LAPORAN/REFLEKSI KASUS
DISUSUN OLEH:
PEMBIMBING:
1
BAB I
PENDAHULUAN
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
Umur : 28 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku : Kaili
Agama : Islam
Status perkawinan : Belum Menikah
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jalan Sungai Bongka No21 A
Tanggal masuk RS : 26 November 2019
Tanggal Pemeriksaan : 5 Desember 2019
I. LAPORAN PSIKIATRI
A. RIWAYAT PENYAKIT
1. Keluhan Utama
Sulit tidur
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang laki-laki berusia 28 tahun datang ke RSD Madani Palu
diantar oleh keluarganya dengan keluhan sulit tidur. Keluhan dialami
semenjak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Penyebab sulit tidur
dikarenakan pasien mendengar suara bisikan yang menyatakan bahwa
ada yang ingin mencelakai orang tuanya sehingga pasien gelisah dan
sering mondar-mandir di dalam rumahnya. Pasien juga sering
mendengar bisikan-bisikan yang isinya berupa fitnah bahwa keluarga
pasien dituduh suka menonton film porno. Keluarga juga mengaku
bahwa pasien akhir-akhir ini gelisah, suka marah-marah, dan
membangkang, sehingga keluarga khwatir akan kondisi pasien.
2
Pasien juga mengaku berhalusinasi yaitu melihat seorang nenek
dan mengantarkan ke rumahnya sekitar 1 minggu yang lalu. Awalnya
pasien disuruh membeli cat oleh orang tuanya, namun ditengah jalan
pasien mengaku bertemu dengan nenek tersebut dan mengantarnya ke
rumahnya, namun pasien merasakan keganjilan dimana pasien merasa
hanya dia yang dapat melihat nenek tersebut, sedangkan orang-orang
disekitanya tidak dapat melihatnya. Pasien juga diberitahukan tempat
membeli cat oleh nenek tersebut dan pergi membeli cat di toko
tersebut. Namun keganjilan lain dirasakan pasien yaitu pasien merasa
di halang-halangi untuk pulang dari toko tersebut, walaupun tidak ada
cat yang dicari pasien disitu. Pasien juga merasakan ingin dicelakakan
oleh semua orang di jalan tersebut, yaitu dia seperti ingin ditabrak oleh
pengguna jalan lain. Pasien juga merasakan bahwa dia dapat
memindahkan bencana puting beliung ke daerah lain.
Sebelumnya pasien pernah dirawat pada tahun 2017 dengan
keluhan mengamuk, mencekik ibu pasien dan berkelahi dengan
ayahnya. Pasien juga menabrakkan mobilnya ke rumah. Keluarga
pasien juga mengaku bahwa pasien pernah berteriak-teriak sambil
membawa senjata tajam dan mengatakan seperti ada orang yang ingin
mencelakainya. Pasien mengaku telah merokok sejak SMA sampai
sekarang dan minum alkohol, yaitu bir dan anggur merah, dengan
dosis 2 botol dan pada saat-saat tertentu seperti ada pesta keluarga.
Pasien juga mengaku memakai zat stimulan yaitu dobel L, sebanyak
3x, ditawarakan temannya pada saat pertandingan sepak bola antar
kelas waktu SMA. Pasien juga mengaku mengkonsumsi narkotika
jenis sabu-sabu pada tahun 2016-2017 dengan frekuensi 2 minggu
sekali, dengan dosis sangat sedikit, yaitu seujung jari dengan harga 100
ribu rupiah. Saat ini pasien merasakan bisikan sudah mulai berkurang,
melihat hitam, dan pikirannya ada yang ingin mencelakainya.
3
3. Hendaya/disfungsi :
- Hendaya sosial (+)
- Hendaya pekerjaan (+)
- Hendaya pengggunaan waktu senggang (+)
e) Riwayat Psikiatri :
Sebelumnya pasien pernah dirawat pada tahun 2017 dengan
keluhan mengamuk, mencekik ibu pasien dan berkelahi dengan
ayahnya. Pasien juga menabrakkan mobilnya ke rumah. Keluarga
pasien juga mengaku bahwa pasien pernah berteriak-teriak sambil
membawa senjata tajam dan mengatakan seperti ada orang yang
ingin mencelakainya. Namun pasien putus pengobatan sejak
september 2018.
5
e) Riwayat Masa Dewasa (>18)
Sehari-hari pasien bekerja sebagai swasta dengan membantu usaha
keluarganya. Riwayat pendidikan terakhir pasien SMA. Pasien
berkuliah hanya sampai semester I dan putus kuliah karena
kekurangan biaya. Pasien beragama islam, dan aktif dalam membantu
pekerjaan orang tua. Pasien mempunyai mimpi untuk membalas budi
orang tua. Saat ini pasien merasakan bisikan sudah mulai berkurang,
melihat hitam, dan pikirannya ada yang ingin mencelakainya.
8. Situasi Sekarang
Pasien kooperatif saat dilakukan anamnesis, pasien menjawab
beberapa pertanyaan yang diajukan. Dan saat ini juga pasien sudah
dapat beraktivitas dengan normal di RSD Madani Palu.
6
Leher : Pembesaran KGB (-/-)
Dada : Jantung : Bunyi Jantung I dan II regular, murmur
(-).Paru : Bunyi paru vesikuler (+/+), Rh (-/-), wh
(-/-),
Perut : Kesan datar, ikut gerakan nafas, bising usus (+)
Anggota Gerak : Akral hangat, oedem pretibialis (-)
Status Lokalis
GCS : E4V5M6
Status Neurologis
Meningeal Sign : (-)
Refleks Patologis : (-/-)
Hasil Pemeriksaan nervus cranial : Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan sistem motorik : Normal
Kordinasi gait keseimbangan : Normal
Gerakan-gerakan abnormal : (-)
7
2. Keadaan Afektif, Perasaan dan Empati:
1. Mood : hipertimia
2. Afek : luas
3. Keserasian : Serasi
4. Empati : tidak dapat diraba rasakan
8
d. Derealisasi : ada, yaitu pasien merasakan semua orang
dijalan waktu dia sedang membeli cat ingin menabrak dirinya.
5. Proses Berpikir
1. Arus pikiran:
a. Produktivitas : inkoheren
b. Kontiniuitas : irelevan
c. Hendaya berbahasa : tidak ada
2. Isi pikiran :
a. Preokupasi : tidak ada
b. Gangguan isi pikiran : ada, yaitu waham pasien merasakan ada
orang yang ingin mencelakakan dirinya.
6. Pengendalian Impuls baik selama pemeriksaan
7. Daya Nilai
1. Norma sosial : Baik
2. Uji daya nilai : Baik
3. Penilaian realitas : Terganggu
8. Tilikan (insight)
Derajat 1: Pasien menyangkal bahwa dirinya sakit dan memerlukan
pengobatan
9. Taraf dapat dipercaya :
Dapat dipercaya.
V. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
AKSIS I :
10
4. Berdasarkan gambaran kasus pada pasien ini mengalami suatu
gangguan psikotik. Dimana gejala tersebut sejak kurang lebih 2
tahun yang lalu. Pasien juga memiliki halusinasi auditorik dan
visual, derealisasi serta waham paranoid dan waham menetap
lainnya Berdasarkan PPDGJ III memenuhi kriteria 1 gejala yaitu
delusional perception yaitu pasien merasakan melihat dan
berkomunikasi bahkan mengantar seorang nenek yang dia rasakan
tidak dapat dilihat orang lain selain dirinya serta adanya waham
menetap tak wajar yaitu pasien merasakan mampu memindahkan
bencana putting beliung yang harusnya di Palu ke Mamuju,
sehingga diagnosis pasien yaitu Skizofrenia
5. Berdasarkan kriteria diagnostic PPDGJ III, pasien memiliki kriteria
diagnostic skizofrenia paranoid dimana halusinasi yaitu mendengar
suara bahwa keluarga pasien akan dicelakakan serta mendengar
suara-suara yang menceritakan keluarga pasien suka menonton
film porno, dan pasien memiliki waham paranoid (kejar) berupa
pasien meyakini orang lain ingin mencelakakan dirinya dan
keluarga, sehingga pasien didiagnosis Skizofrenia Paranoid (
F20.0)
AKSIS II
AKSIS IV
11
VI. DAFTAR PROBLEM
(a) Organobiologik
Adanya gangguan pada neurotransmitter sehingga pasien ini
membutuhkan psikofarmaka
(b) Psikologi
- Ditemukan adanya masalah/stressor psikososial sehingga
pasien memerlukan psikoterapi
(c) Sosiologi
Ditemukan adanya hendaya dalam bidang social, hendaya dalam
bidang pekerjaan dan hendaya penggunaan waktu senggang
sehingga pasien butuh sosioterapi.
X. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan pasien serta
menilai efektifitas pengobatan yang diberikan dan kemungkinan
munculnya efek samping obat yang diberikan.
13
- Delusion of control : waham tentang dirinya dikendalikan oleh
suatu kekuatan tertentu dari luar; atau
- Delusion of influence : waham tentang dirinya dipengaruhi
oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; atau
- Delusion of passivity : waham tentang dirinya tidak berdaya
dan pasrah terhadap suatu kekuatan tertentu dari luar; (tentang
“dirinya“ : secara jelas merujuk ke pergerakan tubuh atau
anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan
khusus);
- Delusional perception : pengalaman inderawi yang tak wajar,
yang bermakna, sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat
mistik atau mukjizat;
C. Halusinasi auditorik:
- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus
terhadap perilaku pasien atau
- Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri
(diantara berbagai suara yang berbicara) atau
- jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian
tubuh
D. Waham-waham menetap jenis lainnya
Waham menetap jenis lainnya, yang menurut
budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang
mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik
tertentu, atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia
biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau
berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain).
Tidak mungkin ada di dunia waham bizarre (ex. bisa
mengendalikan cuaca)
2. Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada
secara jelas :
14
1) Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila
disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang
setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas,
ataupun disertai oleh ide – ide berlebihan (over loaded
ideas) yang menetap, atau yang apabila terjadi setiap hari
selama berminggu – minggu atau berbulan – bulan terus
menerus;
2) Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami
sisipan (interpolation), yang berakibat inkoherensi atau
pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme;
3) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah
(excitement), posisi tubuh tertentu (posturing), atau
fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme dan stupor; Furol
diatasnya gaduh gelisa
4) Gejala-gejala “negatif”, seperti sangat apatis, bicara yang
jarang, dan respons emosional yang menumpul atau tidak
wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari
pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi
harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh
depresi atau medikasi neuroleptika
3. Adanya gejala – gejala khas tersebut diatas telah berlangsung
selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk
setiap fase nonpsikotik prodormal);
4. Harus ada suatu perbuatan yang konsisten dan bermakna dalam
mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku
pribadi (personal behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya
minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam
diri sendiri (self absorbed attitude), dan penarikan diri secara
sosial.
15
Adapun klasifikasi skizofrenia yaitu:
A. Skizofrenia paranoid (f20.0)
Tipe ini paling stabil dan paling sering. Awitan subtype ini
biasanya terjadi lebih belakangan bila dibandingkan dengan
bentuk-bentuk skizofrenia lain. Gejala terlihat sangat konsisten,
pasien dapat atau tidak bertindak sesuai dengan wahamnya.pasien
sering tak kooperatif dan sulit untuk kerjasama, mungkin agresif,
marah, atau ketakutan, tetapi pasien jarang sekali memperlihatkan
perilaku disorganisasi. Waham da halusinasi menonjol sedangkan
afek dan pembicaraan hamper tidak terpengaruh.
B. Skizofrenia disorganisasi (f20.1)
Gejala-gejalanya adalah :
(1) Afek tumpul, ketolol-tololan atau tak serasi
(2) Sering inkoheren
(3) Waham tak sistematis
(4) Perilaku disorganisasi seperti menyeringai dan menerisme
C. Skizofrenia katatonik (f20.2)
Pasien mempunyai paling sedikit satu dari (atau kombinasi)
beberapa bentuk katatonia :
- Stupor katatonik atau mutisme yaitu pasien tidak berespons
terhadap lingkungan atau orang. Pasien menyadari hal-hal yang
sedang berlangsung di sekitarnya
- Negativism katatonik yaitu pasien melawan semua perintah-
perintah atau usaha-usaha untuk menggerakkan fisiknya
- Rigiditas katatonik yaitu pasien secara fisik sangat kaku atau
rijit
- Postur katatonik yaitu pasien mempertahankan posisi yang
tidak biasa atau aneh
- Kegembiraan katatonik yaitu pasien sangat aktif dan gembira
D. Skizofrenia tak terinci (f20.3)
16
Pasien mempunyai halusinasi, waham, dan gejala-gejala psikoaktif
yang menonjol (misalnya kebingungan) atau memenuhi kriteria
skizofrenia tetapi dapat digolongkan pada tipe paranoid, katatonik,
hebefrenik, residual, dan depresi pasca skizofrenia.
E. Skizofrenia residual (f20.5)
Pasien dalam keadaan remisi dari keadaan akut tetapi masih
memperlihatkan gejla-gejala residual (penarikan diri secara social,
afek datar atau tak serasi, perilaku eksentrik, asosiasi melonggar,
atau pikiran tak logis)
F. Depresi pasca skizofrenia (f20.4)
Suatu episode depresif yang mungkin brlangsung lama dan timbul
sesudah suatu serangan penyakit skizofrenia.beberapa gejala
skizofrenia masih ada tapi tidak mendominasi.
G. Skizofrenia simpleks (f20.6)
Skizofrenia simpleks adalah suatu diagnosis yang sulit dibuat
secara meyakinkan karena bergantung pada pemastian
perkembangan yang berlangsung perlahan, progresif darigejala
“negative” yang khas dari skizofrenia residual tanpa adanya
riwayat halusinasi, waham atau manifestasi lain tentang adany
suatu episode psikotik sebelumnya, dan disertai dengan perubahan-
perubahan yang bermakna pada perilaku perorangan, yang
bermanifestasi sebagai kehilangan minat yang mencolok,
kemalasan, dan penarikan diri secara social.
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim R, 2001. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas
dari PPDGJ Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya, Jakarta.
2. Kaplan H.I., Sadok B.J. 2010. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Edisi 2. EG
C : Jakarta
3. Elvira S, Hadisukanto G, 2013. Buku Ajar Psikiatri Edisi Kedua. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
18