Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Menurut WHO, Promosi kesehatan adalah proses atau upaya pemberdayaan
masyarakat untuk dapat memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Untuk mencapai keadaan sehat, seseorang atau kelompok harus mampu
mengidentifikasi dan menyadari aspirasi, mampu memenuhi kebutuhan dan merubah
atau mengendalikan lingkungan (Piagam Ottawwa, 1986).
Peran promosi kesehatan sangat penting dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan dalam berbagai kegiatan program kesehatan. Karena kesehatan merupakan
totalitas dari faktor lingkungan prilaku, pelayanan kesehatan, dan faktor lingkungan.
Lingkungan merupakan faktor terbesar, selain langsung mempengaruhi kesehatan dan
mempengaruhi prilaku, begitu juga sebaliknya, prilkau juga mempengaruhi lingkungan
dan faktor yang lain. Dapat diartikan bahwa prilaku merupakan faktor terbesar ke dua
setelah faktor lingkungan yang memepengaruhi kesehtan individu, kelompok, dan
masyarakat. Oleh sebab itu, sebagai upaya dalam rangka membina dan meningkatkan
kesehatan masyarakat, pemerintah membuat intervensi natau upaya untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat agar tujuan yang telah ditetapkan dalam visi
pembangunan dapat tercapai secara optimal. Dalam dewasa terakhir ini angka kematian
ibu dan bayi masih cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahun
masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan. Untuk itu sangat penting pemberian
promosi kesehatan yang dalam ruang lingkup kebidanan yang dilakukan secara
optimal.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah promosi kesehatan yang diberikan pada ruang lingkup bayi?
2. Apakah promosi kesehatan yang diberikan pada ruang lingkup anak balita?
3. Apakah promosi kesehatan yang diberikan pada ruang lingkup remaja ?
4. Apakah promosi kesehatan yang diberikan pada ruang lingkup ibu hamil ?
5. Apakah promosi kesehatan yang diberikan pada ruang lingkup ibu bersalin ?
6. Apakah promosi kesehatan yang diberikan pada ruang lingkup ibu nifas ?

C. TUJUAN PENULISAN

1
1. Untuk mengetahui promosi kesehatan yang diberikan dalam ruang lingkup bayi
2. Untuk mengetahui promosi kesehatan yang diberikan dalam ruang lingkup anak
balita
3. Untuk mengetahui promosi kesehatan yang diberikan dalam ruang lingkup remaja
4. Untuk mengetahui promosi kesehatan yang diberikan dalam ruang lingkup ibu
hamil
5. Untuk mengetahui promosi kesehatan yang diberikan dalam ruang lingkup ibu
bersalin
6. Untuk mengetahui promosi kesehatan yang diberikan dalam ruang lingkup ibu
nifas

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Bayi
2. Anak balita
3. Remaja

4. Ibu Hamil

Setiap wanita hamil menghadapi risiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Ibu
hamil tersebut harus lebih sering dikunjungi jika terdapat masalah, dan la hendaknya disaran-
kan untuk menemui petugas kesehatan bilamana la merasakan tanda-tanda bahaya atau jika ia
merasa khawatir.

Salah satu unsur yang penting untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi adalah
memelihara kesehatan ibu hamil. Bidan harus memiliki data ibu hamil yang berada diwilayah
kerjanya. Data ini dapat diperoleh dari pencatatan yang dilakukan sendiri atua dari kantor desa/
kelurahan. Dari data tersebut dapat diatur strategi pemeliharaan kesehatan ibu hamil. Semua
ibu hamil dianjurkan agar memeriksakan kesehatan dirinya sedini mungkin. Anjuran tersebut
disampaikan kepada masyarakat melalui kelompok ibu-ibu atau pemimpin desa.

Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis dan
adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita
menganggap bahwa kehamilan adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian lagi
menganggap sebagai peristiwa khusus yang sangat menentuka kehidupan selanjutnya. Bahkan
sebagian ibu hamil merasa cemas, panik yang bisa berujung pada depresi berat.

Dukungan psikologis dan perhatian akan memberi dampak terhadap pola kehidupan sosial
(keharmonisan, penghargaan, pengorbanan, kasih sayang dan empati) pada wanita hamil dan
aspek teknis, dapat mengurangi aspek sumber daya (tenaga ahli, cara penyelesaian persalinan
normal, akselerasi, kendali nyeri dan asuhan kebidanan). Hal-hal tersebut dapat dilakukan oleh
suami bersama keluarga ibu atau bidan sebagai tenaga kesehatan melalui promosi kesehatan.

Untuk mendapatkan semua informasi yang diperlukan, sehubungan dengan hal-hal


diatas, petugas kesehatan akan memberikan asuhan antenatal yang baik.

 Promosi Kesehatan pada ibu hamil yaitu :

3
I. Makanan Yang cukup kwalitas dan kwantitas

2. Istirahat dan tidur yang cukup bekerja sesuai kemampuan dan jangan terlalu berlebihan.

3. Melakukan latihan senam hamil atau olahraga ringan

4. Adanya hubungan keluarga yang harus harmonis.

5. Bila ada kelainan segera datang ketempat pelayanan kesehatan minta pertolongan.

6. Rencanakan jumlah keluarga (KB).

7. Hidup dalam lingkungan sehat.

8. Berperilaku hidup sehat (tidak merokok, tidak memakai obat-obatan, dan minum-minuman
keras).

9. Memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu untuk memperoleh informasi yang


dibutuhkan terutama tentang kehamilannya.

10.Memeriksakan kehamilannya paling sedikit 4 kali. Untuk kesejahteraan janin dengan


memeriksakan secara teratur.

11.Kebersihan diri (kulit, rambut, gigi, mata, kaki dan tangan serta alat kelamin

12. Hindari perjalanan yang melelahkan.

13. Menasehati ibu untuk mencari pertolongan segera jika la mendapati tanda-tanda bahaya.
14.Merencanakan dan mempersiapkan kelahiran yang bersih dan aman.

15. Memberikan zat besi 90 hari mulai minggu ke

5. Ibu Bersalin

Dimana seorang ibu dalam masa bersalin yang dalam tahap dan fase dalam persalinan.
Promosi Kesehatan Ibu Bersalin yaitu:

1. Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah, keta- kutan, dan kesakitan : berilah
dukungan dan yakini dirinya, berikan informasi mengenai proses dan kemajuan persali- nannya
dan dengarkan keluhannya dan cubalah untuk lebih sensitif terhadap perasaannya.

2. Bila ibu tampak kesakitan, berilah dukungan atau asuhan dengan:

4
a. Lakukan perubahan posisi.

b. Anjurkan tidur miring kekiri.

c. Sarankan ia untuk berjalan.

d. Ajaklah orang yang menemaninya (suami atau ibunya) Untuk memijat atau
membasuh mukanya di antara Kontraksi.

e. Ibu diperbolehkan melakukan aktifitas sesuai kemam- puan. f.Ajarkan kepadanya


teknik bernapas.

3. Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan, antara lain menggunakan tirai atau
penutup, tidak menghadirkan orang lain tanpa sepengetahuan dan seijin pasien atau ibu.

4. Menjelaskan kemajuan persalinan dan perubahan yang terjadi serta prosedur yang akan
dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan

5. Membolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar

6. Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat, atasi dengan cara : gunakan kipas
angin atau AC dalam kamar, menggunakan kipas biasa dan menganjurkan ibu kemaluannya
setelah buang air besar atau kecil untuk mandi sebelumnya.

7. Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehi- drasi, berikan cukup ininum.

8. Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin.

6. Ibu Nifas

Bidan tetap mendampingi ibu selama 2 jam setelah pesalinan. Dalam masa nifas bidan
dianjurkan untuk menanyakan tentang perasaan ibu. Biasanya ibu merasa capek dan lemas. Ibu
dan bayi diberikan kesempatan untuk beristirahat. Saat ibu masih merasa lemas, promosi
kesehatan dapat diberikan melalui keluarga ibu nifas, misanya keluarga pasien diberitahukan
bawa ibu boleh minum dan makan ringan setiap waktu, bangun bila mau kencing dan
sebagainya.

Baru setelah ibu merasa lebih baik dan bersedia diberikan pendidikan kesehatan, bidan
diperkenankan untuk memberikan pendidikan kesehatan. Itupun sedikit demi sedikit sesuai
kemampuan ibu.

5
Masa Ibu nifas di mulai setelah placenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
Masa nifas dilakukan untuk mencegah, mendeteksi dan mo ngani masalah-masalah yang
terjadi. Promosi kesehatan dapat diterapkan pada kesehatan salah satunya yaitu pada pelayanan
kebidanan pada Ibu nifas. Masa nifas ini berlangsung selama 6 minggu berbagai bidang atau
42 hari.

Pada masa nifas ibu banyak mengalami kejadian penting, mulai dari perubahan fisik,
masa laktasi maupun perubahan psikologis menghadapi keluarga baru dengan kehadiran buah
hati yang sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Namun kelahiran bayi juga
merupakan suatu masa kritis bagi kesehatan ibu, kemungkinan timbul masalah atau penyulit,
yang bila tidak ditangani segera dengan efektif akan dapar membahayakan kesehatan atau
mendatangkan kematian bagi ibu, sehingga masa nifas ini sangat penting untuk dipantau oleh
bidan.

Dalam upaya promosi kesehatan inilah diharapkan ibu dapat melakukan sendiri
perawatan pada masa nifas, oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu diketahul dengan balk
oleh ibu dalam masa nifas normal.

Upaya promosi kesehatan pada ibu nifas adalah suatu usaha promosi kesehatan yang
diberikan untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu selama 6 minggu atau 42 hari.

 Upaya-upaya promosi kesehatan pada ibu nifas :

1. Kebersihan diri

Menjaga kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari infeksi, baik pada luka jahitan
maupun kulit.

a. Kebersihan alat genetalia Setelah melahirkan biasanya perineum menjadi agak


bengkak/memar dan mungkin ada luka jahitan bekas robekan atau episiotoini.

Anjuran:

 Menjaga kebersihan alat genetalia dengan mencucinya menggunakan sabun dan air,
kemudian daerah vulva sampai anus harus kering sebelum memakai pembalut wanita,
setiap kali selesai buang air besar atau kecil, pembalut diganti minimal 3 kali sehari.
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah membersihkan daerah
genetalia.

6
 Pakaian Sebaiknya pakaian yang digunakan harus longgar, alam keadaan kering dan
juga terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena produksi keringat
menjadi banyak (disamping urin). Produksi keringat yang tinggi berguna untuk
menghilangkan ekstra volume saat hamil.
 Kebersihan rambut
Setelah bayi lahir, ibu biasanya akan mengalami ke rontokan rambut akibat gangguan
perubahan hormon sehingga rambut menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan normal.
Meskipun demikian, kebanyakan akan pulih kembali setelah beberapa bulan.
Perawatan ram but perlu diperhatikan oleh ibu yaitu mencuci rambut dengan
conditioner yang cukup, lalu mengunakan sisir yang lembut dan hindari pernggunaan
pengering rambut
 Kebersihan Kulit
Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan dikeluarkan
kembali melalui seni dan keringat untuk menghilangkan pembengkakan pada wajah,
kaki, betis, dan tangan ibu. Oleh karena itu, dalam minggu-minggu pertama setelah
melahirkan ibu akan merasa jumlah keringat yang lebih banyak dari biasanya.
Usahakan mandi lebih sering dan menjaga agar kulit tetap dalam keadaan kering.

2. Mobilisasi

Mobilisasi sangat bervariasi, tergantung pada komplikasi persalinan, nifas, atau sembuhnya
luka (jika ada luka). Jika tidak ada kelainan, lakukan mobilisasi sedini mungkin, ya- itu dua
jam setelah persalinan normal. Ini berguna untuk memperlancar sirkulasi darah dan
mengeluarkan cairai vagina (lochea).

3. Buang Air Kecil (BAK)

Pengeluaran air seni (urin) akan meningkat pada 24-48 jam pertama sampai sekitar hari ke-5
setelah melahirkan. Ini terjadi karena volume darah ekstra yang dibutuhkan waktu hamil tidak
diperlukan lagi setelah persalinan.

Anjuran:

Ibu perlu belajar berkemih secara spontan setelah melahirkan. Tidak menahan BAK ketika ada
rasa sakit pada jahitan karena akan menyebabkan terjadinya bendungan air seni. Akibatnya
akan timbul gangguan pada kontraksi rahim sehingga pengeluaran lochea tidak lancar.

7
4. Buang Air Besar (BAB) Sulit BAB (konstipasi) dapat terjadi karena ketakutan akan rasa
sakit, takut jahitan terbuka, atau karena adanya hae- morroid

Anjuran :

 Mobilisasi dini
 Konsumsi makanan yang tinggi serat dan cukup minum
 Sebaiknya pada hari kedua ibu sudah bisa BAB, jika pada hari ketiga belum BAB, ibu
bisa menggunakan pencahar berbentuk suppositoria (pil yang dibuat dari bahan yang
mudah mencair dan mengandung obat- obat untuk dimasukkan kedalam liang anus).
Ini penting untuk menghindari gangguan pada kontraksi uterus yang dapat menghambat
pengeluaran lochea.

5. Istirahat

Anjurkan untuk mencegah kelelahan yang berlebihan, usahakan untuk rileks dan istirahat
yang cukup, ter- utama saat bayi sedang tidur. Meminta bantuan suami dan keluarga jika
ibu merasa lelah. Putarkan dan dengarkan lagu-lagu klasik pada saat ibu dan bayi istirahat
untuk menghilangkan lelah. rasa tegang dan

6. Latihan fisik / senam nifas

Senam nifas dilakukan untuk memperlancar sirkulasi darah dan membantu memperkuat
tonus otot jalan lahir dan dasar Ajari ibu tehnik-tehnik senam nifas, dan juga latihan
memperkuat tonus otot vagina (latihan kegel). Anjurkan melakukan latihan/senam nifas
setiap hari.

7. Nutrisi

Anjurkan makanan dengan menu seimbang, bergizi untuk mendapatkan protein, mineral
dan vitamin yang cukup, memperoleh tambahan 500 kalori setiap har berguna untuk
produksi ASI dan mengembalikan tenaga setelah persalinan. Tidak mengkonsumsi
makanan vang mengandung alkohol. Minum air minimal 2 liter setiap hari. Tablet zat besi
diminum minimal 40 hari pasca persalinan.

8. Perawatan Payudara

Perawatan payudara dilakukan secara rutin agar tidak ter- jadi pembengkakan akibat
bendungan ASI. Ajarkan untuk menjaga kebersihan payudara terutama puting susu.
Ajarkan tehnik-tehnik perawatan apabila terjadi gangguan pada payudara, seperti puting

8
susu lecet dan pembengkakan payudara serta menggunakan BH yang menyokong
Payudara.

9. Menyusui

Anjurkan tehnik menyusui yang benar. Berikan ASI kepada bayi sesering mungkin (sesuai
kebu- tuhan) tanpa memakai jadwal.

10. Lingkungan hidup

Bersosialisasi dengan lingkungan hidup disekitar ibu. Ciptakan suasana yang tenang dan
harmonis dengan keluarga. Cegah timbulnya pertentangan dalam hubungan keluarga yang
menimbulkan perasaan kurang menyenangkan dan kurang bahagia. Berintegrasi dan saling
mendukung dengan pasangan dalam merawat dan mengasuh bayi.

11. Penyesuaian seksual

Setelah persalinan pada masa ini ibu menghadapi peran baru sebagai orang tua sehingga
sering melupakan perannya sebagai pasangan. Namun segera setelah ibu merasa percaya
diri dengan peran barunya dia akan menemukan waktu dan melihat sekelilingnya serta
menyadari bahwa ia sudah kehilangan aspek lain dalam kehidupannya yang juga penting.
Oleh karena itu perlu memahami perubahan yang terjadi dalam diri istri sehingga tidak
punya perasaan diabaikan.

Anjuran :

Secara fisik,ibu telah aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri.
Begitu Ibu merasakan aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja
ibu siap. Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai
waktu tertentu setelah 40 hari atau 6 minggu pasca persalinan. Keputusan tergan- tung
kepada pasangan yang bersangkutan. Kerjasama dengan pasangan dalam merawat dan
memberikan kasih sayang pada bayinya sangat dianjurkan.

12.Keluarga Berencana

Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan, bagaimana merencanakan keluarganya


Bidan membantu merencanakan keluarga dengan mengajarkan tentang cara mencegah
kehamilan yang tidak dlinginkan Sebelum menggunakan metode KB jelaskan terlebih

9
dahulu jenis-jenis KB dan kelebihan serta cfek samping dan cara menggunakan. masa nifas
keuntungan

13. Tanda-tanda bahaya

Ada beberapa komplikasi atau penyakit yang mungkin terjadi dalam masa nifas. Kondisi
ini perlu mendapat perhatian secara kusus karena membawa kondisi yang bunik bagi
kesehatan. Berikut ini atau komplikasi yang mungkin terjadi dalam masa nifas, yang harus
diketahui oleh para Ibu antara lain:

 Demam
Jika suhu tubuh lebih dari 38°C selama 2 hari berturut turut menandakan adanya
infeksi.
 Peradangan Payudara
Bendungan ASI akan menyebabkan demam pada hari ketiga sampai keempat,
payudara akan terasa keras dan sakit bila tertekan, Payudara merah mengkilap te
rasa panas, dan kadang-kadang menggigil, terasa nyeri. teraba adanya benjolan
keras serta mengandung cairan berupa nanah.
 Penciutan Kandungan yang tidak normal (SubInvolusi)
 Infeksi kandung kemih (Cystitis)
 His Pengiring (rasa sakit susulan)
 Perdarahan nifas. Infeksi luka jahitan
 Pembendungan darah (Haematom).

 Promosi Kesehatan pada Ibu Nifas:

1. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh.

2. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kela- min dengan sabun dan air.

3. Nasihatkan kepada ibu untuk membersihkan vulva setiap kali selesai buang air kecil atau
besar.

4. Sarankan ibu untuk ganti pembalut atau kain pembalut seti- daknya dua kali sehari. atau
laserasi, sarankan

5 Jika ibu mempunyai luka episiotomi kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka.
6. Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelah- an yang berlebihan.

10
7. Sarankan ia untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga secara beristirahat selagi bayi
tidur. perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau

8. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal: Mengurangi jumlah ASI yang
diproduksi. Memperlambat proses involusi uterus dan memper- banyak perdarahan.
Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.

9. Latihan pentingnya otot-otot perut dan panggul kembali normal. Ibu akan lebih merasa lebih
kuat dan ini menyebabkan otot perutnya menjadi kuat sehingga mengurangi rasa sakit pada
punggung.

6. Ibu Menyusui

Hak seorang bayi adalah menyusu kepada ibunya. Karena, ASI mengandung semua
bahan yang diperlukan bayi, ASI juga mudah dicerna, memberi perlindungan terhadap infeksi,
selalu segar, bersih dan siap untuk diminum. Sebagai promotor kesehatan, bidan diharapkan
mampu memberikan pendidikan pada ibu menyusui. Pendidikan lebih baik diberikan sebelum
ibu bersalin, sehingga ibu dapat melakukan persiapan-persiapan untuk menyusui. Lingkup
promosi kesehatan yang diberikan kepada ibu menyusui meliputi kebersihan diri, istirahat,
sexual, pemberian ASI, nutrisi bagi bayi, pendidikan kesehatan gizi ibu menyusui, dan
meyakinkan pada ibu menyusui bahwa tidak ada pantangan makan selama menyusui.

Sebagai contoh terdapat mitos yang sudah beredar sejak dulu bahwa ibu menyusui tidak
boleh makan makanan yang berbau amis karena akan menyebabkan asinya amis. Disinilah
tugas bidan untuk meluruskan mitos tersebut bahwa justru makanan yang amis dibutuhkan oleh
ibu menyusui karena mengandung protein tinggi melalui promosi kesehatan.

Ibu yang menyusui harus:

1. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.


2. Makan dengan menu seimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang
cukup.
3. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali setelah
menyusui).
4. Konsumsi tablet fe untuk menambah zat gizi (setidaknya selama 40 hari pasca bersalin).
5. Konsumsi kapsul vitainin A (200.000 unit) agar dapat memberikan vitainin A ke bayi
melalui ASI.

11
Meningkatkan Suplai ASI

Untuk Bayi

1. Menyusui setiap 2 jam, siang dan malam hari selama 10-15 menit pada setiap payudara.
2. Bangunkan bayi, lepaskan baju yang menyebabkan rasa gerah dan duduklah selama
menyusui.
3. Pastikan bayi menyusu dengan posisi menempel yang baik dan dengarkan suara
menelan yang aktif .
4. Susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman dan minumlah setiap kali setelah
menyusui.
5. Tidur bersebelahan dengan bayi.

Untuk Ibu

1. Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum.


2. Petugas kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui bayinya dan mengoreksi jika
terdapat masalah pada posisi penempelan.
3. Yakinkan bahwa ibu dapat memproduksi susu lebih banyak dengan melakukan hal-hal
tersebut.

7. PUS/WUS

PUS/WUS adalah Pasangan Usia Subur/Wanita Usia Subur. Masa ini merupakan masa
yang penting bagi wanita dan berlangsung kira-kira pada usia 33 tahun. Pada masa ini, haid
terjadi paling teratur dan siklus pada alat genital bermakna untuk memungkinkan kehamilan.
Pada masa ini terjadi ovulasi kurang lebih 450 kali, dan selama ini wanita berdarah selama
1800 hari. Meskipun pada usia diatas 40 tahun perempuan masih dapat hamil, namun fertilitas
sudah menurun.

Lingkup promosi kesehatan terhadap PUS/WUS meliputi persiapan hamil, keluarga


berencana, kesehatan, parenting, nutrisi dan produktifitas. Penyuluhan tentang kesehatan pada
masa pra kehamilan di sampaikan pada kelompok wanita usia subur/pasangan usia subur yang
akan menikah. Penyampaian tentang kesehatan ini disesuaikan dengan tingkat
intelektual/pendidikan klien. Nasehat yang diberikan menggunakan bahasa yang mudah
dicerna, karena informasi yang diberikan bersifat pribadi dan sensitif. Wanita usia subur juga
diberikan pendidikan mengenai gangguan kesehatan, akibat gangguan sistem reproduksi.

12
Gangguan sistem reproduksi tidak berdiri sendiri. Gangguan tersebut dapat terhadap kondisi
psikologis dan lingkungan sosial klien itu sendiri. Bila masalah kesehatan itu sangat kompleks,
perlu dikonsultasikan ke ahli yang relevan atau dirujuk ke unit pelayanan kesehatan yang
fasilitasnya lebih lengkap. Faktor keluarga juga turut mempengaruhi kondisi WUS/PUS yang
akan memasuki pintu gerbang pernikahan. Bidan dapat menggunakan pengaruh keluarga untuk
memperkuat mental WUS/PUS dalam memasuki masa perkawinan dan kehamilan.

Promosi Kesehatan yang diberikan pada PUS/WUS:

1. Memberikan penyuluhan kontrasepsi.


2. Merencanakan Keluarga Berencana (KB)
a. Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum
wanita hamil kembali.
b. Sebelum menggunakan metode KB, perlu dijelaskan hal-hal berikut.
- Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan dan keefektivitasannya,
- Kelebihan/keuntungan,
- Kekurangan,
- Efek samping
- Bagaimana penggunaan metode tersebut,
- Kapan metode tersebut dapat mulai digunakan untuk wanita pasca salin
yang menyusui.
3. Jika seorang ibu atau pasangan suami istri telah memilih metode KB tertentu,
baiknya untuk bertemu lagi dalam 2 minggu untuk mengetahui apakah ada yang
ingin ditanyakan oleh ibu atau pasangan suami istri dan untuk mengetahui apakah
metode tersebut bekerja dengan baik.

8. Klimakterium/menopouse

Klimakterium bukanlah suatu keadaan patologik, melainkan masa peralihan yang


normal, yang berlangsung beberapa tahun sebelum dan sesudah menopause. Klimakterium
dimulai kira-kira 6 tahun sebelum menopause berdasarkan keadaan andokrinologik (kadar
estrogen mulai turun dan hormone gonadotropin meningkat). Klimakterium berakhir kira-kira
6-7 tahun sesudah menopause. Lamanya klimakterium lebih kurang 13 tahun.

13
Pada wanita dalam klimakterium terjadi perubahan tertentu yang dapat menimbulkan
gangguan ringan atau kadang-kadang berat. Walaupun klimakterium merupakan masa
perubahan. Perubahan dan gangguan itu sifatnya berbeda-beda menurut waktunya
klimakterium. Pada permulaan klimakterium kesuburan menurun, pada masa pramenopause,
terjadi kelainan perdarahan, sedangkan pada masa pasca menopause terdapat gangguan
vegetative, pisik dan organis.

Masa menopause merupaka fase yang terjadi pada wanita yang menginjak umur 44
tahun dan ditandai dengan berhentinya haid. Berhentinya haid dapat didahului oleh siklus haid
yang lebih panjang, dengan perdarahan yang berkurang. Usia waktu terjadinya menopause di
pengaruhi oleh keturuan, kesehatan umum, dan pola kehidupan. Terkadang wanita belum siap
menghadapi masa ini karena mereka selalu beranggapan bahwa seorang wanita yang
mengalamim menopause adalah wanita yang tidak berguna.

Untuk mengawali promosi kesehatan, bidan sebelumnya harus mengetahui ketakutan-


ketakutan yang mungkin dialami pada masa menopause, misalnya secara fisik wanita sering
merasa dirinya tidak cantik lagi, berkulit keriput, berbadan bungkuk dan sebagainya. Secara
biologis kekhawatiran tidak mampu melayani suami karena dirasakan sakit saat berhubungan
seksual. Secara psikologis sering mengalami susah tidur sehingga mengganggu aktivitas di
siang hari. Sehingga lingkup promosi kesehatan terhadap klimakterium/menopause meliputi
nutrisi, psikologis, olah raga, kesehatan umum, support keluarga dan support tenaga kesehatan.

“Coping Strategi” cara mengatasi pada wanita menopause yaitu dengan pendekatan
psikologis antara lain:

1. Menghindari perubahan kejiwaan.


2. Beri perhatian khusus.
3. Pengaturan dan penyesuain nutrisi dan pola makan yang seimbang.
4. Menghindari penuaan kulit yang terlalu cepat.
5. Mempertahankan aktifitas fisik.
6. Mempertahankan aktifitas seksual.
7. Pengobatan dan hormone pengganti.
8. Konsultasi dengan dokter.
9. Lakukan kegiatan spiritual dan berpikir positif.

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Upaya promosi kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintash dan masyarakat. Promosi
kesehatan jika dilihat dari segi seni, yakni praktisi atau aplikasi kesehatan merupakan
penunjang bagi program kesehatan lainnya
Bidan meruapakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting
dan strategis terutama dalam sasaran pembangunan millenium no 4 dan 5, yaitu
penurunan angka kematian ibu (aki) dan angka kematian bayi (akb). Bidan memberikan
pelayanan kebidanan yang berkesinambung dan paripurna, berfokus pada aspek
pencegahan, promosi dalam berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat
bersama sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk senantiasa siap melayani siapa
saja yang membutuhkan, kapan, dan dimana pun berada. Beberapa upaya promosi
kesehatan dalam lingkup kebidanan untuk mendukung tercapainya kesejahteraan
perempuan dan anak adalah sebagai berikut : promosi kesehatan bayi, balita, remaja,
promosi kesehatan pada saat hamil, bersalin, nifas, promosi kesehatan menyusui,
PUS/WUS, serta menopouse.
B. SARAN
Dengan adanya makalah ini diharapkan bidan atau mahasiswa dapat mengerti dan
mengetahui tentang upaya promosi kesehatan dalam pelayanan kebidanan. Dan kami
juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian demi
perbaikan makalah ini di masa mendatang.

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Mubarak, wahid Iqbal. 2011. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta : Medika
salembass
2. Sulaeman, Endang Sutiana, 2014, Promosi Kesehatan : Teori dan Implementasi Di
Indonesia, Surakarta, UNS
3. Kicbush, Illona,1996. The health promotion challenge, NewYork, consurtium
meeting
4. Syafrudin, Yudhia Fratidhina,2009. Promosi kesehatan untuk mahasiswa kebidanan,
Jakarta : penerbit buku kesehatan

16

Anda mungkin juga menyukai