Disusun oleh :
1. Aldira Safira Hartono XII MIA 3 / 02
2. Anindita Fitria Anggraeni XII MIA 3 / 04
3. Azizah Ivana Putri XII MIA 3 / 07
4. Kharisma Dwi Nursanti XII MIA 3 / 19
5. Queen Latiifa XII MIA 3 / 26
6. Ratih Agil Yustantri XII MIA 3 / 28
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini .
Makalah ini berisikan hasil praktikum mengenai titik beku dan penurunan titik
beku larutan. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita
semua tentang apa itu titik beku dan penurunan titik beku larutan. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb
I. Tujuan
Menentukan titik beku larutan elektrolit dan nonelektrolit
II. Landasan teori
Titik Beku merupakan suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap
pad atnya, atau dengan kata lain Titik Beku adalah suhu dimana pada suhu tersebut,
zat cair berubah menjadi padat. Sebagai contoh, suhu air ketika air tersebut berubah
menjadi es disebut Titik Beku air. Titik Beku suatu pelarut dalam larutannya juga
bergantung pada konsentrasi zat terlarut dan sifat pelarut tersebut. Pada tekanan 1 atm,
air membeku pada suhu 0°C karena pada suhu itu tekanan uap air sama dengan tekanan
uap es. Keberadaan zat terlarut dalam suatu larutan menyebabkan terjadinya penurunan
tekanan uap jenuh pelarutnya dalam larutan tersebut dan hal ini menyebabkan Titik
Beku larutan berkurang. Besarnya pengurangan Titik Beku suatu pelarut dalam
larutannya tersebut kemudian dikenal dengan sebagai penurunan Titik Beku (êTf).
Jika zat telarutnya merupakan zat non elektrolit, maka penurunan Titik Bekunya
sebanding dengan molalitas larutan (m). Titik Beku (Tf) pelarut murni lebih tinggi
daripada Titik Beku larutan.
Pada percobaan ini ditunjukkan bahwa penurunan titik beku tidak bergantung pada
jenis zat terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi partikel dalam larutan.Oleh karena itu,
penurunan titik beku tergolong sifat koligatif.
Penurunan titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik beku larutan
dimana titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut. Titik beku pelarut murni
seperti yang kita tahu adalah 00C dengan adanya zat terlarut misalnya saja gula yang
ditambahkan ke dalam air maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0oC
melainkan akan menjadi lebih rendah di bawah 0oC itulah penyebab terjadinya
penurunan titik beku yaitu oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain cairan
tersebut menjadi tidak murni, maka akibatnya titik bekunya berubah (nilai titik beku
akan berkurang).
Jika suatu pelarut ditambah zat terlarut, maka titik beku larutan akan turun sesuai
den gan jumlah partikel zat terlarut.
Untuk jumlah zat nonelektrolit dan zat elektrolit terlarut sama, maka titik beku
larutan elektrolitakan lebih rendah karena jumlah partikel zat elektrolit lebih banyak.
ΔTf = kf . m
ΔTf = penurunan titik beku larutan
Kf = tetapan penurunan titik beku molal pelarut
m = molal larutan (mol/100 gram pelarut)
Untuk zat terlarut yang bersifat elektrolit persamaan untuk penurunan titik
beku harus dikalikan dengan faktor ionisasi larutan, sehingga persamaannya menjadi
ΔTf = kf . m [1+(n-1) α]
Dimana,
n = jumlah ion-ion dalam larutan
α = derajat ionisasi