Anda di halaman 1dari 3

Afni Benazir

167029026

RESUME KELUARGA SIAGA BENCANA


(Minggu Pertama)

Bencana dapat terjadi kapan saja dan kepada siapa saja. Ketika bencana terjadi orang
pertama yang harus kita selamatkan adalah diri kita sendiri. Karena kita juga bagian dari orang
yang memiliki potensi menjadi korban dari bencana.
Banjir dan letusan gunung berapi pada dasarnya bukan merupakan bencana alam,
melainkan fenomena alam. Namun jika hal tersebut menyebabkan korban jiwa, maka barulah
dikatakan bencana. Sehingga di dalam undang-undang dikatakan bahwa bencana adalah
peristiwa atau rangkaian baik itu dari alam yang mengganggu atau menyebabkan korban jiwa
serta kerugian secara fisik maupun trauma psikologis.
Bencana terdiri dari tiga bagian, yakni bencana ala, bencana non alam, dan bencana
sosial. Bencana alam ada kaitannya dengan proses alam dan geologi. Seperti gempa bumi,
tsunami, gunung api. Kemudian bencana banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor erat
kaitan hidrometereologi. Bencana ini paling banyak terjadi di Indonesia sekitar 90%. Sementara
bencana sosial lebih ke konflik sosial, kriminalitas, dan teror.
Saat ini yang harus dilakukan oleh manusia adalah memahami konsep dari resiko
bencana. Harus dipahami juga mengenai ancaman apa yang terjadi di sekitarnya, kerentanan
serta faktor resikonya. Potensi bencana harus segera dikurangi karena kalau potensi dikurangi,
bencana tidak akan menimbulkan efek yang besar. contoh jika kita tinggal di pinggir jalan besar,
kalau kita tahu resiko yang terjadi disana seperti apa, jika di sana ada orang tua, bapak, ibu dan
anak kecil usia 5 tahun. Mana yang lebih berisiko dari jalan itu seolah sebagai fenomena alam
ancamannya. Kalau anak kecil tidak tahu apa-apa dia pasti langsung menyebrang jalan saja
berarti dia highrisk, dia lebih tinggi risikonya dibandingkan yang sudah paham. Itu sama dengan
bencana. Banyak orang belum memahami karakteristik ancaman dan fenomena alam yang ada di
sekitarnya. Inilah tugas bagi orang yang sudah paham untuk memberitahu mereka agar sadar
mengenai langkah antisipasi dan ancaman bencana yang ada di sekitar rumahnya.
Daerah rawan bencana di Indonesia sangat luas, sementara kemampuan Indonesia dalam
mengendalikan hal tersebut tantangannya sangat besar mulai dari aksebiltas yang sulit,
komunikasi yang susah, kemudian kerusakan lingkungan saat ini juga luar biasa dan daya

1
Afni Benazir
167029026

dukung dari masyarakat juga menurun. Ini yang menyebabkan potensi resiko tadi meningkat.
Kemudian kekurang pahaman dari masyarakat juga membuat potensi resiko semakin besar.
Saat ini kerusakan lingkungan sangat besar, karena jumlah penduduk bertambah
sedangkan tanah jumlahnya tetap sama. Banyak orang berlomba mencari makan dengan cara
mengeksploitasi alam. Hal ini menyebabkan terjadinya penggundulan lahan besar-besaran,
penebangan hutan, penambangan liar dan banyak sekali pencemaran logam berat, dan jumlah
sampah yang menggunung, dan yang lebih mengerikan lagi adalah limbah medis yang masuk ke
dalam tumpukan sampah, disana terdapat gunting untuk operasi, beberapa kantong darah yang
bertuliskan HIV masuk ke sungai. Ini memiliki dampak yangs angat serius ke depannya.
Bencana dan kerusakan yang terjadi akhirnya akan menjadi tanggungan Negara. Faktor
resiko ini dapat diperkecil dengan di mulai dari lingkungan keluarga. Mulai dari
mengkampanyekan masing-masing rumah tangga mengurangi penggunaan sampah plastik
misalnya. Karena sampah plastic sendiri merupakan bencana yang juga termasuk harus
diperhatikan karena kondisinya sulit terurai dan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk
melenyapkannya.
Keluarga menjadi perhatian yang penting, karena dari keluargalah perilaku terbentuk
pertama sekali. Perilaku ini akan mempengaruhi budaya kesadaran akan bencana, sehingga perlu
membangun keluarga tangguh bencana di mulai dari satuan terkecil. Belajar dari gempa kobe
tahun1995. Pada saat itu pemerintah Jepang dikritik oleh masyarakatnya karena terjadi gempa
yang mereka tidak prediksi ada patahan. Namun meski demikian jumlah korban tidak banyak
karena masyarakatnya ternyata mampu menyelamatkan diri mereka sendiri. Terdapat 34.9%
masyarakat mampu menyelamatkan diri artinya dia paham dan tahu cara menyelamatkan diri,
kemudian 31,9% diselamatkan oleh keluarga. Inilah sebabnya mengapa keluarga menjadi bagian
yang penting. Lalu 28,1% diselamatkan oleh tetangga sekitarnya, artinya 95% kekuatan untuk
dapat selamat di awal bencana adalah komunitas, peran diri sendiri, dan keluarga sangat besar.
kalau komunitas dan keluarga memiliki peran yang besar untuk selamat dari bencana, harusnya
Indonesia yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi memiliki potensi menyelamatkan diri
yang tinggi juga.
Strategi yang dapat dilakukan untuk bisa selamat dari ancaman bencana. Pertama adalah
understanding risk atau pemahaman risiko. Kita harus paham pada posisi kita berdiri saat ini dan
hal tersebut harus benar-benar menjadi kerangka berpikir di dalam diri individu. Individu harus

2
Afni Benazir
167029026

selalu berfikir ancaman apa yang ada di seiktar mereka, harus paham kemana kita dapat
mengevakuasi diri jika terjadi bencana, dimana kita dapat mendapatkan informasi terkait
bencana yang ada di sekitar kita, termasuk tata kelolanya. Berikutnya dengan mengurangi risk
reduction yakni dengan cara apa mitigasi kita belajar seperti missal daerah kita ancaman
bencananya adalah gempa. Maka mitigasi bencana yang harus kita lakukan adalah dengan
memperkuat bangunan kita, bangun rumah tahan gempa merupakan cara kita mengurangi resiko
bencana.
Ibu memiliki peran yang sangat penting dalam keluarga. Maka dari itu BNPB mengajak
perempuan dan ibu untuk bergerak menjadi guru kesiapsiagaan. Rumah dijadikan tempat untuk
belajar atau sekolah. ibu diajarkan bagaimana cara melindugi dan memperbaiki konstruksi sosial
seperti mengajarkan anak perempuan yang sangat rentan dengan di didik untuk lebih lincah
sehingga mereka dapat menyelamatkan diri sendiri.
Pemahaman resiko harus diajarkan ke seluruh anggota keluarga, mulai dari info
pengalaman kejadian aoa yang harus kita tahu, ancama bencana apa yang terjadi di tempat
tinggal mereka. Jika keluarga sudah dapat memahami hal tersebut, nantinya mereka akan
mewarisi pengetahuan mereka ke generasi-generasi selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai