Observasi Perkembangan Peserta DIdik
Observasi Perkembangan Peserta DIdik
Disusun oleh :
FAKULTAS TEKNIK
2015
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji serta syukur penulis kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Perkembangan Peserta Didik.
1. Ibu Dr. Sofia Hartati, M.Si. , sebagai dosen pengampu mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Jakarta.
2. SMA Negeri 77 Jakarta, sebagai sekolah yang kami jadikan sebagai tempat
melakukan observasi.
3. Orang tua penulis, serta rekan-rekan sejawat senasib sepenanggungan
mahasiswa S-1 Pendidikan Teknik Elektro.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari rekan-rekan. Semoga
makalah ini dapat dibaca dan dimanfaatkan sebagai sumber ilmu baru atau acuan untuk
menambah pengetahuan mahasiswa khususnya pembaca. Atas perhatiannya kami ucapkan
terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………
Daftar Isi……………………………………………………………….
Bab 1. Pendahuluan………………………………………………………………………….
1.1.Latar Belakang…………………………………………………………………..
1.2.Tujuan Penulisan………………………………………………………………..
1.2.1 Manfaat Teoritis………………………………………………………..
1.2.2 Manfaat Praktis……………………………………………………….
Bab 2. Pembahasan………………………………………………………………………..
2.1.Hasil Observasi………………………………………………………………
2.1.1. Perkembangan Fisik Anak……………………………………….
2.1.2. Perkembangan Kognitif Anak………………………………….
2.1.3. Perkembangan Sosial dan Emosi Anak………………………….
2.1.4. Kasus-kasus yang Terjadi Pada Anak…………………………….
2.2.Kajian Teori…………………………………………………………………..
2.2.1. Perkembangan Fisik Anak………………………………………..
2.2.2. Perkembangan Kognitif Anak…………………………………….
2.2.3. Perkembangan Sosial dan Emosi Anak……………………………
2.3.Implikasi Dalam Aspek Pembelajar………………………………………….
2.3.1. Metode yang Sebaiknya Dilakukan…………………………………
2.3.2. Metode yang Sebaiknya Diganti……………………………………
Bab 3. Penutup……………………………………………………………………………
3.1. Kesimpulan…………………………………………………………………
3.2. Saran………………………………………………………….
Daftar Pustaka………………………………………………………………
Lampiran………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap individu yang normal dan berusia panjang akan mengalami fase-fase
perkembangan. Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan rentang
perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-pola tingkah
laku tertentu. Fase perkembangan tersebut berlangsung secara bertahap atau tidak
melompat-lompat. Urutan perkembangan tersebut adalah Bayi – Balita – Anak –
Remaja – Dewasa – Tua.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, manfaat dari observasi yang kami lakukan adalah untuk
membuktikan beberapa teori perkembangan yang terdiri dari perkembangan individu
meliputi kognitif, sosial, emosi, bahasa, moral, dan sebagainya. Selain itu, untuk
mengetahui ciri-ciri perkembangan, prinsip-prinsip perkembangan. faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan, dan untuk mengetahui aspek– aspek
perkembangan remaja, serta untuk mengetahui proses perkembangan.
2. Manfaat Praktis
A. Hasil Observasi
B. Kajian Teori
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh
menjadidewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang
mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock,1992). Remaja
sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak
dewasa atau tua. Menurut Hurlock remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18
tahun. Menurut Stanley Hall usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun.
Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya
masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi. Remaja
adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Statemen ini sudah dikemukakan jauh
pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley
Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu yaitu bahwa masa remaja merupakan masa
badai dan tekanan (storm and stress) sampai sekarang masih banyak dikutip orang.
Pertumbuhan dan perkembangan fisik merupakan sisi yang paling nyata dari
manusia manapun,demikian juga bagi peserta didik.Pengembangan fisik antara lain:
mencakup perubahan dalam ukuran dan proporsi tubuh,penampilan serta fungsi
berbagai sistem tubuh. Menyertai pertumbuhan dan perkembangan terjadi juga
perkembangan otak,persepsi,kapasitas motor,dan kesehatan fisik.Pertumbuhan dan
perkembangan fisik peserta didik adalah unik karena semua perubahan yang terlihat
dilewati hampir setiap mereka yang normal.Pertumbuhan fisik itu merupakan hasil
dari interaksi yang bersifat terus-menerus dan kompleks sebagai interaksi antara
faktor keturunan dan lingkungan.
Pada masa puber pertumbuhan atau kematangan fisik masih jauh dari
sempurna dan juga belum sepenuhnya sempurna. Terdapat penurunan dalam laju
pertumbuhan dan perkembangan internal lebih menonjol daripada perkembangan
eksternal. Perubahan-perubahan tubuh eksternal dan internal yang penting selama
masa puber,
a. perubahan Eksternal
Tinggi. Rata-rata anak perempuan mencapai tinggi yang matang antara usia 17-
18 tahun, laki laki kira-kira setahun sesudahnya. Pada masa bayi yang diberi
imunisasi biasanya lebih tinggi dari usia keussia dibandingkan yang tidak diberi
imunisasi, karena yang tidak diberi imunisasi lebih banyak menderita sakit
sehingga cenderung memperlambat pertumbuhan
Berat. Perubahan berat badan mengikuti perubahan tinggi.
Proporsi Tubuh. Berbagai anggota tubuh lambat laun mencapai perbandingan
tubuh yang baik.
Organ seks. Baik organ seks pria maupun wanita mencapai ukuran yang matang
pada akhir masa remaja tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa tahun
kemudian.
Ciri-ciri seks sekunder. Pada tingkat perkembangan yang matang pada akhir
masa remaja.
b. Perubahan Internal
Sistem pencernaan. Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau
berbentuk pipa, usu bertambah panjang dan bertambah besar. Otot-otot diperut
dan dinding-dinding usus lebuh tebal dan kuat. Hati bertambah berat,
kerongkongan bertambha panjang.
Sistem Peredaran Darah. Jantung tumbuh pesat pada usia 17 atau 18 beratnya 12
kali berat pada waktu lahir. Panjang dan tebal dinding pembuluh darah
meningkat dan mencapai tingkat kematangan bilamana jantung sudah matang.
Sistem Pernapasan. Kapasitas paru-paru anak perempuan hampir matang pada
usia 17 tahun sedangkan anak laki-laki beberapa tahun kemudian.
Sistem Endokrin. Kegiatan gonad yang meningkat pada masa puber
menyebabkan ketidakseimbangan sementara dari seluruh sistem endokrin pada
awal masa puber. Kelenjar-kelenjar seks berkembang pesat dan berfungsi
meskipun belum mencapai ukuran matang sampaikhir masa remaja.
Jaringan Tubuh. Perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia 18 tahun.
Jaringan, selaintulang,terus berkembang smapaitulang mencapai ukuran matang
khususnya jaringan otot.
a. Perkembangan Sosial
Kehidupan anak dalam menelusuri perkembangannya itu pada dasarnya
merupaka kemampuan mereka berinteraksi dengan lingkungan. Pada proses
integrasi dan interaksi ini faktor intelektrual dan emosional mengambil peranan
penting. Proses tersebut merupaka proses sosialisasi yang mendudukan anak-anak
sebagai insan yang secara aktif melakukan proses sosialisasi. Proses sosialisasi ini
dimulai sejak seseorang masih bayi, namun pada tahap remaja proses ini semakin
berkembang.
Menginjak masa remaja, interaksi dan perkenalan atau pergaulan dengan
teman sebaya terutama lawan jenis menjadi semakin penting. Pada akhirnya
pergaulan sesama manusia menjadi suatu kebutuhan. Remaja telah mulai
memperhatikan dan mengenal berbagai norma pergaulan yang berbeda dengan
morma yang berlaku sebelumnya didalam keluarganya.
2. Pengaruh sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan resmi yang bertanggung jawab
untuk memberikan pendidikan kepada siapapun yang berhak. Oleh karena itu
remaja banyak menghabiskan waktunya di sekolah semenjak berumur 4 tahun.
Dengan demikian, sekolah mempengaruhi tingkah laku remaja khususnya
tingkah laku sosial remaja. Di sekolah seharusnya banyak dilakukan kegiatan
kelompok untuk mengembangkan tingkah laku sosial seperti kerjasama, saling
membantu, saling menghormati dan menghargai misalnya kelompok belajar,
kelompok pengembangan bakat khusus seperti kelompok menyanyi, menari,
olahraga dan keterampilan khusus lainnya.
Fungsi sekolah lainnya dalam mengembangkan tingkah laku sosial
adalah menyiapkan model-model bertingkah laku sosial baik itu guru, petugas
administrasi maupun siswa-siswa lainnya.
3. Pengaruh teman sebaya
Kelompok teman sebaya memungkinkan remaja belajar keterampilan
sosial, mengembangkan minat yang sama dan saling membantu dalam mengatasi
kesulitan dalam rangka mencapai kemandirian. Teman sebaya dijadikan tempat
memperoleh sokongan dan penguatan, guna melepaskan diri dari
ketergantungan terhadap orang tua. Begitu pentingnya peranan teman sebaya
bagi perkembangan sosial remaja, maka apabila terjadi penolakan dari kelompok
teman sebaya dapat menghambat kemajuan dalam hubungan sosial.
4. Kematangan
Bersosialosasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk mampu
mempertimbangkan dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat
oranaglain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional dismaping itu
kemampuan berbahasa dengan demikian untuk mampu bersosialisasi dengan
baik diperlukan kematangan fisik sehingga setiap orang fisiknya telah mampu
menjalankan fungsinya dengan baik.
b. Perkembangan Emosi
Masa remaja dianggap sebagai masa “badai&tekanan” yaitu suatu masa
dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar.
Meningginya emosi pada anak usia remaja biasanya disebabkan oleh tekanan sosial
dan menghadapi kondisi baru sedangakn masa kanak-kanak ia kurang
mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan-keadaan itu.
Kematangan Emosi
Anak remaja dikatakan telah mencapai kematangan emosi bila pada
akhir masa remaja tdak “meledakan” emosinya dihadapan ornag lain melainkan
menunggu saat dan tempat yang lebih tepat untuk mengungkapkan emosinya
dengan cara-cara yang lebih dapat diterima.
A. Kesimpulan
B. Saran