LANDASAN TEORI
...............................(1)
2.4. Kecelakaan Kerja
Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diduga dan tidak dikehendaki
yang mengacaukan proses suatu aktivitas yang telah diatur (M. Sulaksmono,
1997).
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian
materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi
secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak
pada masyarakat luas. Dalam artikel Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
oleh Pusat Kesehatan Kerja bahwa salah satu masalah yang hampir setiap hari
terjadi di tempat kerja adalah kecelakaan yang menimbulkan hal-hal yang tidak
kita inginkan, seperti kerusakan peralatan kerja, cedera tubuh, kecacatan bahkan
kematian. Apabila kematian menyangkut banyak nyawa, maka yang terjadi adalah
bencana.
Bencana di industri (industrial disasters) dikategorikan sebagai bencana
karena ulah manusia. Sesuai dengan jumlah korban yang terjadi misalnya sekitar
20 korban disebut “bencana industri berskala kecil”, 20 sampai 50 korban disebut
“bencana industri skala menengah” dan bila menyangkut 50 sampai 100 orang
atau lebih termasuk “skala berat”. Selanjutnya yang menjadi pokok pembicaraan
kita adalah masalah kecelakaan industri. Kecelakaan adalah kejadian yang timbul
tiba-tiba, tidak diduga dan tidak diharapkan.
Kecelakaan industri adalah kejadian kecelakaan yang terjadi di tempat
kerja khususnya di lingkungan industri dan kecelakaan ini belum tentu kecelakaan
akibat kerja, karena untuk sampai ke diagnosa Kecelakaan Akibat Kerja harus
melalui prosedur investigasi. Didalam terjadinya kecelakaan industri tidak ada
unsur kesengajaan apalagi direncanakan, sehingga bila ada unsur sabotase atau
tindakan kriminal merupakan hal yang diluar makna dari kecelakaan industri.
Listrik
• Kebakaran / ledakan • Pelarut / pembersih • Kebisingan
Mesin-mesin tanpa
• Asam / bahan yang Gerakan yang
• Pelindung • •
menyebabkan iritasi berulang-ulang
Mengangkat benda Debu (asbes, silika,
• • • Radiasi
benda yang berat kayu)
Logam berat (timah
Posisi tubuh yang
• Kendaraan bermotor • hitam, arsenik, air •
tidak nyaman
raksa)
Pengaturan tempat kerja
Stress / pelecehan
(berantakan, Polusi udara
• • • Panas / dingin
penyimpanan barang Pestisida resin
Beban kerja
yang tidak baik
(Sumber: Data PT. Bambang Djaja)
Berikut adalah tanda / lambang bahaya yang biasa digunakan ditempat
kerja :
Penilaian Resiko
Identifikasi Identifikasi
No. Kegiatan
Risk
Bahaya Konsekuensi Severity Prob.
Level
2.6.2. Penilaian Resiko
Setelah dilakukan identifikasi resiko, maka langkah selanjutnya adalah
penilaian masing-masing risk level ditiap resiko, dengan Matriks Risk Assessment,
dibawah ini
Mishap Severity :
1. Kematian atau ketidakmampuan total yang permanen,
kerugian sumber daya atau kerusakan akibat.
2. Ketidakmampuan parsial yang permanen,
ketidakmampuan total sementara yang lebih dari 3 bulan,
kerugian sumber daya atau kerusakan akibat.
3. Kecelakaan dengan hilangnya hari kerja, kerugian sumber
daya atau kerusakan akibat kebakaran.
4. Pertolongan pertama atau perawatan medis sederhana,
kerugian sumber daya atau kerusakan akibat kebakaran
atau pelanggaran terhadap persyaratan dalam suatu standar
Mishap Probability :
A. Mungkin terjadi dengan segera atau dalam jangka waktu
yang singkat.
B. Kemungkinan besar (probably) akan terjadi.
C. Kemungkinan kecil (possibly) akan terjadi.
D. Mungkin tidak terjadi.
Definisi RAC :
2.7.1.Sampel Probabilitas
Dalam penarikan sampel probabilitas setiap unsur populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Sampel ini
mempertimbangkan kemungkinan perbedaan antara nilai populasi yang diteliti.
Adapun macam-macam sampel probabilitas disini antara lain :
a. Pengambilan Sampel Acak Sederhana
Pengambilan sampel pada metode ini dilakukan sedemikian rupa
sehingga tiap satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan
yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Apabila besar populasi
adalah P, sedang unsur dalam sampel atau sample size adalah p, besar
kesempatan bagi tiap satuan elementer untuk dapat dipilih dalam
sampel adalah P/p.
b. Pengambilan Sampel Sistematis
Pengambilan sampel sistematik adalah metode pengambilan sampel,
dimana hanya unsur-unsur selanjutnya dipilih secara acak, sedangkan
unsur-unsur selanjutnya dipilih secara sistematik menurut pola
tertentu.
c. Pengambilan Sampel Acak Distrafikasi
Pada penarikan sampel acak distrafikasi ini penarikan sampel
dilakukan dengan membagi populasi yang diteliti kedalam strata yang
seragam, dan dari setiap strata dilakukan pengambilan sampel secara
acak.
d. Pengambilan Sampel Gugus Sederhana
Dalam pengmbilan sampel gugus sederhana ini, populasi digolongkan
kedalam gugus-gugus yang disebut cluster dan dari cluster ini akan
dilakukan pengambilan sampel. Jumlah gugus yang diambil harus
acak, kemudian unsur-unsur penelitian dalam gugus tersebut harus
diteliti semua.
e. Pengambilan Sampel Gugus Bertahap
Dalam penarikan sampel gugus bertahap ini populasi dalam gugus-
gugus yang merupakan satuan dimana sampel akan diambil.
Pengambilan sampel dilakukan melewati tahap-tahap tertentu. Pada
aplikasinya populasi dibagi gugus tingkat pertama, kemudian dari
gugus tingkat pertama ini dibagi lagi dalam gugus-gugus tingkat
kedua, dan dari gugus tingkat kedua ini kemudian masih dibagi lagi
dalam gugus-gugus tingkat selanjutnya.
2.7.2. Sampel Nonprobabilitas
Yang termasuk metode penarikan sampel nonprobabilitas adalah purposive
sampling, yaitu metode penarikan sampel dimana sampel dipilih berdasar
pertimbangan peneliti bahwa unit atau unsur penarikan sampel tersebut akan dapat
membantu menjawab pertanyaan riset yang sedang dikerjakan.
................................................................(3)
Dimana :
rtot = Koefesien reliabilitas seluruh item
rb = Angka korelasi produk moment belahan pertama dan belahan
kedua.