Anda di halaman 1dari 3

2.

1 Pengelolaan Limbah Rumah Sakit

Rohani & Setio (2010), menyebutkan bahwa tujuan dari pengelolaan limbah rumah sakit

adalah melindungi petugas dari perlukaan, melindungi petugas kesehatan dan masyarakat sekitar

terhadap penyebaran infeksi, membuang bahan-bahan berbahaya (bahan toksik dan radioaktif)

dengan aman. Untuk mencapai tujuan pengelolaan limbah rumah sakit maka diperlukan sumber

daya manusia dan sarana prasarana yang mendukung dalam kegiatannya.

Dalam suatu manajemen, faktor manusia sangat diperlukan yang merupakan faktor kunci

berjalannya suatu organisasi. Petugas yang berwenang dalam pelaksanaan usaha sanitasi rumah

sakit merupakan kunci dalam panitia/komite keamanan dan harus melaksanakan tugasnya dalam

pengawasan infeksi. Petugas sanitasi rumah sakit menentukan hasil layanan yang paling dominan

dalam usaha pelayanan sanitasi rumah sakit. Petugas sebagai pemberi layanan kepada penderita.

Pengangkutan dan transportasi

Limbah layanan kesehatan harus diangkut di dalam rumah sakit atau ke fasilitas lain

dengan menggunakan troli, container, atau gerobak yang tidak digunakan untuk tujuan lain dan

memenuhi persyaratan sebagai berikut: (1) mudah dimuat dan dibongkar muat; (2) Tidak ada tepi

tajam yang dapat merusak kantong atau container limbah selama pemuatan maupun

pembongkarmuatan, dan (3) mudah dibersihkan. Jika pada rumah sakit tidak ada tempat untuk

pengolahan limbah medis dan akan dilakukan pengelolaan di tempat lain, maka pengangkutan

limbah ke luar rumah sakit menggunakan kendaraan khusus.

2.2 Tempat Penampungan Sementara Limbah Rumah Sakit

Bagi rumah sakit yang mempunyai incinerator di lingkungannya harus membakar

limbahnya selambat-lambatnya 24 jam. Bagi rumah sakit yang tidak memiliki incinerator, maka

limbah medis padatnya harus dimusnahkan melalui kerjasama dengan rumah sakit lain atau pihak
lain yang mempunyai incinerator untuk dilakukan pemusnahan selambat-lambatnya 24 jam

apabila disimpan pada suhu ruang.

Limbah medis padat tidak diperbolehkan dibuang langsung ke tempat pembuangan akhir

limbah domestic, sebelum aman bagi kesehatan. Cara dan teknologi pengolahan atau pemusnahan

limbah medis padat disesuaikan dengan kemampuan rumah sakit dan jenis limbah medis padat

yang ada, antara lain dengan cara inceneration, sterilization, disinfection, inactivation, irradiation.

grinding dan shredding (penghancuran dan pemotongan kecil-kecil), compaction (pemampatan).

Limbah klinik harus dibakar (insinerasi). Insinerator merupakan alat pemanas dengan

bahan bakar, solar dengan temperature ±10000C dan diberikan cerobong asap dengan tinggi

minimal 35 m (lebih tinggi dari perumahan yang berada di sekitar rumah sakit). Rumah sakit yang

besar mungkin mampu membeli insinerator sendiri. Insinerator berukuran kecil atau menengah

dapat membakar pada suhu 1300-15000 C atau lebih tinggi dan mungkin dapat mendaur ulang

sampai 60 % panas yang dihasilkan untuk kebutuhan energi rumah sakit. Suatu rumah sakit dapat

pula memperoleh penghasilan tambahan dengan melayani insinerasi limbah rumah sakit yang

berasal dari rumah sakit lain. Insinerator modern yang baik tentu saja memiliki beberapa

keuntungan antara lain kemampuannya menampung limbah klinik maupun bukan klinik,

termasuk benda tajam dan produk farmasi yang tidak terpakai ( Kepmenkes RI No 7

/Menkes/SK/X/2019 )
Pemilahan limbah padat non medis dilakukan dengan pemilahan limbah padat non

medis yang dapat dimanfaatkan dengan limbah padat yang tidak dapat dimanfaatkan kembali.

Pemilahan limbah padat non medis dilakukan antara limbah basah dan limbah kering.Tempat

pewadahan limbah padat non medis terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat,

kedap air, dan mempunyai permukaan yang mudah dibersihkan pada bagian dalamnya, misalnya

fiberglass. Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa mengotori tangan. Terdapat

minimal 1 (satu) buah untuk setiap kamar atau sesuai dengan kebutuhan. Limbah tidak boleh

dibiarkan dalam wadahnya melebihi 3 x 24 jam atau apabila 2/3 bagian kantong sudah terisi oleh

limbah, maka harus diangkut supaya tidak menjadi perindukan vektor penyakit atau binatang

penganggu.

Anda mungkin juga menyukai