sementara menggunakan troli tertutup.Tersedia tempat penampungan limbah padat non medis
sementara dipisahkan antara limbah yang dapat dimanfaatkan dengan limbah yang tidak dapat
dimanfaatkan kembali. Tempat tersebut tidak merupakan sumber bau, dan lalat bagi lingkungan
sekitarnya dilengkapi saluran untuk cairan lindi. Tempat tersebut harus kedap air, bertutup dan
selalu dalam keadaan tertutup bila sedang tidak diisi serta mudah dibersihkan. diletakkan pada
lokasi yang mudah dijangkau kendaraan pengangkut limbah padat dan sebisa mungkin
merubah bentuk atau memusnahkan limbah padat dilakukan pada sumbernya. Limbah yang
masih dapat dimanfaatkan hendaknya dimanfaatkan kembali untuk limbah padat organik dapat
diolah menjadi pupuk. Limbah padat umum (domestik) dibuang ke lokasi pembuangan akhir
yang dikelola oleh pemerintah daerah (Pemda), atau badan lain sesuai dengan peraturan
rumah sakit juga memiliki hasil sampingan yaitu berupa buangan baik buangan padat, cairan
dan gas yang banyak mengandung kuman pathogen, zat kimia yang beracun, zat radioaktif
Pengaruh limbah rumah sakit terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan dapat
1). Gangguan kenyamanan dan estetika, berupa warna yang berasal dari sedimen, larutan, bau
yang berlumpur dan sebagainya yang dapat menurunkan kualitas bangunan di sekitar rumah
sakit.
3). Gangguan/kerusakan tanaman dan binatang, dapat disebabkan oleh virus, senyawa nitrat,
4). Gangguan terhadap kesehatan manusia, dapat disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, virus,
senyawa-senyawa kimia, pestisida, serta logam seperti Hg, Pb, dan Cd yang berasal dari
5). Gangguan genetik dan reproduksi, meskipun mekanisme gangguan belum sepenuhnya
diketahui secara pasti, namun beberapa senyawa dapat menyebabkan gangguan atau
kerusakan genetik dan sistem reproduksi manusia misalnya pestisida, bahan radioaktif (Yaslis
Institute, 2010).
Dalam penelitian Chua Say Tiong (2012) tentang manajemen pengelolaan limbah medis pada
klinik swasta di Taiping, mengatakan bahwa limbah medis berpotensi menularkan infeksi seperti
Hepatitis B virus (HBV), Hepatitis C virus (HCV), Human Immunodeficiency Virus (HIV) kepada
manusia. Dampak lain yang ditimbulkan akibat keberadaan limbah medis adalah terjadinya
Menurut Pudussery (2011) ada berbagai alasan pengelolaan limbah dirumah sakit dikatakan
buruk antaralain, 1).Tidak adanya pengelolaan limbah, baik untuk limbah padat dan cair. 2).
Kurangnya kesadaran tentang bahaya kesehatan yang akan ditimbulkan oleh pengelolaan limbah
yang tidak baik. 3).Keterbatasan biaya dan sumber daya manusia yang tidak memadai serta
lemahnya control dalam pembuangan limbah ke lingkungan. 4). Kurangnya peraturan yang ketat
dan tepat mengenai pengelolaan limbah rumah sakit. 5).Tidak adanya penanggung jawab yang
mempengaruhi hasil penyembuhan, terlebih apabila interaksi faktor biopsikososial ini berproses
dalam suasana lingkungan yang bersih, nyaman dan asri (Hapsari, 2010). Semua petugas harus
mengerti dan pernah dilatih tentang cara penanganan limbah yang benar. Pemberian warna dan
label pada tempat limbah yang telah disepakati bersama dalam satu institusi kesehatan akan
memudahkan pengelolaan sehingga biaya yang digunakan lebih efisien (Rohani & Setio, 2010).