Anda di halaman 1dari 4

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pelayanan darah merupakan bagian penting dari pelayanan kesehatan yang sampai saat ini,
untuk beberapa kasus, masih menjadi satu-satunya upaya untuk menyelamatkan nyawa atau
memperbaiki kondisi kesakitan. Walaupun dapat menyelamtkan nyawa, transfuse darah membawa
berbagai risiko baik untuk pasien penerima transfuse darah, donor yang menyumbangkan datah,
ataupun petugas penyediaan dan pemberian darah untuk transfuse.

Untuk menjamin keamanan darah transfusi, kebijakan internasional maupun nasional


mengarahkan perolehan darah dari donor sukarela. Untuk itu kegiatan pengerahan masyarakat
untuk menjadi donor, termaksud memotivasi menjadi donor darah pendamping ibu hamil perlu
dilaksanakan sesuai peraturan yang berlaku. Kegiatan pengerahan donor kemudian dilanjutkan
dengan seleksi pendonor darah untuk menentukan calon donor yang memenuhi persyaratan donor.
Kegiatan pengerahan dan seleksi pendonor darah selain dilakukan di Unit Transfusi Darah juga
dilakukan oleh Puskesmas dalam upaya penurunan angka kematian ibu hamil melalui jaminan
ketersediaan darah jika diperlukan oleh ibu hamil yang bersangkutan.

Dalam deklarasi Hak Asasi Manusia oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1984 telah
menetapkan kesehatan sebagai salah satu hak asasi manusia. Dalam konstitusiyang berlaku di
Indonesia disebutkan juga bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagai mana
dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

World Health Organization (WHO) telah sejak lama melihat ketersediaan darah
merupakan masalah yang krusial sejak World Health Assembly (WHA) ke 28 tahun 1975.

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi walaupun cakupan persalinan oleh
tenaga kesehatansudah lebih dari 80%. Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2012, AKI sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab utama kematian ibu
di Indonesia yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK), ganguan system peredaran
darah (jantung, stroke, dll) dan infeksi. Penyebab kematian ibu terbanyak adalah akibat
perdarahan sebesar 27% (data rutin Direktorat Kesehatan Keluarga tahun 2016).

Sebagai salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian ibu melahirkan dengan
komplikasi perdarahan, membutuhkan pelayanan darah yang aman dan berkualitas, serta perlu
didukung dengan ketersediaan darah sesuai kebutuhan. Namun pada kenyataanya ketersediaan
darah pada tahun 2015 sebanyak 4.072.436 kanting tidak sebanding dengan kebutuhan darah
sebanyak 5.109.234 kantong darah.
Dalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015-2019, reformasi dibidang kesehatan terutama difokuskan pada
peningkatan pelayanan kesehatan dasar. Peningkatan kesehatan dasar salah satunya diwujudkan
melalui pelayanan darah. Untuk meningkatkan akses pelayanan darah yang berkwalitas, dilakukan
kerjasama antara Puskesmas, Unit Transfusi Darah dan Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan
kesehatan rujukan tingkat lanjutan khususnya dalam rangka penurunan Angka Kematian Ibu
(AKI).

Berdasarkan hal di atas Puskesmas Uekuli telah menjalankan quick wins Program
Pelayanan darah sejak tahun 2018 dalam upaya khusus untuk menjamin penyediaan darah bagi ibu
hamil, melahirkan dan nifas yang mempunyai risiko tinggi dan golongan darah langkah. Dengan
harapan kekurangan jumlah kantong darah dan jenis golongan darah langkah dapat dipenuhi
dengan prinsip portabilitas.

Saat pelaksanaan program pelayanan darah dilapangan, peran puskesmas dalam melakukan
rekrutmen calon pendonor darah masih menemukan kendala disebabkan oleh keluarga ibu hamil
yang enggan menjadi calon pendonor darah, kurangnya pemahaman masyarakat pada umumnya
tentang pentingnya menjadi calon pendonor darah bagi ibu hamil, dan calon pendonor darah yang
tidak dapat diseleksi karena kesulitan biaya transportasi menuju Rumah Sakit Rujukan. Untuk
mengatasi masalah tersebut, pengelola program pelayanan darah berinisiatif membuta suatu
inovasi yang berfokus pada pengutan kerjasama antara Puskesmas Uekuli dengan Organisasi
Masyarakat di desa dan di lokasi Rumah Sakit Rujukan dalam hal rekrutmen guna pemenuhan
kebutuhan darah, yang diberi nama Inovasi “SAHABAT SEDARAH”.

B. Rumusan Masalah

Kurangnya cakupan calon pendonor darah yang direkrutmen dan kesulitan biaya
transportasi calon pendonor darah menuju Unit Trnasfusi Darah untuk melakukan seleksi lanjut
menyebabkan kurangnyapemenuhan kebutuhan darah. Oleh sebab itu, pengelola program
pelayanan darah melakukan inovasi “Sahabat Sedarah” agar setiap ibu hamil memiliki calon
pendonor darah minimal 4 orang untuk satu orang ibu hamil serta terpenuhi seluruh kebutuhan
darah ibu hamil, melahirkan dan nifas dengan komplikasi perdarahan.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum
Terpenuhinya kebutuhan darah bagi ibu hamil, melahirkan dan nifas dengan komplikasi
perdarah.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatnya cakupan calon pendonor darah bagi ibu hamil
b. Meningkatnya Pengetahuan Masyarakat tentang program Quick Wins Pelayanan
Darah
c. Terjalin kerjasama yang baik antara Puskesmas dengan Organisasi Masyarakat dalam
pemenuhan kebutuhan diri.

Anda mungkin juga menyukai