BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipoglikemi adalah kadar glukosa darah di bawah normal.Diagnosis hipoglikemia
ditegakkan bila kadar glukosa darah < 50 mg% (2,8 mmol/L) atau bahkan <40 mg% (2,2
mmol).(dikutip oleh Djoko Wahono S, 2006). Hipoglikemi ada tiga tingkatan yaitu dari
ringan: simptomatik, dapat diatasi sendiri, tidak ada gangguan aktivitas sehari – hari yang
nyata, sedang : simptomatik, dapat diatasi sendiri, menimbulkan gangguan aktivitas sehari –
hari yang nyata, da berat : sering (tidak selalu ) tidak simptomatik, karena gangguan kognitif
pasien tidak mampu mengatasi sendiri.pada tingkatan berat, membutuhkan pihak ketiga tetapi
membutuhkan terapi parenteral,tetapi di sisi lain Membutuhkan terapi parenteral (glukagon
intramuskular atau glukosa intravena) ,disertai koma atau kejang. Munculnya gejala dan
kadar glukosa sangat bervariasi pada setiap bagi.
Gejala biasanya muncul bila kadar glukosa < 40 mg/dL dan tampak antara 24 dan 72 jam
setelah kelahiran atau dalam 6 jam setelah suatu kelahiran bayi mengalami stress berat. Saat
bayi berusia 72 jam, pencapaian kadar glukosa sebesar 45 mg/dL atau lebih adalah hasil yang
diharapkan tanpa mempertimbangkan berat badan, usia gestasi atau faktor predisposisi
lainnya. Manifestasi klinis sangat beragam yaitu mencakup gemetar atau kejang, iritabilitas,
letargi atau hipotonia, pernapasan tidak teratur, apnea, sianosis, pucat, menolak untuk
mengisap atau kurang minum ASI, menangis dengan suara melengking atau melemah,
hipotermia, diaporesis atau aktivitas kejang neonatus. Jika bayi hipiglikemia dibiarkan tidak
mendapat terapi dapat menyebabkan kerusakan otak dan retardasi mental. Hipoglikemia
merupakan salah satu kegawatan diabetic yang mengancam, sebagai akibat dari menurunnya
kadar glukosa darah < 60 mg/dl. Adapun batasan hipoglikemia adalah: 1.1 Hipoglikemi
murni : Ada gejala hipoglikemi, glukosa darah < 60 mg/dl 1.2 Reaksi hipoglikemi : Gejala
hipoglikemi bila gula darah turun mendadak, misalnya dari 400 mg/dl menjadi 150 mg/dl 1.3
Koma hipoglikemi : Koma akibat gula darah < 30 mg/dl 1.4 Hipoglikemi reaktif : Gejala
hipoglikemi yang terjadi 3 – 5 jam sesudah makan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep dasar hipoglikemi ?
2. Apa saja klasifikasi hipoglikemi ?
3. Apa penyebab hipoglikemi ?
4. Apa langkah promotif dan preventif hipoglikemi ?
5. Bagaimana diagnosis hipoglikemi ?
6. Bagaimana Pemeriksaan Klinispada hipoglikemi?
7. Bagaimana manajemen hipoglikemi ?
8. Bagaimana penanganan kadar gula darah rendah ?
9. Bagaimana pengobatan hipoglikemi ?
C. Tujuan
1. Mahasiswa Dapat mengetahui konsep dasar hipoglikemi
2. Mahasiswa Dapat mengetahui klasifikasi hipoglikemi
3. Mahasiswa Dapat mengetahui penyebab hipoglikemi
4. Mahasiswa Dapat mengetahui langkah promotif/preventif hipoglikemi
5. Mahasiswa Dapat mengetahui diagnosis hipoglikemi
6. Mahasiswa Dapat mengetahui Pemeriksaan Klinis hipoglikemi
7. Mahasiswa Dapat mengetahui manajemen hipoglikemi
8. Mahasiswa Dapat mengetahui penanganan hipoglikemi
9. Mahasiswa Dapat mengetahui pengobatan hipoglikemi
BAB II
PEMBAHASAN
B. Klasifikasi Hipoglikemi
E. Diagnosis
Diagnosis awal Hipoglikemia
1. Bayi Kejang
2. Bayi Letargi
3. Ibu ada riwayat DM
Diagnosis
1. Anamnesis
Riwayat bayi menderita pada asfiksia, hipotermi, hipetermi, gangguan napas.
Riwayat bayi prematur
Riwayat bayi besar untuk masa kehamilan
Riwayat bayi kecil untuk masa kehamilan
Riwayat bayi dengan ibu DM
Riwayat bayi dengan penyakit jantung bawaan
2. Pemeriksaan Klinis, gejala yang sering terlihat adalah:
Tremor
Bayi lemah, apatis, letargik, keringat dingin
Sianosis, kejang
Napas lambat, tidak teratur
Tangis lemah merintih
Hipotoni
Masalah minum
Nistagmus gerakan involunteer pada mata
F. Pemeriksaan Klinis
Hipoglikemi sering asimtomatis, pada keadaan ini terapi sudah harus dilakukan agar
prognosis menjadi lebih baik.
Gejala yang terlihat :
1. Tremor
2. Bayi lemah, apatis, letargik, keringat dingin
3. Sianosis
4. Kejang
5. Apne atau nafas lambat, tidak teratur
6. Tangis melengking atau lemah merintih
7. Hipotoni
8. Masalah minum
9. Nistagmus gerakan involunter pada mata
G. Managemen
Berikan glukosa 10% 2 ml/kg secara IV bolus pelan dalam 5 menit.
Jika jalur IV tidak dapat dipasang dengan cepat berikan larutan glukosa melalui pipa lambung
dengan dosis yang sama.
Infus glukosa 10% sesuai kebutuhan rumatan, kemudian lakukan rujukan.
Anjurkan ibu menyusui. Bila bayi tidak dapat menyusui, berikan ASI peras dengan
menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum.
I. Pengobatan Hipoglikemia
Jika terdapat serangan kejang, Glukosa 10% diberikan intravena, efektif untuk meningkatkan
konsentrasi glukosa darah. Jika terdapat kejang-kejang ada indikasi memeberi glukosa 10-
25% sebagai suntikan bolus ang mengakibatkan bebana dosis 1-2gr/kg. Setelah pengobatan
awal, infus glukosa harus diberikan dengan kecepatan 4-8mg/kg per menit. Jika hipoglikemia
timbul kembali keceatan infus harus dinaikkan 15-20$ glukosa, jika infus intravena 20%
glukosa tidak cukup untuk menghilangkan gejala dan konsentrasi gula darah normal. Berikan
hidrokartison 2,5mg/kg gram selama 2 jam atau pretnison 1mg/kg selama 24 jam. Gula darah
harus diukur tiap 2 jam. Distandarkan 40 mg/dl. Pengobatan yang dipenitip untuk mengatasi
beberapa kasus pemberian glucagon dan somatostasin. Bayi dengan resiko tinggi gula darah
harus diukur dalam satu jam setelah lahir, 2 jam, 8 jam pertama kemudian tiap 6 jam sampai
berumur 24 jam. Harus diberi makanan peroral atau pipa lambung, infus intravena glukosa
dengan kecepatan 4mg/kg.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan Hipoglikemi adalah kadar glukosa darah di bawah normal.Diagnosis
hipoglikemia ditegakkan bila kadar glukosa darah < 50 mg% (2,8 mmol/L) atau bahkan <40
mg% (2,2 mmol).(dikutip oleh Djoko Wahono S, 2006). Hipoglikemi ada tiga tingkatan yaitu
dari ringan: simptomatik, dapat diatasi sendiri, tidak ada gangguan aktivitas sehari – hari
yang nyata, sedang : simptomatik, dapat diatasi sendiri, menimbulkan gangguan aktivitas
sehari – hari yang nyata, da berat : sering (tidak selalu ) tidak simptomatik, karena gangguan
kognitif pasien tidak mampu mengatasi sendiri.pada tingkatan berat, membutuhkan pihak
ketiga tetapi membutuhkan terapi parenteral,tetapi di sisi lain Membutuhkan terapi parenteral
(glukagon intramuskular atau glukosa intravena) ,disertai koma atau kejang. Saran
Diperlukan suatu pemahaman yang baik agar tidak salah dalam memahami tentang
pengertian, frekuensi penderita, etiologi, manifestasi klinik, pengobatan dan pragnosis dari
hipoglikemia.