pada tanggal 9 April
melakukan kerja kasus DNA dan 1996, pertemuan organisasi, didukung
melakukan perhitungan statistic (Butler, oleh program Laboratorium FBI CODIS,
2006). diadakan untuk mendirikan sebuah
CODIS adalah database catatan agenda proyek penelitian untuk
hirarki identifikasi DNA. Catatan DNA memvalidasi aplikasi forensik dari
CODIS berisi informasi terbatas untuk sejumlah lokus STR untuk mengetik
memungkinkan pencarian profil. Secara bukti biologis DNA (Butler, 2006).
umum, catatan identifikasi berisi Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk
pengenal laboratorium, pengenal mengidentifikasi calon lokus STR yang
spesimen, karakteristik DNA, dan dapat dianalisis dengan deteksi
informasi untuk mengklasifikasikan dan fluorescent, untuk menentukan tugas
meninjau catatan integritas DNA (Butler, penelitian laboratorium untuk
2006). Untuk benar-benar fungsional berpartisipasi dan melaporkan hasil pada
untuk membandingkan profil DNA, selang waktu tertentu.
Laboratorium FBI harus menjadi jaringan Tujuan antisipasi adalah untuk
terintegrasi antara lokal, negara bagian, menguji, mengevaluasi, dan / atau
dan laboratorium kriminal federal. mengoptimalkan PCR dan kondisi
Memungkinkan laboratorium kejahatan mengetik untuk komersial yang tersedia
penegak hukum federal, negara bagian kit STR yang berisi kandidat tanggal
dan lokal untuk bertukar dan lokus STR untuk semua laboratorium
membandingkan profil DNA untuk dalam mengevaluasi protokol, setelah
menghubungkan kejahatan kekerasan seri kondisi ketikan yang diinginkan didirikan
dan untuk mengidentifikasi potensi untuk membangun basis data
tersangka dengan mencocokkan profil kependudukan yang relevan, melakukan
DNA dari bukti TKP dan profil pelaku pencemaran lingkungan dan studi
(Butler, 2006). evaluasi kerja kasus. Lokus STR yang
Untuk tujuan menerapkan teknologi dievaluasi adalah CSF1PO, F13AO1,
berbasis PCR untuk pengujian identitas F13B, FES / FPS, FGA, TH01, LPL,
manusia dan karenanya penggunaan bank TPOX, VWA, D3S1358, D5S818,
data DNA nasional, penanda genetik D7S820, D8S1179, D13S317, D16S359,
polimorfik didefinisikan, teknik analisis D18S51, dan D21S11 (Butler, 2006).
yang kuat, dan studi populasi diperlukan. Pada pertemuan proyek STR 13-14
Short tandem repeats (STR) adalah November 1997 lokus inti untuk sistem
bagian DNA yang pendek dan bersifat nasional disepakati oleh laboratorium
JBP Vol. 19, No. 1, April 2017
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 19 (2017) pp
© (2017) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

yang berpartisipasi. Untuk mengambil dengan melihat nomor kromosom.


keuntungan penuh dari kekuatan ketikan Misalnya, hasil pemeriksaan seorang anak
STR dan untuk memastikan ditemukan bahwa pada kromosom nomor
kompatibilitas untuk pencarian profil 3 memiliki urutan kode AGACT dengan
DNA, semua peserta sepakat bahwa pengulangan 2 kali (Butler, 2006).
mengetik semua 13 lokus STR dapat di
praktekkan ketika menganalisis kasus 2.5 Pengertian Air Tanah
(Butler, 2006).
Air tanah merupakan bagian air
2.4 Analisis Polymerase Chain Reaction di alam yang terdapat di bawah
(PCR) permukaan tanah. Pembentukan air tanah
mengikuti siklus peredaran air di bumi
Polymerase chain reaction (PCR) yang disebut daur hidrologi, yaitu proses
digunakan untuk membuat jutaan kopi alamiah yang berlangsung pada air di
DNA dari sampel biologis. Amplifikasi alam yang mengalami perpindahan tempat
DNA dengan menggunakan PCR secara berurutan dan terus menerus
menyebabkan analisis DNA pada sampel (Kodoatie dan Robert, 2012).
biologis hanya membutuhkan sedikit
sampel dan dapat diperoleh dari sampel 2.5.1 Karakteristik Akuifer Air Tanah
yang halus seperti rambut. Kemampuan
PCR untuk mengamplifikasi sejumlah Air tanah merupakan bagian
kecil DNA memungkinkan untuk dari siklus hidrologi yang
menganalisa sampel yang sudah berlangsung di alam, serta terdapat
terdegradasi sekalipun. Namun, tetap saja dalam batuan yang berada di
harus dicegah kontaminasi dengan materi bawah permukaan tanah meliputi
biologis yang lain selama melakukan keterdapatan, penyebaran dan
identifikasi, koleksi dan menyiapkan pergerakan air tanah dengan
sampelnya. Tes DNA dilakukan dengan penekanan pada hubungannya terhadap
cara mengambil DNA dari kromosom sel kondisi geologi suatu daerah
tubuh (autosom) yang mengandung area (Danaryanto, dkk. 2005) Berdasarkan
STR (short tandem repeats), suatu area ini atas sikap batuan terhadap air,
tidak memberi kode untuk melakukan dikenal adanya beberapa karakteristik
sesuatu. STR inilah yang bersifat unik batuan sebagai berikut :
karena berbeda pada setiap orang. 1. Akuifer (lapisan pembawa air)
Perbedaannya terletak pada urutan adalah lapisan batuan jenuh air
pasang basa yang dihasilkan dan urutan di bawah permukaan tanah yang
pengulangan STR. Pola STR ini dapat menyimpan dan meneruskan
diwariskan dari orang tua. Aplikasi teknik air dalam jumlah yang cukup dan
ini misalnya pada tes DNA untuk ekonomis misalnya pasir.
paternalitas (pembuktian anak kandung) 2. Akuiklud (lapisan batuan kedap
yaitu tes DNA untuk membuktikan apakah air) adalah suatu lapisan batuan
seorang anak benar-benar adalah anak jenuh air yang mengandung air
kandung dari sepasang suami istri. Cara tetapi tidak mampu
memeriksa tes DNA dilakukan dengan melepaskannya dalam jumlah
cara mengambil STR dari anak. berarti misalnya lempung.
Selanjutnya, di laboratorium akan 3. Akuitard (lapisan batuan lambat air)
dianalisa urutan untaian STR ini adalah suatu lapisan batuan yang
apakah urutannya sama dengan sedikit lulus air dan tidak mampu
seseorang yang dijadikan pola dari melepaskan air dalam arah
seorang anak. Urutan tidak hanya satu- mendatar, tetapi mampu
satunya karena pemeriksaan dilanjutkan melepaskan air cukup berarti kea
JBP Vol. 19, No. 1, April 2017
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 19 (2017) pp
© (2017) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

rah vertikal, misalnya lempung aquifer), merupakan akuifer jenuh


pasiran. air yang dibatasi oleh lapisan atas
4. Akuiflug (lapisan kedap air) adalah berupa akuitard dan lapisan
suatu lapisan batuan kedap air yang bawahnya merupakan akuiklud.
tidak mampu mengandung dan Akuifer semi-tertekan atau aquifer
meneruskan air, misalnya granit. bocor adalah akuifer jenuh yang
sempurna, pada bagian atas dibatasi
Menurut Undang-undang Nomor oleh lapisan semi-lulus air dan
11 Tahun 1974 tentang Pengairan, bagian bawah merupakan lapisan
cekungan air tanah adalah suatu lulus air ataupun semi-lulus air.
wilayah yang dibatasi oleh batas
hidrogeologis, tempat semua kejadian 2.5.2 Gerakan Air Tanah
hidrogeologis seperti proses
pengimbuhan, pengaliran, dan Perbedaan potensi kelembaban
pelepasan air tanah berlangsung. total dan kemiringan antara dua
lokasi dalam lapisan tanah dapat
menyebabkan gerakan air dalam
tanah. Air bergerak dari tempat
dengan potensi kelembaban tinggi ke
tempat dengan potensi kelembaban
yang lebih rendah. Keseimbangan
hidrologi dapat terjadi apabila tenaga
penggerak air sebanding dengan
jumlah tenaga gravitasi potensial dan
tenaga hisap potensial, sehingga
semakin tinggi kedudukan permukaan
Gambar 5. Kedudukan Tipe Akuifer air tanah maka tenaga hisap potensial
(Kodoatie, 2012) menjadi semakin kecil (Asdak, 2010).
Hal ini berarti bahwa semakin besar
Tipe akuifer digolongkan menjadi tenaga hisap/ pemompaan, air tanah
tiga (Kodoatie, 2012), yaitu : menjadi semakin kering. Ketika
1. Akuifer bebas (unconfined permukaan air tanah menurun sebagai
aquifer), merupakan akuifer jenuh akibat kegiatan pengambilan air tanah
air dimana lapisan pembatasnya maka akan terbentuk cekungan
hanya pada bagian bawahnya dan permukaan air tanah.
tidak ada pembatas di lapisan
atasnya (batas di lapisan atas berupa 2.5.3 Kualitas Air Tanah
muka air tanah).
2. Akuifer tertekan (confined Berdasarkan uraian di atas dapat
aquifer), adalah akuifer yang batas diketahui bahwa pemanfaatan air tanah
lapisan atas dan lapisan bawah maupun air permukaan menjadi
adalah formasi tidak tembus air, sesuatu yang sangat penting.
muka air akan muncul diatas Berkaitan dengan hal tersebut maka
formasi tertekan bawah. Akuifer agar air dapat dimanfaatkan secara
ini terisi penuh oleh air tanah berkelanjutan dengan tingkat mutu
sehingga pengeboran yang yang diinginkan, salah satu langkah
menembus akuifer ini akan yang dilakukan adalah dengan
menyebabkan naiknya muka air pemantauan dan intepretasi data
tanah di dalam sumur bor yang kualitas air. Pemantauan kualitas air
melebihi kedudukan semula. mencakup kualitas fisika, kimia dan
3. Akuifer semi tertekan (leaky biologi. Kualitas air yaitu sifat air dan
JBP Vol. 19, No. 1, April 2017
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 19 (2017) pp
© (2017) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

kandungan mahluk hidup, zat, energi, pencemaran mikroorganisme patogen,


atau komponen lain di dalam air. kandungan minyak, dan kandungan
Kualitas air dinyatakan dengan logam berat (Purwanto, 2015).
beberapa parameter, seperti parameter
fisika yaitu suhu, kekeruhan, padatan 2.5.4 Parameter Kualitas Air Tanah
terlarut, dan sebagainya, parameter
kimia yaitu pH, oksigen terlarut, BOD, 1. Suhu
kadar logam, dan sebagainya dan Suhu dipengaruhi oleh musim,
parameter biologi yaitu keberadaan letak lintang (latitude), ketinggian
plankton dan bakteri (Effendi, 2003). tempat dari permukaan laut
Apabila hasil pemantauan kualitas
(altitude). Suhu memberi efek pada
air tidak sesuai dengan hakekat seperti
di atas maka air dapat dikatakan konsentrasi oksigen terlarut dan
tercemar. Pencemaran air adalah berpengaruh pada aktifitas bakteri
masuk atau dimasukkannya makhluk dan kimia toksik di dalam air
hidup, zat, energi dan atau komponen (Effendi, 2003). Suhu air juga
lain ke dalam air oleh kegiatan mempengaruhi aktivitas
manusia sehingga kualitasnya turun mikroorganisme dalam penguraian
sampai ke tingkat tertentu yang bahan bahan organik, dimana
menyebabkan air tidak berfungsi sesuai semakin tinggi suhu maka
dengan peruntukaannya. Pencemaran aktivitas mikroorganisme semakin
air diakibatkan oleh masuknya bahan meningkat yang menyebabkan
pencemar berupa gas, bahan terlarut,
pengambilan atau pemanfaatan
maupun partikulat yang menyebabkan
air menjadi tidak lagi sesuai dengan oksigen terlarut dalam air semakin
kondisi alamiahnya. Bahan pencemar meningkat.
yang memasuki badan perairan bisa
masuk dengan berbagai cara antara 2. Zat Padat Terlarut (Total Disolve
lain melalui tanah, atmosfer, limbah Solid /TDS)
domestik, limbah industri dan lain
sebagainya (Effendi, 2003). Zat padat terlarut adalah jumlah
Pencemaran bisa terjadi pada air zat padat yang terlarut dalam air/
permukaan (surface water) dan air semua zat yang tertinggal setelah
tanah (groundwater). Kebanyakan
pencemaran air tanah disebabkan oleh diuapkan pada suhu 103 – 105oC.
bahan pencemar yang bersifat cairan Padatan terlarut meliputi garam
misalnya limbah industri. Ketepatan garam anorganik dan sejumlah kecil
pengecekan kualitas air untuk zat organik serta gas. Berdasarkan
menentukan tercemar atau tidaknya kriteria baku mutu air kelas I, yaitu
bisa dilakukan dengan pemeriksaan air yang dapat digunakan sebagai air
secara laboratorium. Untuk mengetahui baku untuk diolah sebagai air
apakah suatu air terpolusi atau tidak, minum dan keperluan rumah tangga,
diperlukan pengujian untuk menentukan batas maksimum yang diperbolehkan
sifat-sifat air sehingga dapat diketahui adalah 1000 mg/l (Effendi, 2003).
apakah terjadi penyimpangan dari
Menurut Badan Geologi,
batasan-batasan polusi air. Sifat-sifat air
yang umum diuji dan dapat digunakan Pusat Sumber Air Tanah dan
untuk menentukan tingkat polusi air Geologi Lingkungan (2014),
misalnya : nilai pH, keasaman dan disebutkan batasan nilai TDS air
alkalinitas, suhu, warna, bau dan rasa, tanah digolongkan seperti Tabel 1.
jumlah padatan, nilai BOD/COD,
JBP Vol. 19, No. 1, April 2017
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 19 (2017) pp
© (2017) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

Tabel 1. Klasifikasi Air Tanah disebabkan karena digunakan respirasi


Berdasarkan Total Disolve hewan dan tumbuhan.
Solid /TDS Menurut Achmad, 2004, daya
No
TDS (Miligram/ Tingkat kerusakan air larut oksigen dalam air dipengaruhi
liter) tanah
< 1000 Aman
suhu perairan, ketinggian tempat dan
1
1000 – 10.000 Rawan (payau) tingkat turbulasi. Semakin tinggi suhu
2
> 10. 000 Krit is (asin) perairan maka daya larut oksigen
3
semakin rendah. Begitu juga semakin
tinggi ketinggian tempat maka daya
3. Cl (Klorida)
larut oksigen juga semakin rendah.
Ion khlorida tidak secara langsung
Perairan yang turbulansinya tinggi
menyebabkan toksik, tetapi kelebihan
akibat adanya arus angin dan
garam ini paling banyak terdapat
gelombang maka daya larut oksigen
sebagai garam garam klorida yang
semakin tinggi. Batas maksimum dari
dapat menyebabkan penurunan kualitas
pada DO yang diperbolehkan adalah ≥ 6
air yang disebabkan oleh besarnya
(Achmad, 2004).
salinitas. Batas maksimum ion khlorida
yang dianjurkan 200 mg/l, sedangkan
5. Tingkat Keasaman (pH)
batas maksimum yang diperbolehkan
Keasaman air pada umumnya
adalah 500 mg/l (Kodoatie, 2012).
disebabkan karena adanya gas karbon
-
Konsentrasi khlorida (C l ) dapat dioksida (CO2 ) yang larut dalam air
mempengaruhi kualitas air tanah dan dan menjadi asam karbonat H2CO3.
juga menentukan system klasifikasi air Untuk menyatakan keasaman dan
tanah. Berdasarkan tipe penentuan kebasaan air yaitu dengan mengukur
sistem klasifikasi kimia air tanah pH air. Syarat pH untuk keperluan air
dibedakan menjadi enam divisi seperti minum 6,0 - 9,0. Nilai pH suatu
ditunjukkan pada Tabel. 2. perairan menicirikan keseimbangan
antara asam dan basa dalam air dan
Tabel 2. Pembagian Kualitas Air Tanah merupakan pengukuran konsentasi ion
Berdasarkan Konsentrasi Cl hydrogen dalam larutan. Adanya
Banyaknya karbonan hidroksida dan bikarbonat
No Tipe Air Tanah Kode -
Cl (mg/l) menaikkan kebasaan air. Sementara
1
Air bersih/minum
F ≤ 200
adanya asam mineral bebas dan asam
(fresh)
karbonat menaikkan keasaman. pH air
Air bersih-payau
2 Fb 200 – 500 dapat mempengaruhi jumlah dan
(fresh-brackish)
3 Air Payau (brackish) B 500 – 1000 susunan zat dalam lingkungan perairan
Air payau-garam dan mempengaruhi tersedianya hara-
4 Bs 1000 – 10000
(Brackish-salt)
5 Air garam (salt) S 4 hara serta toksitas dari unsur-unsur
10000 – 2 x 10
renik (Achmad, 2004).
Air kadar garam H 4
6
tinggi (hipersaline) ≥ 2 x 10 Mengingat nilai pH ditentukan
oleh interaksi berbagai zat dalam air,
termasuk zat- zat yang secara kimia
4. DO (Oksigen terlarut) maupun biokimia tidak stabil, maka
Tingkat kelarutan oksigen yang penentuan pH harus seketika setelah
ada di dalam lingkungan perairan contoh diambil dan tidak dapat
merupakan faktor yang sangat penting diawetkan (Achmad, 2004). Ukuran pH
dalam kualitas air. Oksigen terlarut suatu perairan dapat digunakan sebagai
dalam air bersumber dari difusi oksigen indikasi suatu pencemaran khususnya
atmosfir dan hasil foto sintesis pencemaran bahan organik.
tumbuhan dalam air. Sedangkan Pemecahan bahan organik oleh
pengurangan oksigen terlarut mikroorganisme akan menghasilkan
JBP Vol. 19, No. 1, April 2017
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 19 (2017) pp
© (2017) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

karbon dioksida. Peningkatan karbon Rancangan penelitian yang


dioksida akan mengakibatkan digunakan adalah rancangan
penurunan nilai pH jika system buffer eksperimental time series, yaitu populasi
karbonat di perairan rendah. Perairan yang sama diamati dalam periode tertentu
yang mempunyai pH rendah akan secara longitudinal ke depan (Sugiyono,
dapat meningkatkan toksisitas beberapa 2003). Rancangan ini menggunakan
persenyawaan gas-gas tertentu dalam pendekatan eksperimen dengan adanya
air seperti amoniak. perbedaan waktu pengambilan sampel
bercak sperma pada hari ke-1, hari ke-3
6. Daya Hantar Listrik (DHL) dan hari ke-7. Pada setiap waktu (hari)
dilakukan pengambilan sampel sebanyak
Daya Hantar Listrik (DHL) tiga kali (3x) pengulangan atau replikasi
menunjukkan kemampuan air untuk sampel untuk menguji keakurasian
menghantarkan listrik. Konduktivitas air sampel.
tergantung dari konsentrasi ion klorida,
suhu air dan zat padat terlarut. Oleh 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
karena itu kenaikan padatan terlarut
akan mempengaruhi kenaikan DHL. Tabel.4 Hasil rerata DNA
Semakin tinggi temperatur dan ion
klorida maka nilai DHLnya juga
semakin tinggi dan sebaliknya semakin
rendah nilai DHL maka suhu maupun
ion klorida akan rendah pula. Menurut
Achmad, 2004 batasan nilai DHL air
tanah adalah digolongkan seperti Tabel
3. Berdasarkan Daya Hantar Listrik
(Achmad, 2004)

Tabel 3. Klasifikasi Air Tanah


No DHL (mikro Mhos/cm) Jenis air
1 0 – 1000 Air tawar
2 1000 – 2000 Air payau
3 2000 – 10000 Air asin
4 > Sangat asin

3. METODE PENELITIAN Hasil rerata kadar DNA menunjukkan


kenaikan yang signifikan setiap waktunya. Hal
Jenis penelitian yang digunakan ini dipengaruhi oleh sifat kain katun yang
adalah penelitian eksperimental yaitu, dapat menyerap cairan meskipun dalam
penelitian diarahkan untuk mengamati keadaan basah.
dan menjelaskan suatu keadaan atau
situasi yang terjadi (sebab dan akibat) Dalam amplifikasi Ukuran DNA produk
dalam tingkatan waktu tertentu dan tidak PCR (bp) untuk lokus D13S317 : 169-201 bp.
dapat dikendalikan oleh peneliti Gambar 6 dibawah ini menunjukkan hasil
(Jogiyanto, 2008). Penelitian ini bertujuan amplifikasi PCR lokus D13S317 terhadap
untuk mengidentifikasi DNA dari bercak sampel bercak sperma yang di rendam pada air
sperma pada kain yang di rendam pada tawar dari hari ke-1, ke-3, dan ke-7 terlihat
air tawar berdasarkan perbedaan waktu pita dan band DNA. Dari gambar 6 terlihat
dengan metode STR-CODIS (Short ukuran pita DNA tiap-tiap sampel berbeda.
Tandem Repeat Combined DNA Index
System) untuk kepentingan forensik.
JBP Vol. 19, No. 1, April 2017
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 19 (2017) pp
© (2017) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

Hal ini terjadi karena media dari bercak


sperma adalah kain katun. Kain katun
memiliki sifat yang kuat dalam keadaan basah
bertambah 25%, dapat menyerap air yang
tinggi (higroskopis). Semakin lama sampel
bercak sperma pada kain katun berada
semakin pula komponen- komponen dan
termasuk DNA sampel bisa menyerap
kedalam serat kain katun.
Saran yang dapat diberikan adalah Variasi
jenis sampel sangat diperlukan dalam
penelitian selanjutnya. Untuk masalah media
di anjurkan untuk lebih memilih media baru
yang belum pernah di teliti yang berhubungan
Gambar 6. Hasil PCR lokus D13S317 dengan pengaruh kualitas DNA.

Ukuran DNA produk PCR (bp) untuk UCAPAN TERIMA KASIH


lokus D21S11 : 203-259 bp. Gambar 5.3
1. Dr. Puspa Wardhani, dr.,Sp.PK Selaku
diatas menunjukkan hasil amplifikasi PCR
pembimbing yang telah bnyak
lokus D21S11 terhadap sampel bercak sperma
memberikan pengarahan, bimbingan,
yang di rendam pada air tawar dari hari ke-1,
dan tambahan ilmu serta wawasannya.
ke-3, dan ke-7 terlihat pita dan band DNA.
2. Dr. Ahmad Yudianto, dr., Sp.F.
Dari gambar 5.3 terlihat ukuran pita DNA
M.Kes. SH. Selaku Ketua Program
tiap-tiap sampel berbeda pada lokus yang
Studi Magister Ilmu Forensik,
sama, yaitu lokus D21S11.
Universitas Airlangga serta
pembimbing yang telah memberikan
pengarahan, tambahan ilmu dan
wawasannya.
3. Prof. Dr. Med. H. M. Soekry Erfan K.
dr. SpF(K). DFM. Selaku Kepala
Laboratorium Human Genetic,
Institute of Tropical Disease,
Universitas Airlangga, yang telah
memberikan kesempatan kepada saya
untuk melaksanakan penelitian di
laboratorium Human Genetic.

DAFTAR PUSTAKA
Gambar 7. Hasil PCR lokus D21S11
Achmad, Rukaesih. 2004. Kimia Lingkungan.
5. KESIMPULAN DAN SARAN Yokyakarta: Andi .
Adnan. 2006. Reproduksi dan Embriologi.
Kesimpulan yang didapat pada penelitian Makassar: Badan Penerbit UNM.
ini bahwa isolasi DNA bercak sperma pada Asdak, Chay. (2010). Hidrologi dan
kain katun yang di rendam selama 1, 3, dan 7 Pengelolaan Daerah Aliran Air Sungai:
hari memiliki nilai kadar dan kemurnian yang Edisi Revisi Kelima. Yogyakarta:
berbeda-beda. Hasil yang didapatkan pada Gadjah Mada University Press
penelitian ini tentang kadar dan kemurnian Yogyakarta.
DNA mengalami peningkatan yang signifikan.
JBP Vol. 19, No. 1, April 2017
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 19 (2017) pp
© (2017) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

Butler JM, 2006. Genetics and Genomics of Jurin, Y. H. Cheah, R. Tunung, L. C.


Core Short Tandem Repeat Loci Used Chai, Y.
in Human Indentity Testing. J Forensic
Sci. Vol 51, No 2, doi : 10.1111/j.1556-
4029.2006.00046.x : 253-265
Campbell NA, Reece, Mitchell. 2004. Biology
Concept and Connection. Ed.5. San
Fransisco: Benjamin Cummings.
Danaryanto, H. (2005), Air Tanah di
Indonesia dan Pengelolaannya. Jakarta:
Departemen ESDM.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi
Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Cetakan Kelima.
Yogjakarta : Kanisius.
Jogiyanto. 2008. Metodelogi Penelitian
Informasi. C. V Andi Offset.
Yogyakarta.
Kodoatie, Robert J. 2012. Tata Ruang Air
Tanah. Penerbit Andi, Yogyakarta. Lewis, R.
2003. Human genetics: Concepts
and applications. The McGraw-Hills
Company, Inc., Boston: xviii + 454 hlm.
Raven, P.H. & G.B. Johnson. 2002. Biology.
6th ed. McGraw-Hill Companies, Inc.,
New York: xxiv + 1238 hlm.
Rena Yulia, 2010, Viktimologi: Perlindungan
Hukum Terhadap Korban Kejahatan,
Yogyakarta, Penerbit Graha Ilmu,
Singh A, Agarwal A. The role of sperm
chromatin integrity and DNA damage
on male infertility. The Open
Reproductive Science Journal.
2011;3:65-71.
Haryani, F. M. Ghazali, dan R. Son. 2007.
Meat Molecular Detection: Sensitivity
of Polymerase Chain Reaction-
Restriction Fragment Length
Polymorphism in Species
Differentiation of Meat From Animal
Origin. ASEAN Food Journal 14(1):51-
59.
Sugiyono. 2003. Metodelogi Penelitian
Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Suryo. 2005. Genetika Manusia. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Toha, A.H. 2001. DNA Keanekaragaman,
Ekspresi, Teknologi dan Efek
Pemanfaatannya. Bandung: Penerbit
Alfabeta. Ong S.B., M.I. Zuraini, M. G.

JBP Vol. 19, No. 1, April 2017

Anda mungkin juga menyukai