ABSTRACT
The Prototype Folding Machine with Lego Mindstorm EV3 needs to have a control system. In
this research the control system used was PID (Proportional Integration Derivative) and Fuzzy
to adjust the DC motor angle. This system has 3 folds connected to 3 pieces of Large Motor EV3
as an actuator. The best trial with the setting of Kp = 7.00; Ki = 2.00; Ki = 15.5 resulted in PID
control of 0.87s rise time with settling time of 1.12s and overshoot of 4º. While the best trial of
Fuzzy control resulted in rise time of 0.42s with settling time 0.71s and overshoot 18º, and the
experiment without control resulted in rise time 0.46s with overshoot of 20º. The comparison
result indicated that PID control had excess control which was more stable with settling time
value of 1..12s and overshoot 4º while fuzzy had a faster response control with rise time value of
0.42s and settling time of 0.71s.
Key words : Folding Machine, PID, Fuzzy, LEGO, Large Motor EV3
.
ABSTRAK
Prototype Folding Machine dengan Lego Mindstorm EV3 perlu menggunakan sistem kontrol.
Pada penelitian ini sistem kontrol yang digunakan adalah PID (Proportional Integration
Derivative) dan Fuzzy untuk mengatur sudut motor DC. Sistem ini mempunyai 3 flip yang
dihubungkan pada 3 buah Large Motor EV3 sebagai aktuator. Berdasarkan hasil percobaan
terbaik dengan setting Kp= 7,00 ; Ki= 2,00 ; Kd= 15,5 yang dilakukan didapatkan hasil bahwa
kontrol PID memiliki risetime 0,87s dengan settling time 1,12s dan overshoot 4. Sedangkan hasil
percobaan terbaik kontrol Fuzzy di dapatkan hasil rise time 0,42s dengan settling time 0,71s dan
overshoot 18 dan hasil percobaan tanpa kontrol didapatkan rise time 0,46s dengan overshoot 20.
Dari hasil perbandingan kontrol PID memiliki kelebihan kontrol yang lebih stabil dengan nilai
settling time 1,12s dan overshoot 4 sedangkan Fuzzy memeiliki kelebihan kontrol yang memiliki
respon yang cepat dengan nilai rise time 0,42s dan settling time 0,71s.
Kata Kunci: Folding Machine, PID, Fuzzy, LEGO, Large Motor EV3
PENDAHULUAN
Pada zaman yang serba modern ini hampir semua kebutuhan sehari-hari bisa di bantu
dengan tenaga robot, tidak hanya untuk industri besar, tetapi juga untuk keperluan industry kecil
atau home industry, penyediaan jasa, maupun rumah tangga. Salah satunya pada usaha kain
konveksi kaos yang sekarang banyak di daerah perkotaan. Proses pembuatan baju konveksi
terdiri dari memotong kain, menjahit, menyetrika dan melipatnya. Karena banyaknya orang yang
membuka usaha ini, maka dibutuhkan suatu inovasi untuk meningkatkan kualitas dan
mempercepat proses produksi agar dapat bersaing dengan pengusaha yang lain. Pada data yang
-1-
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan V 2017 ISBN 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
diperoleh dari Dinas Koperasi dan UKM Gresik, ekonomi di Kab. Gresik tahun 2016 mengalami
pertumbuhan 7,03%. Kondisi ini lebih baik 0,88 poin dari periode sebelumnya sebesar 6,15%,
hal ini didominasi oleh Industri Pengolahan. Untuk membantu para pengusaha ini, salah satunya
adalah memberi pengembangan teknologi pada suatu proses pelipatan baju, teknologi yang
diterapkan adalah teknologi system control yang di implementasikan ke sebuah prototype folding
machine. Folding Machine ini dibuat dengan menggunakan Modul Lego Mindstorm EV3 yang
sudah dilengkai dengan aktuator 3 Motor DC kapasitas besar, ketiga motor tersebut digunakan
sebagai flip untuk melipat baju. Pada penelitian ini, Folding Machine menggunakan metode
control PID (Proportional Integration Derivative) dan Fuzzy-PD (Proportional Derivative)
sebagai pembanding
TINJAUAN PUSTAKA
Arm Flip Folding Machine
Arm flip pada folding machine ini menggunakan prinsip arm manipulator dengan 1 DOF. Arm
manipulator bisa digerakkan oleh aktuator eletric, hydraulic atau pneumatic, yang mana
menerapkan torsi yang dihasilkan oleh aktuator pada joint (sendi) robot. Pergerakan robot arm
manipulator yang dilengkapi sistem control, untuk mencapai target memerlukan suatu proses
perhitungan matematis. Perhitungan matematis ini terdapat dalam inverse kinematic, forward
kinematic serta dynamic, dimana ketiga persamaan itu tidak bisa dilepaskan dalam analisa sistem
robot [6]. Pergerakan robot arm manipulator perlu disensing dengan menggunakan sensor
internal berupa encoder untuk dapat menerapkan persamaan kinematik. Persamaan kinematik
dari robot arm manipulator dapat di-plot-kan dalam koordinat kartesian 2 dimensi. Persamaan
kinematik terdiri dari 2, yaitu inverse dan forward kinematic [7].
(a) (b)
Gambar 2. (a) EV3 Brick (b) Large Motor
Sumber : LEGO.com
-2-
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan V 2017 ISBN 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
𝜕𝑖
𝑈𝑎 = 𝑒 + 𝑅𝑎 𝑖𝑎 + 𝐿𝑎 𝑎 ..................................................................................... (1)
𝜕𝑡
𝑇𝑑 (𝑡) = 𝐾𝑠 𝑖(𝑡) .................................................................................................. (2)
𝑒(𝑡) = 𝐾𝑠 𝜔(𝑡)................................................................................................... (3)
-3-
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan V 2017 ISBN 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
dimana 𝑢(𝑡) adalah sinyal control dan 𝑒(𝑡) adalah sinyal error dan nilai Kp, Ki serta Kd
merupakan nilai yang akan diatur untuk mendapatkan respon kontrol yang optimal.
METODE
Pada penelitian ini agar perancangan dan pembuatan alat dapat dilakukan dengan
sistematis dan terstruktur maka dibuat blok diagram sistem yang menjelaskan alat yang akan
dirancang. Blok sistem terdiri dari 4 bagian, arduino berfungsi untuk mengukur sudut dan
mengirim datanya ke personal computer (PC) sedangkan PC berguna untuk menampilkan hasil
respon control, berikut blok sistem alat seperti pada gambar 4, gambar 5 model LEGO yang akan
dibuat.
LEGO LARGE
Touch LCD
MINDSTORM MOTOR
Sensor EV3 DISPLAY
EV3
Gambar 4. Blok Sistem
Dalam blok diagram sistem pada gambar 4, Brick LEGO Mindstorm EV3 akan mengolah
program yang dibuat. Nilai setpoint akan ditentukan ke dalam Brick LEGO, kemudian akan
-4-
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan V 2017 ISBN 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
meneruskan sinyal tersebut ke motor DC untuk menggerakan arm flip. Ketika arm flip sudah
mencapai posisi yang ditentukan, maka aktuator akan berhenti bergerak dan tetap pada posisi
target. Sebagai tahapan awal untuk menentukan nilai parameter PID, agar lebih memudahkan
maka perlu menggunakan simulasi PID kontrol posisi dengan plant pemodelan large motor
seperti yang ditunjukkan pada gambar 6. Gambar 7 merupakan blok sistem simulasi PID kontrol
posisi secara keseluruhan.
-5-
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan V 2017 ISBN 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Pembahasan Data II
Pada percobaan dan analisa kali ini, motor DC disambungkan dengan arm flip folding machine,
kemudian di hubungkan ke Arduino Mega untuk pembacaan data dari proses kontrol PID. Ada 2
sudut yang dijadikan percobaan pada kontrol PID ini untuk mengetahui nilai variable-variable
yang akan di hitung.
Dari hasil tersebut dapat diamati pada Gambar 9, pada PID controller dengan nilai Kp= 2,00;
Ki=1,00;Kd=3,00 terjadi osilasi untuk menuju sudut target 180 o dalam keadaan steady state. Hal
ini dapat diamati dari grafik diatas, dari posisi rise time dibutuhkan sepertsekian detik untuk
mencapai posisi sudut steady state. Dari grafik tersebut, rise time dapat diperkirakan bernilai
sekitar 0,5 s dengan adanya delay system sebesar 0,001 s. Dari grafik dapat diamati bahwa,
-6-
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan V 2017 ISBN 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
meskipun terdapat delay system sebesar 0,001 yang diakibatkan bahwa dillakukan perhitungan
terhadap dinamik sebelum manipulator bergerak, respon waktu system tetap cepat.
KESIMPULAN
Pada percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa, karakteristik pengontrol PID sangat
dipengaruhi oleh kontribusi besar dari ketiga parameter P, I dan D. Penyetelan konstanta Kp, Ki
dan Kd akan mengakibatkan perubahan yang berpengaruh dalam kontrol sudut. Setiap
kekurangan dan kelebihan dari masing-masing pengontrol P, I dan D dapat saling menutupi
dengan menggabungkan ketiganya secara paralel menjadi pengontrol proporsional plus integral
plus diferensial (pengontrol PID). Elemen-elemen pengontrol P, I dan D masing-masing secara
keseluruhan bertujuan :
1. Mempercepat reaksi sebuah sistem mencapai set point-nya
2. Menghilangkan offset
3. Menghasilkan perubahan awal yang besar dan mengurangi overshoot.
Seperti percobaan dalam Gambar 9. Respon Kp yang besar menyebabkan respon kontrol sampai
pada posisi setpoint dengan cepat, namun berlebihan sehingga respon kontrol tidak stabil dan
terjadi osilasi. Hal ini juga disebabkan karena kecilnya nilai Ki yang tidak di imbangi dengan
besarnya nilai Kp, sehingga respon kontrol Ki tidak bisa memperlambat respon kontrol ketika
rise time. Namun respon kontrol dengan cepat mampu menuju posisi steady state Karena nillai
Kd yang besar, sehingga mampu mengoreksi error yang sangat signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Pambudi W. S et al., “Simulasi Folding Machine Dengan PID, P, PI, PD dan Fuzzy–Pd
(Proportional Differential)”, Jurnal Sains dan Teknologi, Poiteknik Negeri Tanah Laut
Kalimantan Selatan, ISSN: 2460-173X, vol. 1, no. 1, p. 25, Juni. 2015.
[2] Sailan K. et al, “ DC Motor Angular Position Control using PID Controller for the porpuse
of controlling the Hydraulic Pump “ , International Conference on Control, Engineering &
Information Technology (CEIT’13), Proceedings Engineering & Technology, vol.1,pp. 22,
26, 2013.
[3] M Eke E. et al, “ Using Simulink, Matlab, and LEGO Mindstorms to teach a Project-Based
Control Systems Design Course “ , 122nd ASSE Annual Conference & Exposition, Paper ID
#1981, 14 – 17 Juni 2015.
-7-
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan V 2017 ISBN 978-602-98569-1-0
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
-8-